Pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan insektisida terhadap pertumbuhan dan produksi padi, serta sifat kimia Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor

PEMBERIAN KOMBINASI JERAMI, PUPUK DAUN SILIKA,
DAN INSEKTISIDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI PADI, SERTA SIFAT KIMIA LATOSOL
SITU GEDE, DRAMAGA, BOGOR

MUHAMMAD RIZKI FAUZI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemberian Kombinasi
Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Padi, serta Sifat Kimia Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor adalah benar karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Muhammad Rizki Fauzi
NIM A14100021

ii

ABSTRAK
MUHAMMAD RIZKI FAUZI. Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika,
dan Insektisida terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi, serta Sifat Kimia Latosol
Situ Gede, Dramaga, Bogor. Dibimbing oleh LILIK TRI INDRIYATI dan BUDI
NUGROHO.
Padi atau beras merupakan sumber utama karbohidrat penduduk Indonesia.
Kebutuhan beras sebagai bahan pangan terus meningkat, sehingga perlu adanya
usaha peningkatan produksi padi. Tujuan penelitian ini adalah menguji pemberian
kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan insektisida terhadap pertumbuhan,

produksi, dan serapan hara padi, serta sifat kimia Latosol Situ Gede, Dramaga,
Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9
kombinasi perlakuan dan 3 ulangan, yaitu T0 (Kontrol), T1 (NPK), T2 (NPK +
Pupuk Daun Silika), T3 (NPK + Insektisida), T4 (NPK + Pupuk Daun Silika + ½
Insektisida), T5 (½ NPK + Jerami), T6 (½ NPK + Jerami + Pupuk Daun Silika), T7
(½ NPK + Jerami + Insektisida), dan T8 (½ NPK + Jerami + Pupuk Daun Silika +
½ Insektisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK, jerami,
pupuk daun silika, insektisida, dan kombinasinya nyata lebih tinggi dibandingkan
dengan kontrol (tanpa pemberian pupuk dan atau insektisida, T0), tetapi diantara
perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk daun silika, insektisida, dan kombinasinya
tidak berbeda nyata. Secara umum pengaruh perlakuan NPK (T1-T4) terhadap
jumlah gabah isi per malai, bobot gabah kering panen (GKP), serapan hara N, P, K,
Si tanaman padi, C-organik, K dapat dipertukarkan, dan Si-tersedia dalam tanah
tidak berbeda nyata dengan perlakuan ½ NPK + Jerami (T5-T8). Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian jerami dapat menggantikan 50 % pupuk NPK.
Kandungan N-total dan Si-tersedia tanah, serta serapan K tanaman padi cenderung
lebih tinggi pada perlakuan ½ NPK + Jerami (T5-T8) dibandingkan dengan
perlakuan NPK (T1-T4).
Kata kunci : insektisida, jerami, padi, produksi, pupuk daun silika.


ABSTRACT
MUHAMMAD RIZKI FAUZI. Application of Straw, Foliar Silica Fertilizer, and
Insecticide Combinations on Growth and Yield of Rice Plant, also Chemical
Properties of Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor. Supervised by LILIK TRI
INDRIYATI and BUDI NUGROHO.
Rice is the major carbohydrate source for Indonesian. Rice demand as staple food
increase continuously, so it an effort to increase rice production is needed. The
objectives of this research was to examine the application of straw, foliar silica
fertilizer, insecticide, and their combinations on growth, yield, and nutrient uptake
of rice plant, also soil chemical properties of Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor.
This research used randomized block design (RBD) with nine treatment
combinations and three replications, namely T0 (Control), T1 (NPK), T2 (NPK +
Foliar Silica Fertilizer), T3 (NPK + Insecticide), T4 (NPK + Foliar Silica Fertilizer
+ ½ Insecticide), T5 (½ NPK + Straw), T6 (½ NPK + Straw + Foliar Silica
Fertilizer), T7 (½ NPK + Straw + Insecticide), and T8 (½ NPK + Straw + Foliar
Silica Fertilizer + ½ Insecticide). The results showed that the treatment of inorganic
fertilizer and rice straw material combined with foliar silica fertilizer and or
pesticide showed significantly higher effect compared with Control (unfertilized
plot or no pesticide plot, T0), but among the treatments did not indicate significant
difference. Generally, the effect of NPK treatments (T1-T4) on the number of filled

rice grains per panicle, the weight of rice grains, N, P, K, Si uptake of rice plant,
soil organic C, exchangeable potassium, and soil available Si were not significant
difference with the treatments of 1/2NPK+rice straw (T5-T8). This showed that the
application of rice straw could substitute 50% of inorganic fertilizer (NPK). TotalN, available-Si, and K uptake tended to be higher in the treatments of compared
with the treatments of NPK.
Keywords : insecticide, rice plant, foliar silica fertilizer, straw, yield.

PEMBERIAN KOMBINASI JERAMI, PUPUK DAUN SILIKA,
DAN INSEKTISIDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI PADI, SERTA SIFAT KIMIA LATOSOL
SITU GEDE, DRAMAGA, BOGOR

MUHAMMAD RIZKI FAUZI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

vi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Padi, serta Sifat Kimia Latosol Situ Gede, Dramaga,
Bogor. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 hingga September 2014
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama penelitian dan penyusunan skripsi, terutama :
1. Dr Ir Lilik Tri Indriyati, MSc sebagai pembimbing utama yang telah
membimbing serta memberi arahan dan masukan hingga skripsi ini selesai.

2. Dr Ir Budi Nugroho, MSi sebagai pembimbing II yang telah membimbing
dan memberi saran dalam penulisan skripsi.
3. Dr Ir Darmawan, MSc sebagai penguji atas koreksi, saran, dan nasihat bagi
penyempurnaan skripsi.
4. Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan,
semangat, dan kasih sayang.
5. Pak Asep dan keluarga sebagai pemilik lahan penelitian yang telah membantu
proses penelitian di lapang.
6. Seluruh staf Laboratorium dan staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
7. Wira, Surya, Dio, Sandi, dan Rony yang telah membantu pengamatan dan
perawatan padi di sawah, serta Ari yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi.
8. Andi sebagai teman bimbingan seperjuangan atas kebersamaannya dalam
penelitian ini.
9. Seluruh teman-teman Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah serta
teman-teman seperjuangan ITSL 47 yang selalu memberikan semangat,
dukungan, dan senyumannya.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan kedepannya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Bogor, Maret 2015
Muhammad Rizki Fauzi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitan

2

METODE

2

Waktu dan Tempat

2

Alat dan Bahan

2


Rancangan Perlakuan

2

Rancangan Percobaan

3

Pelaksanaan

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor

6
6

Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Pertumbuhan Padi

7
Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Produksi Padi
8
Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Sifat Kimia Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor
10
Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Serapan Hara Padi
12
SIMPULAN DAN SARAN

