Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016
(2)
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
(3)
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian dan Lembar Observasi KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAN HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN DI SDN 101769 PERCUT SEI TUAN TAHUN 2016
I. Data Responden Penjual Makanan Jajanan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Makanan Jajanan yang dijajakan :
II. Wawancara Pada Penjual Makanan Jajanan
1. Apakah saat menangani makanan bapak/ibu selalu memakai pakaian bersih? d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
2. Apakah saat menangani makanan bapak/ibu memakai celemek? d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
Jika tidak memakai celemek, apa alasan bapak/ibu? d. Kurang perlu
e. Kurang nyaman/risih karena tidak terbiasa f. Tidak tahu manfaatnya
3. Apakah saat menangani makanan bapak/ibu mamakai tutup kepala? d. Ya
(4)
Jika tidak memakai tutup kepala, apa alasan bapak/ibu? d. Kurang perlu
e. Kurang nyaman/risih karena tidak terbiasa f. Tidak tahu manfaatnya
4. Apakah sebelum menangani makanan bapak/ibu mencuci tangan pakai sabun?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
5. Apakah sesudah keluar dari kamar mandi kembali mencuci tangan pakai sabun?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
6. Apakah bapak/ibu tetap menangani makanan saat menderita batuk/pilek? d. Tidak
e. Kadang-kadang f. Ya
7. Apakah saat menjamah makanan bapak/ibu selalu memakai alat bantu? d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
8. Apakah bapak/ibu pernah mendapat penyuluhan tentang penyelenggaraan makanan yang baik dan benar?
a. Sering b. Pernah c. Tidak Pernah
9. Apakah peralatan untuk menangani makanan langsung dibersihkan saat telah selesai digunakan?
(5)
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
10. Apakah menggunakan bahan pembersih, seperti sabun saat mencuci peralatan?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
11. Apakah bapak/ibu mencuci peralatan dengan air bersih yang mengalir? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
12. Darimanakah sumber air bersih yang digunakan untuk memasak makanan dan pencucian peralatan?
d. PAM
e. Sumur
f. Air isi ulang (galon)
13. Apakah air bersih yang digunakan untuk membuat makanan dimasak sampai mendidih?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
14.Apakah makanan jajanan yang diangkut dalam wadah yang terpisah dengan bahan mentah sehinggga terlindung dari pencemaran?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
(6)
e. Kadang-kadang f. Tidak
16. Bagaimana bapak/ibu menangani sampah ditempat penjualan? d. Ditampung sementara dengan tempat sampah tertutup e. Ditampung sementara dengan tempat sampah terbuka f. Dibuang sembarangan
III. Observasi Pada Penjual Makanan Jajanan
No. Objek Penilaian Higiene Sanitasi Kategori
1 Penjamah Makanan Ya Tidak
1. Berpakaian bersih 2. Memakai celemek 3. Memakai tutup kepala 4. Kuku bersih dan pendek 5. Rambut bersih
6. Selalu pakai alat bantu atau alas tangan menjamah makanan
7. Tidak mengobrol atau bercakap-cakap saat menangani makanan
8. Tidak merokok waktu menangani makanan
9. Tidak menggaruk anggota badan saat menangani makanan
10.Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut dan hidung
11.Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan
2 Pencucian Peralatan
12.Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun 13.Peralatan disimpan di tempat yang bebas
pencemaran
(7)
yang dirancang hanya untuk sekali pakai
3 Pengangkutan Makanan
15.Makanan jajanan yang dijajakan dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup. 16.Pembungkus yang digunakan dan atau
tutup makanan jajanan dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan
4 Penyediaan Air Bersih
17.Secara fisik (warna, bau, rasa) memenuhi syarat
5 Sarana Penjaja
18.Mudah dibersihkan;
19.Melindungi dari debu dan pencemaran 20.Tersedia penyimpanan makanan jadi/siap
disajikan
21.Tersedia tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)
(8)
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAN HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN di SDN 101769 PERCUT SEI TUAN TAHUN 2016
I. Data Responden Murid SD
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
II. Wawancara Pada Murid SD
No. Objek Penilaian Higiene Perorangan Kategori Ya Tidak
1 Selalu mencuci tangan setelah buang air besar 2 Selalu mencuci tangan sebelum makan
3 Selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
4 Selalu mencuci tangan dengan menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku
5 Selalu mencuci kaki jika terlihat kotor atau setiap selesai bermain
6 Selalu memotong kuku jika terlihat agak panjang atau minimal seminggu sekali
7 Kuku tangan dan kaki dalam keadaan bersih 8 Selalu menggunakan jamban keluarga (wc)
ketika buang air besar
III. Diare
1. Apakah anda pernah mengalami diare dalam sebulan terakhir? a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda mencari pengobatan ke rumah sakit atau puskesmas atau klinik terdekat?
a. Ya b. Tidak
(9)
Lampiran 3 Master Data
MASTER DATA PENELITIAN
Nama JK Ph1 Ph2 Ph3 Ph4 Ph5 Ph6 Ph7 Ph8 Phkat Pd1 Pd1
Adam Rafli Lbs 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2
Ahmad Rozi 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1
Arif Ardiansyah 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2
Bambamng Irawan 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2
Cindy Aulia 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2
DheaPutri Ananda 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2
Dimas Hadi Winata 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2
Dwi Ahmad Fauzi 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2
FitriaHutagalung 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2
Ibnu Ali Ramadan 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2
M. Zulfan Lbs 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2
M. Agung Pradana 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2
Nilam Syahada 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2
Rahma Aulia 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1
Wildan 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2
Chairunnisa 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1
Mulyani Rizky Lbs 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1
Falza Rianti 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1
Rahmad Darmawan 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1
Harris Sulistiyo 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1
Nanda Deswita 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1
Rifqi Annur Rahmat 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1
Dika Khairul Ardan 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1
(10)
Rafly PrayogaDamanik 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
Chelsea Diva 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2
Sella Saputri 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1
Tomi Sipayung 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
Tio Satria 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1
M. Nanda 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Dio Ardian 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
Kamelia 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Amalia Azahra 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
M. Sobri 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1
Nur Hikmah Lbs 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1
Yunitamara 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Nabila Putri 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1
Khairunisa Nst. 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1
Khoirul 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1
Ira Fazira 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1
Umi Wardah 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2
Riska Nakhlah 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1
Anisa Fadillah 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2
Abizar Hafiz 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2
M. Ilyas 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1
Melyana Safitri 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1
Nazwa Umayra 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2
M. Zulfahmi 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1
Bima Roy 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2
Bunga Cinta 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2
Anisa Febriyanti 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2
M. Fajri 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2
Puan Aulia 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2
(11)
M. Chairul 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
Ayu Nanda 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2
(12)
Lampiran 4 Print Out Data SPSS
OUPUT SPSS PENELITIAN
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAN HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN DI SDN 101769 PERCUT SEI TUAN TAHUN 2016
JK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid laki-laki 30 50.0 50.0 50.0
perempuan 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pr1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 50 83.3 83.3 83.3
tidak 10 16.7 16.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pr2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 7 11.7 11.7 11.7
tidak 53 88.3 88.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pr3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 26 43.3 43.3 43.3
tidak 34 56.7 56.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pr4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 23 38.3 38.3 38.3
tidak 37 61.7 61.7 100.0
(13)
Pr5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 44 73.3 73.3 73.3
tidak 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pr6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 28 46.7 46.7 46.7
tidak 32 53.3 53.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pr7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 24 40.0 40.0 40.0
tidak 36 60.0 60.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pr8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 50 83.3 83.3 83.3
tidak 10 16.7 16.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Kejadian Diare
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 29 48.3 48.3 48.3
tidak 31 51.7 51.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Prd2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 26 43.3 43.3 43.3
(14)
Prd2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 26 43.3 43.3 43.3
Tidak 34 56.7 56.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
CROSSTAB
Kejadian Diare pada Murid * Higiene Perorangan Kategorik
Higiene Perorangan Kategorik
Total
Baik Kurang
Kejadian Diare
Ya Count 3 26 29
% within Prd1 10.3% 89.7% 100.0%
% within PrHkategorik 23.1% 55.3% 48.3%
% of Total 5.0% 43.3% 48.3%
Tidak Count 10 21 31
% within Prd1 32.3% 67.7% 100.0%
% within PrHkategorik 76.9% 44.7% 51.7%
% of Total 16.7% 35.0% 51.7%
Total Count 13 47 60
% within Prd1 21.7% 78.3% 100.0%
% within PrHkategorik 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 21.7% 78.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.239a 1 .040
Continuity Correctionb 3.046 1 .081
Likelihood Ratio 4.443 1 .035
Fisher's Exact Test .060 .039
Linear-by-Linear Association
4.169 1 .041
N of Valid Cases 60
(15)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.239a 1 .040
Continuity Correctionb 3.046 1 .081
Likelihood Ratio 4.443 1 .035
Fisher's Exact Test .060 .039
Linear-by-Linear Association
4.169 1 .041
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.28. b. Computed only for a 2x2 table
(16)
Lampiran 5 Hasil Skoring
Hasil Skoring Keadaan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan Pada Penjual Makanan Jajanan di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016
N o
Nama Responden
JK Umur (Thn)
Wawancara Observasi To
tal Sk or L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
1 1
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Muhaimin L 43 2 1 1 3 3 1 1 1 3 3 1 2 2 3 3 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 34 2 Rusli L 57 3 1 1 3 3 1 3 1 3 3 1 2 3 1 3 3 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 44 3 Agus L 35 3 1 1 3 3 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 39 4 Dariah P 55 3 1 2 3 3 1 1 3 2 3 1 1 2 2 3 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 39
(17)
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Penelitian
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAN HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN DI SDN 101769 PERCUT SEI TUAN TAHUN 2016
Gambar Lampiran 1 SDN 101769 Percut Sei Tuan
(18)
88
Gambar Lampiran 3 Murid Yang Membeli Jajan
(19)
89
Gambar Lampiran 5 Penjual 2
(20)
90
Gambar Lampiran 7 Parit Selokan Di Depan Sekolah
(21)
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi : Keracunan Makanan. Jakarta : EGC.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2007. Food Watch Sistem
Keamanan Pangan Terpadu: Jajanan Anak Sekolah. Diakses 15 Januari 2016;
http://www.pom.go.id/surv/events/jas2007vol2.pdf
Depkes RI, buletin-diare.pdf, Diakses 5 Februari 2016;
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buleti n-diare.pdf
Depkes RI, 1994. Pedoman Pengelolaan dan Penyehatan Makanan Warung Sekolah. Jakarta.
---, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta.
---, 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman (HSMM). Buku Pedoman Akademi Penilik Kesehatan. Jakarta.
---, 2004. Peraturan Menteri Kesehatan No. 924/MENKES/VII/2003
Tentang Pedoman dan Sanitasi Higiene, Ditjen PPM & PLP.
---, 2004. Bakteri Pencemar Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan, Modul 4, Jakarta.
---, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1098/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, Jakarta.
Devi, Nirmala, 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Hidayat, A, 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.
Irianto, Koes, 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health). Bandung: CV. Alfabeta.
(22)
Irianto, Koes, 2015. Memahami Berbagai Macam Penyakit: Penyebab, Gejala,
Penularan, Pengobatan, Pemulihan dan Pencegahan. Bandung: CV.
Alfabeta.
Isgiyanto, A, 2009. Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Non-Eksperimental. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Ganiswarna S. G, 1995. Farmakologi dan Terapi, ed. 4, UI-Fakultas Kedokteran, Jakarta.
Mafazah, Lailatul, 2012. Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygiene Ibu
dan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan : UNNES. Diakses 2 April 2016;
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Maryunani, Anik, 2015. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media.
Moehyi, Sjahmien 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bharata. Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Prose, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Rowland, A.J., 1983. Environment and Health. Thomson Litho Ltd: East Kilbride, Scotland.
Sediaoetama, Achmad D, 2000. Ilmu Gizi Mahasiswa dan Profesi di Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Sitorus, L, 2007. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Sekolah Dasar Tentang
Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Denai. Skripsi, FKM USU, Indonesia.
Suharyono, 2008. Diare Akut: Klinik dan Laboratorik. Jakarta : Rineka Cipta.
Supardi, H. I. dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan
Pangan. Alumni. Bandung.
Syamsudin, 2013. Farmakoterapi Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
(23)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan
Cross-sectional yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu
fenomena kesehatan itu terjadi dan deskriptif mengenai higiene sanitasi makanan
jajanan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini lokasi yang menjadi kajian adalah SDN 101769 Percut Sei
Tuan. Unit analisis yang dipakai adalah titik lokasi sekolah dasar dengan penjual
makanan jajanan dan murid sekolah dasar sebagai obyek peneliti.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Mei - Juli 2016.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Populasi adalah semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung atau
mengukur, kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
elemen himpunan data yang ingin diteliti sifat- sifatnya (Isgiyanto, 2009). Karena
penelitian ini membahas tentang bagaimana hubungan higiene perorangan dengan
(24)
SDN 101769 Percut Sei Tuan. Maka populasi pada penelitian ini adalah murid kelas
IV (empat) dan kelas V (lima) dan seluruh penjual makanan jajanan di lingkungan
sekolah tersebut di SDN 101769 Percut Sei Tuan yang menjual makanan jajanan hasil
olahannya sendiri.
Adapun jumlah anak kelas IV sebanyak 70 murid dan Kelas V sebanyak 74
murid maka total yaitu sebanyak 144 murid. Dan untuk penjual makanan jajanan
seluruhnya yang berjualan dan yang setiap harinya berjualan secara menetap di
lingkungan sekolah tersebut berjumlah 5 (lima) orang; 1 (satu) orang berjualan
didalam sekolah dan 4 (tiga) orang berjualan diluar sekolah.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari seluruh elemen yang menjadi obyek
penelitian dan dalam hal ini adalah sebagian dari seluruh murid di SDN 101769
Percut Sei Tuan (Isgiyanto, 2009). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple random sampling) untuk murid
dan seluruh populasi (total sampling) untuk penjual makanan jajanan.
Besar sampel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow
(1997):
n = Z2. P(1 – P)2. N d2. (N – 1) + Z2.P(1 - P) Keterangan :
n = Besar populasi yang diperlukan
(25)
P = Proporsi variable yang dikehendaki 30% (0,3)
N = Besar populasi
d = Persisi yang ingin dicapai dinyatakan dalam desimal 0,1
maka dari rumus diatas besar sampel penelitian :
n = 1,962. 0,3(1 – 0,3).144 0,12.(144 – 1) + 1,962. 0,3(1 – 0,3) n = 3,8416. 0,21. 144
(0,01. 143) + (3.8416. 0,21)
n = 116
2
n = 58 n = 60
Untuk pengambilan jumlah sampel ditiap-tiap kelas dengan proporsi :
- Kelas IV = 70/ 144 x 100% = 48,6% x 60 = 29,1 29 murid
- Kelas V = 74/ 144 x 100% = 51,3% x 60 = 30, 7 31 murid
Sedangkan sample untuk penjual makanan jajanan yang ada dilingkungan SDN
101769 Percut Sei Tuan tersebut adalah seluruh penjual (total sampling) yang
menjual makanan jajanan olahannya sendiri yakni sebanyak 4 (empat) penjual.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data dan Informasi yang diperlukan untuk mengkaji permasalahan yang terdapat
(26)
3.4.1 Data Primer
Data primer diproleh dari wawancara langsung menggunakan kuesioner dan
observasi langsung dengan murid Kelas IV dan Kelas V di SDN 101769 Percut Sei
Tuan dan juga terhadap penjual makanan jajanan yaitu penjual di kantin sekolah
maupun pedagang kaki lima diluar sekolah meliputi identitas murid, identitas
pedagang, higiene perorangan, higiene sanitasi makanan jajanan dan kejadian diare
pada anak murid SDN 101769 Percut Sei Tuan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pencarian dan
pemilihan dokumen-dokumen serta literature yang mendukung yaitu :
1. Data kejadian diare pada anak di Daerah Percut Sei Tuan dari Puskesmas
Bandar Khalipah,
2. Data jumlah murid dari SDN 101769 Percut Sei Tuan.
3.4.3 Alat Pengumpulan Data
Alat yang dipakai dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
penelitian ini adalah kuesioner.
3.5 Variabel dan Definisi Operasinal Penelitian 3.5.1 Variabel Penelitian
1. Variabel independen
Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah higiene
perorangan pada murid di SDN 101769 Percut Sei Tuan.
(27)
Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare
pada murid SDN 101769 Percut Sei Tuan tahun 2016.
3.5.2 Definisi Operasinal
1. Higiene Perorangan adalah tindakan seseorang dalam menjaga dan meningkatkan
kesehatannya, meliputi :
a. Kebersihan tangan adalah tidakan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih
setiap kali selesai buang air besar dan sebelum makan.
b. Kebersihan kaki adalah tindakan mencuci kaki setiap kali terlihat kotor dan
selesai bermain.
c. Kebersihan kuku adalah tindakan memotong kuku minimal sekali dalam
seminggu.
