Teknik Imotilisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) Menggunakan Bahan Anestesi Ekstrak Kasar Buah Pala (Myristica fragrans)

`

TEKNIK IMOTILISASI IKAN MAS (Cyprinus carpio)
MENGGUNAKAN BAHAN ANESTESI EKSTRAK KASAR
BUAH PALA (Myristica fragrans)

ABDHU ROCHMAN SOLEH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Teknik Imotilisasi
Ikan Mas (Cyprinus carpio) Menggunakan Bahan Anestesi Ekstrak Buah Pala
(Myristica fragrans)” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Abdhu Rochman Soleh
NIM C34090042

ABSTRAK
ABDHU ROCHMAN SOLEH. Teknik Imotilisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Menggunakan Bahan Anestesi Ekstrak Buah Pala (Myristica fragrans).
Dibimbing oleh RUDDY SUWANDI dan AGOES MARDIONO JACOEB.
Teknik imotilisasi pada penelitian ini menggunakan sampel ikan mas
(Cyprinus carpio) dan bahan anestesi dari ekstrak buah pala (Myristica fragrans).
Penelitian ini bertujuan menentukan efektivitas ekstrak buah pala sebagai bahan
anestesi alami pada ikan mas. Uji anestesi tahap pertama menggunakan variabel
bagian buah pala yaitu fuli, biji, dan daging dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%,
15%, 20%, dan 25%. Hasil uji ANOVA dari data uji anestesi tahap pertama
menunjukkan variabel konsentrasi dan variabel bagian buah pala mempengaruhi

waktu pingsan dan waktu sadar dengan nilai signifikasi sebesar 0,004 dan 0,000.
Uji lanjut menggunakan uji Tukey dan uji Kontras Ortogonal menunjukkan fuli
dengan konsentrasi 5% merupakan varibel paling efektif dengan nilai waktu
pingsan sebesar 1,47 menit dan waktu sadar sebesar 14,07 menit. Uji anestesi
tahap kedua dilakukan dengan tujuan screening dari hasil uji anestesi tahap
pertama dengan variabel konsentrasi fuli sebesar 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%
dan 8%. Hasil uji ANOVA dari data uji anestesi tahap kedua menunjukkan
variabel konsentrasi fuli berpengaruh nyata terhadap waktu pingsan dengan nilai
signifikasi sebesar 0,000 tetapi tidak mempengaruhi waktu sadar dengan nilai
signifikasi sebesar 0,688. Uji lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan fuli
dengan konsentrasi 3% merupakan variabel paling efektif dengan nilai waktu
pingsan sebesar 1,11 menit dan waktu sadar sebesar 15,25 menit. Hasil uji
glukosa darah menunjukkan kenaikan kadar gula darah pada semua variabel yang
diuji dengan rata-rata kenaikan sebesar 112 mg/dL, dan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,71 yang dikatagorikan memiliki tingkat keeratan kuat. Hasil uji kualitas
air dengan parameter suhu, DO, pH, dan salinitas pada semua variabel konsentrasi
sebelum dan sesudah anestesi berturut-turut menunjukkan perubahan nilai ratarata sebesar -0,06 0C, -0,31 mg/L, -2,04 pH/mV, dan 0 ppt. Hasil uji Regresi
dari data waktu pingsan terhadap kualitas air pada parameter suhu, DO, dan pH
menunjukan nilai korelasi, nilai R2, dan nilai signifikasi berturut-turut sebesar
(0,02 ; 0,0005 ; 0,96), (-0,5 ; 0,2496 ; 0,21), dan (0,85 ; 0,7243 ; 0,007). Data uji

salinitas menunjukkan tidak ada pengaruh waktu pingsan terhadap salinitas air.

Kata kunci: Anestesi, buah pala, efektif, konsentrasi

ABSTRACT
ABDHU ROCHMAN SOLEH. Techniques Immotilisation Of Common Carp
(Cyprinus carpio) Using Materials Anesthetic Of Nutmeg Juice (Myristica
fragrans). Supervised by RUDDY SUWANDI and AGOES MARDIONO
JACOEB
Immotilisation technique implemented to common carp (Cyprinus carpio)
using nutmeg juice (Myristica fragrans) as anesthesia materials. The aim of study
is to determine the effectiveness of nutmeg juice as a natural anesthetic on carp.
The first stage of anesthesia test use variable that is part of nutmeg, which is
nutmeg mace, grains, and meats with each part of nutmeg has a concentration of
5%, 10%, 20%, 15%, 20%, and 25%. ANOVA results of the first phase of the test
data showed variable anesthetic concentration and variable part of nutmeg
significantly different influence on the time unconscious and conscious time with
significance values of 0.004 and 0.000. Further test using Tukey's test and
Contrast Orthogonal test showed mace with a concentration of 5% was the most
effective variable with values faint time 1.47 minute and conscious time of 14.07

minute. The second stage of anesthesia test conducted for the purpose of the test
results anesthetic screening first stage with variable concentrations of mace at 1%,
2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7% and 8%. ANOVA results of the second phase of the
test data indicated anesthetic variables affecting mace was significantly different
of concentrations against time to faint value of 0.000 but not significant influence
on the conscious time the value of 0.688. Further test using Tukey test showed
mace with 3% concentration is the most effective variable with values faint time
1.11minute and conscious time 15.25 minute. Blood glucose test results showed
an increase in blood sugar levels on all variables tested with an average increase
of 112 mg/dL, and a correlation coefficient of 0.71 were categorized to have a
strong level of correlation. Water quality test results to the parameters
temperature, DO, pH, and salinity in all of variables concentrations before and
after anesthesia in a row shows the average change in the value of -0.06 0C, -0.31
mg/L, -2.04 pH/mV, and 0 ppt. Regretion linier test on the faint time result to the
parameters temperature, DO, pH, and salinity shows the corelation value, R2
values, and significance values, respectively for (0.23 ; 0.55), (0.49 ; 0.18) and
(0.80 ; 0.009). Test data showed no effect of faint time on the salinity of water
salinity.