14

Simpulan

14

Saran


14

DAFTAR PUSTAKA

14

LAMPIRAN

17

RIWAYAT HIDUP

30

viii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

8

9

Rancangan perlakuan pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika,
dan insektisida
Metode analisis tanah, tanaman, dan jerami
Sifat kimia dan fisik Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor
Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap tinggi padi umur 46, 60, 74, dan 88 HST
Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah anakan padi umur 50, 75, 90, dan 115 HST
Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap produksi padi
Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap pH dan C-organik Latosol Situ Gede, Dramaga,
Bogor
Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap N-total, P-tersedia, K-dd, dan Si-tersedia Latosol
Situ Gede, Dramaga, Bogor
Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap serapan N, P, K, dan Si padi

3
6
7
7
8
9
10

12
13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kriteria penilaian hasil analisis tanah (Balittanah 2005)
Kandungan hara jerami
Kandungan hara pupuk daun silika
Deskripsi padi varietas IR 64 (Puslittan 2014)
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap tinggi padi umur 46 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap tinggi padi umur 60 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap tinggi padi umur 74 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap tinggi padi umur 88 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah anakan padi umur 50 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah anakan padi umur 75 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah anakan padi umur 99 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah anakan padi umur 115 HST
Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap bobot kering jerami padi

17
17
18
18
19
19
19
19
20
20
20
20
21

14 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah malai produktif padi
15 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah gabah isi per malai padi
16 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap bobot gabah 1000 butir kering giling padi
17 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap bobot gabah kering panen padi
18 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap pH Latosol Situ Gede
19 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap C-organik Latosol Situ Gede
20 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap N-total Latosol Situ Gede
21 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap P-tersedia Latosol Situ Gede
22 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap K-dd Latosol Situ Gede
23 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap Si-tersedia Latosol Situ Gede
24 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap serapan N padi
25 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap serapan P padi
26 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap serapan K padi
27 Hasil sidik ragam pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap serapan Si padi
28 Foto penyemaian dan perawatan benih
29 Foto penanaman
30 Foto pemberian jerami, pupuk daun silika, dan insektisida
31 Foto perawatan
32 Foto padi
33 Foto padi terkena serangan hama
34 Foto beberapa sawah sekitar lokasi penelitian yang terkena serangan
hama dan gagal panen
35 Data curah hujan bulanan dan suhu rata-rata bulanan Januari-Mei 2014
(BMKG)

21
21
21
22
22
22
22
23
23
23
23
24
24
24
24
25
25
26
26
27
27
29

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi atau beras merupakan sumber utama karbohidrat penduduk Indonesia.
Kebutuhan beras sebagai bahan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring
meningkatnya jumlah penduduk. Hal ini menyebabkan perlu adanya usaha
peningkatan produksi padi. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi padi
adalah pengelolaan unsur hara dengan efektif dan efisien.
Usaha peningkatan produksi ini mendorong petani untuk menggunakan
pupuk anorganik dengan dosis yang lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan hara
padi. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya kesuburan tanah. Selain itu,
pupuk anorganik umumnya hanya memenuhi kebutuhan unsur hara makro. Dalam
usaha mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk anorganik, saat ini
banyak perhatian diarahkan pada penggunaan bahan organik (Indriyati et al. 2008).
Penggunaan bahan organik dapat menekan pemakaian pupuk anorganik dosis tinggi
sehingga menjadi lebih efisien (Isrun 2009). Bahan organik (serasah, kompos,
pupuk kandang, dan pupuk hijau) berperan penting dalam memperbaiki,
meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan secara bekelanjutan
(Wahyudi 2010). Bahan organik dapat menjadi sumber energi bagi mikroorganisme
yang dapat merangsang kegiatan biokimia dalam tanah (Djuniwati et al. 2007).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan bahan organik ke
tanah pada pertanaman padi yaitu pengembalian jerami padi ke lahan sawah.
Beberapa dekade ini, pemanfaatan jerami padi sebagai sumber bahan organik di
lahan sawah belum maksimal. Jerami padi hanya dibiarkan menumpuk di pematang
sawah, bahkan dibakar oleh beberapa petani. Padahal, pengembalian jerami ke
dalam tanah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, serta
meningkatkan kesuburan tanah (Nie et al. 2007). Jerami padi merupakan bahan
organik yang sangat penting dan tepat karena ketersediaannya di lahan sawah dan
kandungan haranya yang lengkap untuk pertumbuhan padi (Ueno and Yamamuro
2001). Jerami padi mengandung 1.12 % N, 0.22 % P2O5 (Chairunnisa et al. 2013),
dan 0.036-0.055 % K (Liu et al. 2011). Kandungan hara ini dapat memberikan
tambahan hara ke tanah yang dibutuhkan oleh padi.
Kandungan hara jerami padi yang juga berperan penting terhadap padi yaitu
unsur hara silika. Jerami padi mengandung silika cukup tinggi yaitu sekitar 19.92 %
dalam bentuk SiO2 (Chairunnisa et al. 2013). Selain melalui penambahan jerami
padi, pemberian hara silika juga dapat dilakukan dengan pemupukan yang diberikan
melalui daun. Pemupukan lewat daun dinilai lebih efektif, karena penyerapan hara
berjalan lebih cepat dibandingkan dengan pupuk yang diberikan lewat akar.
Silika merupakan unsur kedua yang paling melimpah dikerak bumi, serta
terkandung dalam jumlah yang signifikan disemua tanaman (Ma et al. 2006). Silika
merupakan salah satu unsur hara yang penting bagi beberapa tanaman, termasuk
padi (Huang et al. 2006). Penurunan ketersediaan Si pada tanah di daerah tropis
merupakan salah satu faktor penurunan produksi padi (Savant et al. 1997). Silika
dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman abiotik, seperti
kekeringan (Chen et al. 2011), keracunan logam, radiasi, tekanan suhu rendah
tinggi, dan ketidakseimbangan hara (Liang et al. 2006; Ma 2004). Silika juga dapat