2. Higiene dan sanitasi makanan jajanan adalah tindakan penjual makanan jajanan
untuk menjaga kebersihan makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan bukan
dilihat dari bahan atau zat kontaminasi yang terkandung dalam makanan jajanan
tersebut.
3. Kejadian diare adalah buang air besar yang berbentuk lembek ataupun cair
dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari yang terjadi dalam kurun
waktu sebulan terakhir.
4. Pedagang atau penjual makanan jajanan adalah orang yang menjajakan atau
(28)
gerbang sekolah yang dikunjungi oleh murid. Dalam hal ini makanan jajanan
yang dimaksud adalah yang diolah sendiri oleh pedagang..
5. Murid adalah anak sekolah dasar Kelas IV dan Kelas V.
3.6 Metode Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Gutmann, suatu
pengukuran untuk memperoleh jawaban responden yang tegas, yaitu : “ya- tidak” atau “positif- negatif”. Dalam penelitian ini aspek yang diukur adalah sebagai berikut:
1. Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan
Data mengenai Higiene Sanitasi Makanan Jajanan di SD 101769 Percut Sei
Tuan diperoleh melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh peneliti dengan wawancara
dan observasi langsung pada pedagang makanan jajanan. Jumlah pertanyaan
mengenai higiene dan sanitasi makanan jajanan berjumlah 38 pertanyaan. Adapun
kriteria pemberian skor untuk wawancara adalah sebagai berikut:
a. Jawaban a diberi skor = 3
b. Jawaban b diberi skor = 2
c. Jawaban c diberi skor = 1
Dan pemberian skor untuk bagian observasi adalah sebagai berikut:
a. Jawaban Ya diberi skor = 1
b. Jawaban tidak diberi skor = 0
Jawaban responden kemudian diberi nilai dengan menjumlahkan semua jawab
benar wawancara ditambahkan dengan jumlah jawaban benar observasi yang totalnya
(29)
2. Higiene Perorangan
Data mengenai Higiene perorangan pada murid SD 101769 Percut Sei Tuan
diperoleh melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh peneliti melalui wawancara
dengan murid. Jumlah pertanyaan mengenai Higiene perorangan berjumlah 8
pertanyaan tertutup. Untuk jawaban benar diberi skor 1, sedangkan jawaban salah
diberi skor 0. Jawaban responden kemudian diberi nilai dengan rumus :
Nilai Higiene Perorangan = Jumlah jawab benar x 100%
Jumlah seluruh pertanyaan
Kemudian jawaban dari kuesioner dikategorikan menjadi :
-Baik :Jika hasil jawaban dengan skor ≥70% atau ≥6 jawaban benar (memenuhi syarat kesehatan).
-Kurang :Jika hasil jawaban dengan skor <70% atau ≤5 jawaban benar (tidak memenuhi syarat kesehatan).
3. Kejadian Diare
Data kejadian diare diperoleh melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh peneliti
melalui wawancara dengan murid. Pengkategorian kejadian diare berdasarkan
petunjuk WHO (1985), yaitu:
-Diare :Jika frekuensi bab ≥3 kali dalam sehari dan ada gejala mencret atau konsistensi encer (selama 1 bulan terakhir pada saat pengumpulan
(30)
-Tidak diare :Jika frekuensi bab <3 kali dalam sehari dan tidak ada gejala mencret
atau konsistensi encer (selama 1 bulan terakhir pada saat
pengumpulan data dilakukan).
3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini teknik pengolahan data yang digunakan adalah dengan
primer, langkah- langkah pengolahan data:
1. Editing (pemeriksaan data)
Merupakan pengecekan atau pengkoreksian data yang telah dikumpulakan
karena kemungkinan data yang masuk adalah data yang terkumpul itu logis dan
meragukan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada pencatat dilaangan dan bersifat koreksi.
2. Coding (pengkodean)
Merupakan pemberian kode-kode pada tiap-tia data yang termasuk dalam
kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka/
huruf-huruf yang memberikan petunjuk atas identitas pada suatu informasi atau data
yang akan dibahas.
3. Tabulasi (tabulasi data)
Merupakan membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode,
sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
4. Entry data (pemasukan data)
(31)
5. Cleaning data (pembersihan data)
Data yang telah dimasukkan diperiksa kembali sesuai dengan kriteris data.
Langkah ini bertujuan untuk membersihkan data dari kesalahan.
3.7.2 Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu analisis yang digunakan untuk menggambarkan atau
mendiskripsikan dari masing-masing variabel, baik variabel bebas dan variabel terikat
dan karakteristik responden.
2. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variable terikat
dengan uji statistik chi square (χ2
) untuk mengetahi hubungan yang signifikan antara
masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Uji chi square dilakukan
dengan mengunakan bantuan komputer dengan tingkat signifikan p<0,05 (taraf
kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan 95%,
yaitu :
a. Jika nilai sig p>0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.
(32)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 101769 didirikanpada tahun 1955 terletak di Jalan
Beringin Pasar VII Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
dengan Nomor Induk Statistik Sekolah (NISS) 10107106006. Sekolah dasar ini
memiliki 12 ruangan sekolah yang terdiri atas :
- 1 buah Kantor Kepala Sekolah
- 8 buah ruang kelas
- 1 buah ruang penjaga sekolah
- 2 buah toilet
Sekolah Dasar Negeri 101769 memiliki 23 orang guru dan seorang penjaga
sekolah. Jumlah seluruh murid di Sekolah Dasar Negeri 101769 adalah 446 orang
yang terdiri atas :
- 84 murid Kelas I
- 66 murid Kelas II
- 84 murid Kelas III
- 70 murid Kelas IV
- 74 murid Kleas V
(33)
Sekolah Dasar Negeri 101769 bersisian dengan selokan di bagian depan dan kiri
bangunan. Terdapat satu (1) kantin di dalam sekolah dan enam (6) penjual makanan
jajanan diluar pagar sekolah yang empat diantaranya menjual jenis jajanan yang
diolah sendiri seperti mie hun, bakwan, pisang goreng, bakso goreng,bakso dan
lainnya.Kantin sekolah dikelolah sendiri oleh pemilik tanpa campur tangan pihak
sekolah.
4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Distribusi RespondenBerdasarkan Jenis Kelamindi SDN 101769 Percut Sei Tuan
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 30 50
Perempuan 30 50
Total 60 100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden berimbang antara yang berjenis
(34)
4.3 Gambaran Higiene Perorangan Anak Sekolah Dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Higiene Perorangan No. Higiene Perorangan
Muird
Ya Tidak Total
n % n % n %
1 Selalu mencuci tangan setelah buang air besar
50 83,3 10 16,7 60 100
2 Selalu mencuci tangan sebelum makan
7 11,7 53 88,3 60 100
3 Selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
26 43,3 34 56,7 60 100
4 Selalu mencuci tangan dengan menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku
23 38,3 37 61,7 60 100
5 Selalu mencuci kaki jika terlihat kotor atau setiapselesai bermain
44 73,3 16 26,7 60 100
6 Selalu memotong kuku jika terlihat agak panjang atau minimal seminggu sekali
28 46,7 32 53,3 60 100
7 Kuku tangan dan kaki dalam keadaan bersih
24 40 36 60 60 100
8 Selalu menggunakan jamban keluarga (wc) ketika buang air besar
50 83,3 10 16,7 60 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden pada umumnya selalu
melakukan cuci tangan setelah buang air besar yaitu 83,3%. Pada umumnya
(35)
responden yang tidak benar dalam melakukan cuci tangan yakni tidak selalu
menggunakan sabun dan air mengalir yaitu 56,7%. Sebagian besar responden tidak
selalu melakukan cuci tangan dengan menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku yaitu
61,7%. Responden mengatakan bahwa mereka sering mencuci tangan hanya dengan
air saja dan menggunakan gayung.
Sebagian besar responden sudah selalu mencuci kaki jika terlihat kotor atau
setiap selesai bermain yaitu 73,3%. Lebih banyak responden yang tidak selalu
memotong kuku jika terlihat agak panjang atau minimal seminggu sekali yaitu
53,3%. Sebagian besar responden terlihat memiliki kuku tangan dan kaki dalam
keadaan yang tidak bersih yaitu 60%. Dan pada umumnya responden selalu
menggunakan jamban keluarga ketika buang air besar yaitu 83,3%.
