JURNAL ILMU
BERBAGI
Jurnal Ilmu Berbagi Vol. 2014, No. 2: Seri Ilmu Kesehatan dan Lingkungan, Agustus 2014
84 | P a g e
laki dan perempuan yang tinggal di kampung Lio dengan kriteria inklusi untuk kelompok kasus berupa data penduduk yang melakukan registrasi di
Puskesmas Pancoran Mas dan tercatat sebagai pasien diare dalam kurun wak- tu 6 bulan terakhir Mei s.d. Oktober 2011, sedangkan untuk kelompok
kontrol yaitu penduduk yang tinggal satu rumah atau berdekatan rumah den- gan kasus. Unit analisis dalam penelitian ini adalah balita yang bertempat
tinggal di kampung Lio, Kecamatan Pancoran Mas.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non random
non proba- bility
sampling teknik
quota sampling
. Teknik ini dilakukan dengan mene- tapkan jumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Pada penelitian ini
jumlah quotum sampel yang digunakan adalah 21 kasus dan 21 kontrol. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan
data primer. Pengumpulan data sekunder didapat dari registrasi pasien diare Puskesmas Pancoran Mas, yang selanjutnya digunakan sebagai data kasus.
Sedangkan data kontrol adalah data primer yang dicari setelah alamat kasus berhasil ditemukan. Data higiene makanan adalah data primer yang didapat
dengan cara wawancara untuk menjawab kuesioner. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pengumpulan data primer antara lain:
1survei pendahuluan;2Penyusunan Kuesioner; 3Pelatihan enumerator; 4 Perlengkapan observasi lapangan dan wawancara berupa kuesioner, alat tulis,
dan GPS; dan 5Perizinan kepada Ketua RW dan RT setempat.
Setelah semua data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan melakukan editing, koding, entri data dan pembersihan data atau klining. Data
dianalisis menggunakan program
SPSS versi 13
. Dilakukan analisis univariat dan disajikan dalam bentuk tabel, diagram dan peta.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tvariabel Kasus
Kontrol
n N
Cara Membersihkan Bahan Makanan
Air mengalir
11 52
10 47
Air tidak Mengalir 9
43 9
43
Tidak Menjawab 1
5 -
-
Dengan sabun Cuci -
- 1
5
Tidak Dicuci -
- 1
5
Aliran Air Mencuci Bahan Makanan Kran
11 52
12 57
Penampungan Air 7
33 7
33
Tidak Menjawab 1
5 1
5
Lainnya 2
10 2
10
Penyimpanan Bahan Makanan Kulkas
11 53
10 47
Lemari Dapur 3
14 1
5
Tidak Menjawab 7
33 9
42
JURNAL ILMU
BERBAGI
Jurnal Ilmu Berbagi Vol. 2014, No. 2: Seri Ilmu Kesehatan dan Lingkungan, Agustus 2014
85 | P a g e
Lainnya -
- 1
6
Sumber Air Minum Air Isi Ulang
14 67
15 71
Air isi ulang dan Air Matang
2 9
2 9
Air Matang 4
19 3
14
Lainnya
1 5
1 5
Keberadaan Serangga Tidak Ada
9 43
9 43
Ada 11
52 11
52
Tidak Menjawab 1
5 -
-
Ada serangga hinggap di makanan -
- 1
5
Tabel 1 Distribusi Variabel Higiene dan Sanitasi Makanan Kecamatan Pancoran Mas Depok
1 Cara Membersihkan Bahan Makanan
Proporsi cara membersihkan bahan makanan yang dilakukan kelom- pok kasus dan kontrol hampir memiliki kesamaan di mana proporsi terbesar
cara membersihkan bahan makanan untuk kelompok kasus 52 dan kelom- pok kontrol 47 yaitu menggunakan air mengalir.
2 Aliran Air Saat Mencuci Bahan Makanan
Dilihat dari jenis aliran air yang digunakan, distribusi frekuensi terbe- sar untuk kelompok kasus adalah menggunakan kran 52. Sedangkan untuk
kelompok kontrol memiliki kesamaan menggunakan kran 57.