2
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik seperti ketahanan
terhadap serangan hama dan penyakit (Ma 2004; Yukamgo dan Yuwono 2007).
Silika terakumulasi didalam jaringan epidermis membentuk membran silikonselulosa yang tebal sebagai penghalang fisik untuk hama dan penyakit (Meena et
al. 2013). Pemberian silika juga menyebabkan daun tumbuh lebih kuat dan bisa
merentang dengan baik tanpa saling menaungi, sehingga proses fotosintesis relatif
berjalan lancar (Yukamgo dan Yuwono 2007). Untuk mengetahui efektivitas pupuk
daun silika dalam meningkatkan ketahanan terhadap hama, insektisida digunakan
sebagai pembanding dalam penelitian ini.
Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian ini adalah menguji pemberian kombinasi jerami, pupuk
daun silika, dan insektisida terhadap pertumbuhan, produksi, dan serapan hara padi,
serta sifat kimia Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai September 2014.
Penelitian dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu pertanaman padi, serta analisis
tanah, tanaman, dan jerami. Pertanaman padi dilaksanakan di sawah Desa Situ
Gede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Analisis tanah, tanaman, dan jerami
dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu cangkul, sprayer, timbangan, dan alat-alat
yang diperlukan di lapang, serta alat-alat untuk analisis tanah dan tanaman. Bahanbahan yang digunakan yaitu benih padi IR 64, pupuk urea, pupuk SP 36, pupuk KCl,
jerami, pupuk daun silika, dan insektisida, serta bahan-bahan untuk analisis tanah
dan tanaman.
Rancangan Perlakuan
Penelitian ini terdiri dari 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan sehingga
terdapat 27 petak perlakuan. Perlakuan yang diberikan yaitu pemberian kombinasi
jerami, pupuk daun silika, dan insektisida. Kombinasi perlakuan terdiri atas :

3
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

T0 : Kontrol
T1 : NPK
T2 : NPK + Pupuk Daun Silika
T3 : NPK + Insektisida
T4 : NPK + Pupuk Daun Silika + ½ Insektisida
T5 : ½ NPK + Jerami
T6 : ½ NPK + Jerami + Pupuk Daun Silika
T7 : ½ NPK + Jerami + Insektisida
T8 : ½ NPK + Jerami + Pupuk Daun Silika + ½ Insektisida
Perlakuan yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Rancangan perlakuan pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika,
dan insektisida
Pupuk
NPK
Jerami
Insektisida
daun
silika
Perlakuan Urea SP36 KCl
(ml/4 liter (ml/3 liter
(g/petak)
(kg/petak)
air)
air)
T0
0
0
0
0
0
0.0
T1
400
160
240
0
0
0.0
T2
400
160
240
0
10
0.0
T3
400
160
240
0
0
3.0
T4
400
160
240
0
10
1.5
T5
200
80
120
12
0
0.0
T6
200
80
120
12
10
0.0
T7
200
80
120
12
0
3.0
T8
200
80
120
12
10
1.5
Rancangan Percobaan
Percobaan pertanaman padi menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan satu faktor. Model linier dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Yij = μ + τi + βj + εij ; (i: 1,2,3; j: 1,...,9)
Keterangan :
Yij = Pengaruh blok ke-i dan perlakuan ke-j
μ = Rataan umum
τi = Pengaruh blok ke-i
βj = Pengaruh perlakuan ke-j
εij = Pengaruh acak blok ke-i dan perlakuan ke-j
Variabel yang diamati meliputi tinggi, jumlah anakan, bobot kering jerami,
jumlah malai produktif, jumlah gabah isi per malai, bobot 1000 butir gabah kering
giling, bobot gabah kering panen, dan serapan N, P, K, dan Si padi, serta pH, Corganik, N-total, P-tersedia, K-dd, dan Si-tersedia tanah. Analisis ragam dilakukan
untuk melihat pengaruh nyata perlakuan terhadap variabel yang diamati. Perlakuan
yang berpengaruh nyata selanjutnya dilakukan analisis lanjut Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT).

4
Pelaksanaan
1. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan dengan cangkul, kemudian diratakan dan
dibiarkan macak-macak selama 4-5 hari agar lumpur mengendap. Selanjutnya
dibuat petakan dengan ukuran 4x4 m2 sebanyak 27 petak. Pembuatan petak
dilakukan dengan membuat batas-batas berupa pematang. Saluran irigasi dan
drainase diatur untuk mencegah kontaminasi perlakuan. Setelah itu dilakukan
pemberian kode perlakuan pada setiap petak percobaan secara acak. Denah
petak lahan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Denah petak percobaan
2. Penyemaian, Penanaman, dan Penyulaman
Penyemaian dilakukan pada dua buah petak berukuran masing-masing
5 x 5 m2. Sebanyak 5 kg benih padi IR 64 ditebar pada petak semai yang telah
dibuat. Benih yang digunakan adalah benih yang tenggelam setelah direndam
selama 24 jam dalam larutan garam dapur. Benih yang tenggelam
menunjukkan benih bernas, sedangkan benih yang mengapung menunjukkan
benih hampa. Pada umur 16 hari setelah tanam (HST) dilakukan
penyemprotan pupuk daun silika pada bibit yang digunakan untuk perlakuan
silika (T2, T4, T6, dan T8). Bibit padi umur 19 HST dipindah tanam pada
petak sesuai perlakuan dengan menanam tiga bibit per lubang tanam pada
jarak tanam 25 x 25 cm2. Seminggu setelah penanaman dilakukan
penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dan rusak oleh hama keong
mas. Penyulaman dilakukan sampai umur 40 HST dengan menggunakan bibit
yang sama dari petak semaian.