4.4 Higiene Perorangan Anak Sekolah Dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Higiene Perorangan
Kategori Higiene Perorangan
n %
Baik 13 21,7
Kurang 47 78,3
Total 60 100
Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa responden
(36)
4.5 Kejadian Diare
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Dalam Sebulan Terakhir
Kejadian Diare n %
Ya 29 48,3
Tidak 31 51,7
Total 60 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden lebih banyak yang tidak
mengalami kejadian diare dalam sebulan terakhir ini yaitu 51,7%.
4.6 Hubungan Higiene Perorangan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan
Tabel 4.5 Hasil Analisis Higiene Perorangan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan
Higiene Perorangan
Murid
Kejadian Diare
Total
P Diare Tidak Diare
n % n % n %
Kurang 26 55,3 21 44,7 47 100 0,04
Baik 3 23,1 10 76,9 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih banyak murid yang
memiliki higiene perorangan yang kurang dan mengalami diare yaitu 55,3%
dibandingkan dengan yang tidak mengalami diare yaitu 44,7%. Sedangkan yang
memiliki higiene perorangan baik dan mengalami diare yaitu 23,1%dibandingkan
dengan yang tidak mengalami diare yaitu 76,9%.Hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,04 (p<0,05), artinya ada hubungan
yang bermakna antara higieneperorangan murid dengan kejadian diare. Gambaran
(37)
Gambar 5.1 Diagram Batang Hubungan Higiene Perorangan Murid
Dengan Kejadian Diare di SDN 101769 Percut Sei Tuan
55,3%
23,1% 44,7%
76,9%
0 20 40
60
80 100
Kurang Baik
P
e
rs
e
n
ta
se
Higiene Perorangan Murid
Higiene Perorangan Murid dengan Kejadian Diare
Diare Tidak Diare
(38)
4.7 Gambaran Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan Pada Pedagang Makanan Jajanan di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016
4.7.1 Berdasarkan Higiene Perorangan Penjamah Makanan
Tabel 4.6 Distribusi PedagangMakanan Jajanan Berdasarkan Higiene Perorangan Penjamah Makanan
No. Higiene Perorangan Penjamah Makanan Jumlah (n) Persen (%)
1 Saat menangani makanan selalu memakai pakaian bersih
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
3 1 0 75 25 0 2 Saat menangani makananmemakai celemek
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
0 0 4 0 0 100 Alasan tidak memakai celemek
a. Kurang perlu
b. Kurang nyaman/risih karena tidak terbiasa c. Tidak tahu manfaatnya
4 0 0 100 0 0 3 Saat menangani makanan mamakai tutup kepala
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
0 1 3 0 25 75 Alasan tidak memakai tutup kepala
a. Kurang perlu
b. Kurang nyaman/risih karena tidak terbiasa c. Tidak tahu manfaatnya
4 0 0 100 0 0 4 Sebelum menangani makanan mencuci tangan
pakai sabun a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
4 0 0 100 0 0 5 Sesudah keluar dari kamar mandi kembali
mencuci tangan pakai sabun a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
4 0 0 100 0 0 6 Tetap menangani makanan saat menderita
batuk/pilek a. Tidak
b. Kadang-kadang c. Ya
0 0 4 0 0 100 7 Saat menjamah makanan selalu memakai alat
(39)
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
1 1 2 25 25 50
Total 4 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari penjamah
makanan menyatakan selalu berpakain bersih yaitu 75%. Tidak ada yang memakai
celemek saat mengolah makanan dengan seluruhnya bealasan bahwa mereka tidak
begitu perlu untuk memakai celemek. Sebagian besar penjamah makanan tidak
memakai tutup kepala dengan alasan bahwa memakai tutup kepala kurang begitu
perlu. Seluruh penjamah makanan menyatakan mencuci tangan sebelum mengolah
makanan dan mencuci tangan pakai sabun sesudah keluar dari kamar mandi.
Seluruhnya juga menyatakan bahwa tetap menangani makanan saat menderita
batuk/pilek. Dan separuh penjamah yang selalu memakai alat bantu saat menjamah
makanan yaitu 50%.
4.7.2 Pencucian Peralatan
Tabel 4.7 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Pencucian Peralatan
No. Pencucian Peralatan Jumlah (n) Persen (%)
1 Peralatan untuk menangani makanan langsung dibersihkan saat telah selesai digunakan a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 2 2 0 50 50 0
Total 4 100
2 Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan bahan pembersih seperti; sabun
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 4 0 0 100 0 0
(40)
3 Peralatan dicuci dengan air bersih yang mengalir a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 0 0 4 0 0 100
Total 4 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa separuh dari pedagang langsung
membersihkan peralatannya saat telah selesai digunakan dalam menangani makanan
yaitu 50%. Seluruh pedagang juga menggunakan bahan pembersih seperti; sabun
untuk mencuci peralatan akan tetapi tidak ada satupun yang menggunakan air bersih
yang mengalir saat mencuci peralatan.
4.7.3 Penyediaan Air Bersih
Tabel 4.8 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Penyediaan Air Bersih
No. Penyediaan Air Bersih Jumlah (n) Persen (%) 1 Sumber air bersih yang digunakan untuk
memasak makanan dan pencucian peralatan a. PAM
b. Sumur
c. Air isi ulang (galon)
0 3 1 0 75 25
Total 4 100
2 Air bersih yang digunakan untuk membuat makanan jajanan dimasak sampai mendidih
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 2 2 0 50 50 0
Total 4 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari pedagang
(41)
yang memasak air tersebut sampai mendidih sebelum digunakan untuk membuat
makanan jajanan yaitu 50%.
4.7.4 Pengangkutan Makanan Jajanan
Tabel 4.9 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan BerdasarkanPengangkutan Bahan Makanan
No. Pengangkutan Makanan Jajanan Jumlah (n) Persen (%)
1 Semua bahan disimpan dalam wadah yang terpisah a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 3 1 0 75 25 0
Total 4 100
2 Makanan jajanan yang diangkut dalam wadah yang terpisah
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 3 1 0 75 25 0
Total 4 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari pedagang
memisahkan setiap bahan dalam wadah yang terpisah yaitu 75% dan sebagian besar
juga mengangkut makanan dalam wadah yang terpisah yaitu 75%.
4.7.5 Penanganan Sampah
Tabel 4.10 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Penanganan Sampah
No. Penanganan Sampah Jumlah (n) Persen (%)
1 Penanganan sampah ditempat penjualan a. Ditampung sementara dengan tempat
sampah tertutup
b. Ditampung sementara dengan tempat sampah terbuka
c. Dibuang sembarangan
0 1 3 0 25 75
(42)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari pedagang
makanan jajanan membiarkan sampahnya berserakan dan terbuang sembarangan,
mereka tidak menyediakan tempat sampah yaitu 75%.
4.7.6 Observasi Terhadap Higiene Sanitasi Makanan Jananan
Tabel 4.11 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan
No Objek Penilaian Higiene Sanitasi Kategori Jlh
Ya % Tidak %
1 Berpakaian bersih 2 50 2 50 4
2 Memakai celemek 0 0 4 100 4
3 Memakai tutup kepala 1 25 3 75 4
4 Kuku bersih dan pendek 1 25 3 75 4
5 Rambut bersih 4 100 0 0 4
6 Selalu pakai alat bantu atau alas tangan menjamah makanan
1 25 3 75 4
7 Tidak mengobrol atau bercakap-cakap saat menangani makanan
0 0 4 100 4
8 Tidak merokok waktu menangani makanan
4 100 0 0 4
9 Tidak menggaruk anggota badan saat menangani makanan
0 0 4 100 4
10 Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut dan hidung
2 50 2 50 4
11 Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan
0 0 4 100 4
12 Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun
0 0 4 100 4
13 Peralatan disimpan di tempat yang bebas pencemaran
0 0 4 100 4
14 Tidak menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai
4 100 0 0 4
15 Makanan jajanan yang dijajakan dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup
0 0 4 100 4
16 Pembungkus yang digunakan dan atau tutup makanan jajanan dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan
0 0 4 100 4
17 Secara fisik (warna, bau, rasa) memenuhi syarat
(43)
18 Mudah dibersihkan; 0 0 4 100 4 19 Melindungi dari debu dan pencemaran 1 25 3 75 4 20 Tersedia penyimpanan makanan
jadi/siap disajikan
3 75 1 25 4
21 Tersedia tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)
0 0 4 100 4
22 Tersedia tempat sampah 1 25 3 75 4
Berdasarkan tabel observasi diatas dapat diketahui bahwa berimbang antara
pedagang yang berpakaian bersih dengan yang terlihat tidak bersih 50%. Tidak ada
satupun pedagang yang memakai celemek.Sebagian besar tidak memakai tutup
kepala 75%. Sebagian besar kuku pedagang terlihat tidak bersih dan tidak pendek
75%. Seluruhnya rambut pedagang terlihat bersih. Sebagian besar pedagang tidak
selalu pakai alat bantu atau alas tangansaat menjamah makanan 75%. Seluruh
pedagang terlihat santai mengobrol atau bercakap-cakap saat menangani makanan.
