Tahun Jenis Kontrol Biaya Kriteria
Nilai 2008 Biaya Bahan Baku
0.657 efisien
4 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Efisien 4
Biaya Overhead Pabrik 0.500
efisien 4
Biaya Overhead Pabrik Variabel 7.138
Sangat tidak efisien 1 Biaya Overhead Pabrik Tetap
2.390 Kurang efisien
3 2009 Biaya Bahan Baku
0.351 efisien
4 Biaya Tenaga Kerja Langsung
1.650 efisien
4 Biaya Overhead Pabrik
2.104 Kurang efisien
3 Biaya Overhead Pabrik Variabel
4.545 Tidak efisien
2 Biaya Overhead Pabrik Tetap
1.571 efisien
4 2010 Biaya Bahan Baku
0.901 efisien
4 Biaya Tenaga Kerja Langsung
efisien 4
Biaya Overhead Pabrik 2.206
Kurang efisien 3
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.983
Kurang efisien 3
Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.030
Kurang efisien 3
4.1.2. Analisis Data
a. Tingkat efisiensi biaya produksi
1. Tingkat efisiensi biaya produksi buku terbitan
Tabel 4.3. Tingkat efisiensi biaya produksi buku terbitan tahun 2008-2010
Sumber:Data primer diolah lampiran 7
Dengan kriteria:
1. Efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 0,000 - 0,657.
2. Kurang efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 0,658 - 1,315.
3. Tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 1,316 - 1,973.
Tahun Jenis Kontrol Biaya Kriteria
Nilai 2008 Biaya Bahan Baku
efisien 4
Biaya Tenaga Kerja Langsung Efisien
4 Biaya Overhead Pabrik
efisien 4
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sangat tidak efisien 1
Biaya Overhead Pabrik Tetap Kurang efisien
3 2009 Biaya Bahan Baku
efisien 4
Biaya Tenaga Kerja Langsung efisien
4 Biaya Overhead Pabrik
Kurang efisien 3
Biaya Overhead Pabrik Variabel Tidak efisien
2 Biaya Overhead Pabrik Tetap
efisien 4
2010 Biaya Bahan Baku efisien
4 Biaya Tenaga Kerja Langsung
efisien 4
Biaya Overhead Pabrik Kurang efisien
3 Biaya Overhead Pabrik Variabel
Kurang efisien 3
Biaya Overhead Pabrik Tetap Kurang efisien
3
4. Sangat tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 1,973 -
2,700.
Pada Tabel 4.3 diketahui bahwa pada tahun 2008 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,biaya overhead pabrik termasuk kriteria efisien sedangkan biaya overhead
pabrik variabel termasuk sangat tidak efisien dan biaya overhead pabrik tetap termasuk kurang efisien. Tahun 2009 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik tetap termasuk efisien sedangkan biaya biaya overhead pabrik termasuk kurang efisien dan biaya overhead pabrik variabel termasuk tidak efisien.
Tahun 2010 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung termasuk efisien sedangkan biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap
termasuk kurang efisien
2. Tingkat efisiensi biaya produksi buku non terbitan
Tabel 4.4. Tingkat efisiensi biaya produksi buku non terbitan tahun 2008-2010
Sumber: Data primer diolah lampiran 8
Dengan kriteria
1. Efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval 0,000 -
1,784.
2. Kurang efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval
1,785 - 3,569.
3. Tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval 3,600
- 5,353.
4. Sangat tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval 5,354
- 7,137.
Pada tabel 4.4 pada tahun 2008 diketahui bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik termasuk criteria efisien sedangkan biaya overhead
pabrik variabel sanagat tidak efisien dan biaya overhead pabrik tetap termasuk kurang efisien. Tahun 2009 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik tetap termasuk criteria efisien sedangkan biaya overhead pabrik kurang efisien dan biaya overhead pabrik variabel termasuk tidak efisien. Tahun 2010 biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung termasuk criteria efisien sedangkan biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap termasuk
kurang efisien
Tahun Jenis Kontrol Biaya Kriteria
Nilai
2008 Biaya Bahan Baku
0.657 Kurang efisien
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Efisien 4
Biaya Overhead Pabrik 1.863
Sangat tidak efisien 1
Biaya Overhead Pabrik Variabel 1.478
tidak efisien 2
Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.266
Sangat tidak efisien 1
2009 Biaya Bahan Baku
0.351 Efisien
4 Biaya Tenaga Kerja Langsung
0.571 Kurang Efisien
3 Biaya Overhead Pabrik
1.309 Tidak efisien
2 Biaya Overhead Pabrik Variabel
0.934 Kurang Efisien
3 Biaya Overhead Pabrik Tetap
1.702 Sangat idak efisien
1
2010 Biaya Bahan Baku
0.901 Kurang efisien
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Efisien 4
Biaya Overhead Pabrik 1.739
Sangat tidak efisien 1
Biaya Overhead Pabrik Variabel 1.445
Tidak efisien 2
Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.044
Sangat tidak efisien 1
3. Tingkat efisiensi total biaya produksi buku
Tabel 4.5. Tingkat efisiensi total biaya produksi buku tahun 2008-2010
Sumber: Data primer diolah lampiran 9
Dengan kriteria:
1. Efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi masuk kelas interval 0,000 - 0,566.
2. Kurang efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi buku masuk kelas interval 0,567 - 1,133.
3. Tidak efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi buku masuk kelas interval 1,134 - 1,700.
4. Sangat tidak efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi buku masuk kelas interval 1,701 -
2,267.
Pada table 4.5 diketahui bahwa pada tahun 2008 biaya tenaga kerja langsung termasuk kriteria efisien, biaya bahan baku termasuk kurang efisien, biaya overhead pabrik
variabel tidak efisien, biaya overhead pabrik dan biaya overhead pabrik tetap sangat tidak efisien.Tahun 2009 biaya bahan baku termasuk efisien, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik variabel termasuk urang efisien, biaya overhead pabrik tidak efisien dan biaya overhead pabrik tetap sangat tidak efisien. Tahun 2010
biaya tenaga kerja langsung termasuk kriteria efisien, biaya bahan baku kurang efisien, biaya overhead pabrik variabel tidak efisien, dan biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik tetap sangat tidak efisien
Perbedaan efisiensi yang terjadi memerlukan tindak lanjut perusahaan untuk memutuskan melakukan atau tidak melakukan penyelidikan terhadap penyimpangan
tersebut. Pedoman yang dipakai untuk memutuskan melakukan penyelidikan atau tidak melakukan penyelidikan terhadap penyimpangan yang terjadi adalah dengan
menggunakan Statistical Quality Control SQC.
Analisis Statistical Quality Control SQC
1. Biaya Bahan Baku BBB
Dari hasil analisis SQC terhadap biaya bahan baku pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 20010, diperoleh hasil bahwa biaya bahan baku termasuk
dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya bahan baku tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya bahan baku masih berada pada daerah in control
. Penyimpangan biaya bahan baku tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:
2008 2009
2010 3,21
3,83 4,45
LCL
UCL
X
Gambar 4.1. Control chart biaya bahan baku
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung BTKL
Dari hasil analisis SQC terhadap biaya tenaga kerja langsung pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010, diperoleh hasil bahwa biaya tenaga kerja
langsung termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya tenaga kerja langsung tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya tenaga kerja
langsung masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya tenaga kerja langsung 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut
ini:
2008 2009
2010
4
X LCL
UCL =
=
Gambar 4.2. Control chart biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya Overhead Pabrik BOP
Dari hasil analisis SQC terhadap biaya overhead pabrik pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 20010, diperoleh hasil bahwa biaya overhead pabrik
termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya overhead pabrik tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya overhead pabrik masih berada
pada daerah in control . Penyimpangan biaya overhead pabrik 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:
2008 2009
2010
5.19
2.67
0.15 LCL
UCL
Gambar 4.3. Control chart biaya overhead pabrik
4. Biaya Overhead Pabrik Tetap BOPT
Dari hasil analisis SQC terhadap biaya overhead pabrik tetap pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010, diperoleh hasil bahwa biaya overhead pabrik
tetap termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya overhead pabrik tetap tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya overhead pabrik
tetap masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya overhead pabrik tetap 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:
X
2008 2009
2010
6.1
2.34
0.15 -
LCL UCL
Gambar 4.4. Control chart biaya overhead pabrik tetap
5. Biaya Overhead Pabrik Variabel BOPV
Dari hasil analisis SQC terhadap biaya overhead pabrik variabel pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010, diperoleh hasil bahwa biaya overhead
pabrik variabel termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya overhead pabrik variabel tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya
overhead pabrik variabel masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya overhead pabrik variabel 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan
gambar berikut ini: X
2008 2009
2010 2.17
0.29 4,05
LCL
UCL
X
Gambar 4.5. Control chart biaya overhead pabrik variabel
b. Varians biaya produksi
Varians biaya produksi terjadi karena terdapat penyimpangan realisasi biaya dari standar biayanya. Untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut digunakan
analisis varians selisih biaya produksi.
1. Selisih biaya bahan baku
a. Selisih Harga Bahan Baku SHB
SHB = HS x KS – HSt x KS
Tabel 4.6 Selisih Harga Bahan Baku Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku
HS x KS HSt x KS
Selisih 2008
Buku Terbitan 468450000
471550000 3100000 Laba
Buku Non Terbitan 272325000
274145000 1820000 Laba
Jumlah 740775000
745695000 4920000 Laba
2009 Buku Terbitan
621146000 623336000
2190000 Laba Buku Non Terbitan
350873500 352103500
1230000 Laba Jumlah
972019500 975439500
3420000 Laba 2010
Buku Terbitan 714123500
707683500 6440000 Rugi
Buku Non Terbitan 243499000
241349000 2150000 Rugi
Jumlah 957622500
949032500 8590000 Rugi
Sumber:Data primer diolah
Keterangan: SHB: Selisih Harga Bahan Baku
HS : Harga Sesungguhnya setiap satuan KS : Kuantitas Sesungguhnya yang dibeli
HSt : Harga Standar setiap satuan
Penjelasan :
Tahun 2008 Harga sesungguhnya setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli adalah
sebesar Rp.740775000,00 sedangkan harga standar setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli sebesar Rp.745695000,00. Harga bahan baku sesungguhnya
lebih kecil dari harga bahan baku standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp. 4920000,00. Selisih laba ini terjadi karena bagian pembelian telah membeli bahan
baku dengan harga yang lebih rendah dari harga standar. Tahun 2009
Harga sesungguhnya setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli adalah sebesar Rp. 972019500,00 sedangkan harga standar setelah dikalikan kuantitas
sesungguhnya yang dibeli sebesar Rp. 975439500,00. Harga bahan baku sesungguhnya lebih kecil dari harga bahan baku standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp.
3420000,00. Selisih laba ini terjadi karena bagian pembelian telah membeli bahan baku dengan harga yang lebih rendah dari harga standar.
Tahun 2010 Harga sesungguhnya setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli adalah
sebesar Rp. 957622500,00 sedangkan harga standar setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli sebesar Rp. 949032500,00. Harga bahan baku sesungguhnya
lebih besar dari harga bahan baku standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp. 8590000,00. Selisih laba ini terjadi karena bagian pembelian telah membeli bahan
baku dengan harga yang lebih tinggi dari harga standar.
b. Selisih Kuantitas Bahan Baku SKB
SKB = KS x HSt – KSt x HSt
Tabel 4.7 Selisih Kuantitas Bahan Baku Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku
KS x HSt KSt x HSt
Selisih 2008
Buku Terbitan 430290000
430290000 Buku Non Terbitan
246699600 246699600
Jumlah 676989600
676989600 2009
Buku Terbitan 569333400
569333400 Buku Non Terbitan
301411800 301411800
Jumlah 870745200
870745200 2010
Buku Terbitan 669476160
669476160 Buku Non Terbitan
204562160 204562160
Jumlah 874038320
874038320 Sumber:Data primer oleh
Keterangan : SKB : Selisih Kuantitas Bahan Baku
KS : Kuantitas Sesungguhnya bahan baku yang dipakai Kst : Kuatitas Standar bahan baku yang dipakai
Hst : Harga Standar setiap satuan
Penjelasan :
Tahun 2008 Kuantitas sesungguhnya yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah sebesar
Rp. 676989600,00 sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar sebesar Rp676989600,00. Kuantitas sesungguhnya yang dipakai sama dengan
kuantitas standar yang dipakai sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi.
Tahun 2009 Kuantitas sesungguhnya yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah sebesar
Rp. 870745200,00 sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar sebesar Rp. 870745200,00. Kuantitas sesungguhnya yang dipakai sama dengan
kuantitas standar yang dipakai sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi.
Tahun 2010 Kuantitas sesungguhnya yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah sebesar
Rp. 874038320,00 sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar sebesar Rp. 874038320,00. Kuantitas sesungguhnya yang dipakai sama dengan
kuantitas standar yang dipakai sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi.
2. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. Selisih Tarif Upah Langsung STU
STU = TS x JS – TSt x JS
Tabel 4.8 Selisih Tarif Upah langsung Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku
TS x JS TSt x JS
Selisih 2008
Buku Terbitan 78375000
78375000 Buku Non Terbitan
44935000 44935000
Jumlah 123310000
123310000 2009
Buku Terbitan 110797500
110797500 Buku Non Terbitan
57689750 57689750
Jumlah 168487250
168487250 2010
Buku Terbitan 159984000
159984000 Buku Non Terbitan
48884000 48884000
Jumlah 208868000
208868000 Sumber:Data primer olah
Keterangan: STU : Selisih Tarif Upah Langsung
TS : Tarif Sesungguhnya TSt : Tarif Standar
JS : Jam Sesungguhnya
Penjelasan :
Tahun 2008 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp. 123310000,00
sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp123310000,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba
maupun rugi.
Tahun 2009 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.168487250,00
sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.168487250,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba
maupun rugi.
Tahun 2010 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00
sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba
maupun rugi.
b. Selisih Efisiensi Upah Langsung SEUL
SEUL = TSt x JS – TSt x JSt
Tabel 4.9 Selisih Efisiensi Upah langsung Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku
TSt x JS TSt x JSt
Selisih 2008
Buku Terbitan 78375000
78375000 Buku Non Terbitan
44935000 44935000
Jumlah 123310000
123310000 2009
Buku Terbitan 110797500
110797500 Buku Non Terbitan
57689750 58657500
967750 Laba Jumlah
168487250 169455000
967750 Laba 2010
Buku Terbitan 159984000
159984000 Buku Non Terbitan
48884000 48884000
Jumlah 208868000
208868000 Sumber:Data primer olah
Keterangan: SEUL : Selisih Efisiensi Upah Langsung
TSt : Tarif Standar JS : Jam Sesungguhnya
JSt : Jam Standar
Penjelasan :
Tahun 2008
Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp. 123310000,00 sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp123310000,00.
Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi.
Tahun 2009 Tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp168487250,00 sedangkan
tarif standar setelah dikalikan jam standar sebesar Rp. 169455000,00. Jam sesungguhnya lebih kecil daripada jam standar sehingga terdapat selisih laba sebesar
Rp.967750,00. Selisih laba tersebut disebabkan karena ketrampilan yang dimiliki para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga pekerjaannya telah
diselesaikan di bawah jam standar yang telah ditentukan.
Tahun 2010 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00
sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba
maupun rugi.
3. Selisih Biaya Overhead Pabrik
a. Selisih Terkendalikan ST
ST = BOPS – AFKSt
Tabel 4.10 Selisih Terkendalikan Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku
BOPS AFKST
Selisih 2008
Buku Terbitan 46784829
46044403.35 740425.65Rugi
Buku Non Terbitan 20050642
19958492.41 92149.59 Rugi
Jumlah 66835471
66002895.76 832575.24 Rugi
2009 Buku Terbitan
73963369 74882135.35
918766.35 Laba Buku Non Terbitan
31698587 31425425.5
273161.5 Rugi Jumlah
105661956 106307560.9
645604.85 Laba 2010
Buku Terbitan 84620200
87533201.8 2913001.8 Laba
Buku Non Terbitan 36265800
37141069.4 875269.4 Laba
Jumlah 120886000
124674271.2 3788271.2 Laba
Sumber:Data primer olah
Keterangan : ST
: Selisih Terkendalikan BOPS : Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
AFKSt : Anggaran Fleksibel pada Kapasitas Standar
Penjelasan :
Tahun 2008 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp. 66835471 sedangkan anggaran
fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp66002895.76. Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga
terdapat selisih rugi sebesar Rp.832575.24.
Tahun 2009 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp105661956 sedangkan anggaran
fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp. 106307560.9 Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga
terdapat selisih laba sebesar Rp. 645604.85
Tahun 2010 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp. 120886000 sedangkan anggaran
fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp. 124674271.2 Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga
terdapat selisih laba sebesar Rp. 3788271.2
b. Selisih Volume SV
SV = AFKSt – KSt x T
Tabel 4.11 Selisih Volume Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku
AFKST KSt x TT
Selisih 2008
Buku Terbitan 46044403.35
46251067.5 206664.15
Buku Non Terbitan 19958492.41
19988980 30487.59
Jumlah 66002895.76
66240047.5 237151.74
2009 Buku Terbitan
74882135.35 75749025
866889.65 Buku Non Terbitan
31425425.5 33167326.5
1741901 Laba Jumlah
106307560.9 108916351.5
2608790.6 2010
Buku Terbitan 87533201.8
88397179.2 863977.4
Buku Non Terbitan 37141069.4
37392993 251923.6
Jumlah 124674271.2
125790172.2 1115901 Laba
Sumber:Data primer olah
Keterangan: SV
: Selisih Volume AFKSt : Anggaran Fleksibel pada Kapasitas Standar
KSt : Kapasitas atau jam standar
T : Tarif total
Penjelasan :
Tahun 2008 Anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp 66002895.76 sedangkan
kapasitas standar setelah dikalikan tarif total sebesar Rp. 66240047.5 Terdapat selisih laba sebesar Rp 237151.74 karena kapasitas normal lebih kecil daripada kapasitas
standar.
Tahun 2009 Anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp 106307560.9 sedangkan
kapasitas standar setelah dikalikan tarif total sebesar Rp. 108916351.5. Terdapat selisih laba sebesar Rp. 2608790.6 karena kapasitas normal lebih kecil daripada kapasitas
standar.
Tahun 2010 Anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp. 124674271.2. sedangkan
kapasitas standar setelah dikalikan tarif total sebesar Rp. 125790172.2. Terdapat selisih laba sebesar Rp. 1115901 karena kapasitas normal lebih kecil daripada kapasitas
standar.
4.1.3. Pengujian Hipotesis