5
3. Pemberian Perlakuan
Pemberian pupuk urea dan KCl diberikan tiga kali pada 19, 49, dan 64
HST masing-masing sepertiga bagian. Pupuk SP 36 diberikan pada 9 HST.
Jerami diberikan satu bulan sebelum pindah tanam agar jerami
terdekomposisi. Jerami dicacah 3-5 cm lalu dibenamkan ke dalam petak
perlakuan. Penyemprotan pupuk daun silika diberikan lima kali pada 16, 39,
59, 79, dan 99 HST masing-masing seperlima bagian. Penyemprotan
insektisida diberikan tiga kali pada 39, 59, dan 79 HST masing-masing
sepertiga bagian.
4. Pemeliharaan, Pengamatan, dan Pemanenan
Pemeliharaan dilakukan dengan pengaturan saluran irigasi, perbaikan
pematang, penyiangan gulma, serta pengendalian hama seperti keong mas,
belalang, walang sangit, dan burung. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan secara tradisional, seperti membuka rumpun padi untuk
menanggulangi hama wereng dan membuat tali rapia yang disambungkan
dengan bambu dan kaleng untuk mengusir burung. Pembukaan rumpun padi
bertujuan mengurangi kelembaban padi dan membuka ruang masuknya
cahaya matahari ke sela-sela padi. Penanggulangan hama keong mas
dilakukan dengan mengambil satu per satu keong mas di petak lahan, lalu
membuangnya ke tempat lain. Penanggulangan hama keong mas juga
dilakukan dengan menyebarkan makanan keong mas yaitu daun pepaya di
setiap sudut petak lahan sehingga keong mas berkumpul di sudut petak lahan.
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 46, 60, 74, dan 88
HST, sedangkan pengamatan jumlah anakan dilakukan pada umur 50, 75, 99,
dan 115 HST. Pengamatan bobot kering jerami, jumlah malai produktif,
jumlah gabah isi per malai, bobot 1000 butir gabah kering giling, dan bobot
gabah kering panen dilakukan saat panen dari 10 contoh padi yang digunakan
untuk pengamatan tinggi dan jumlah anakan padi. Padi dipanen saat berumur
115 HST.
5. Pengambilan Contoh Tanah dan Tanaman, serta Analisis Sifat Kimia
dan Fisik Contoh Tanah, Tanaman, dan Jerami
Contoh tanah yang diambil meliputi contoh tanah awal dan akhir
percobaan. Pengambilan contoh tanah awal percobaan dilakukan dengan
mencampurkan tanah secara komposit dari seluruh petakan perlakuan,
sedangkan pengambilan contoh tanah pada akhir percobaan dilakukan secara
komposit pada masing-masing petak perlakuan. Contoh tanah awal percobaan
dilakukan analisis sifat kimia dan fisik contoh tanah meliputi pH, C-organik,
N-total, P-tersedia, Si-tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), basa-basa (K,
Na, Ca, dan Mg), kejenuhan basa (KB), serta tekstur. Contoh tanah akhir
percobaan dilakukan analisis sifat kimia contoh tanah meliputi pH, C-organik,
N-total, P-tersedia, K-dd, dan Si-tersedia.
Contoh padi diambil pada umur 65 HST (puncak masa vegetatif) untuk
analisis kandungan N, P, dan K padi, serta umur 115 HST (saat panen) untuk
analisis kandungan Si padi. Pengambilan contoh padi umur 65 HST dilakukan

6
secara acak dengan mengambil dua tanaman dari 10 contoh rumpun padi,
sedangkan pengambilan contoh padi umur 115 HST dilakukan secara acak
dengan mengambil 10 contoh padi. Contoh jerami untuk perlakuan dianalisis
C-organik, N, P, basa-basa (K, Na, Ca, dan Mg), dan Si. Metode analisis sifat
kimia dan fisik contoh tanah, tanaman, dan jerami dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Metode analisis tanah, tanaman, dan jerami
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.

Analisis

Metode

Tanah
pH
pH meter (H2O 1:1)
C-organik
Walkey and Black
N-total
Kjeldahl
P-tersedia
Bray 1
Si-tersedia
NH4OAc pH 4.8
KTK
NH4OAc pH 7
Basa-basa (K, Na, Ca, dan Mg)
NH4OAc pH 7
KB
NH4OAc pH 7
Tekstur
Pipet
Tanaman dan jerami
C-organik
Pengabuan kering
N
Pengabuan basah H2SO4 dan H2O2
P
Pengabuan basah H2SO4 dan H2O2
Basa-basa (K, Na, Ca, dan Mg) Pengabuan basah H2SO4 dan H2O2
Si
Gravimetri

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor
Hasil analisis sifat kimia dan fisik Latosol Situ Gede pada Tabel 3
menunjukkan bahwa Latosol Situ Gede tergolong masam (pH 5.40) dengan
kandungan C-organik, kapasitas tukar kation (KTK), dan N-total tergolong sedang,
masing-masing sebesar 2.52 %, 23.10 me/100 g, dan 0.23 %. P-tersedia tergolong
tinggi yaitu 14.33 ppm. Kandungan basa-basa seperti K-dd, Na-dd, Ca-dd, dan Mgdd tergolong sedang hingga tinggi, masing-masing sebesar 0.45, 0.77, 12.48, dan
2.53 me/100 g dengan kejenuhan basa (KB) tergolong tinggi sebesar 70.27 %.
Berdasarkan sifat kimia dan fisik tanah lahan percobaan, status kesuburan tanah
lahan percobaan termasuk sedang.

7
Tabel 3 Sifat kimia dan fisik Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor
Sifat tanah
pH
C-organik (%)
N-total (%)
P-tersedia (ppm)
Si-tersedia (ppm)
KTK (me/100 g)
Basa-basa (me/100 g) :
K-dd
Na-dd
Ca-dd
Mg-dd
KB (%)
Tekstur (%) :
Pasir
Debu
Klei

Nilai
5.40
2.52
0.23
14.33
353.49
23.10

Kelas
Masam
Sedang
Sedang
Tinggi

0.45
0.77
12.48
2.53
70.27

Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi

14.62
40.57
44.81

Klei berdebu

Sedang

Keterangan: Kelas didasarkan pada Kriteria hasil analisis tanah (Balittanah 2005).

Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Pertumbuhan Padi
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk
daun silika, insektisida, dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap tinggi padi
umur 46 dan 60 HST, serta jumlah anakan padi umur 50, 75, dan 99 HST (Lampiran
5, 6, 9, 10, dan 11), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi padi umur 74
dan 88 HST, serta jumlah anakan padi umur 115 HST (Lampiran 7, 8, dan 12).
Tabel 4 Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap tinggi padi umur 46, 60, 74, dan 88 HST
Perlakuan
T0
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8

46 HST
45.1 b
50.8 a
50.7 a
48.5 ab
49.8 a
48.1 ab
48.9 a
48.5 ab
51.1 a

Tinggi (cm)
60 HST
74 HST
57.7 c
68.2
65.4 ab
73.0
66.6 ab
75.3
64.8 ab
74.0
65.8 ab
73.8
63.3 b
72.0
65.0 ab
73.9
64.9 ab
74.3
67.0 a
76.1

88 HST
78.7
84.3
85.4
85.9
85.1
82.1
84.0
85.0
86.9

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5 %.

8
Tabel 5 Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap jumlah anakan padi umur 50, 75, 90, dan
115 HST
Perlakuan
T0
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8

50 HST
11.2 b
16.6 a
17.4 a
16.0 a
17.4 a
15.3 a
14.7 a
16.2 a
16.6 a

Jumlah anakan
75 HST
99 HST
8.7 c
9.4 c
12.6 ab
16.6 a
12.6 ab
17.8 a
13.2 a
15.0 ab
12.5 ab
15.7 ab
12.1 ab
15.5 ab
10.4 bc
13.2 b
12.4 ab
15.1 ab
12.7 ab
14.8 ab

115 HST
8.5
11.4
12.1
12.5
11.7
11.7
10.1
11.9
11.8

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5 %.

Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa tinggi padi terus meningkat secara
bertahap sampai dengan umur 88 HST, sedangkan jumlah anakan padi mulai
menurun secara bertahap pada umur 75 HST hingga 115 HST. Menurunnya jumlah
anakan tersebut karena matinya beberapa anakan yang tidak produktif.
Tinggi dan jumlah anakan padi pada perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk
daun silika, insektisida, dan kombinasinya nyata lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrol (tanpa pemberian pupuk dan atau pestisida, T0), tetapi diantara perlakuan
pupuk NPK, jerami, pupuk daun silika, insektisida, dan kombinasinya tidak berbeda
nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian 7.5 ton jerami/ha dapat
menggantikan 50 % pupuk NPK. Kandungan hara jerami mampu memberikan
sumbangan hara yang dibutuhkan pertumbuhan padi melalui proses dekomposisi
jerami.
Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Produksi Padi
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk
daun silika, insektisida, dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap bobot kering
jerami dan jumlah malai produktif padi (Lampiran 13 dan 14). Tabel 6
menunjukkan bahwa secara umum bobot kering jerami dan jumlah malai produktif
padi pada perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk daun silika, insektisida, dan
kombinasinya (T1-T8) tidak berbeda nyata.
Pada bobot kering jerami padi, pemberian insektisida yang dikombinasikan
dengan NPK (T3) atau ½ NPK + Jerami (T7) cenderung lebih tinggi dibandingkan
tanpa pemberian insektisida. Pemberian insektisida berpengaruh langsung dalam
membunuh hama padi dengan mempengaruhi sistem syaraf hama padi. Hal ini
mengakibatkan serangan hama terhadap tanaman berkurang, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik yang ditunjukkan dengan bobot kering
jerami padi.

9
Tabel 6 Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap produksi padi
Jumlah
Bobot
Bobot
Bobot
malai
gabah 1000
gabah
Jumlah
kering
produktif gabah isi per butir kering
kering
Perlakuan
jerami
(malai/ malai (butir)
giling
panen
(ton/ha)
tanaman)
(gram)
(ton/ha)
T0
3.01 c
11.87 c
51.0
24.19
2.49 c
T1
3.47 b
15.40 a
54.8
24.61
3.26 ab
T2
3.84 b
15.27 a
58.9
23.72
2.81 bc
T3
3.90 b
15.73 a
56.6
25.03
3.35 ab
T4
3.62 b
14.80 ab
54.1
24.47
3.11 abc
T5
3.62 b
15.13 a
63.9
24.13
3.14 abc
T6
3.67 b
12.87 bc
67.7
24.33
3.47 ab
T7
4.35 a
15.37 a
69.2
24.11
3.73 a
T8
3.82 b
14.73 ab
61.8
23.94
3.56 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5 %.

Pada jumlah malai produktif, pemberian pupuk daun silika yang
dikombinasikan dengan ½ NPK + jerami (T6) nyata lebih rendah dibandingkan
perlakuan lainnya, kecuali T4 dan T8. Pemberian pupuk daun silika yang
mempunyai jumlah malai produktif padi yang lebih rendah berkaitan dengan
pengaruh pupuk daun silika yang menyebabkan serapan P dan K lebih rendah pada
Tabel 9. Hal ini menunjukkan jumlah malai produktif padi sangat dipengaruhi oleh
serapan hara P dan K. Namun, pemberian pupuk daun silika secara tunggal pada
perlakuan NPK + Pupuk Daun Silika (T2) relatif sama dengan perlakuan NPK (T1).
Diduga, pemberian pupuk daun silika tidak berinteraksi saat diberikan secara
tunggal, namun interaksi terjadi saat pupuk daun silika dikombinasikan dengan
jerami, insektisida, dan kombinasi keduanya (T4, T6, dan T8) yang menyebabkan
menurunnya jumlah malai produktif.
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk
daun silika, insektisida, dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap bobot gabah
kering panen padi (Lampiran 17), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
gabah isi per malai dan bobot gabah 1000 butir gabah kering giling padi (Lampiran
15 dan 16). Tabel 6 menunjukkan bahwa secara umum jumlah gabah isi per malai,
bobot gabah 1000 butir gabah kering giling, dan bobot gabah kering panen padi
pada perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk daun silika, insektisida, dan
kombinasinya (T1-T8) tidak berbeda.
Pada jumlah gabah isi per malai dan bobot gabah kering panen padi,
pemberian jerami secara tunggal maupun yang dikombinasikan dengan pupuk daun
silika, insektisida, dan kombinasi keduanya (T5-T8) cenderung lebih tinggi
dibandingkan tanpa pemberian jerami (T1-T4). Pemberian jerami dapat
memperbaiki kualitas tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman selain
meningkatkan ketersediaan hara. Peningkatan kualitas tanah dapat berpengaruh
positif terhadap produksi padi dan peningkatan kualitasnya (Yuan et al. 2013).

10
Pemberian insektisida pada perlakuan ½ NPK + Jerami + Insektisida (T7)
menunjukkan produksi gabah kering panen padi tertinggi yaitu 3.73 ton/ha.
Pemberian insektisida pada perlakuan NPK + Insektisida (T3) juga cenderung
mempunyai bobot gabah kering panen padi lebih tinggi dibandingkan perlakuan
NPK lainnya (T1, T2, dan T4). Hal ini berbanding lurus dengan bobot kering jerami
padi yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian insektisida. Tidak
terganggunya tanaman oleh hama berpengaruh terhadap bobot kering jerami padi
yang juga berpengaruh terhadap bobot gabah kering panen padi.
Pemberian pupuk daun silika pada penelitian ini cenderung tidak berpengaruh
terhadap faktor-faktor produksi. Hal ini disebabkan kandungan Si-tersedia pada
tanah sawah lokasi penelitian sudah tinggi. Tingginya kandungan Si-tersedia tanah
dipengaruhi oleh bahan induk yang berasal dari abu volkan gunung salak, iklim
dengan curah hujan tinggi, dan pengelolaan lahan yang sudah baik.
Hasil bobot gabah kering panen padi pada semua perlakuan menunjukkan
produksi yang relatif rendah dibandingkan dengan produksi padi di Indonesia
sebesar 5 ton/ha. Hal ini disebabkan banyaknya serangan hama dan penyakit di
lokasi penelitian pada saat musim tanam tersebut. Hama yang dijumpai antara lain
belalang, walang sangit, ulat grayak, wereng, dan burung, serta munculnya penyakit
seperti jamur yang disebabkan oleh kondisi cuaca cukup ekstrim dengan suhu ratarata bulanan berkisar antara 24.6-26.2 oC/bulan dan curah hujan bulanan berkisar
antara 296-1431 mm/bulan (Lampiran 35). Berdasarkan hasil diskusi dengan
beberapa petani, secara umum pada musim tanam tersebut produksi padi petani
mengalami penurunan bahkan ada yang mengalami gagal panen (Lampiran 34).
Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Sifat Kimia Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk
daun silika, insektisida, dan kombinasinya tidak berpengaruh nyata terhadap pH
dan C-organik Latosol Situ Gede (Lampiran 18 dan 19).
Tabel 7 Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika dan insektisida
terhadap pH dan C-organik Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor
C-organik
Perlakuan
pH
(%)
T0
5.86
2.55
T1
6.17
2.33
T2
6.12
2.36
T3
6.02
2.43
T4
6.16
2.38
T5
6.08
2.63
T6
6.10
2.50
T7
6.01
2.86
T8
5.91
2.50