Tidak ada satupun pedagang yang terlihat merokok waktu menangani
makanan.Seluruh pedagang sesekali terlihat menggaruk anggota badan saat
menangani makanan. Separuh dari pedagang batuk atau bersin di hadapan makanan
jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut dan hidung 50%.
Tidak ada satupun dari pedagang yang terlihat mencuci tangan setiap kali
hendak menangani makanannya. Tidak satupun juga peralatannya yang sudah dipakai
dicuci dengan air bersih dan dengan sabun. Tidak ada juga yang peralatannya
disimpan di tempat yang bebas pencemaran.Seluruh pedagang tidak menggunakan
kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai.Tidak ada satupun
(44)
fisik terlihat separuh dari air bersih yang digunakan oleh pedagang tidak memenuhi
syarat (warna, bau, rasa).Tidak ada satupun pedagang yang tempat berjualannya
terlihat mudah dibersihkan.Sebagian besar tidak melindungi dari debu dan
pencemaran 75%. Sebagian besar telah menyediakan tempat atau wadah
penyimpanan makanan jadi/siap disajikan 75%. Tidak ada satupun yang menyediakan
tempat untuk cuci (alat, tangan, bahan makanan). Dan sebagian besar pedagang juga
tidak menyediakan tempat sampah 75%.
4.7.7 Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajajan
Tabel 4.12 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajanan
Nama Responden
Pedagang I Pedagang
II Pedagang III Pedagang IV Kategori Higiene Perorangan Penjamah Makanan Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Pencucian Peralatan Tidak
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Penyediaan Air Bersih Tidak
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Pengangkutan Makanan Jajanan Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Penanganan Sampah Tidak
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
Sarana Penjaja Tidak
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
(45)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tidak satupun pedagang yang
menjajakan makanan jajanan yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan
Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan. Didapat bahwa Pedagang I (Bapak Muhaimin) adalah pedagang
makanan jajanan olahan sendiri dengan nilai skor terendah yaitu 34 (tidak memenuhi
syarat) dan Pedagang II (Bapak Rusli) adalah pedagang makanan jajanan olahan
(46)
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri
101769 Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan melihat
hubungan personal hygiene anak sekolah dengan kejadian diare dan gambaran
higiene sanitasi makanan jajanan dapat dijelaskan sebagai berikut :
5.1 Higiene Perorangan Anak Sekolah Dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016
Hasil penelitian, diketahui bahwa higiene perorangan pada anak sekolah dasar
di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016sebagian besar adalah pada kategori
kurang yaitu sebanyak 47 orang. Kurangnya higiene perorangan terutama dalam hal
rendahnya kebiasaan mencuci tangan secara hygienis dan rendahnya kebersihan kuku
tangan dan kaki.Hal tersebut menunjukkan bahwa murid memang belum terbiasa
untuk selalu mencuci tangannya sebelum makan dan di sisi lain guru serta orang tua
juga tidak melakukan pengawasan dengan memeriksa kebersihan kuku murid.
Dahulu sekolahpernah menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan yakni
wastafel, tetapi murid juga tidak terlihat memanfaatkan dengan baik. Dan saat ini
fasilitas tersebut tidak lagi tersedia. Murid juga tidak terlihat mencari alternatif lain
seperti toilet sekolah agar mereka dapat mencuci tangan. Ini juga menunjukkan
(47)
mengetahui pentingnya higiene perorangan itu sebagai upaya pencegahan dari
penyakit.
Murid yang selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir ada
26 orang. Ini disebkan karena murid lebih sering mencuci tangan hanya dengan air
saja. Murid yang selalu mencuci tangan dengan menggosok tangan, sela-sela jari dan
kuku ada 23 orang. Mereka tidak terbiasa untuk melakukan gerakan cuci tangan yang
benar walaupun sebenarnya pernah ada penyuluhan menggenai cuci tangan yang
benar namun tidak berpengaruh besar terhadap kebiasaan murid.
Murid yang selalu memotong kuku jika terlihat agak panjang atau minimal
seminggu sekali ada 46,7%. Kebanyakan murid wanita yang meranjak remaja senang
memanjangkan kuku untuk kecantikan. Kuku yang panjang mengandung kuman
penyakit dibaliknya.Pentingnya memotong kuku sering tidak disadari oleh sebagian
orang karena tidak secara langsung terlihat sebagai penyebab penyakit, padahal
melalui kuku yang kotor dan panjang kuman masuk ketika makan.Kuku yang
panajang dan tidak terawat menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang
mengandung berbagai kuman penyebab penyakit.
Perawatan kuku yang rutin termasuk di dalamnya adalah membersihkan dan
menggunting serta mengembalikan batas-batas kulit di tepi kuku ke keadaan
normal.Dibawah kuku jari tangan maupun kaki terdapat banyak bakteri yang dapat
(48)
5.2 Kejadian Diare
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare pada murid dalam
sebulan terakhir sebanyak 48,3%. Murid yang terkena diare dapat disebabkan karena
higiene perorangan yang kurang baik dan kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan
sembarangan dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.Selain itu juga sistem imun
dari murid itu sendiri dapat mempengaruhi.
5.3 Hubungan Higiene Perorangan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan
Berdasarkan hasil peneitianmenunjukkan bahwa higiene perorangan
berhubungan terhadap kejadian diare. Murid dengan higiene perorangan yang kurang
lebih banyak mengalami diare. Dapat dilihat dari rendahnya kebiasaan mencuci
tangan secara hygienis dan rendahnya kebersihan kuku tangan dan kaki.
Perpindahan kuman penyebab diare terjadi dalam berbagai hal, contohnya
perpindahan kuman dari tangan manusia ke dalam mulut kemudian masuk ke tubuh.
Tangan merupakan anggota tubuh yang menyentuh segala benda atau obyek dalam
aktivitas sehari-hari.Benda atau obyek yang disentuh tangan belum tentu semuanya
bersih sempurna.Terdapat kuman dan bakteri penyebab diare pada benda tersebut.
Apabila tangan yang menyentuh benda yang terdapat kuman penyebab diare
kemudian tidak mencuci tangan sebelum makan maka orang tersebut berpotensi
terkena diare. Kuman dan bakteri penyebab diare dapat hilang dan dimusnahkan
(49)
Pada lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan kumuh, kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun dengan benar dapat menurunkan 50% dari penderita
diare.Penelitian ini dilakukan di Karachi, Pakistan dengan intervensi pencegahan
penyakit dengan melakukan kampaye mencuci tangan dengan sabun secara benar dan
yang intens pada komunitas secara langsung.Komunitas yang mendapat intervensi
dan komunitas pembanding yang mirip tidak mendapat intervensi menunjukkan
bahwa jumlah penderita diare berkurang separuhnya (Kemenkes RI, 2014).
Higiene perorangan merupakan ciri berperilaku hidup sehat. Beberapa
kebiasaan berperilaku hidup sehat antara lain kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun setelah buang air besar, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan dan kebiasaan buang air besar di jamban (Depkes RI, 2006).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sarah Safira (2015) yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan kejadian diare
pada balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota
Medan dan personal hygiene 1,623 kali dapat menyebabkan diare.
5.4 Gambaran Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan Pada Penjual Makanan Jajanan di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016
5.4.1. Higiene Perorangan Penjamah Makanan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa higiene perorangan dari setiap
penjamah makanan jajanan di SDN 101769 Percut Sei Tuan belum ada yang
benar-benar memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Kepmenkes No. 942 Tahun 2003
(50)
Hal ini oleh karena kurangnya informasi bagi para pedagang tentang syarat
dan cara-cara penyelenggaraan makanan jajanan yang memenuhi syarat kesehatan
sehingga para penjamah membenarkan kebiasaannya yang merasa kurang perlu untuk
memakai celemek dan tutup kepala saat menangani makanan.
