Pola Pertumbuhan Anak Usia 1 - 5 Tahun di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan

1

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1 - 5 TAHUN
DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN
JAKARTA SELATAN

HANNA WIDIASTUTY

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

1

ABSTRAK
HANNA WIDIASTUTY. Pola Pertumbuhan Anak Usia 1 - 5 Tahun di Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan. Dibimbing oleh BAMBANG SURYOBROTO dan TETRI
WIDIYANI.
Pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk diamati. Faktor genetik dapat

meyebabkkan perbedaan pola pertumbuhan pada setiap anak. Penelitian mengenai pola
pertumbuhan anak sudah dilakukan di berbagai wilayah Indonesia dengan menunjukan hasil yang
berbeda, untuk pola pertumbuhan anak di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan belum
diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 1 - 5 tahun
di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan Jakarta Selatan. Penelitian ini telah dilakukan
kepada 168 anak yang terdiri atas 75 anak laki-laki dan 93 anak perempuan usia 1 – 5 tahun
dengan menggunakan metode antropometri berat badan, tinggi badan, panjang duduk, dan lingkar
lengan. Hasil pengukuran menunjukkan pola pertumbuhan berat badan, tinggi badan, panjang
duduk serta lingkar lengan anak laki-laki lebih besar dibandingkan anak perempuan. Berat badan
anak laki-laki 8,54 kg – 17,97 kg, anak perempuan 8,21 kg – 16,04 kg. Tinggi badan anak laki-laki
74,07 cm – 109,83 cm, anak perempuan 72,58 cm – 106, 13 cm. Panjang duduk anak laki-laki
37,63 cm – 54,92 cm, anak perempuan 36,31 cm – 53,22 cm. Lingkar lengan anak laki-laki 14,70
cm – 17,44 cm, anak perempuan 14,02 cm – 16,05 cm. Pola pertumbuhan berat badan, tinggi
badan, panjang duduk serta lingkar lengan anak laki-laki dan anak perempuan menunjukan pola
yang sama, yaitu cenderung mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kontribusi untuk penentuan status gizi anak di
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Kata Kunci : Pertumbuhan, Balita, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan


ABSTRACT
HANNA WIDIASTUTY. The growth patterns of children aged 1 - 5 years old in the Betawi
cultural village Setu Babakan, South Jakarta. Guided by BAMBANG SURYOBROTO and TETRI
WIDIYANI.
The growth of a child is important to be observe. Genetic factors lead to different pattern of
growth in children. Research on the growth patterns of children have been done in various
indonesia showing different results, whereas the pattern of growth in the Betawi cultural village,
Setu Babakan is unknown. The purpose of this research is to know the growth patterns of children
aged 1 - 5 years in the Betawi cultural village, Setu Babakan South Jakarta. It is carried out in 168
children consisting of 75 boys and 93 girls age 1 - 5 years old measuring weight, height, sitting
height and arm circumference. Result showed that the pattern of growth weight, height, sitting
height and arm circumference of boys are higher than girls at 1 – 5 years old. Weight of boys were
8.54 kg – 17.97 kg, girls were 8.21 kg – 16.04 kg. Height of boys were 74.07 cm – 109.83 cm,
girls were 72.58 cm – 106.13 cm. Sitting height of boys were 37.63 cm – 54.92 cm, girls were
36.31 cm – 53.22 cm. Arm circumference of boys were 14.70 cm – 17.44 cm, girls were
14.02 cm – 16.05 cm. The weight, height, sitting height, and arm circumference of boys and girls
ages 1 to 5 years in the Betawi cultural village Setu Babakan generally showed a similar patterns,
that is continue to increase along with increasing age. The results of this research are expected to
contribute to the status of child nutrition in the Betawi cultural village Setu Babakan, South
Jakarta.


Key Words : Growth, Toddlers, The Betawi Cultural Village Setu Babakan

1

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1 - 5 TAHUN
DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN
JAKARTA SELATAN

HANNA WIDIASTUTY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

1

Judul

: Pola Pertumbuhan Anak Usia 1 - 5 Tahun di Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan
: Hanna Widiastuty
: G34080012

Nama
NRP

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II


Dr. Bambang Suryobroto
NIP. 19580326 198803 1 003

Dr. Tetri Widiyani
NIP. 19711224 200003 2 001

Diketahui,
Ketua Departemen Biologi

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si.
NIP. 19641002 198903 1 002

Tanggal lulus:

1

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga
karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Maret
2012 bertempat di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan dan