Keywords: anesthesia, concentration, effective, nutmeg


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

TEKNIK IMOTILISASI IKAN MAS (Cyprinus carpio)
MENGGUNAKAN BAHAN ANESTESI EKSTRAK KASAR
BUAH PALA (Myristica fragrans)

ABDHU ROCHMAN SOLEH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Teknik Imotilisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) Menggunakan
Bahan Anestesi Ekstrak Kasar Buah Pala (Myristica fragrans)
Nama
: Abdhu Rochman Soleh
NIM
: C34090042
Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Disetujui oleh

Dr Ir Ruddy Suwandi MS,MPhil
Pembimbing I


Dr Ir Agoes M Jacoeb, Dipl-Biol
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Joko Santoso, M.Si.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Teknik
Imotilisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) Menggunakan Bahan Anestesi Ekstrak
Kasar Buah Pala (Myristica fragrans)” dapat diselesaikan. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan April hingga Mei 2013.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Ruddy Suwandi MS,MPhil dan Dr Ir Agoes Jacoeb, Dipl-Biol. selaku
pembimbing yang telah memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan yang

sangat bermanfaat selama ini sampai menyelesaikan skripsi ini.
2. Dra Ella Salamah, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik
dan saran yang membangun pada penulisan skripsi ini.
3. Ayahanda M. Ikhsan dan Ibunda Musrifah, serta kakak tercinta Mustaidah,
Saifudin, Mustaromah, Masudi, Susanti, Dinul Koyimah, Basuki Rahmad,
Daud Kurniawan, Elmi Nur Alimah, dan seluruh anggota keluarga atas doa,
kasih sayang, dan dukungannya.
4. Ibu Lastri dan Bapak Saiful selaku laboran di Laboratorium Karakteristik
Bahan Baku, serta semua pihak yang berperan serta menyukseskan skripsi ini.
5. Teman-teman kosan Pondok Asad, keluarga besar kelompok Cibanteng, dan
keluarga besar THP 46 terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan para pembaca
untuk melakukan penelitian dalam bidang pengolahan hasil perairan.
.

Bogor, 21 Mei 2014

Abdhu Rochman Soleh

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL.................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ v
PENDAHULUAN....................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................1
Perumusan Masalah.............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian.................................................................................................. 2
Manfaat Penelitian................................................................................................ 2
Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................... 2
METODE................................................................................................................. 2
Waktu dan Tempat............................................................................................... 2
Bahan.................................................................................................................... 2
Alat....................................................................................................................... 3
Prosedur Analisis Penelitian................................................................................. 3
Preparasi dan Penghitungan Rendemen Bahan Baku....................................... 4
Ekstraksi Kasar Buah Pala................................................................................ 4
Uji Anestesi.......................................................................................................4
Analisis Glukosa Darah Ikan............................................................................ 4
Analisis Kualitas Air.........................................................................................5
Analisis Data..................................................................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 5
Rendemen Buah Pala (Myristica frgrans)............................................................ 5
Uji Anestesi Pertama............................................................................................ 7
Uji Anestesi Kedua............................................................................................. 10
Uji Glukosa Darah............................................................................................. 11
Analisis Suhu Air............................................................................................... 13
Analisis DO Air.................................................................................................. 14
Analisis pH Air................................................................................................... 14
Analisis Salinitas Air.......................................................................................... 16
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................. 17
Kesimpulan......................................................................................................... 17
Saran................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18
LAMPIRAN........................................................................................................... 20
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ 25

DAFTAR TABEL
1

Tahap anestesi ikan .......................................................................................... 7


DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Diagram alir prosedur proses penelitian........................................................... 3
Buah pala utuh dan bagian buah pala .............................................................. 6
Diagram pie rendemen buah pala..................................................................... 6
Grafik pengaruh bagian buah pala dan konsentrasi bahan anestesi
terhadap waktu pingsan ikan mas.................................................................... 8
5 Grafik pengaruh bagian buah pala dan konsentrasi bahan anestesi
terhadap waktu sadar ikan mas......................................................................... 9
6 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fuli terhadap waktu pingsan ikan mas 10
7 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fuli terhadap waktu sadar ikan mas .... 11
8 Grafik uji regresi linier konsentrasi larutan ekstrak fuli terhadap
kenaikan glukosa darah ikan mas................................................................... 12
9 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap perubahan suhu air ............ 13
10 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap DO air ................................ 14
11 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap perubahan pH air ............... 15
12 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap perubahan salinitas air ....... 16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Penghitungan uji ANOVA dan uji lanjut pengaruh bagian buah pala dan
konsentrasi terhadap waktu pingsan dan waktu sadar ikan mas .................... 20
Penghitungan uji ANOVA dan uji lanjut pengaruh konsentrasi ekstrak fuli
terhadap waktu pingsan dan waktu sadar ikan mas........................................ 21
Data rendemen dan contoh penghitungan rendemen buah pala ..................... 22
Data dan grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fuli terhdap perubahan kadar
glukosa darah ikan mas .................................................................................. 22
Data uji kualitas suhu, DO, pH, dan salinitas air............................................ 23
Dokumentasi penelitian ................................................................................. 23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi perikanan Indonesia berasal dari kegiatan perikanan tangkap dan
perikanan budi daya. Kementrian Kelautan dan Perikanan 2011, merilis data
produksi perikanan tangkap pada tahun 2010 tercatat sebesar 5.384.418 ton.
Produksi perikanan budi daya Indonesia pada tahun 2010 adalah 6.277.924 ton.
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan air tawar yang bernilai ekonomis
penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Produksi ikan mas Indonesia pada
tahun 2010 mencapai 282.695 ton.
Transportasi merupakan salah satu faktor utama yang dihadapi oleh petani
dalam mendistribusikan ikan mas pasca panen. Goncangan tidak beraturan yang
ekstrem saat transportasi dapat menyebabkan ikan menjadi stres dan bergerak
aktif sehingga rawan terjadi kerusakan fisik.
Hal tersebut juga akan
mengakibatkan metabolisme ikan meningkat lebih tinggi dari kondisi normal dan
menyebabkan kualitas air menurun saat transportasi. Kualitas air yang buruk dapat
mengakibatkan kematian pada ikan. Metode yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah imotilisasi dengan menekan metabolisme suatu
organisme dalam kondisi minimum untuk mempertahankan hidupnya lebih lama
dengan menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan. Soedibya dan Pramono (2006)
dalam Sulmartini et al. (2009) menyatakan metabolisme yang tinggi selama
transportasi dapat diminimalkan dengan menggunakan metode imotilisasi.
Imotilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan suhu rendah atau senyawa
metabolik kimia maupun alami.
Buah pala (Myristica fragrans) merupakan salah satu tanaman yang
banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan semisal manisan, bumbu
masak, obat-obatan, parfum dan kosmetik. Produksi pala Indonesia sekitar 19,9
ribu ton per tahun. Luas areal tanaman pala semakin meningkat dari tahun ke
tahun dan pada tahun 2005 mencapai 68.691 ha (Nurdjannah 2007).
Buah pala yang dikonsumsi dalam jumlah relatif banyak umumnya akan
mengakibatkan konsumen merasa kantuk berat hingga tertidur. Hal tersebut
diduga disebabkan oleh kandungan senyawa myristicin pada buah pala.
Myristicin yang terkandung pada buah pala disinyalir dapat dijadikan sebagai
bahan sedatif hipnotik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui
efektivitas buah pala untuk dijadikan bahan anestesi alami untuk imotilisasi ikan
mas hidup.