Pada saat menangani makanan, hanya separuhnya penjamah makanan yang
terlihat berpakaian bersih. Ini dimungkinkan karena mereka juga tidak menggunakan
celemek saat mengolah makanan yaitu 25% dan juga hanya sebagian kecil yang
memakai tutup kepala yaitu 25%. Saat observasi dilakukan terlihat seorang penjamah
makanan membuat adonan tepung untuk melapis bakso goreng dan ayam gorengnya
tanpa menggunakan celemek sehingga mengotori pakaiannya.Pakaian yang kotor
dapat menjadi tempat bersarangnya debu dan kotoran. Ditambah lagi para pedagang
sangat rentan terhadap pencemaran karena berjualan dekat dengan pasar atau jalan
raya.
Depkes RI (1992) juga mengharuskan penjamah makanan memakai celemek
dan tutup kepala saat menangani makanan.Pada saat menangani makanan jika tidak
memakai tutup kepala, dapat menyebabkan rambut dan kotoran yang ada di kepala
jatuh ke makanan dan akibatnya makanan menjadi tercemar.Makanan juga dapat
tercemar oleh bakteri yang ada di pakaian penjamah, untuk itu diharuskan memakai
celemek yang bersih pada saat menangani makanan.
Hanya sebagian kecil dari penjamah makanan yang keadaan kuku bersih dan
pendek atau dengan kata lain hanya seorang. Sebagian besar justru terlihat kotor dan
(51)
menjadi infeksi ataupun sumber penyakit (Maryunani, 2015).Maka dari itu penjamah
makanan haruslah menjaga kebersihan kuku agar tidak mencemari makanan yang
diolah.
Dalam menangani makanan jajanan hanya sebagian kecil dari penjamah yang
selalu memakai alat bantu atau alas tangan menjamah makanan. Menurut Moehyi
(1992) memegang makanan secara langsung selain tampak tidak etis juga akan
mengurangi kepercayaan pelanggan. Jadi, selain untuk mencegah pencemaran juga
tidak sesuai dengan etika jika memegang makanan dengan tangan, lebih-lebih jika hal
itu terlihat oleh pelanggan.
Hanya seorang penjual yang terlihat batuk atau bersin di hadapan makanan
jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut dan hidung. Sesuai dengan
Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan bahwa Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan
pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain;
tidak menderita penyakit yang mudah menular misal batuk, pilek, influenza, diare dan
penyakit perut dan penyakit sejenisnya.
Sebagian besar menggaruk anggota badan saat menangani makanan.Ini tidak
sesuai dengan yang telah diatur bahwa seharusnya saat menangani makanan tidak
sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian
lainnya).
(52)
Kepmenkes No. 942 Tahun 2003tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan.
Tangan adalah anggota tubuh yang paling banyak berhubungan dengan apa
saja. Tangan merupakan perantara penularan kuman. Sehabis memegang sesuatu
yang kotor atau mengandung kuman penyakit, tangan langsung menyentuh mata,
hidung, mulut, makanan, serta minuman. Berlangsunglah sudah pemindahan sesuatu
yang dapat berupa penyebab terganggunya kesehatan (Irianto K, 2004).
Tangan merupakan pembawa utama mikroorganisme yang berasal dari tinja.
Peran tangan terhadap penyebaran kuman bisa mencapai 47%, sehingga bila peran
tangan dapat dikendalikan,otomatis dapat mencegah terjadinya penyakit diare sampai
47% (UNICEF, 1999).
5.4.2 Pencucian Peralatan
Penanganan peralatan makanan seperti pencuciannya perlu mendapat
perhatian khusus agar tersedia peralatan yang bersih dan sehat yang kemudian akan
digunakan untuk membuat makanan jajanan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan bahwacara pencucian peralatan pada pedagang makanan jajanan di SDN
101769 Percut Sei Tuan belum ada yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Para pedagang terkesan tidak begitu memperhatikan akan kebersihan
peralatannya. Dapat dilihat dari cara mereka yang tidak menyimpan peralatannya di
tempat yang bebas dari pencemaran. Terlihat bahwa peralatan yang dipakai seperti
sendok goreng (spatula) dan alat pembakar bakso dibiarkan terletak begitu saja. Debu
(53)
Peralatan tidak boleh rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan
pencemaran terhadap makanan, permukaan yang kontak langsung denganmakanan
harus conus atau tidakada sudut mati, rata, halus dan mudah dibersihkan (Depkes RI,
2003).
5.4.3 Penyediaan Air Bersih
Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya separuh dari pedagang yang dalam
penyediaan air bersihnya memenuhi syarat kesehatan. Dapat dilihat dari sebagian
besar dari pedagang menggunakan air sumur sebagai sumber air bersih namun hanya
separuh pedagang yang memasak airnya sampai mendidih. Sebagian dari air bersih
yang digunakan ada yang terlihat berwarna atau agak keruh. Air bersih yang
digunakan hendaklah dimasak terlebih dahulu untuk membunuh bakteri-bakteri yang
mungkin terkandung di dalamnya yang dapat menyebabkan peenyakit.
Untuk menunjang hygiene sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan ditempat
penjulan makanan jajanan, salah satunya adalah penyediaan air bersih. Sumber air
bersih, tempat penampungan dan keadaan air secara fisik harus memenuhi syarat
karena seluruh proses dalam memproduksi sebuah makanan memerlukan air dan
tidak dapat terlepas dari air.
5.4.4 Pengangkutan Makanan Jajanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada pedagang makanan jajanan
yang memenuhi syarat kesehatan dalam pengangkutan makanan jajanan. Mereka
(54)
menjajakan makanan jajanan dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup.Menurut
Moehyi (1992) apabila tempat memajang makanan tertutup rapat kemungkinan
terjadinya pencemaran makanan akan menjadi kecil.
Hal tersebut tidak baik bagi kebersihan jika makanan jajanan dibiarkan
terbuka maka makanan tersebut tidak terjamin lagi kualitasnya karena pencemar telah
dengan leluasa mengotori seperti dapat mengundang lalat untuk hinggap pada
makanan karena bau dari makanan yang khas.Penyimpanan makanan jadi harus
memperhatikan suhu dan kelembaban sesuai dengan persyaratan jenis makanan dan
cara penyimpanannya yang tertutup (Depkes RI, 2003).
Bila lalat tersebut hinggap ke makanan manusia, maka kotoran akan
mencemari makanan yang akan dimakan oleh murid sehingga akhirnya akan timbul
gejala sakit pada murid yaitu sakit pada bagian perut serta lemas. Penyakit-penyakit
yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, tipus, diare, dan lainnya yang
berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk (Depkes, 2001).
5.4.5 Penanganan Sampah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan sampah ditempat penjualan
tidak ada yang baik memenuhi syarat kesehatan. Sebagian besar penjual tidak
menyediakan tempat sampah sementara sehingga murid yang membeli jajanan
membuang sampah jajanan tersebut sembarangan sehingga sering terlihat sampah
yang berserakan setelah jam istirahat selesai berlangsung.
Pedagang terlihat tidak begitu memperdulikan penanganan sampahnya karena
(55)
sekolahnya dan hanya kantin sekolah yang terletak di dalam lingkungan sekolah yang
menyediakan tempat sampah namun demikian tempat sampah tersebut belum
memadai sebagai tempat sampah yang memenuhi syarat karena tidak memiliki tutup
dan tidak kedap air. Sampah yang tidak baik penanganannya dapat mengundang
kehadiran lalat di tempat penjualan makanan jajanan yang kemudian akan menjadi
perantara pembawa penyakit.
5.4.6 Sarana Penjaja
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum point persyaratan
pada sarana penjaja ini tidak dipenuhi oleh para pedagang. Hal ini karena para
pedagang berpikir bahwa mereka tidak menempati tempat berjualan tersebut seharian
jadi tidak ada sarana penjaja yang terlihat mudah dibersihkan. Tempat berjualan
beralaskan tanah dan dengan tempat atau bangunan atau gerobak seadanya.Tidak
tertutup sehingga tidak dapat melindungi dari debu dan pencemaran.Tidak ada juga
satupun sarana penjaja yang menyediakan tempat cuci baik itu untuk mencuci alat,
tangan, dan ataupun bahan makanan karena selesai kegiatan sekolah berlangsung
mereka juga langsung kembali pulang.
Menurut Depkes RI (2003) bahwa tempat cuci tangan harus tersedia air cuci
tangan yang mencukupi, tersedia sabun, deterjen, dan alat pengering/lap, jumlahnya
cukup untuk pengunjung/karyawan.Tempat mencuci peralatan hendaknya tersedia air
dingin yang cukup memadai, tersedia air panas yang cukup memadai, terbuat dari
(56)
mencuci bahan makanan air pencuci yang cukup, terbuat dari bahan yang kuat, aman
dan halus dan air pencuci yang dipakai hendaknya mengandung larutan hama.