11
Tabel 7 menunjukkan bahwa secara umum pH tanah diantara perlakuan
pupuk NPK, jerami, pupuk daun silika, insektisida, dan kombinasinya (T0-T8)
tidak berbeda, namun cenderung meningkat menuju netral (5.86-6.17)
dibandingkan dengan tanah awal (5.40). Menurut Patti et al. (2013), tanah mineral
yang disawahkan (digenangi) menyebabkan tanah dengan pH masam akan
meningkat menuju netral, sedangkan tanah dengan pH alkali akan menurun menuju
netral. Peningkatan pH pada kebanyakan tanah mineral masam disebabkan oleh
reduksi Fe (III) menjadi Fe (II). Pada kandungan C-organik tanah, pemberian jerami
secara tunggal maupun yang dikombinasikan dengan pupuk daun silika, insektisida,
dan kombinasi keduanya (T5-T8) cenderung lebih tinggi dibandingkan tanpa
pemberian jerami (T1-T4). Kandungan C-organik pada jerami cukup tinggi
(35.62 %), sehingga pemberian jerami dapat meningkatkan kandungan bahan
organik tanah sawah. Menurut Fließbach et al. (2007), penambahan pupuk kandang
atau limbah panen sebagai bahan organik dapat meningkatkan C dalam tanah.
Pemberian jerami yang diberikan pada tanah sawah mengalami dekomposisi jerami
pada kondisi reduksi yang dipengaruhi oleh proses penggenangan, sehingga terjadi
peningkatan kandungan bahan organik tanah dari C yang diberikan oleh jerami.
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk
daun silika, insektisida, dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap N-total dan
Si-tersedia Latosol Situ Gede (Lampiran 20 dan 23), tetapi tidak berpengaruh nyata
terhadap P-tersedia dan K-dd Latosol Situ Gede (Lampiran 21 dan 22). Secara
umum, kandungan N-total, P-tersedia, K-dd, dan Si-tersedia tanah cenderung
meningkat dibandingkan dengan tanah awal baik yang diberikan perlakuan maupun
kontrol. Pada tanah sawah, proses penggenangan selama masa tanam menyebabkan
terjadinya peningkatan pH tanah menuju netral akibat proses reduksi. Nilai pH
tanah sangat penting karena organisme tanah dan tanaman sangat responsif
terhadap sifat kimia di lingkungannya. Nilai pH tanah sangat mempengaruhi
konsentrasi unsur hara dan bahan toksik pada tanah tergenang. Pada kondisi pH
tanah medekati netral, hara-hara yang diikat oleh tanah menjadi lebih tersedia,
sehingga kandungan hara di tanah cenderung meningkat akibat penggenangan
meskipun tanpa diberikan perlakuan.
Pada kandungan N-total, K-dd, dan Si-tersedia tanah, pemberian jerami
secara tunggal maupun yang dikombinasikan dengan pupuk daun silika, insektisida,
dan kombinasi keduanya (T5-T8) cenderung lebih tinggi dibandingkan tanpa
pemberian jerami (T1-T4). Hal ini menunjukkan bahwa kandungan 1.99 % N,
2.70 % K, dan 34.05 % Si dalam jerami dapat meningkatkan kandungan N-total, Kdd, dan Si-tersedia tanah. Peran jerami sebagai bahan organik terhadap ketersediaan
hara dalam tanah merupakan hasil dari proses mineralisasi. Dalam proses
mineralisasi akan dilepas mineral-mineral hara ke dalam tanah yang tersedia bagi
tanaman. Menurut Zhenghu dan Honglang (2000), pemberian kombinasi pupuk
organik dan pupuk anorganik dapat berkontribusi pada peningkatan kandungan N
tanah. Kaya (2013) juga menyatakan bahwa pemberian kompos jerami padi
berpengaruh nyata meningkatkan N-tersedia tanah. Pada saat jerami mengalami
dekomposisi, mikrorganisme akan melepaskan N secara langsung ke dalam tanah
atau memanfaatkannya terlebih dahulu untuk keperluan hidupnya kemudian
dilepaskan ke dalam tanah (Geisseler et al. 2009). Peningkatan Si-tersedia tanah
pada perlakuan jerami sesuai dengan penelitian Chairunnisa et al. (2013) yang
menyatakan bahwa pemberian jerami padi berpengaruh nyata meningkatkan Si

12
tersedia tanah. Selain itu, pemberian bahan organik berupa kompos dan jerami
umumnya meningkatkan K-dd dalam tanah (Wihardjaka 2002).
Pada kandungan P-tersedia tanah, pemberian jerami secara tunggal maupun
yang dikombinasikan dengan pupuk daun silika, insektisida, dan kombinasi
keduanya (T5-T8) cenderung lebih rendah dibandingkan tanpa pemberian jerami
(T1-T4). Peningkatan ketersediaan P akibat pemberian jerami tidak signifikan,
namun pemberian jerami meningkatkan serapan P padi lebih tinggi dibandingkan
tanpa pemberian jerami, sehingga kandungan P-tersedia di tanah cenderung lebih
rendah pada pemberian jerami akibat lebih banyak yang terserap oleh padi. Menurut
Djuniwati et al. (2003) hasil dekomposisi bahan organik baik berupa asam-asam
organik maupun ion P yang dihasilkan dari mineralisasi bahan organik tersebut
berperan dalam meningkatkan P-tersedia tanah yang dapat diabsorpsi oleh tanaman.
Tabel 8 Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap N-total, P-tersedia, K-dd, dan
Si-tersedia Latosol Situ Gede, Dramaga, Bogor
N-total
P-tersedia
K-dd
Si-tersedia
Perlakuan
(ppm)
(me/100g)
(ppm)
(%)
T0
0.25 bc
15.87
0.33
277.60 e
T1
0.21 c
17.90
0.39
289.95 de
T2
0.25 abc
18.10
0.65
329.38 abcd
T3
0.23 bc
19.57
0.47
321.82 bcde
T4
0.26 abc
16.74
0.50
312.87 cde
T5
0.29 a
18.45
0.87
345.10 abc
T6
0.27 ab
17.14
0.55
367.52 ab
T7
0.26 abc
19.22
0.45
350.08 abc
T8
0.24 bc
14.56
0.40
376.78 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5 %.