Perumusan Masalah
Penelitian bahan anestesi dari buah pala telah beberapa kali dilakukan.
Penelitian bahan anestesi menggunakan buah pala tersebut dilakukan secara
umum tanpa ada pembagian struktur buah berupa biji, fuli, dan daging buah pala,
serta konsentrasi paling efektif dari bagian buah tersebut. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan ikan mas sebagai ikan tawar ekonomis penting
yang belum dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan bahan anestesi yang
sama. Pencegahan stres, kerusakan fisik, dan kematian ikan mas saat transportasi

2
sangat diperlukan. Pencegahan stres yang dilakukan menggunakan metode
anestesi memerlukan informasi bagian buah pala dan konsentrasi yang paling
efektif sehingga keamanan pangan dan mutu ikan mas dapat dipertahankan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagian buah pala (daging, biji,
fuli) dan konsentrasi yang paling efektif sebagai bahan anestesi alami pada ikan
mas.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan acuan dasar mengenai
bagian buah pala dan konsentrasi paling efektif sebagai bahan anestesi alami
pada ikan mas.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan contoh, preparasi buah
pala, penghitungan rendemen, ekstraksi setiap bagian buah pala, analisis waktu
pingsan dan waktu sadar, analisis gula darah, analisis kualitas air, analisis data,
serta penulisan laporan.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengetahuan Bahan Baku
Industri Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis kualitas air dikerjakan di
Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai pada
bulan April hingga Mei 2013.

Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan mas warna hitam
dengan berat rata-rata 200 gr sebanyak 75 ekor, air, dan buah pala muda dengan
berat rata-rata 40 gr yang dipisahkan bagian biji, fuli, dan dagingnya.

3
Alat
Alat yang digunakan adalah timbangan digital (merek Tanita), alat suntik,
tes kit glukosa darah (Gluco DR), pH meter, DO meter, salinometer, termometer,
akuarium, airator, gelas ukur, timer, pisau, talenan, blender, toples plastik,
saringan teh, dan botol sampel.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunkan sampel ikan mas hitam yang berasal dari waduk
Cirata, dan buah pala dari Ciherang, Bogor. Penelitian ini meliputi aklimatisasi,
penentuan berat sampel, preparasi sampel, penghitungan rendemen pala, ekstraksi,
analisis waktu pingsan dan waktu sadar, analisis kadar gula darah, dan analisis
kualitas air. Penelitian ini terdiri atas empat tahap. Tahap satu terdiri atas
penghitungan rendemen pala dan pembuatan ekstrak buah pala. Penelitian tahap
kedua adalah uji efektivitas setiap bagian buah pala dan penelitian tahap tiga
yakni screening untuk menentukan konsentrasi paling efektif dari salah satu
bagian buah pala hasil tahap dua. Tahap ke empat adalah uji glukosa dan uji
kualitas air. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Ikan Mas

Buah Pala

Aklimatisasi

Preparasi

Penimbangan Bobot

Penimbangan dan Perhitungan
Rendemen buah

Pemasukan ikan dalam
toples

Ekstraksi Kasar

Ekstrak Pala

Uji anastesi 1:
Menguji efektivitas ekstrak setiap bagian
buah pala yang terdiri atas daging, fuli, dan biji
Uji anastesi 2:
Screening untuk menentukan konsentrai optimum
ekstrak bagian buah pala terbaik

Analisis Glukosa Darah

Analisis Kualitas Air (Suhu, DO, pH, Salinitas)