Sebagian besar menyediakan penyimpanan makanan jadi/siap disajikan
seperti kontainer-kontainer dan steling kecil.Namun begitu wadah tersebut sering
terbuka dan ada yang dibiarkan terbuka seperti juga penggorengan yang
terbuka.Maka debu dan kotoran akan mencemari makanan yang dijajakan dengan
keadaan terbuka. Penyimpanan makanan jadi harus memperhatikan suhu dan
kelembaban sesuai dengan persyaratan jenis makanan dan cara penyimpanannya yang
(57)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Higiene perorangan pada anak sekolah dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan
Tahun 2016 lebih banyak pada kategori kurang sebanyak 78% yang berarti
sebagian besar murid memiliki higiene perorangan yang kurang baik.
2. Kejadian diare dalam sebulan terakhir pada murid di SDN 101769 Percut Sei
Tuan Tahun 2016 ada sebanyak 29 orang.
3. Ada hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian diare pada anak
sekolah dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016 dengan p = 0,040
(p<0,05).
4. Higiene dan sanitasi makanan jajanan yang dijajakan oleh pedagang yang
berada di sekitaran SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016 tidak ada
satupun pendagang makanan jajanan yang memenuhi persyaratan yang diatur
dalam Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan dengan nilai skor terendah yaitu 34 pada Pedagang
(58)
6.2. Saran
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kejadian diare,
meningkatkan kesadaran masyarakat akan higiene perorangan serta peningkatan
keadaan higiene sanitasi penjualmakanan jajanandi SDN 101769 Percut Sei Tuan
antara lain yaitu:
1. Disarankan agar setiap murid lebih memperhatikan dan meningkatkan higiene
perorangankhususnya dalam hal mencuci tangan dengan sabun serta
menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku setiap sebelum makan.
2. Sekolah mengadakan kantin yang bersih dan sehat yang diselenggarakan serta
diawasi kegiatannya oleh pihak sekolah juga agar makanan jajanan yang
dikonsumsi anak sekolah terjamin kualitasnya.
3. Masyarakat konsumen hendaknya lebih selektif dalam memilih dan membeli
makanan jajanan dengan mempertimbangkan kebersihan, faktor gizi dan
keamanan makanan.
4. Instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kota atau PuskesmasBandar Khalipah,
agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat khususnya anak sekolah dasar
mengenai higiene perorangan dan penyuluhan pada penjual makanan jajanan
tentang cara-cara penyelenggaraan makanan jajanan yang memenuhi syarat
(59)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Higiene Perorangan2.1.1 Defenisi Higiene Perorangan
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam
kehidupan sehari-hari karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan atau kesehatan perorangan adalah
cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan
perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu , keamanan dan kesehatan ( Potter, 2005).
Menurut Anik Maryunani 2015, kebutuhan personal hygiene merupakan suatu
kebutuhan perawatan diri, yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Sedangkn Koes Irianto dalam
bukunya yang berjudul Gizi dan Pola Hidup Sehat mengartikan personal hygiene
sebagai usaha kesehatan pribadi atau daya upaya dari seseorang untuk memelihara
(60)
ternilai. Kesehatan individu atau diri sendiri dapat terwujud apabila seseorang
menjaga kesehatan tubuh.
2.1.2 Jenis Higiene Perorangan
Berikut ini adalah bagian- bagian personal hygiene yang perlu diperhatikan :
a. Kebersihan Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui oleh makanan. Pada rongga
mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu
pencernaan makanan. Tujuan menjaga kebersihan mulut adalah agar mulut dan gigi
tetap bersih dan tidak bau, mencegah infeksi pada mulut, kerusakan gigi, mencegah
bibir dan lidah pecah-pecah dan memberikan perasaan senang dan segar (Maryunani,
2015).
Kesehatan gigi dan rongga mulut bukan sekedar menyangkut kesehatan di
rongga mulut saja. Kesehatan mencerminkan kesehatan seluruh tubuh. Orang yang
giginya tidak sehat, pasti kesehatan umum dirinya mundur. Sebaliknya yang giginya
sehat dan terawat dengan baik, seluruh dirinya sehat dan segar bugar (Irianto K,
2004).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan gigi yaitu;
1. Menggosok gigi secara benar dan teratur
2. Memakai sikat gigi sendiri
3. Menghindari makan-makanan yang merusak gigi
4. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi
(61)
b. Kebersihan Kulit
Dalam kehidupan sehari-hari, perawatan kulit menjadi pusat perhatian yang
utama. Kulit adalah lapisan tipis yang membungkus seluruh permukaan tubuh. Kulit
merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan
anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan
sekitar. Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh paling luar. Kulit yang bersih
mencegah masuknya benda-benda dari luar tubuh (benda asing atau invasi bakteri)
yang memungkinkan terjadinya penyakit (Maryunani, 2015).
Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari kebersihan lingkungan,
makanan yang dimakan, serta kebiasaan hidup sehari-hari. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memelihara kebersihan kulit yaitu;
1. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri
2. Mandi minimal 2 kali sehari
3. Mandi memakai sabun
4. Menjaga kebersihan pakaian
5. Makan yang bergizi terutama sayur dan buah
6. Menjaga kebersihan lingkungan (Potter dan Perri, 2005).
Dengan demikian kulit serta pori-pori bersih dan tidak tertutup atau tersumbat
oleh kotoran lagi. Kulit dapat lancar lagi mengeluarkan kotoran di badan berupa
keringat. Badan tidak bau busuk karena mandi 2 kali sehari (Irianto K, 2004).
(62)
1. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang- kurangnya
2x seminggu.
2. Mencuci ranbut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya. Sebaiknya
menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri
d. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku
Tangan adalah anggota tubuh yang paling banyak berhubungan dengan apa
saja. Tangan merupakan perantara penularan kuman. Sehabis memegang sesuatu
yang kotor atau mengandung kuman penyakit, tangan langsung menyentuh mata,
hidung , mulut, makanan, serta minuman. Berlangsung sudah pemindahan sesuatu
yang dapat berupa penyebab terganggunya kesehatan.
Kita melangkahkan kaki kemana- mana. Banyak kotoran yang ikut dengan kaki
kita. Tangan pun suka menjamah kaki. Dibawah kuku jari tangan maupun kaki
terdapat banyak bakteri yang dapat menjadi infeksi (Irianto K, 2004).
Kuku adalah struktur aksesoris dari kulit dan disusun oleh jaringan epitel. Kuku
yang sehat akan berwarna pink (merah muda) dan cembung dan lengkung yang rata.
Kebersihan kaki, kuku dan tangan juga termasuk dalam personal hygiene. Perawatan
kuku yang rutin termasuk di dalamnya adalah membersihkan dan menggunting serta
mengembalikan batas-batas kulit di tepi kuku ke keadaan normal. Dibawah kuku jari
tangan maupun kaki terdapat banyak bakteri yang dapat menjadi infeksi ataupun
sumber penyakit (Maryunani, 2015).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan mata yaitu;
(63)
2.Memotong kuku secara teratur
3.Kebersihkan lingkungan
4.Mencuci kaki sebelum tidur (Potter dan Perri, 2005).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun
dikenal juga sebagai upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan
seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun tidak
langsung.
Pada lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan kumuh, kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun dengan benar dapat menurunkan separuh (50%) dari
penderita diare. Penelitian ini dilakukan di Karachi, Pakistan dengan intervensi
pencegahan penyakit dengan melakukan kampaye mencuci tangan dengan sabun
secara benar dan yang intens pada komunitas secara langsung. Komunitas yang
mendapat intervensi dan komunitas pembanding yang mirip tidak mendapat
intervensi menunjukkan bahwa jumlah penderita diare berkurang separuhnya
(Kemenkes RI, 2014).
Tangan merupakan pembawa utama mikroorganisme yang berasal dari tinja.
Peran tangan terhadap penyebaran kuman bisa mencapai 47%, sehingga bila peran
(64)
2.2 Higiene Sanitasi Makanan
2.2.1 Defenisi Higiene Sanitasi Makanan
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu subjeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi
kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan
(Depkes RI, 2004).
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memlihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk
keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar sampah tidak dibuang
sembarangan (Depkes RI, 2004).
Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan (Kepmenkes No.942, 2003).
2.2.2 Prinsip Dalam Higiene Sanitasi Makanan
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan
makanan. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1096 Tahun 2011 terdapat 6 (enam)
prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman yaitu:
a. Pemilihan bahan makanan.