3 Tempat Penyimpanan Bahan Makanan
Distribusi frekuensi untuk tempat penyimpanan bahan makanan yang dilakukan kelompok kasus 53 dan kelompok kontrol 47 juga hampir
memiliki kesamaan yaitu menggunakan kulkas. Meskipun dari kelompok kon- trol ada beberapa yang tidak menjawab 42.
4 Keberadaan Serangga pada Penyajian Makanan
Pada penelitian ini didapatkan hasil distribusi frekuensi terbesar yang sama antara kelompok kasus dan kelompok kontrol terkait keberadaan se-
rangga pada rumah responden 52.
5 Sumber Air Minum
Sumber air minum terbesar yang digunakan ada kesamaan antara ke- lompok kasus 67 dan kelompok kontrol 71 yaitu menggunakan air isi
ulang saja.
JURNAL ILMU
BERBAGI
Jurnal Ilmu Berbagi Vol. 2014, No. 2: Seri Ilmu Kesehatan dan Lingkungan, Agustus 2014
86 | P a g e
6 Cara Membersihkan Bahan Makanan
Berdasarkan tabel hasil tabel 1 diatas, dapat diketahui distribusi cara membersihkan bahan makanan pada kelompok kasus dan kontrol di Kecama-
tan Pancoran Mas Kota Depok tahun 2011. Pada kelompok kasus, responden yang tidak menjawab pertanyaan terdapat di RT 1 RW 19, sementara di ke-
lompok kontrol tidak ada. Kemudian responden yang membersihkan bahan makanan menggunakan air mengalir pada kelompok kasus tersebar di RT 1, 3,
6, dan 7 RW 19; RT 2, 5, dan 6 RW 13; dan di RT 2, 4, dan 5 RW 14. Se- mentara pada kelompok kontrol tersebar di RT 1, 3, 6 dan 7 RW 19; RT 2, 5
dan 6 RW 19; dan di RT 2 dan 5 RW 14. Kemudian responden yang member- sihkan bahan makanan menggunakan air yang tidak mengalir pada kelompok
kasus tersebar di RT 2, 3, dan 7 RW 19; RT 6 RW 13; dan di RT2 RW 14 dengan mayoritas terdapat di RT 3 RW 19. Sementara pada kelompok kontrol
tersebar di RT 2, dan 3 RW 19; RT 6 RW 13; dan di RT 2 RW 14 dengan mayoritas terdapat di RT 3 RW 19. Kemudian responden yang menggunakan
sabun cuci untuk membersihkan bahan makanan hanya terdapat pada kelom- pok kontrol yaitu di RT 4 RW 14. Lalu, responden yang tidak mencuci bahan
makanan hanya terdapat pada kelompok kontrol yaitu di RT 1 RW 19. Pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol persebaran
7 Aliran Air Saat Mencuci Bahan Makanan
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui distribusi aliran air untuk mem- bersihkan bahan makanan pada kelompok kasus dan kontrol di Kecamatan
Pancoran Mas, Depok. Pada kelompok kasus, responden yang mencuci bahan makanan melalui kran tersebar di RT 3, 6 dan 7 RW 19, RT 2, 6 RW 13,
dan RT 4 , 5 RW 14 sedangkan responden yang mencuci bahan makanan me- lalui penampungan air tersebar di RT 2, 3, dan 7 RW 19 dan RT 5 RW 14
dan responden yang mencuci bahan makanan di tempat selain kran dan pe- nampungan air tersebar di RT 1, 5. Pada kelompok kontrol, mencuci bahan
makanan melalui kran tersebar di RT 1,3,6,7 RW 19, RT 2,6 RW 13, dan RT 2,4,5 RW 14, responden yang mencuci bahan makanan melalui penampungan
air tersebar di RT 2,3 RW 19 dan RT 2 RW 14 dengan mayoritas responden terdapat di RT 3 RW 19, dan responden yang menggunakan alat lain dalam
mencuci bahan makanan tersebar di RT 1 RW19 dan RT 5 RW 13. Pada ke- lompok kasus maupun kelompok kotrol persebaran jumlah responden yang
menggunakan ali air kran untuk membersihkan bahan makanan hampir sama. Berdasarkan tinjauan pustaka, kondisi yang dapat mencegah terjadinya diare
adalah pencucian bahan makanan dengan menggunakan air mengalir kran. Oleh karena itu, dapat terlihat berdasarkan peta bahwa tidak terdapat perbe-
daan perilaku pembersihan bahan makanan menggunakan aliran air yang mengalir. Tidak adanya perbedaan perilaku responden pada kelompok kasus
dan kontrol mungkin karena responden pada kelompok kasus dan kontrol tinggal pada rumah yang sama sehingga pengolah makanannya adalah orang
yang sama.
JURNAL ILMU
BERBAGI
Jurnal Ilmu Berbagi Vol. 2014, No. 2: Seri Ilmu Kesehatan dan Lingkungan, Agustus 2014
87 | P a g e
8 Tempat Penyimpanan Bahan Makanan
Berdasarkan peta gambar 1 dan 2, dapat diketahui distribusi tempat penyimpanan bahan makanan pada kelompok kasus dan kontrol di Kecamatan
Pancoran Mas Kota Depok tahun 2011. Pada kelompok kasus, responden yang tidak menjawab pertanyaan terdapat di RT 1,2 dan 3 RW 19; dan RT 5
RW 14, sementara pada kelompok kontrol terdapat di RT 1, 2, 3 dan 7 RW 19; RT 2 dan 5 RW 14. Kemudian responden yang menyimpan bahan makana
didalam kulkas pada kelompok kasus tersebar di RT 1, 3, 6, dan 7 RW 19; RT 2, 5 dan 6 RW 13; dan di RT 4 RW 13. Sementara pada kelompok kontrol
tersebar di RT 1, 3, 6 dan 7 RW 19; RT 5 dan 6 RW 13; dan di RT 2 dan 4 RW 14. Kemudian responden yang menyimpan bahan makanan di lemari da-
pur pada kelompok kasus terdapat di RT 3 RW 19 dan RT 2 RW 14. Sementa- ra pada kelompok kontrol hanya terdapat di RT 3 RW 19. Lalu, responden
yang menyimpan bahan makanan di tempat selain kulkas dan lemari dapur hanya terdapat pada kelompok kontrol yaitu di RT 2 RW 13. Pada kelompok
kasus maupun kelompok kontrol persebaran jumlah responden yang menyim- pan bahan makanan di kulkas hampir sama, namun ada kelompok kasus jum-
lah responden yang menimpan bahan makanan di lemari dapur lebih banyak dari pada kelompok kontrol. Berdasarkan tinjauan pustaka, bahan makanan
seharusnya disimpan di kulkas agar bakteri pada bahan makanan tidak ber- kembangbiak dan menyebabkan diare pada konsumen. Oleh karena itu, dapat
terlihat berdasarkan peta bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku penyimpa- nan bahan makanan pada kelompok kasus ataupun kelompok kontrol.
Gambar 1 Distribusi Keberadaan Hewan atau Serangga di Tempat Memasak atau Penyajian Makanan pada Kelompok Kasus
Tidak adanya perbedaan perilaku responden pada kelompok kasus dan kontrol mungkin karena responden pada kelompok kasus dan kontrol tinggal pada
rumah yang sama sehingga pengolah makanannya adalah orang yang sama.