Laboratorium Zoologi FMIPA IPB. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Pola
Pertumbuhan dengan judul Pola Pertumbuhan Anak Usia 1 - 5 Tahun di Perkampungan Budaya
Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Bambang Suryobroto dan Ibu Dr.
Tetri Widiyani atas bimbingan dan saran selama penelitian. Terima kasih kepada Ibu Dr. dr. Sri
Budiarti atas kesediannya sebagai penguji karya ilmiah pada ujian sidang. Terima kasih kepada
seluruh staf kantor Perkampungan Budaya Betawi dan Teh Irma atas informasi yang diberikan,
Bapak ketua RT/RW dan Ibu kader Posyandu di lingkungan RT/RW 06,07,08,09, serta seluruh
masyarakat Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang telah membantu penulis dalam
proses pengambilan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kak Nunuz dan
Bu Irma atas saran, diskusi dan bantuannya dalam pengolahan data, serta teman-teman Biologi 45
terutama anak-anak KCB (Aida, Nurul F, Uun, Dalfit, dan Oktan), anak-anak kos “Firas”, anakanak kos “Radar 36” atas persahabatan selama ini. Terima kasih kepada seluruh dosen, staf
laboratorium Zoologi dan teman-teman di laboratorium Zoologi (Wulan, Tyas, Amar, Iqdam,
Suharti, Zuhay) atas suasana kekeluargaan yang penulis rasakan. Akhirnya, ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada Bapak, Mama, Kiki, Citra, serta Bang Beni atas dukungan, doa,
perhatian dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,


Desember 2012

Hanna Widiastuty

1

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 3 Juli 1990 sebagai anak pertama dari tiga
bersaudara, dari pasangan Nana Mulyana dan Nengsih. Tahun 2008 penulis lulus dari SMU
Dharma Karya UT Tangerang, dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Fakultas MIPA Departemen Biologi. Penulis melakukan
Studi Lapang pada tahun 2010 mengenai Status Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis) di Cagar Alam Pangandaran, dan Praktek Lapang pada tahun 2011 mengenai
Pengaturan Gizi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah
Fungsi Hayati Hewan pada tahun ajaran 2012/2013. Beasiswa Pendidikan pernah penulis peroleh
dari BBM.

2


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...............................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................

viii

PENDAHULUAN.................................................................................................................
Latar Belakang ..........................................................................................................
Tujuan .......................................................................................................................

1
1

1

METODE PENELITIAN .....................................................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................................
Probandus .................................................................................................................
Prosedur Antropometri .............................................................................................
Analisis Data ..............................................................................................................

1
1
2
2
3

HASIL ...................................................................................................................................
Berat Badan ..............................................................................................................
Tinggi Badan ............................................................................................................
Panjang Duduk .........................................................................................................
Lingkar Lengan.........................................................................................................


3
3
3
3
3

PEMBAHASAN ...................................................................................................................
Berat Badan ..............................................................................................................
Tinggi Badan ............................................................................................................
Panjang Duduk .........................................................................................................
Lingkar Lengan.........................................................................................................

8
8
8
9
9

SIMPULAN ..........................................................................................................................


9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

9

LAMPIRAN ..........................................................................................................................

11

3

DAFTAR TABEL

1
2
3

Halaman
Jumlah probandus berdasarkan usia dan jenis kelamin ..................................................
2
Jumlah Probandus berdasarkan asal wilayah .................................................................
2
Jumlah Probandus berdasarkan pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makan
........................................................................................................................................
2

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Halaman
Peta wilayah Perkampungan Budaya Beatwi Setu Babakan, Jakarta Selatan ................
1
Pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan ...............................
4
Perbandingan pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan ........
4
Pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan .............................
5
Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan .......
5
Pola pertumbuhan panjang duduk anak laki-laki dan anak perempuan..........................
6
Perbandingan pertumbuhan panjang duduk anak laki-laki dan anak perempuan ..........
6
Pola pertumbuhan lingkar lengan anak laki-laki dan anak perempuan ..........................
7
Perbandingan pertumbuhan lingkar lengan anak laki-laki dan anak perempuan............
7

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2

Kuisioner data pribadi dan data orangtua ........................................................................
12
Perbandingan data persentil berat badan dan tinggi badan anak di Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan dengan anak Amerika dan anak di wilayah Bogor………………
13