Gambar 1 Diagram alir proses penelitian

4
Preparasi dan Penghitungan Rendemen Bahan Baku
Sampel ikan mas diaklimatisasi di dalam akuarium sebelum digunakan.
Buah pala sebagai bahan baku bahan anestesi ditimbang beratnya. Tahap
selanjutnya adalah pemisahan bagian buah pala (biji, fuli, daging) dan ditimbang
setiap bagiannya sehingga didapatkan data rendemen buah. Bagian buah yang
telah dipisahkan tersebut akan diekstrak kasar untuk bahan anestesi. Perhitungan
rendemen buah pala menggunakan rumus rendemen.
Ekstraksi Kasar Buah Pala
Proses pembuatan ekstrak kasar buah pala dilakukan dengan memisahkan
bagian buah pala (biji, fuli, daging). Uji anestesi dilakukan dengan membuat
stock larutan ekstrak bagian buah pala masing-masing sebanyak 3 liter dengan
kepekatan 25% (b/v) atau perbandingan pelarut berupa air dengan bagian buah
pala adalah 1:4 (b/v). Ekstrak bagian buah masing-masing akan dicampurkan
sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% (v/v) sehingga air di toples yang
digunakan untuk anestesi ikan mencapai 4 liter.
Uji Anestesi
Anestesi tahap pertama dan kedua dilakukan dengan metode perendaman
dalam air. Anestesi tahap pertama akan menggunakan dua variabel terikat yaitu
variabel bagian buah pala dan variabel konsentrasi ekstrak sebesar 5%, 10%, 15%,
20%, dan 25% (v/v) dari 4 liter air ditoples yang digunakan untuk merendam ikan.
Anestesi tahap pertama bertujuan untuk menentukan bagian buah pala dan
konsentrasi paling efektif sebagai bahan anestesi. Anestesi tahap kedua bertujuan
untuk screening pada variabel konsentrasi hasil anestesi tahap pertama sehingga
diperoleh konsentrasi efektif dari bagian buah pala tersebut.
Data yang akan diperoleh dari anestesi tahap pertama dan anestesi tahap
kedua yaitu data waktu pingsan dan waktu sadar ikan. Waktu pingsan merupakan
kecepatan penetrasi bahan anestesi pada ikan sehingga ikan mengalami pingsan
dari kondisi sadar. Waktu sadar merupakan waktu yang dibutuhkan ikan untuk
kembali normal setelah ikan pingsan. Gunn (2001) dalam Setiawan (2012)
menyatakan anestesi ideal adalah anestesi yang mampu memingsankan ikan
kurang dari tiga menit dan menyadarkan kembali kurang lebih 5 menit. Bahan
anestesi yang digunakan tidak mengandung racun bagi ikan dan manusia, dan
mudah larut dalam media pelarutnya.
Analisis Glukosa Darah Ikan
Darah merupakan sistem transportasi dalam tubuh yang berfungsi
mengedarkan nutrisi esensial ke seluruh tubuh dan membawa sisa-sisa hasil
metabolisme. Kadar glukosa darah merupakan salah satu indikator stres akibat
perlakuan penambahan zat anestesi pada media air. Analisis glukosa darah
dilakukan pada sampel ikan sebelum dan sesudah dipingsankan pada uji anestesi
tahap kedua. Uji glukosa darah bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan
fisiologi gula darah ikan akibat bahan anestesi yang diberikan dengan konsentrasi
berbeda. Kadar glukosa darah diukur menggunakan alat blood glucose test
meter (Gluco DR). Hastuti et al. (2003) menyatakan terjadinya peningkatan kadar
glukosa darah disebabkan oleh stres akibat perlakuan yang diberikan.

5
Analisis Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
dalam anestesi ikan. Analisis kualitas air dilakukan pada sampel air sebelum
anestesi dan semua sempel air setelah anestesi pada semua perlakuan saat uji
anestesi tahap kedua. Kualitas air yang digunakan hendaknya mendekati kualitas
air untuk hidup ikan pada aquarium. Salinitas, suhu, pH, dan oksigen harus
diperhitungkan karena faktor-faktor ini dapat mempengaruhi aktivitas bahan
anestesi, kecepatan metabolisme ikan, dan kemampuan menyerap bahan
anestesinya (Gunn 2001).
Analisis Data
Uji anestesi pertama akan menggunakan RAL Faktorial dan uji anestesi
tahap dua akan menggunakan RAL. Percobaan faktorial dicirikan oleh perlakuan
yang merupakan komposisi dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf
dua faktor atau lebih. Istilah faktorial lebih mengacu pada bagaimana perlakuanperlakuan yang akan diteliti disusun, tetapi tidak menyatakan bagaimana
perlakuan-perlakuan tersebut disusun dan bagaimana mengalokasikan perlakuanperlakuan tersebut ke dalam unit-unit percobaan. Pernyataan ini merupakan
penegasan pembeda antara rancangan perlakuan dengan rancangan lingkungan.
Pemberian nama suatu rancangan harus memperhatikan bagaimana perlakuanperlakuan tersebut disusun dan bagaimana mengalokasikan perlakuan-perlakuan
tersebut ke dalam unit-unit percobaan. Keuntungan dari percobaan faktorial yaitu
mampu mendeteksi respon dari taraf masing-masing faktor (pengaruh utama) serta
interaksi antara dua faktor (Mattjik dan Sumertajaya 2006).
Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA menggunakan softwere SPSS
statistic 17.0. Data tersebut akan diuji lanjut menggunakan uji Tukey serta uji
Kontras Ortogonal jika hasilnya berbeda nyata. Data uji glukosa darah dan uji
kualitas air akan dianalisis menggunakan uji Regresi Linier. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui secara umum pengaruh dari variabel konsentrasi terhadap
kenaikan glukosa darah dan pengaruh waktu ikan pingsan terhadap kualitas air
yang terdiri atas suhu, DO, pH, dan Salinitas. Data yang diperoleh akan diolah
menggunakan softwere Ms. Excell 2007.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen Buah Pala (M. fragrans)
Pala adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari Pulau Banda dan
Papua. Tanaman ini merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang
hingga lebih dari 100 tahun. Pala tumbuh baik di daerah tropis seperti Indonesia,
Amerika, Asia, dan Afrika. Pala dapat tumbuh baik di daerah tropis pada
ketinggian di bawah 700 m dari permukaan laut, beriklim lembab dan panas, serta
curah hujan 2.000-3.500 mm per tahun (Rismunandar 1992).
Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan
multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai
industri. Biji, fuli, dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan
dalam industri makanan dan minuman. Minyak yang berasal dari biji, fuli, dan

6
daun banyak digunakan untuk industri obat-obatan, parfum, dan kosmetik.
Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi
Utara, Sumatra Barat, Nangroe Aceh Darusalam, Jawa Barat, dan Papua
(Nurdjannah 2007).
Rendemen adalah persentase bagian bahan baku yang dapat dimanfaatkan.
Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai
ekonomis dan efektivitas suatu bahan atau produk. Semakin tinggi nilai rendeman
suatu bahan maka nilai ekonomisnya akan lebih tinggi begitu pula dengan
pemanfaatannya. Size rata-rata buah pala yang digunakan pada penelitian ini
adalah 25. Gambar buah pala dan diagram pie rendemen buah pala dapat dilihat
pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Tangkai Buah
Daging Buah
Fuli
Biji

(a)
(b)
Gambar 2 (a) Buah pala utuh (b) Bagian buah pala.

Gambar 3 Diagram pie rendemen buah pala
Gambar 3 menunjukkan bahwa rendemen buah pala yang meliputi daging,
fuli, biji, tangkai buah, dan daging memiliki persentase paling besar. Rendemen
fuli sebesar 1,3%, rendemen biji 12,27%, rendemen daging 86,03% dan rendemen
tangkai buah sebesar 0,4%. Buah pala memiliki rendemen daging yang paling
besar. Besarnya rendemen menunjukkan potensi bagian buah yang dapat
dimanfaatkan selain faktor komposisi senyawa kimia yang terkandung
(Rismunandar 1992).