Pemberian Kombinasi Jerami, Pupuk Daun Silika, dan Insektisida terhadap
Serapan Hara Padi
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk
daun silika, insektisida, dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap serapan N,
P, dan K padi (Lampiran 24, 25, dan 26), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
serapan Si padi (Lampiran 27). Pada serapan N, P, K, dan Si padi, pemberian jerami
secara tunggal maupun yang dikombinasikan dengan pupuk daun silika, insektisida,
dan kombinasi keduanya (T5-T8) cenderung lebih tinggi dibandingkan tanpa
pemberian jerami (T1-T4). Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya
kandungan hara tanah pada pemberian jerami. Kandungan hara jerami cukup tinggi,
sehingga dapat memberikan hara yang dibutuhkan padi. Menurut Wijanarko et al.
(2012), serapan hara oleh tanaman tergantung pada konsentrasi hara dalam tanah.
Aktivitas mikroorganisme tanah yang terkandung dalam jerami dapat membantu
proses perombakan bahan organik, sehingga meningkatkan ketersediaan dan
penyerapan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Arinong et al. 2006).

13
Tabel 9 Pengaruh pemberian kombinasi jerami, pupuk daun silika, dan
insektisida terhadap serapan N, P, K, dan Si padi
Perlakuan
T0
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8

N
77.03 c
101.80 b
107.07 b
115.42 b
102.85 b
105.91 b
100.19 b
133.14 a
105.71 b

P

K

(gram/petak)
6.86 c
79.06 d
9.63 abc
92.22 bcd
6.80 c
82.74 cd
10.42 ab
101.50 bcd
8.30 bc
100.63 bcd
10.90 ab
113.31 ab
10.44 ab
103.90 bc
12.11 a
131.24 a
12.68 a
111.64 ab

Si
762.70
913.10
1056.00
1097.80
1068.00
1029.60
989.60
1184.60
1034.10

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5 %.

Pada serapan P dan K padi, pemberian pupuk daun silika baik yang
dikombinasikan dengan NPK (T2) maupun ½ NPK + jerami (T6) lebih rendah
dibandingkan tanpa pemberian pupuk daun silika (T1 dan T5). Menurut Tanaka and
Park (1966), peningkatan silika dapat menurunkan kandungan P dan K dalam daun
padi. Pada serapan N dan Si padi, pemberian pupuk daun silika yang
dikombinasikan dengan ½ NPK + jerami (T6) cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk daun silika (T5). Namun, pemberian
pupuk daun silika yang dikombinasikan dengan NPK (T2) cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk daun silika (T1). Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun silika lebih terlihat pengaruhnya
terhadap peningkatan serapan N dan Si padi pada kondisi serapan hara tanaman
yang lebih rendah (agak stres) pada pemberian NPK saja dibandingkan pada
serapan hara tanaman yang sudah lebih tinggi pada pemberian ½ NPK + Jerami.
Menurut Prastowo (2013), peningkatan unsur hara tertentu akan
menyebabkan peningkatan serapan unsur hara lain di dalam jaringan tanaman
(sinergisme). Contohnya pasokan pupuk N dalam jumlah yang optimal akan
meningkatkan serapan P oleh tanaman. Namun, interaksi dapat menjadi negatif
apabila peningkatan konsentrasi unsur tertentu justru menyebabkan penurunan
serapan hara lain (antagonisme). Contohnya pasokan atau ketersediaan K di dalam
tanah yang terlalu tinggi akan menurunkan serapan Ca. Berdasarkan bagan Mulder
diketahui bahwa di dalam tanah interaksi antar hara yang terjadi lebih banyak yang
bersifat antagonisme daripada sinergisme.

14

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perlakuan pupuk NPK, jerami, pupuk daun silika, insektisida, dan
kombinasinya nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (tanpa pemberian
pupuk dan atau insektisida, T0), tetapi diantara perlakuan pupuk NPK, jerami,
pupuk daun silika, insektisida, dan kombinasinya tidak berbeda nyata. Secara
umum pengaruh perlakuan NPK (T1-T4) terhadap jumlah gabah isi per malai,
bobot gabah kering panen (GKP), serapan hara N, P, K, Si tanaman padi, C-organik,
K dapat dipertukarkan, dan Si-tersedia dalam tanah tidak berbeda nyata dengan
perlakuan ½ NPK + Jerami (T5-T8). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian jerami
dapat menggantikan 50 % pupuk NPK. Kandungan N-total dan Si-tersedia tanah,
serta serapan K tanaman padi cenderung lebih tinggi pada perlakuan ½ NPK +
Jerami (T5-T8) dibandingkan dengan perlakuan NPK (T1-T4).
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang jerami dan pupuk daun silika
dengan berbagai metode dan variasi dosis.

DAFTAR PUSTAKA
Arinong AR, Nilawati E, Suintosa. 2006. Peningkatan produksi kacang tanah
(Arachis hypogeae L.) dengan pemberian jerami padi dan pupuk kandang. J
Agrisistem. 2(2):70-73.
[Balittanah] Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor (ID): Balittanah.
[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2014. Data Klimatologi
Tahun 2014. Bogor (ID): BMKG.
Chairunnisa C, Hanum H, Mukhlis. 2013. Peran beberapa bahan silikat (Si) dan
pupuk fosfat (P) dalam memperbaiki sifat kimia tanah Andisol dan
pertumbuhan tanaman. J Online Agrotek. 1(3):732-743.
Chen W, Yao X, Cai K, Chen J. 2011. Silicon alleviates drought stress of rice plants
by improving plant water status, photosynthesis, and mineral nutrient
absorption. Biol Trace Elem Res.142:67-76.
Djuniwati S, Hartono A, Indriyati LT. 2003. Pengaruh bahan organik (Pueraria
javanica) dan fosfat alam terhadap pertumbuhan dan serapan P tanaman
jagung (Zea mays) pada Andisol Pasir Sarongge. J Tanah dan Ling. 5(1):1722.
Djuniwati S, Pulunggono HB, Suwarno. 2007. Pengaruh pemberian bahan organik
(Centrosema pubescens) dan fosfat alam terhadap aktivitas fosfatase dan
fraksi p tanah Latosol di Darmaga, Bogor. J Tanah dan Ling. 9(1):10-15.
Fließbach A, Oberholzer HR, Gunst L, Mader P. 2007. Soil organic matter and
biological soil quality indicators after 21 years of organic and conventional
farming. Agric, Ecosys, and Environ. 118:273-284.