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia mengalami peristiwa penting
yang terjadi dalam kehidupannya yaitu
pertumbuhan. Pertumbuhan pada manusia
terjadi secara terbatas sampai dengan usia
tertentu. Jahari (2002) menyatakan bahwa
pertumbuhan adalah perubahan ukuran fisik
dari waktu ke waktu. Tahapan pertumbuhan
pada manusia dimulai dari bayi, anak-anak,
yuwana, remaja hingga dewasa (Bogin 1999).
Secara individu, tahapan pertumbuhan yang
berlangsung pesat terjadi pada usia balita.
Balita adalah anak dengan usia dibawah lima
tahun (Bogin 1999). Pertumbuhan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor internal
meliputi gen dan hormon, sedangkan faktor
eksternal terdiri dari nutrisi, keadaan
kesehatan, sosial ekonomi, dan lingkungan
tempat tinggal (Jalal & Soekirman 1990;
Bogin 1999; de Onis 2001; Fox 2002).
Pertumbuhan anak merupakan hal yang
penting untuk selalu diamati. Pengukuran fisik
anak diperlukan untuk menilai pertumbuhan
anak normal atau tidak. Saat ini Indonesia
belum memiliki parameter standar baku
pertumbuhan anak. Indonesia menggunakan
standar kurva dari CDC (The National Center
for Chronic Disease Prevention and Health
Promotion), NCHS/WHO (National Center
for Health Statistic/Health World Health
Organization) sebagai parameter pertumbuhan
anak. Standar kurva tersebut belum bisa
menggambarkan
pertumbuhan
anak
Indonesia, karena dalam pembuatannya
menggunakan sampel anak-anak dari luar
negeri
seperti Brazil, Ghana, India,
Norwegia, Amerika Serikat (de Onis et al.
2004).

Adanya perbedaan pola pertumbuhan ini
menuntut Indonesia untuk memiliki referensi
tersendiri, sehingga dapat menjadi acuan
untuk pola pertumbuhan anak Indonesia baik
yang berada di perkotaan, perdesaan maupun
suku-suku asli Indonesia.
Penelitian mengenai pola pertumbuhan
anak sudah dilakukan di berbagai wilayah
Indonesia dengan menunjukan hasil yang
berbeda, namun pola pertumbuhan anak di
Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan
belum diketahui.
Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan merupakan daerah di Jakarta yang
dijadikan sebagai pusat Suku Betawi.
Perkampungan ini berlokasi di wilayah
Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sebagian besar
penduduknya adalah orang asli Betawi yang
sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut
(Wijaya & Hussein 1976).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui pola
pertumbuhan anak usia 1 – 5 tahun di
Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan
Jakarta Selatan.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari hingga Juni 2012. Pengambilan data
dilakukan di Perkampungan Budaya Betawi,
Setu Babakan, Kelurahan Serengseng Sawah,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan
(Gambar 1). Analisis data dikerjakan di
Laboratorium Biosistematik dan Ekologi
Hewan, Departemen Biologi, FMIPA IPB
Bogor.

Gambar 1 Peta wilayah Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan Jakarta Selatan.

2

Probandus
Penelitian ini dilakukan terhadap 168 anak
yang terdiri atas 75 anak laki - laki dan 93
anak perempuan (Tabel 1). Probandus berasal
dari empat rukun warga di Perkampungan
Budaya Betawi, meliputi RW 06, RW 07, RW
08, dan RW 09 (Tabel 2). Data diri probandus,
pengeluaran keluarga per bulan untuk
konsumsi makan, dan data orangtua diperoleh
setelah mendapat persetujuan dari orangtua
probandus dan berdasarkan hasil wawancara
langsung
dengan
orangtua
probandus
(Lampiran 1).
Tabel 1 Jumlah probandus berdasarkan usia
dan jenis kelamin
Usia
Laki-laki
(Tahun)
1
21
2
18
3
11
4
19
5
6
Jumlah
75
Persentase (%
%) 45

Perempuan JJumlah
29
30
18
12
4
93
55

50
48
29
31
10
168
100

Tabel 2 Jumlah probandus berdasarkan asal
wilayah
Wilayah

Jumlah
Probandus

Persentase
(%)

RW 06
RW 07
RW 08
RW 09
Jumlah

26
30
47
65
168

15,5
17,8
28,0
38,7
100

Probandus pada penelitian ini memiliki
latar belakang sosial ekonomi yang kurang.
Hal ini diketahui dari hasil kuisioner, di mana
rata-rata pengeluaran keluarga per bulan untuk
makan berkisar antara Rp 1.000.00,00 hingga
Rp 1 .250.000,00 dari 85 keluarga (Tabel 3).
Rata-rata pengeluaran ini lebih rendah dari
nilai Upah Minimum Regional (UMR) Kota
Jakarta. Berdasarakan keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No. 15/2012 tentang
Penetapan Upah Minimum Regional (UMR)
DKI Jakarta tahun 2012, menyebutkan besar
UMR DKI Jakarta sebesar Rp. 1.529.150,00
(Pemda DKI Jakarta 2012).

Tabel

3

Jumlah probandus berdasarkan
pengeluaran keluarga per bulan
untuk konsumsi makan

Jumlah Pengeluaran
(juta rupiah)
1,5
Total

Jumlah
probandus
59
85
11
13
168

Persentase
(%)
35,1
50,6
6,5
7,8
100

Prosedur Antropometri
Data antropometri yang diukur dari
probandus meliputi berat badan, tinggi badan,
panjang duduk dan lingkar lengan.
Berat badan diukur dengan menggunakan
timbangan elektrik merk Kris Body Analyser
Scale berskala 0,1 kg. Probandus berdiri tanpa
bantuan, santai tetapi tidak bergerak, dan
pandangan lurus ke depan.
Tinggi badan diukur dengan menggunakan
alat pengukur berskala 0,1 cm atau
menggunakan meteran. Probandus berdiri
tegak pada bidang datar horisontal, tanpa alas
kaki, santai, tumit rapat, lutut diluruskan, dan
pandangan menghadap ke depan. Tumit,
bokong, bahu dan kepala menyentuh bidang
vertikal. Bila perlu, orangtua membantu
probandus berdiri tegak.
Panjang
duduk
diukur
dengan
menggunakan meteran berskala 0,1 cm.
Pengukuran dilakukan dengan cara anak
didudukan kemudian panjang duduk diukur
mulai dari kepala sampai bokong. Bagi anak
yang belum bisa duduk, panjang duduk diukur
dengan posisi telentang dengan kedua kaki
diangkat sampai kaki membentuk sudut ± 90º
dengan badan, kemudian panjang duduk
diukur.
Lingkar
lengan
diukur
dengan
menggunakan meteran berskala 0,1 cm.
Pengukuran
dilakukan pada bagian atas
lengan kiri anak, di antara bahu dan siku.
Meteran harus tepat melingkari lengan anak,
tidak dikencangkan.

43
Analisis Data
Analisis data menggunakan Generalized
Additive Models for Location, Scale and
Shape (GAMLSS) (Stasinopoulos 2005) dan
kemudian diplotkan menggunakan 9 level
persentil (3, 5, 10, 25, 50, 75, 90, 95, dan
97%). Untuk mendapatkan pola pertumbuhan
rata-rata menggunakan garis hubung nilai
persentil 50 pada setiap kelas usia. Analisis
data dilakukan di Laboratorium Zoologi
FMIPA IPB.

HASIL
Berat Badan
Pola pertumbuhan berat badan anak lakilaki dan anak perempuan disajikan pada
Gambar 2. Perbandingan pola pertumbuhan
berat badan keduanya terdapat pada Gambar
3.
Rata-rata berat badan anak laki-laki lebih
tinggi dibandingkan berat badan anak
perempuan dalam kelompok usia yang sama.
Rata-rata berat badan anak laki-laki pada usia
1 tahun sebesar 8,54 kg, usia 2 tahun 11,35
kg, usia 3 tahun 13,80 kg, usia 4 tahun 15,8 kg
dan usia 5 tahun sebesar 17,97 kg. Anak
perempuan pada usia 1 tahun memiliki berat
badan rata-rata sebesar 8,21 kg, usia 2 tahun
10,13 kg, usia 3 tahun 11,90 kg, usia 4 tahun
13,83 kg dan usia 5 tahun sebesar 16,04 kg.
Tinggi Badan
Pola pertumbuhan tinggi badan anak lakilaki dan anak perempuan disajikan pada
Gambar 4. Perbandingan pola pertumbuhan
tinggi badan keduanya terdapat pada Gambar
5.
Rata-rata tinggi badan anak laki-laki dan
anak perempuan mengalami peningkatan dari
usia 1 tahun hingga usia 5 tahun. Setiap
kelompok usia tinggi badan anak laki-laki
lebih besar dibandingkan dengan anak
perempuan. Tinggi badan anak laki - laki pada
usia 1 tahun sebesar 74,07 cm, usia 2 tahun
87,90 cm, usia 3 tahun 91,33 cm, usia 4 tahun