JURNAL ILMU
BERBAGI
Jurnal Ilmu Berbagi Vol. 2014, No. 2: Seri Ilmu Kesehatan dan Lingkungan, Agustus 2014
88 | P a g e
Gambar 2 Distribusi Keberadaan Hewan atau serangga di Tempat Memasak atau Penyajian Makanan pada Kelompok Kontrol
Berdasarkan peta diatas, dapat diketahui distribusi keberadaan se- rangga pada tempat memasak pada kelompok kasus dan kontrol di Kecamatan
Pancoran Mas Kota Depok tahun 2011. Pada kelompok kasus, responden yang tidak menjawab pertanyaan terdapat di RT 1 RW 19, sementara di ke-
lompok kontrol tidak ada. Kemudian responden yang terdapat hewan atau serangga pada tempat memasak ataupun tempat penyajian makanannya pada
kelompok kasus tersebar di RT 1, 2, 3 dan 7 RW 19; dan di RT 2 dan 4 RW 14, sedangkan pada RT 13 tidak terdapat responden yang menjawab terdapat
hewan ataupun serangga pada tempat memasak ataupun tempat penyajian makan mereka. Sementara pada kelompok kontrol tersebar di RT 1, 2, 3 dan 7
RW 19; dan di RT 2 dan 4 RW 14. Pada kelompok kasus, keberadan serangga pada tempat memasak ataupun penyajian makanan mayoritas terdapat di RT 3
RW 19. Sementara pada kelompok kontrol tersebar di RT 1, dan 3 RW 19; dan di RT 2 dan 4 RW 14 dengan mayoritas terdapat di RT 3 RW 19. Kemu-
dian responden yang menjawab ada hewan atau serangga hinggap di makanan hanya terdapat pada kelompok kontrol yaitu di RT 5 RW 14. Pada kelompok
kasus maupun kelompok kontrol persebaran jumlah responden yang menja- wab terdapat hewan . Berdasarkan tinjauan pustaka, makanan setelah dihi-
dangkan seharusnya tidak boleh dihinggapi lagi oleh serangga agar tidak ter- jadi kontaminasi oleh serangga . Oleh karena itu, dapat terlihat berdasarkan
peta bahwa tidak terdapat perbedaan keberadaan hewan atau serangga pada kelompok kasus taupun kelompok kontrol. Tidak adanya perbedaan perilaku
responden padakelompok kasus dan kontrol mungkin karena responden pada kelompok kasus dan kontrol tinggal pada rumah yang sama sehingga pengo-
lah makanannya adalah orang yang sama.
JURNAL ILMU
BERBAGI
Jurnal Ilmu Berbagi Vol. 2014, No. 2: Seri Ilmu Kesehatan dan Lingkungan, Agustus 2014
89 | P a g e
9 Sumber Air Minum
Berdasarkan peta diatas, dapat diketahui distribusi sumber air minum pada kelompok kasus dan kontrol di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok
tahun 2011. Pada kelompok kasus, responden yang minum dari air isi ulang tersebar di RT 3 RW 19; RT 2 RW 13; dan di RT 4 dan 5 RW 14 dengan
mayoritas terdapat di RT 3 RW 19. Sementara pada kelompok kontrol terse- bar di RT 1 dan 3 RW 19; RT 2 RW 13; dan di RT 4 dan 5 RW 14 dengan
mayoritas juga terdapat di RT 3 RW 19. Kemdian responden yang minum dari air isi ulang dan air matang dimasak sendiri tersebar di RT 1 RW 19 saja.
Sementara pada kelompok kontrol juga hanya terdapat di RT 1 RW 19. Ke- mudian responden yang minum dari air galon saja pada kelompok kasus ter-
sebar di RT 1, 2, 6 dan 7 RW 19; dan di RT 6 RW 13. Sementara pada kelom- pok kontrol tersebar di RT 1, 2, 6, dan 7 RW 19; RT 6 RW 13; dan RT2 RW
14. Selanjutnya, responden yang minum dari air matang masak sendiri pada kelompok kasus tersebar di RT 5 dan 6 RW 13; dan di RT 2 RW 14. Sementa-
ra pada kelompok kontrol terdapat di RT 5 dan 6 RW 19; dan di RT 2 RW 14. Kemudian, responden yang minum air selain air isi ulang, air galon, dan air
matang pada kelompok kasus hanya terdapat di RT 7 RW 19. Sementara pada kelompok kontrol juga terdapat di RT 7 RW 19. Pada kelompok kasus mau-
pun kelompok kontrol persebaran jumlah responden yang menggunakan sumber air minum dari isi ulang, air matang dan air galon hampir sama. Oleh
karena itu, dapat terlihat berdasarkan peta bahwa tidak terdapat perbedaan sumber air minum pada kelompok kasus ataupun kelompok kontrol. Tidak
adanya perbedaan perilaku responden padakelompok kasus dan kontrol mungkin karena responden pada kelompok kasus dan kontrol tinggal pada
rumah yang sama sehingga pengolah makanannya adalah orang yang sama.
Pada penelitian ini, sebagian besar hasil analisis variabel menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi sanitasi
makanan dan sumber air minum antara kelompok kasus dan kelompok kontrol. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya bias seleksi pada
pemilihan sampel kontrol. Sampel kontrol sebagian besar adalah anggota keluarga responden kasus sehingga kondisi sanitasi dan higiene makanannya
sama.
5. KESIMPULAN