15
Geisseler D, Horwath WR, Doane TA. 2009. Significance of organic nitrogen
uptake from plant residues by soil microorganisms as affected by carbon and
nitrogen availability. Soil Biol and Biochem. 41:1281-1288.
Huang LY, Li HX, Zhang XM, Lu WS, Liu YJ. 2006. Silicate adsorption in paddy
soils of Guangdong Province, China. Pedosphere. 16(5):654-659.
Indriyati LT, Sabiham S, Kadarusman LK, Situmorang R, Sudarsono, Sisworo WH.
2008. Transformasi nitrogen dalam tanah tergenang: aplikasi jerami padi dan
kompos jerami padi. J Tanah Trop. 13(3):189-197.
Isrun. 2009. Perubahan status N, P, K tanah, dan hasil tanaman jagung manis ((Zea
mays saccharata sturt) akibat pemberian pupuk cair organik pada Entisols. J
Agroland. 16(4):281-285.
Kaya E. 2013. Pengaruh kompos jerami dan pupuk NPK terhadap N-tersedia tanah,
serapan N, pertumbuhan, dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.). Agrologia.
2(1):43-50.
Liang Y, Sun W, Zhu YG, Christie P. 2006. Mechanisms of silicon-mediated
alleviation of abiotic stresses in higher plants: a review. Environ Pollut.
147:422-428.
Liu Z, Xu A, Zhao T. 2011. Energy from combustion of rice straw: status and
challenges to China. Energy and Power Engineering. 3:325-331.
Ma JF. 2004. Role of silicon in enhancing the resistance of plants to biotic and
abiotic stresses. Soil Scien and Plant Nutr. 50(1):11-18.
Ma JF, Tamai K, Yamaji N, Mitani N, Konishi S, Katsuhara M, Ishiguro M, Murata
Y, Yano M. 2006. A silicon transporter in rice. Nature. 440(30):688-691.
Meena VD, Dotaniya ML, Coumar V, Rajendiran S, Ajay, Kundu S, Rao AS. 2013.
A case for silicon fertilization to improve crop yields in tropical soils. The
Proc of The Natl Acad of Scien, India, Section B: Biol Scien. 84(3):505-518.
Nie J, Zhou JM, Wang HY, Chen XQ, Du CW. 2007. Effect of long-term rice straw
return on soil glomalin, carbon, and nitrogen. Pedosphere. 17(3):295-302.
Patti PS, Kaya E, Silahooy C. 2013. Analisis status nitrogen tanah dalam kaitannya
dengan serapan N oleh tanaman padi sawah di Desa Waimital, Kecamatan
Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Agrologia. 2(1):51-58.
Prastowo E. 2013. Pemupukan tanaman kopi dan kakao perlu memperhatikan
interaksi antar hara. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
25(3):7-12.
[Puslittan] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2007. Deskripsi
padi varietas IR 64 [internet]. [diacu 2014 September 20]. Tersedia dari:
http://www.puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas/varietas_detail&
komoditas=05021&id=IR64&pg=5&varietas=1.
Savant NK, Datnoff LE, Snyder GH. 1997. Depletion of plant-available silicon in
soils: a possible cause of declining rice yields. Commun in Soil Scien Plant
Analys. 28(13-14):1245-1252.
Tanaka A, Park YD. 1966. Significance of the absorption and distribution of silica
in the growth of the rice plant. Soil Scien and Plant Nutr. 12(5):23-28.
Ueno H, Yamamuro S. 2001. Fate of nitrogen derived from 15n-labeled plant
residues and composts in rice-planted paddy soil. Soil Scien and Plant Nutr.
47(4):747-754.
Wahyudi I. 2010. Kajian perubahan status fosfor tanah akibat pemberian bokashi
kulit buah kakao pada Inseptisols Palolo. J Agroland. 17(2):131-137.

16
Wihardjaka A. 2002. Pola perubahan ketersediaan kalium dalam tanah selama
pertumbuhan padi di lahan sawah tadah hujan. Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan. 21(3):15-23.
Wijanarko A, Purwanto BH, Shiddieq D, Indradewa D. 2012. Pengaruh kualitas
bahan organik dan kesuburan tanah terhadap mineralisasi nitrogen dan
serapan N oleh tanaman ubikayu di Ultisol. J Perkebunan & Lahan Tropika.
2(2):1-14.
Yuan L, Zhang Z, Cao X, Zhu S, Zhang X, Wu L. 2013. Responses of rice
production, milled rice quality, and soil properties to various nitrogen inputs
and rice straw incorporation under continuous plastic film mulching
cultivation. Field Crops Research. 8:1-8.
Yukamgo E, Yuwono NW. 2007. Peran silikon sebagai unsur bermanfaat pada
tanaman tebu. J Ilmu Tanah dan Ling. 7(2):103-116.
Zhenghu D, Honglang X. 2000. Effects of soil properties on ammonia volatilization.
Soil Scien and Plant Nutrien. 46(4):845-852.

17

LAMPIRAN
Lampiran 1 Kriteria penilaian hasil analisis tanah (Balittanah 2005)
Nilai
Parameter tanah
Sangat
Rendah Sedang
Tinggi
rendah
C (%)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Kompos Jerami Dan Pupuk Sp-36 Pada Tanah Sulfat Masam Potensial Terhadap Perubahan Sifat Kimia Serta Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.)

1 29 71

Pengaruh Pemberian Pupuk TSP dan Bokashi Jerami Padi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) serta Sifat Kimia Tanah Podsolik Merah Kuning dari Jasinga

0 8 168

Efektivitas Pupuk Organik Granul terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kadar Hara NPK Daun Jagung Manis pada Latosol Dramaga

0 4 65

Pengaruh Trass dan Pupuk Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo serta Perubahan Sifat Kimia pada Latosol Gunung Sindur

0 4 40

Pengaruh Pemberian Takaran Pupuk Amonium Sulfat terhadap Pertumbuhan, Produksi, Kadar dan Serapan Hara Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Latosol Dramaga, Bogor

0 3 42

Pengaruh Fosfor dan Silikon terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Patenggang pada Latosol Dramaga

0 3 13

Pengaruh Kombinasi Kotoran Sapi, Pupuk Daun Silika, dan Pestisida terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays) serta sifat Kimia Latosol, Dramaga

0 6 33

Pengaruh Pemberian Kompos Jerami Dan Pupuk Sp-36 Pada Tanah Sulfat Masam Potensial Terhadap Perubahan Sifat Kimia Serta Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.)

0 0 16

Pengaruh Pemberian Kompos Jerami Dan Pupuk Sp-36 Pada Tanah Sulfat Masam Potensial Terhadap Perubahan Sifat Kimia Serta Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.)

0 0 10

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS JERAMI DAN PUPUK SP-36 PADA TANAH SULFAT MASAM POTENSIAL TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.)

0 0 11