Analisis Belanja Pegawai Belanja Daerah

17 Singkawang dan Kota Probolinggo pun mempunyai rasio penduduk per PNS yang relatif rendah dengan belanja pegawai per penduduk yang tinggi. Grafik 3.6 Rerata Belanja Pegawai per Penduduk 2008-2011, Harga Konstan 2008 dan Rasio Penduduk per Pegawai Negeri Sipil di 20 KabupatenKota KINERJA Sumber: ABPD-R 2008-2010 dan APBD-M 2011, Sensus Penduduk 2010 BPS, dan data Jumlah Pegawai 2009 DJPK, Kemenkeu, diolah oleh Seknas FITRA dan The Asia Foundation. Catatan: Data jumlah pegawai untuk Aceh Tenggara berdasarkan Aceh Tenggara Dalam Angka 2010 dan untuk Sambas berdasarkan pernyataan Ke pala BKD Sambas per Juni 2011 yang dikutip www.equator-news.com 7 Oktoboer 2011

3.4 Analisis Belanja Bantuan Sosial dan Hibah

Secara keseluruhan, belanja bantuan sosial bansos dan hibah 6 di kabupatenkota KINERJA meningkat sampai dengan tahun 2010. Belanja bansos dan hibah seringkali tidak direncanakan melalui proses yang partisipatif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Namun demikian, rerata daerah KINERJA menunjukkan bahwa belanja bansos dan hibah mengalami peningkatan dari 4,3 keseluruhan belanja daerah pada tahun 2008 menjadi 4,9 2010, walaupun pada tahun 2011 menurun menjadi 3,7 saja. Beberapa daerah mengalokasikan belanja bansos dan hibah yang cukup signifikan, terutama di Aceh. Dalam empat tahun anggaran yang dikaji, keempat kabupaten KINERJA di Aceh mengalokasikan antara 5,7 sampai 7,1 belanja daerahnya untuk bansos dan hibah. Rerata 2008-2011, harga konstan 2008 belanja bansos dan hibah di keempat kabupaten di Aceh ini berkisar antara Rp 17,5- 22,9 milyar setiap tahunnya. Daerah lain yang mengalokasikan lebih dari 5 belanja daerahnya untuk bansos dan hibah adalah Sekadau, Jember, dan Kota Makassar. Dari segi besar dana, dua daerah yang terakhir menghabiskan jumlah yang cukup besar, masing-masing Rp 74,4 dan Rp 59,7 milyar setiap tahunnya rerata 2008-2011, harga konstan 2008. Sebaliknya, Pemda Barru hanya mengalokasikan kurang dari 2 belanja daerahnya untuk kedua jenis belanja ini. 6 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 322012, hibah didefinisikan sebagai bantuan uangbarang dari pemerintah deerah kepada pemerintah pusat, pmerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Sementara itu, bantuan sosial dapat berupa uangbarang kepada individu, keluarga, kolompok danatau masyarakat. Keduanya bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, tidak dapat dilakukan secara terus menerus. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 R asi o P e nduduk pe r P NS B e lan ja P e g aw ai p e r K ap ita R p Ju ta Or an g Tah u n Belanja PegawaiPenduduk PendudukPegawai 18 Grafik 3.7 Rerata Proporsi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial terhadap Keseluruhan Belanja di 20 KabupatenKota KINERJA, 2008-2011 dalam Persen Sumber: ABPD-R 2008-2010 dan APBD-M 2011, diolah oleh Seknas FITRA dan The Asia Foundation. Berdasarkan hasil audit BPD, ditemukan beberapa masalah dalam belanja bansos dan hibah ini. Sebagai contoh, pada tahun 2009 di Sekadau ditemukan bahwa Rp 376 juta bansos belum disalurkan kepada penerima dana dan Rp juta di antaranya dipertanggungjawabkan secara proforma. Pada tahun 2008 ditemukan bahwa bansos untuk organisasi kemasyarakatan di Simeulue sebesar Rp 1,18 milyar disalurkan kepada instansi vertikal pemerintah pusat. Selain itu, bukti pendukung untuk bansos sebesar Rp 6,5 milyar tidak lengkap bukti pendukungnya. Selain itu, di Aceh Singkil pada tahun 2009 terdapat temuan belanja subsidi, hibah, bansos dan belanja tidak terduga sebesar Rp 7,05 milyar belum dipertanggungjawabkan. 5,5 2,9 1,1 4,9 1,2 3,1 2,0 2,4 1,2 2,1 2,7 3,4 2,7 0,6 1,0 1,3 1,8 1,4 0,8 1,0 1,6 4,1 5,2 0,9 4,5 2,6 3,1 2,2 3,3 2,2 1,5 0,7 1,1 2,8 2,3 1,6 0,9 1,1 1,6 0,9 1 2 3 4 5 6 7 8 Hibah Bantuan Sosial