101,56 cm dan usia 5 tahun sebesar 109,83
cm. Anak perempuan pada usia 1 tahun
memiliki tinggi badan 72,58 cm, usia 2 tahun
84,60 cm, usia 3 tahun 92,88 cm, usia 4 tahun
99,55 cm dan usia 5 tahun 106,13 cm.
Panjang Duduk
Pola pertumbuhan panjang duduk anak
laki-laki dan anak perempuan disajikan pada
Gambar 6. Perbandingan pola pertumbuhan
panjang duduk keduanya terdapat pada
Gambar 7.
Panjang duduk anak laki-laki dan anak
permpuan
berkorelasi
positif
dengan
peningkatan usia anak. Anak laki-laki di
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
pada usia 1 tahun memiliki rata-rata panjang
duduk sebesar 37,63 cm, usia 2 tahun 43,81
cm, usia 3 tahun48,03 cm, usia 4 tahun 51,21
cm dan usia 5 tahun sebesar 54,92 cm. Anak
perempuan pada usia 1 tahun memiliki ratarata panjang duduk sebesar 36,31 cm, usia 2
tahun 42,29 cm, usia 3 tahun 46,17 cm, usia 4
tahun 49,48 cm dan usia 5 tahun sebesar 53,22
cm.
Lingkar Lengan
Pola pertumbuhan lingkar lengan anak
laki-laki dan anak perempuan disajikan pada
Gambar 8. Perbandingan pola pertumbuhan
lingkar lengan keduanya terdapat
pada
Gambar 9.
Ukuran lingkar lengan anak laki-laki lebih
besar dibandingkan dengan anak perempuan
untuk kelompok usia yang sama. Usia 1 tahun
pada anak laki-laki di Perkampungan Budaya
Betawi memiliki rata-rata lingkar lengan
sebesar 14,70 cm, usia 2 tahun 15,37 cm, usia
3 tahun 15,94 cm, usia 4 tahun 16,56 dan usia
5 tahun sebesar 17,44 cm. Anak perempuan
pada usia 1 tahun memiliki rata-rata lingkar
lengan sebesar 14,02 cm, usia 2 tahun 14,40
cm, usia 3 tahun14,83 cm, usia 4 tahun 15,44
cm dan usia 5 tahun sebesar 16,05 cm.

25

25

4

Anak laki-laki

Anak perempuan

%97
%95

%97
%95
%90

20

20

%90
%75

10

%5
%3

%50

15

15

%10

%25
%10
%5
%3

5

10

Berat Badan (kg)

%75

%25

5
1

2

3

4

5

1

2

3

Umur (tahun)

4

5

Umur (tahun)

(a)

(b)

25

Gambar 2 Pola pertumbuhan berat badan (a) anak laki-laki (b) anak perempuan

15

20

Anak laki-laki
Anak perempuan

5

10

Berat Badan (kg)

Berat Badan (kg)

%50

1

2

3

4

5

Umur (tahun)

Gambar 3 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan pada
persentil 50

5

%97
%95
%90

%75

%25

%50

%10
%5
%3

80

Tinggi Badan (cm)

%25

60

80

100

%90

%50

%10
%5
%3

100

%97
%95

%75

60

1

2

3

4

5

1

2

3

Umur (tahun)

4

5

Umur (tahun)

(b)

(a)

Gambar 4 Pola pertumbuhan tinggi badan (a) anak laki-laki (b) anak perempuan

100
80

Tinggi Badan (cm)

120

Anak laki-laki
Anak perempuan

60

Tinggi Badan (cm)

120

Anak perempuan

120

Anak laki-laki

1

2

3

4

5

Umur (tahun)

Gamabar 5 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan pada
persentil 50

6

Anak laki-laki

Anak perempuan
%97
%95

60

60

%97
%95
%90

%90
%75

%25
%10
%5

40

%3

30

40

50

%10
%5
%3

50

%50

%25

Panjang Duduk (cm)

%50

30

1

2

3

4

5

1

2

3

4

Umur (tahun)

Umur (tahun)

(a)

(b)

Gambar 6 Pola pertumbuhan panjang duduk (a) anak laki-laki (b) anak perempuan

30

40

50

60

Anak laki-laki
Anak perempuan

Panjang Duduk (cm)

Panjang Duduk (cm)

%75

1

2

3

4

5

Umur (tahun)

Gambar 7 Perbandingan pola pertumbuhan panjang duduk anak laki-laki dan anak perempuan
pada persentil 50

5

22

Anak perempuan

20

Anak laki-laki

20

22

7

%97
%95

16

%25
%10

18

%75
%50
%25
%10
%5
%3

12
10

12

14

%5
%3

%97
%95
%90

16

Lingkar Lengan (cm)

%50

14

18

%75

10

1

2

3

4

5

1

2

3

4

Umur (tahun)

Umur (tahun)

(a)

(b)

5

22

Gambar 8 Pola pertumbuhan lingkar lengan (a) anak laki-laki (b) anak perempuan

18
16
14
12

Lingkar Lengan (cm)

20

Anak laki-laki
Anak perempuan

10

Lingkar Lengan (cm)

%90

1

2

3

4

5

Umur (tahun)

Gambar 9 Perbandingan pola pertumbuhan lingkar lengan anak laki-laki dan anak perempuan pada
persentil 50

11

PEMBAHASAN
Berat Badan
Suhardjo (1989) menyatakan bahwa berat
badan anak merupakan indikator yang baik
bagi penentuan status gizi dan memberikan
gambaran massa tubuh, khususnya bagi
mereka yang berusia di bawah lima tahun.
Kurva pertumbuhan berat badan anak lakilaki dan anak perempuan menunjukkan
adanya beberapa probandus yang mempunyai
berat badan di atas persentil 0,97. Hal ini
menunjukkan bahwa probandus tersebut
mempunyai berat badan paling besar diantara
anak lain dalam kelompok usianya, sedangkan
probandus yang mempunyai berat badan di
bawah persentil 0,03 menunjukan bahwa
probandus tersebut mempunyai berat badan
paling kecil dalam kelompok usianya.
Usia hingga lima tahun biasanya anak
mengalami penambahan berat badan yang
cukup signifikan. Massa tubuh sangat sensitif
terhadap
perubahan-perubahan
yang
mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan
atau menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi (Supariasa et al. 2002).
Berat badan anak laki-laki Perkampungan
Betawi Setu Babakan usia 1 sampai 5 tahun
lebih besar dibandingkan dengan berat badan
anak perempuan pada setiap kelompok usia.
Berat badan anak laki-laki bervariasi untuk
masing-masing usia yaitu berkisar 8,54 kg –
17,97 kg, sedangkan anak perempuan hanya
berkisar antara 8,21 kg – 16,04 kg. Perbedaan
ini disebabkan karena pada anak laki-laki
pertumbuhan masa otot bersamaan dengan
peningkatan densitas tulang, peningkatan
fungsi kardiopulmonari, penambahan volume
darah dan semakin meningkatnya densitas sel
darah merah (Bogin 1999).
Secara umum berat badan anak di
Perkampungan Budaya Betawi lebih rendah
dibandingkan
dengan
anak
Amerika
(Kuczmarski et al. 2000) dan di Bogor
(Yuliana 2006) (Lampiran 2). Hal ini
dikarenakan kondisi sosial ekonomi di
Perkampungan Budaya Betawi lebih rendah
dibandingkan keduanya.

Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan antropometri
yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan usia.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat
badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu pendek.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi
badan akan tampak dalam waktu yang relatif
lama (Wong 2004).
Peningkatan tinggi badan pada anak-anak
dan remaja dipengaruhi oleh hormon
pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan ini
dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang
pertama-tama mengalir melalui pembuluh
darah menuju ke organ hati yang kemudian
dirubah menjadi IGF 1 (insulin Growth
Factor 1). Melalui peredaran darah, IGF 1
dialirkan ke seluruh organ-organ yang ada di
tubuh manusia. IGF 1 inilah yang
mengendalikan pertumbuhan tulang dengan
merangsang sel-sel tulang untuk berkembang
biak (Granner 2003).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki
Perkampungan Betawi Setu Babakan melebihi
anak perempuan pada setiap kelompok usia.
Tinggi badan anak laki-laki berkisar antara
74,07 cm – 109,83 cm, sedangkan pada anak
perempuan memiliki tinggi badan yang lebih
rendah yaitu berkisar antara 72,58 cm - 106,13
cm. Hal ini disebabkan karena begitu mulai
tumbuh, anak laki-laki tumbuh lebih cepat dan
lebih lama sehingga memperoleh tinggi yang
lebih maksimal (Bogin & Beydoun 2007).
Hasil pengukuran tinggi badan ini juga
sesuai dengan pernyataan Abunain (1990)
yang menyatakan bahwa anak laki-laki lebih
tinggi dibandingkan anak perempuan.
Pertumbuhan tinggi badan memperoleh hasil
yang sama dengan berat badan, di mana tinggi
badan anak di Perkampungan Budaya Betawi
Setu Babakan juga lebih rendah dibandingkan
dengan pertumbuhan tinggi badan anak
Amerika (Kuczmarski et al. 2000) dan anak di
wilayah Bogor (Yuliana 2006) (Lampiran 2).

12

Panjang Duduk
Panjang duduk dapat menyesuaikan
dengan tinggi badannya. Apabila seorang
anak memiliki tinggi badan yang lebih tinggi,
maka anak tersebut memiliki panjang duduk
yang lebih panjang. Panjang duduk anak
berkorelasi positif dengan nilai indeks massa
tubuh anak, sehingga panjang duduk anak
dapat pula digunakan untuk menilai keadaan
gizi anak. Pengukuran panjang duduk juga
dapat dilakukan untuk mendeteksi sindrom
marfan dan sindrom hipokondroplasia (Bogin
& Beydoun 2007).
Panjang duduk anak laki-laki dan anak
permpuan Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan
berkorelasi
positif
dengan
peningkatan usia anak. Panjang duduk anak
laki-kaki lebih panjang dibandingkan panjang
duduk anak perempuan. Ukuran panjang
duduk anak laki-laki bervariasi mulai dari
37,63 cm - 54,92 cm, sedangkan rata-rata
panjang duduk anak perempuan dibawah ratarata panjang duduk anak laki-laki yaitu
berkisar antara 36,31 cm – 53,22 cm.
Lingkar Lengan
Ukuran lingkar lengan atas dapat
digunakan untuk menilai keadaan gizi anak
dan cenderung meningkat sesuai dengan
peningkatan keadaan gizi anak maupun
dengan peningkatan usia anak. Pengukuran
lingkar lengan dapat pula dilakukan untuk
pengukuran status gizi bagi pasien yang tidak
dapat diukur berat badannya (misalnya pada
pasien stroke, dll). Cara ini cepat, praktis dan
mudah dilakukan (Glinka 2008). Lingkar
lengan adalah gabungan dari berbagai jaringan
pada lengan atas, termasuk tebal lemak, massa
otot, dan massa tulang (Wichaksana 1989).
Hasil penelitian menunjukan bahwa
lingkar lengan anak laki-laki lebih besar
dibandingkan dengan anak perempuan untuk
kelompok usia yang sama. Ukuran lingkar
lengan
anak
laki-laki
mulai
dari
14,70 cm – 17,44 cm. Anak perempuan
memiliki kisaran ukuran lingkar lengan yang
lebih kecil dibandingkan anak laki-laki yaitu
14,02 cm – 16,05 cm. Lingkar lengan anak
laki-laki lebih besar dikarenakan tebal lemak
laki-laki mengalami tren penurunan, maka
dapat diduga bahwa yang bertambah pada
laki-laki adalah massa otot dan tulang,
sehingga lingkar lengannya membesar
(Wichaksana 1989).

SIMPULAN
Pola pertumbuhan berat badan, tinggi
badan, panjang duduk serta lingkar lengan
anak laki-laki dan anak perempuan usia 1
sampai 5 tahun di Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan secara umum
menunjukan pola yang sama, yaitu cenderung
terus mengalami peningkatan. Rata-rata
pertumbuhan anak laki-laki lebih besar
daripada anak perempuan pada setiap
kelompok usia.
DAFTAR PUSTAKA
Abunain D. 1990. Aplikasi antropometri
sebagai alat ukur status gizi di
Indonesia. Gizi Indonesia 14(2):3550.
Bogin B. 1999. Pattern of Human Growth. Ed
ke-2. Cambridge:
Cambridge
University Pr.
Bogin B , Beydoun N. 2007.The relationship
of sitting height ratio to body mass
index and fatness in the United States
1988-1999. Human Ecology 15: 1-8.
de Onis M. 2001. Child Growth and
Development. Di dalam: Semba RD,
Bloem MW. Nutrition and Health in
Developing Countries. New Jersey:
Human Pr. Hlm 71-89.
de Onis M, Garza C, Victora CG, Onyango
AW, Frongillo EA, Martines J. 2004.
The WHO Multicentre Growth
Reference Study: planning, study
design, andmethodology. Food Nutr
Bull 25: 15-26.
Fox SI. 2002. Human Physiology. Ed ke-7.
New York: McGraw-Hill.
Glinka. 2008. Metode Pengukuran Manusia.
Surabaya: Airlangga University
Press.
Granner DK. 2003. Biokimia Harper. Ed ke25. Jakarta: EGC.
Jahari. 2002. Status Gizi Balita di Indonesia
Sebelum dan Selama Krisis. Jakarta:
LIPI.
Jalal F, Soekirman. 1990. Pemanfaatan
antropometri sebagai indikator sosial
ekonomi. Gizi Indonesia 14 (2): 2636.
Kuczmarski et al. 2002. 2000 CDC growth
charts for the United States: methods
and development. Vital Health Stat
11(246).

13
10
Pemerintah Daerah DKI Jakarta. 2012.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta No. 15/2012
tentang Upah Minimum Provinsi
Tahun 2012.
Stasinopoulos. 2005. Generalized Additive
Models for Location, Scale and
Shape. Appl Statist 5: 507-554.
Suhardjo. 1989. Pemberian Makanan Pada
Bayi dan Anak. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Supariasa B, Bakri, I Fajar. 2002. Penilaian
Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Wichaksana A. 1989. Pemeriksaan lingkar
lengan anak usia satu sampai lima
tahun. Cermin Dunia Kedokteran 57:
41-44.
Wijaya, Hussein. 1976. Seni Budaya Betawi,
Pralokarya
Penggalian
dan
Pengembangannya. Jakarta: PT
Dunia Pustaka Jaya.
Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC
Yuliana. 2006. Pola Pertumbuhan Anak Usia
1 sampai 5 Tahun di WilayahBogor
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.

12

LAMPIRAN

12
12
Lampiran 1 Kuisioner Data Pribadi dan Data Orangtua
KUISIONER PENELITIAN
Tanggal :
Data Pribadi
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Alamat (kampung)

:
:
:
Kelurahan :

Tempat Lahir (kampung) :
Tanggal Lahir
Usia
Anak kePenyakit (jika ada)
Pemberian ASI sampai usia

:
:
:
:
:

Kecamatan :

tahun
dari

bersaudara

Data Orang Tua
Nama Ayah
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Penyakit (jika ada)

:
:
:
:

Nama Ibu
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Penyakit (jika ada)

:
:
:
:

Nama Ayah dari Ayah
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Penyakit (jika ada)

:
:
:
:

Nama Ayah dari Ibu
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Penyakit (jika ada)

:
:
:
:

Nama Ibu dari Ayah
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Penyakit (jika ada)

:
:
:
:

Nama Ibu dari Ibu
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Penyakit (jika ada)

:
:
:
:

Pengeluaran keluarga per bulan untuk makan (pilih salah satu) :
1. X < Rp. 1.000.000
3. Rp. 1.250.000 ≤ X < Rp. 1.500.000
2. Rp. 1.000.000 ≤ X < Rp. 1.250.000
4. X ≥ Rp. 1.500.000
Ket : X = Total pengeluaran keluarga per bulan untuk makan
Data Pengukuran
No.
1
2
3
4

Parameter
Berat Badan
Tinggi Badan
Panjang Duduk
Lingkar Lengan

Kode
BB
TB
PD
LL

Hasil Pengukuran

12
14
13
Lampiran 2 Perbandingan Data Persentil Berat Badan dan Tinggi Badan Anak di Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan, Anak Amerika dan Anak di wilayah Bogor

A. Berat Badan (kg)
Usia
(tahun)
1
2
3
4
5

Perbandingan Berat Badan Pada Persentil ke- 50
Anak Amerika
Anak Bogor
Anak Betawi
L
P
L
P
L
P
10,55
9,80
9,64
9,02
8,54
8,21
12,93
12,36
11,46
10,50
11,35
10,13
14,95
14,40
13,91
12,54
13,80
11,90
17,01
16,44
16,04
15,33
15,85
13,83
19,16
18,48
19,34
17,86
17,97
16,04

B. Tinggi Badan (cm)
Usia
(tahun)

Perbandingan Tinggi Badan Pada Persentil ke- 50
Anak Amerika
Anak Bogor
Anak Betawi
L
P
L
P
L
P
77,30
76,20
77,28
74,69
74,07
72,58
88,90
88,60
88,66
86,60
87,90
84,60
96,70
95,70
92,59
93,76
91,33
92,88
104,20
103,20
102,15
101,38
101,56
99,56
114,00
109,90
111,09
108,99
109,83
106,13

1
2
3
4
5
Keterangan :
L : Anak Laki-laki
P : Anak Perempuan