7
Uji Anestesi Pertama
Anestesi atau pingsan adalah kondisi tidak sadar yang dihasilkan oleh
proses terkendali dan sistem syaraf pusat yang mengkibatkan turunnya kepekaan
terhadap rangsang dari luar dan rendahnya respon gerak dari rangsangan tersebut.
Saskia et al. (2013) menyatakan anestesi adalah menghilangkan kesadaran suatu
organisme terhadap rangsangan dari luar akibat penggunaan suatu bahan yang
ditambahkan dari luar. Anestesi digunakan selama pengangkutan dengan tujuan
untuk menenangkan ikan sehingga aktivitasnya berkurang, mengurangi konsumsi
oksigen, mengurangi produksi karbondioksida yang mudah terurai sehingga tidak
menimbulkan efek negatif pada ikan. Tahapan anestesi ikan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Tahap anestesi ikan
Tahapan
Deskripsi
1
Normal
2
Awal Sedasi
3

Kehilangan
sebagian
keseimbangan

4

Kehilangan
keseimbangan total

5

Kehilangan reflek

6

Medulla kolaps
(stadium asphyxia)
Sumber: Bowser (2001)

Gejala
Kesadaran ada, opercular rate, dan otot normal
Mulai kehilangan kesadaran, opercular rate,
keseimbangan menurun
Sebagian otot mulai relaksasi, berenang tidak
teratur, peningkatan opercular rate, Bereaksi
hanya ketika ada tactle yang kuat dan
rangsangan getaran
Kehilangan keseimbangan dan otot secara total;
lambat tetapi teratur opercular rate, kehilangan
refleks spinal
Kehilangan kesadaran total, opercular lambat
dan tidak teratur, denyut jantungsangat lambat,
kehilangan refleks
Opercular berhenti bergerak, jantung menahan
biasanya diikuti dengan gerakan cepat

Metode anestesi pada ikan dapat dilakukan menggunakan senyawa kimia,
penurunan suhu, dan sengatan listrik. Metode anestesi yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan metode perendaman ikan. Harms (1998) dalam
Setiawan (2012) menyatakan anestesi pada ikan dilakukan untuk pemeriksaan,
transportasi, diagnostik dan operasi. Prosedurnya yaitu menyiapkan air,
memeriksa kondisi ikan, mengistirahatkan ikan. Penggunaan anestesi yang
berlebihan atau overdosis digunakan untuk euthanasia. Anestesi untuk ikan
biasanya penggunaannya melalui air (perendaman), dan bisa juga dengan cara
anestesi inhalasi (seperti anestesi gas pada mamalia). Anestesi melalui injeksi
efektif digunakan pada mamalia dan tidak efektif pada ikan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas. Ikan mas
merupakan ikan air tawar yang memiliki sifat tenang, suka menempati perairan
yang tidak terlalu bergolak dan senang bersembunyi di kedalaman. Ikan mas
termasuk omnivora, biasanya memakan plankton. Ikan mas memiliki ciri-ciri
bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung
tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut

8
berukuran pendek. Hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya
sebagian kecil tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan
digolongkan ke dalam tipe sisik sikloid dengan warna yang sangat beragam
(Rochdianto 2005).
Ikan mas merupakan ikan air tawar ekonomis penting yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Ikan mas yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan ikan mas berwarna hitam hasil budi daya di waduk Cirata. Jumlah
ikan mas yang digunakan pada uji anestesi tahap pertama sebanyak 48 ekor
dengan berat rata-rata 200 gr. Ikan diaklimatisasi selama satu hari sebelum
digunakan untuk percobaan. Hal ini bertujuan untuk mengatur kondisi fisiologis
ikan dalam keadaan normal. Proses aklimatisasi ini dilakukan dengan meletakkan
ikan di dalam aquarium kaca yang diberi airasi.
Uji anestesi tahap pertama menggunakan RAL Faktorial. Uji anestesi
dilakukan dengan membuat stock larutan ekstrak bagian buah pala masing-masing
sebanyak 3 liter dengan kepekatan 25% (b/v) atau perbandingan pelarut berupa air
dengan bagian buah pala adalah 1:4 (b/v). Ekstrak bagian buah masing-masing
akan dicampurkan sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% (v/v) sehingga air di
toples yang digunakan untuk anestesi ikan mencapai 4 liter. Bagian buah dan
konsentrasi merupakan variabel terikat yang digunakan. Sampel kontrol yang
digunakan adalah sampel ikan tanpa penambahan bahan anestesi pada media air.
Efektifitas bahan anestesi ditentukan oleh waktu pingsan dan waktu sadar ikan.
Data waktu pingsan dan waktu sadar ikan mas dihitung dengan menggunakan
stopwatch. Data hasil uji anestesi tahap pertama dapat dilihat pada Gambar 4 dan
Gambar 5.

Gambar 4 Grafik pengaruh bagian buah pala dan konsentrasi bahan anestesi
terhadap waktu pingsan ikan mas.

9

Gambar 5 Grafik pengaruh bagian buah pala dan konsentrasi bahan anestesi
terhadap waktu sadar ikan mas.
Data waktu pingsan dan waktu sadar tersebut diuji ANOVA menggunakan
softwere SPSS statistic 17.0 pada selang keperayaan 95% untuk melihat pengaruh
variabel bagian buah dan konsentrasi terhadap waktu pingsan dan waktu sadar.
Hasil uji ANOVA menunjukkan variabel bagian buah pala dan konsentrasi
berpengaruh terhadap waktu pingsan dan waktu sadar ikan dengan nilai signifikasi
sebesar 0,004 (Sig < 0,05) dan 0,000 (Sig < 0,05). Nilai tersebut menunjukkan
perlu dilakukan uji lanjut. Pengaruh variabel bagian buah dan konsentrasi
terhadap waktu pingsan dan waktu sadar yang berbeda diduga akibat jumlah dan
jenis kandungan senyawa kimia pada setiap bagian buah pala berbeda. Tabel uji
ANOVA dan uji Kontras Ortogonal dari data anestesi tahap 1 dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Buah pala banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak atsiri. Minyak
atsiri pala saat ini banyak dikembangkan sebagai bahan baku aromaterapi.
Komponen utama buah pala dan fuli yaitu myristicin, elemin, dan isoelemin
dalam aromaterapi bersifat menghilangkan stress. Daging pala seberat 100 gr
mengandung air 10 gr, protein 7 gr, lemak 33 gr, minyak yang menguap dengan
komponen utama monoterpene hydrocarbons (61-88% seperti alpha pinene, beta
pinene, sabinene), asam monoterpenes (5-15%), aromatik eter (2 - 18% seperti
myristicin, elemicin). Fuli mengandung minyak atsiri, minyak lemak, zat samak,
dan zat pati. Biji pala mengandung minyak atsiri, minyak lemak, saponin,
miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam
oleanolat. Kulit buah mengandung minyak atsiri dan zat samak (Rahadian 2009).
Uji lanjut penelitian ini menggunakan uji Tukey untuk mengetahui nilai
superscript waktu pingsan dan waktu sadar. Nilai ini kemudian diuji Kontras
Ortogonal untuk menentukan variabel bagian buah pala dan variabel konsentrasi
terbaik sebagai bahan anestesi pada ikan mas. Hasil uji Tukey dan Uji Kontras
Ortogonal menunjukan variabel bagian buah yang menyebabkan ikan paling cepat

10
mengalami pingsan dan paling lama mengalami waktu sadarnya adalah fuli. Hal
ini diduga karena fuli memiliki kandungan senyawa myristicin paling tinggi
dibandingkan biji dan daging.
Uji ortogonal menunjukkan fuli dengan
konsentrasi 5% merupakan varibel paling efektif dengan nilai waktu pingsan
sebesar 1,47 menit dan waktu sadar sebesar 14,07 menit. Dorman et al. (2004)
dalam Nurdjannah (2007) menyatakan bahwa minyak fuli mengandung lebih
banyak myristicin daripada minyak biji pala.
Shulgin (1966) diacu dalam Pratiwi (2000) menyatakan bahwa senyawa
myristicin yang terdapat dalam minyak biji pala berpotensi sebagai substansi
psychotropic untuk mengganti senyawa sintesis. Myristicin merupakan senyawa
dengan rumus molekul C12H116O3 dengan bobot molekul 192,21. Myristicin
diubah menjadi MMDA (3-methoxy-4,5-methylenedioxy amphetamine). MMDA
diketahui mempunyai potensi yang lebih besar dibandingkan TMA sebagai obat
pshychotropic (penenang). TMA dan MMDA mempunyai efek halusinogen dan
antimual (Leon 1991).
Uji Anestesi Kedua
Uji anestesi tahap kedua ini menggunakan RAL. Uji anestesi ini
dilakukan dengan tujuan screening dari hasil uji anestesi tahap pertama. Uji
anestesi dilakukan dengan membuat stock larutan ekstrak fuli sebanyak 1,5 liter
dengan kepekatan 25% (b/v) atau perbandingan pelarut berupa air dengan bagian
buah pala adalah 1:4 (b/v). Ekstrak fuli akan dicampurkan sebesar 1%, 2%, 3%,
4%, 5%, 6%, 7% dan 8% (v/v) sehingga air di toples yang digunakan untuk
anestesi ikan mencapai 4 liter. Bagian buah dan konsentrasi tersebut merupakan
variabel terikat yang digunakan. Sampel kontrol yang digunakan adalah sampel
ikan tanpa penambahan bahan anestesi pada media air. Data hasil uji anestesi
tahap kedua dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Gambar 6 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fuli terhadap waktu pingsan ikan mas.

11

Gambar 7 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fuli terhadap waktu sadar ikan mas.
Hasil uji ANOVA menggunakan SPSS 17.0 pada selang keperayaan 95%
untuk melihat pengaruh variabel konsentrasi ekstrak fuli terhadap waktu pingsan
dan waktu sadar menunjukan variabel konsentrasi fuli mempengaruhi secara
nyata waktu pingsan dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 (Sig < 0,05) sehingga
perlu dilakukan uji lanjut. Konsentrasi fuli tidak mempengaruhi berbeda
terhadap waktu sadar dengan nilai signifikasi sebesar 0,688 (Sig > 0,05). Tabel
uji ANOVA dan uji Tukey data anestesi tahap 2 dapat dilihat pada Lampiran 2.
Hasil uji lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan fuli dengan
konsentrasi 3% merupakan variabel paling efektif dengan nilai waktu pingsan
sebesar 1,11 menit dan waktu sadar sebesar 15,25 menit. Fuli dengan konsentrasi
3% dianggap paling efektif karena memiliki kemampuan memingsankan ikan
paling cepat. Uji ANOVA menunjukkan waktu sadar ikan dengan bahan anestesi
fuli 3% bukan yang terbaik, tetapi nilai waktu sadar antar variabel menunjukkan
tidak berbeda nyata. Hal tersebut sebagai dasar bahwa fuli 3% merupakan
konsentrasi paling efektif sebagai bahan anestesi pada ikan mas (C. carpio).
Uji Glukosa Darah
Hasil uji glukosa darah menggunakan alat blood glucose test
meter (Gluco DR) menunjukkan adanya kenaikan kadar gula darah ikan setelah
dilakukan anestesi. Rata-rata kenaikan kadar glukosa darah setelah pingsan
sebesar 112 mg/dL. Hasil uji statistik menunjukan persamaan regresi linier antara
variabel konsentrasi dan kenaikan kadar glukosa darah yaitu Y=47,4+16,067X.
Grafik uji Regresi Linier pengaruh konsentrasi terhadap kenaikan kadar glukosa
darah dapat dilihat pada Gambar 8.

12

Gambar 8 Grafik uji regresi linier konsentrasi larutan ekstrak fuli terhadap
kenaikan glukosa darah ikan mas
Grafik uji Regresi Linier di atas menunjukkan nilai R2 atau persentase variasi total
dalam variabel kenaikan kadar glukosa yang dijelaskan oleh variabel konsentrasi
sebesar 0,5078. Nilai koefisien korelasi antara variabel konsentrasi terhadap
kenaikan kadar glukosa darah sebesar 0,71 dan dikatagorikan memiliki tingkat
keeratan kuat.
Darah merupakan sistem transportasi dalam tubuh ikan. Darah memiliki
fungsi utama untuk mensuplai nutrien seperti oksigen, glukosa dan elemenelemen penting ke jaringan dan untuk mengangkut hasil buangan metabolisme
seperti karbon dioksida dan asam laktat. Steward (1991) dalam Hastuti et al.
(2003) menyatakan glukosa darah merupakan sumber pasokan bahan bakar utama
dan substrat esensial untuk metabolisme sel terutama sel otak.
Otak
membutuhkan pasokan glukosa terus-menurus agar dapat berfungsi secara
kontinyu.
Glukosa darah terus meningkat seiring kenaikan konsentrasi bahan
anestesi. Hal ini diduga karena pengaruh stres yang dialami ikan akibat
penambahan bahan anestesi. Bahan anestesi yang semakin tinggi mengakibatkan
ikan semakin stres dan glukosa darah semakin naik. Syawal dan Ikhwan (2011)
menyatakan terjadinya peningkatan maupun penurunan kadar glukosa di dalam
plasma mengindikasikan bahwa ikan mengalami stres. Salah satu indikasi ikan
stres adalah meningkatnya kadar glukosa dalam plasma. Konsentrasi glukosa
dalam plasma yang beredar tergantung pada produksi glukosa dan cepatnya hilang
dalam peredaran darah.
Analisis Suhu Air
Suhu merupakan faktor penting dalam upaya pemeliharaan kelangsungan
hidup ikan. Setiap spesies memiliki suhu optimum, yaitu kisaran suhu dimana

13
pertumbuhan optimum bisa tercapai, serta kisaran toleransi suhu, yaitu suhu
dimana spesies tersebut mampu bertahan hidup. Praseno et al. (2010) menyatakan
ikan mas memiliki tempat hidup di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan
alirannya tidak terlalu deras. Ikan mas dapat hidup baik pada ketinggian 150-600
meter diatas permukaan laut dan pada suhu 25 oC-30 oC.
Hasil pengukuran suhu secara umum menunjukkan adanya perubahan
suhu rata-rata air setelah pingsan sebesar -0,056 oC dan rata-rata suhu awal
sebesar 25,49 oC. Grafik uji Regresi Linier pengaruh lama waktu pingsan ikan
terhadap perubahan suhu air dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap perubahan suhu air
Gambar 9 menunjukkan variabel waktu pingsan mempengaruhi perubahan suhu
air dengan model regresi Y=-0,0696+0,0039X. Nilai R2 atau persentase variasi
total dalam variable perubahan suhu air yang dijelaskan oleh variabel waktu
pingsan sebesar 0,0005. Nilai koefisien korelasi antara waktu pingsan terhadap
perubahan suhu air sebesar 0,02 dan dikatagorikan memiliki tingkat keeratan
sangat lemah. Nilai signifikasi pada uji Regresi Linier sebesar 0,96 (Sig > 0,05).
Hal tersebut menunjukan bahwa model regresi Y=-0,0696+0,0039X tidak layak
dan dapat dikatakan bahwa variabel waktu pingsan ikan tidak mempengaruhi
signifikan terhadap suhu air setelah pemingsanan.
Analisis DO Air
Oksigen merupakan indikator penting kualitas perairan, karena oksigen
terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik.
Salmin (2000) dalam Setyono (2004) menyatakan bahwa oksigen terlarut
(dissolved oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi
untuk pertumbuhan dan pembiakan. Oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi
bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen

14
dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil
fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
Hasil pengukuran DO secara umum menunjukkan adanya perubahan DO
rata-rata air setelah pingsan sebesar -0,31 mg/L dan rata-rata DO awal sebesar
8,19 mg/L. Grafik uji Regresi Linier pengaruh lama waktu pingsan ikan terhadap
perubahan DO air dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap perubahan DO air
Gambar 10 menunjukkan model regresi linier antara variabel waktu pingsan dan
perubahan DO air setelah ikan pingsan yaitu Y= -0,152-0,0748X. Nilai R2 atau
persentase variasi total dalam variable perubahan DO air yang dijelaskan oleh
variabel waktu pingsan sebesar 0,2496. Nilai koefisien korelasi antara variabel
waktu pingsan terhadap perubahan DO air sebesar -0,5 dan dikatagorikan
memiliki tingkat keeratan cukup. Nilai signifikasi pada uji Regresi Linier ini
sebesar 0,21 (Sig > 0,05). Hal ini menunjukan model regresi Y= -0,152-0,0748X
tidak layak dan dapat dikatakan bahwa variabel waktu pingsan tidak
mempengaruhi signifikan terhadap DO air setelah pemingsanan. Nilai DO yang
cenderung turun dengan korelasi -0,5 berbanding terbalik dengan semakin
lamanya waktu ikan pingsan. Hal ini diduga pada konsentrasi rendah ikan lebih
lama pingsan dan mengalami stres lebih lama sehingga membutuhkan konsumsi
oksigen yang tinggi dan menyebabkan nilai DO terus menurun dan nilai DO
relatif lebih rendah dibandingkan pada konsentrasi tinggi saat ikan lebih cepat
mengalami pingsan.
Analisis pH Air
Derajat keasaaman atau pH merupakan ukuran dari konsentrasi ion
hidrogen dan mengindikasikan tingkat asam dan basa suatu perairan. Nilai pH
penting diketahui sebagai parameter kualitas air karena dapat mengontrol tipe dan

15
laju reaksi beberapa bahan di dalam air. Nilai pH air yang baik untuk budi daya
sebesar 6,5-9,0 dan kisaran optimal pH adalah 7,5-8,5 (Ghufran et al. 2007).
Hasil pengukuran suhu secara umum menunjukkan adanya perubahan pH
rata-rata air setelah pingsan sebesar -2,04 pH/mV dan rata-rata pH awal sebesar
5,39 pH/mV. Hasil uji statistik menunjukan persamaan regresi linier antara
variabel waktu pingsan dan perubahan pH air setelah ikan pingsan dengan
permodelan Y= -3,138+0,4635X. Grafik uji Regresi Linier pengaruh konsentrasi
terhadap perubahan pH air dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap perubahan pH air
Gambar 11 menunjukkan nilai R2 atau persentase variasi total dalam variable
perubahan pH air yang dijelaskan oleh variabel waktu pingsan sebesar 0,7243.
Nilai koefisien korelasi antara variabel waktu pingsan ikan terhadap perubahan
pH air sebesar -0,8 dan dikatagorikan memiliki tingkat keeratan sangat kuat. Nilai
signifikasi pada uji Regresi Linier ini sebesar 0,007 (Sig < 0,05). Hal tersebut
menunjukan bahwa model regresi Y= -3,138+0,4635X layak dan dapat dikatakan
bahwa variabel waktu pingsan ikan signifikan berbanding lurus terhadap
perubahan pH air setelah pemingsanan.
Waktu pingsan ikan dan perubahan nilai pH berbanding lurus. Nilai
perubahan pH akan semakin naik seiring lama waktu pingsan ikan. Perubahan
nilai pH yang signifikan antar sampel diduga bukan diakibatkan oleh waktu
pingsan ikan, melainkan oleh konsentrasi bahan anestesi yang digunakan. Hal ini
karena buah pala memiliki karakteristik sebagai bahan makanan yang bersifat
asam. Konsentrasi bahan anestesi yang semakin tinggi mengakibatkan nilai pH
air yang semakin rendah, sehingga ikan lebih cepat mengalami stres dan pingsan.
Hal ini sesuai dengan Suhirman et al. (2006) yang menyatakan bahwa rasa sepat
dan rasa getir pada daging buah pala dapat mempengaruhi cita rasa sari buah
pala. Sari buah akan baik bila komposisi asam, gula, vitamin, dan bahan penolik

16
lainnya dapat di atur. Sari buah mengandung aroma dan warna karakterisrik dari
buah itu sendiri dengan pH 4,00 – 4,50 (bahan pangan asam).
Analisis Salinitas Air
Salinitas merupakan salah satu parameter kualitas air yang perlu diketahui.
Menurut Praseno et al. (2010) salinitas diartikan sebagai ukuran yang
menggambarkan tingkat keasinan (kandungan NaCl) dari suatu perairan. Satuan
salinitas umumnya dalam bentuk promil (0/00) atau satu bagian per seribu bagian.
Hasil pengukuran salinitas secara umum menunjukkan tidak adanya perubahan
salinitas air setelah pingsan. Salinitas air sebelum dan sesudah digunakan tetap
sebesar 0 ppm. Hasil uji statistik menunjukan persamaan regresi linier antara
variabel lama waktu pingsan dan perubahan salinitas air setelah ikan pingsan yaitu
Y= 0. Grafik uji Regresi Linier pengaruh konsentrasi terhadap perubahan
salinitas air dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Grafik uji regresi linier waktu pingsan terhadap perubahan salinitas air
Gambar 12 menunjukkan model regresi salinitas Y= 0 tidak layak.
Variabel waktu pingsan ikan tidak mempengaruhi sama sekali terhadap
perubahan salinitas air setelah pemingsanan. Nilai koefisien korelasi sebesar 0
yang menunjukan tidak adanya keterkaitan antara variabel lama waktu pingsan
ikan terhadap perubahan salinitas air. Hal ini diduga karena tiga faktor, yaitu air
tawar yang digunakan sebagai media anestesi memiliki salinitas sebesar 0 ppm,
hasil metabolisme ikan saat stres tidak mempengaruhi signifikan terhadap salinitas
air, dan ekstrak fuli tidak mengandung kadar garam. Hal ini sesuai Praseno et al.
(2010) yang menyatakan air tawar memiliki salinitas 0 0/00, air payau memiliki
salinitas antara 1 0/00-300/00, sedangkan air laut/asin memiliki salinitas di atas
300/00.

17

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ekstrak fuli dari buah pala (Myristica fragrans) dengan konsentrasi 3%
merupakan variabel paling efektif sebagai bahan anestesi pada proses imotilisasi
ikan mas (Cyprinus carpio) dengan nilai waktu pingsan sebesar 1,11 menit dan
waktu sadar sebesar 15,25 menit. Rendemen fuli sebesar 1,3%, rendemen biji
12,27%, rendemen daging 86,03%, dan rendemen tangkai buah sebesar 0,4%.
Hasil uji glukosa darah menunjukkan kenaikan kadar gula darah pada semua
variabel yang diuji dengan rata-rata kenaikan sebesar 112 mg/dL, dan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,71 yang dikatagorikan memiliki tingkat keeratan kuat.
Hasil uji kualitas air dengan parameter suhu, DO, pH, dan salinitas pada semua
variabel konsentrasi sebelum dan sesudah anestesi berturut-turut menunjukkan
perubahan nilai rata-rata sebesar -0,06 0C, -0,31 mg/L, -2,04 pH/mV, dan 0 ppt.
Hasil uji Regresi dari data waktu pingsan ikan terhadap kualitas air pada
parameter suhu, DO, dan pH menunjukan nilai korelasi, nilai R2, dan nilai
signifikasi berturut-turut sebesar (0,02 ; 0,0005 ; 0,96), (-0,5 ; 0,2496 ; 0,21), dan
(0,85 ; 0,7243 ; 0,007). Hasil uji salinitas menunjukkan tidak adanya pengaruh
waktu pingsan ikan terhadap salinitas air dengan korelasi 0.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan senyawa
sedatif di setiap bagian buah pala yang dapat digunakan sebagai bahan anestesi
dan optimalisasi metode ekstraksi, serta perlu dilakukan pengukuran total
amoniak pada uji kualitas air.

18

DAFTAR PUSTAKA
Bowser PR. 2001. Anesthetic Options for Fish. Jurnal Aquatic Animal Health
Program, Dept of Microbiology and Immunology, College of Veterinary
Medicine, Cornell, hal : 1-3
Ghufran HK, Kordi, Tancung AB. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budi
Daya Perairan. Jakarta [ID]: Rineka Cipta.
Gunn, E. 2001. Floundering in The Foirbes of Fish Anestesia. P 211.
Hastuti S, Supriyono E, Mokoginta I, Subandiyono. 2003. Respon Glukosa Darah
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy, LAC.) terhadap Stres Perubahan Suhu
Lingkungan. Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(2): 73-77.
Jailani. 2000. Mempelajari Pengaruh Penggunaan Pelepah Pisang Sebagai Bahan
Pengisi Terhadap Tingkat Kelulusan Hidup Ikan Mas (Cyprinus carpio)
[skripsi]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Data Pokok Kelautan dan
Perikanan s/d Oktober 2011. Jakarta [ID]: Pusat Data Statistik dan I