Bahan makanan adalah semua bahan baik terolah maupun tidak yang digunakan
dalam pengolahan makanan, termasuk bahan tambahan makanan. Pemilihan bahan
(65)
1. Bahan makanan mentah (segar) yaitu makanan yang perlu pengolahan
sebelum dihidangkan seperti : daging, susu, buah dan sayuran, jenis tepung
dan biji-bijian serta makanan fermentasi yaitu makanan yang diolah dengan
bantuan mikroba seperti ragi atau cendawan, harus dalam keadaan baik,
segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa, tidak berjamur,
serta sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.
2. Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dipakai harus memenuhi persyaratan
sesuai peraturan yang berlaku.
3. Makanan olahan pabrik yaitu makanan yang dapat langsung dimakan tetapi
digunakan untuk proses pengolahan makanan lebih lanjut.
b. Penyimpanan bahan makanan.
1. Tempat penyimpanan bahan makanan harus terhindar dari kemungkinan
kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya maupun
bahan berbahaya.
2. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip first in first out (FIFO) dan first
expired first out (FEFO) yaitu bahan makanan yang disimpan terlebih
dahulu dan yang mendekati masa kadaluarsa dimanfaatkan/digunakan lebih
dahulu.
3. Penyimpanan bahan makanan diperlukan untuk setiap jenis bahan makanan
yaitu : dalam suhu yang sesuai, ketebalan bahan makanan padat tidak lebih
(66)
4. Tidak menempel pada lantai,dinding atau langit-langit dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Jarak bahan makanan dengan lantai : 15 cm
- Jarak bahan makanan dengan dinding : 5 cm
- Jarak bahan makanan dengan langit-langit : 60 cm
c. Pengolahan makanan.
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah
menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah cara
pengolahan makanan yang baik.
d. Penyimpanan makanan.
Dalam Kepmenkes RI No.1098/Menkes/SK/VII/2003, penyimpanan makanan
jadi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga, tikus dan hewan
lainnya.
2. Disimpan dalam ruangan bertutup dan bersuhu dingin (10º-18ºC).
3. Makan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5 ºC atau lebih, atau
disimpan dalam suhu dingin 4 ºC atau kurang.
4. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam)
disimpan dalam suhu -5 ºC sampai dengan 1 ºC.
5. Tidak tercampur antara makanan yang siap untuk dimakan dengan bahan
makanan mentah dan tidak disajikan ulang.
(67)
Pengangkutan makanan dalam Kepmenkes RI
No.1098/Menkes/SK/VII/2003, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Pengangkutan bahan makanan: Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan
beracun (B3), menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan
yang higienis, tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki dan selama
pengangkutan harus selalu dalam keadaan.
2. Pengangkutan makanan jadi/masak/siap santap: Tidak bercampur dengan
bahan berbahaya dan beracun (B3), menggunakan kendaraan khusus
pengangkut makanan jadi/masak dan harus selalu higienis, setiap jenis
makanan jadi mempunyai wadah masing-masing dan bertutup, utuh, kuat,
tidak karat dan ukurannya memadai dengan jumlah makanan yang akan
ditempatkan, pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan
diatur agar makanan tetap panas pada suhu 600C atau tetap dingin pada suhu
400C.
f. Penyajian makanan.
Prinsip penyajian Kepmenkes RI No.1098/Menkes/SK/VII/2003 yaitu :
1. Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah,
tertutup agar tidak terjadi kontaminasi silang.
2. Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan
berkuah) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah
(68)
3. Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama seperti
dus atau rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar tidak saling
campur aduk.
4. Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap dalam
keadaan panas.
5. Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis, utuh, tidak cacat
atau rusak.
6. Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak
langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
7. Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang dapat dimakan,
bahan yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan.
8. Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus tepat sesuai
dengan seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat
volume (sesuai jumlah).
2.2.3 Aspek Higiene Sanitasi Makanan
Menurut Depkes RI (2004) aspek higiene sanitasi makanan adalah aspek pokok
dari higiene sanitasi makanan yang mempengaruhi terhadap keamanan makanan.
Aspek higiene sanitasi makanan terdiri dari 4 bagian,yaitu :
1. Kontaminasi.
Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam makanan
yang tidak dikehendaki, yang dikelompokkan dalam 4 (empat) macam yaitu :
(1)
ix
2.5 Kerangka Konsep ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33 3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 33
3.2.2 Waktu Penelitian ... 33
3.3 Populasi Dan Sampel ... 33
3.3.1 Populasi ... 33
3.3.2 Sampel ... 34
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.4.1 Data Primer ... 35
3.4.2 Data Skunder ... 36
3.4.3 Alat Pengumpulan Data ... 36
3.5 Variabel Dan Defenisi Operasional ... 36
3.5.1 Variabel Penelitian ... 36
3.5.2 Defenisi Operasional ... 36
3.6 Metode Pengukuran ... 37
3.7 Metode Analisa Data ... 39
3.7.1 Pengolahan Data ... 39
3.7.2 Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42 4.2 Karakteristik Responden ... 43
4.2.1 Jenis Kelamin ... 43
4.3 Gambaran Higiene Perorangan ... 44
4.4 Higiene Perorangan Anak Sekolah Dasar ... 45
4.5 Kejadian Diare ... 45
4.6 Hubungan Higiene Perorangan Dengan Kejadian Diare ... 46
4.7 Gambaran Higiene Sanitasi Makanan Jajanan ... 47
4.7.1 Berdasarkan Higiene Perorangan Penjamah Makanan ... 47
4.7.2 Pencucian Peralatan ... 48
4.7.3 Penyediaan Air Bersih... 49
4.7.4 Pengangkutan Makanan ... 50
4.7.5 Penanganan Sampah... 50
4.7.6 Observasi Terhadap Higiene Sanitasi Makanan Jananan ... 51
4.7.7 Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajanan ... 53
BAB V PEMBAHASAN ... 54
5.1 Higiene Perorangan Anak Sekolah Dasar ... 54
5.2 Kejadian Diare ... 55
5.3 Hubungan Higiene Perorangan Dengan Kejadian Diare ... 56
(2)
5.4 Gambaran Higiene Sanitasi Makanan Jajanan ... 57
5.4.1 Higiene Perorangan Penjamah ... 57
5.4.2 Pencucian Peralatan... 60
5.4.3 Penyediaan Air Bersih ... 61
5.4.4 Pengangkutan Makanan Jajanan ... 61
5.4.5 Penanganan Sampah ... 62
5.4.6 Sarana Penjaja ... 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 65
6.1 Kesimpulan ... 65
6.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
(3)
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
SDN 101769 Percut Sei Tuan ... 43 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Higiene Perorangan
... 44 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Higiene
Perorangan ... 45 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare
Dalam Sebulan Terakhir ... 45 Tabel 4.5 Hasil Analisis Higiene Perorangan Dengan Kejadian
Diare Pada Anak Sekolah Dasar di SDN 101769
Percut Sei Tuan ………... 46
Tabel 4.6 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan
Higiene Perorangan Penjamah Makanan ……… 47
Tabel 4.7 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan
Pencucian Peralatan ……… 48
Tabel 4.8 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan
Penyediaan Air Bersih ………... 49
Tabel 4.9 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan
Pengangkutan Bahan Makanan ……….. 50
Tabel 4.10 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan
Penanganan Sampah ……….. 50
Tabel 4.11 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan
Higiene Sanitasi Makanan Jajanan ……….………... 51 Tabel 4.12 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajanan
(4)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Bagan Terjadinya Diare (Setyowati & Nurhaeni: 2012) ...29 Gambar 4. Diagram Batang Hubungan Higiene Perorangan Murid Dengan
Kejadian Diare di SDN 101769 Percut Sei Tuan
(5)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 69
Lampiran 2 Kuesioner dan Lembar Observasi ... 70
Lampiran 3 Master Data ... 76
Lampiran 4 Print Out Data SPSS………. 79
Lampiran 5 Hasil Skoring ... 82
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ... 83
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dian Kanesti Nadeak
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 01 April 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Batak Toba
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Anak Ke : 5 Dari 5 Bersaudara
Nama Ayah : Arifin Nadeak
Suku Bangsa Ayah : Batak Toba
Nama Ibu : Adelina Damanik
Suku Bangsa Ibu : Batak Simalungun
Alamat Rumah : Jl. Sempurna Pasar VII Tembung , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2000 – 2006 : SDN No. 101769 Percut Sei Tuan 2. Tahun 2006 – 2009 : SMP Swasta Santa Lusia Medan 3. Tahun 2009 – 2012 : SMA Negeri 11 Medan
3. Tahun 2012 – 2016 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara