Analisis Data Hasil Penelitian

Tahun Jenis Kontrol Biaya Kriteria Nilai 2008 Biaya Bahan Baku 0.657 efisien 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung Efisien 4 Biaya Overhead Pabrik 0.500 efisien 4 Biaya Overhead Pabrik Variabel 7.138 Sangat tidak efisien 1 Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.390 Kurang efisien 3 2009 Biaya Bahan Baku 0.351 efisien 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.650 efisien 4 Biaya Overhead Pabrik 2.104 Kurang efisien 3 Biaya Overhead Pabrik Variabel 4.545 Tidak efisien 2 Biaya Overhead Pabrik Tetap 1.571 efisien 4 2010 Biaya Bahan Baku 0.901 efisien 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung efisien 4 Biaya Overhead Pabrik 2.206 Kurang efisien 3 Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.983 Kurang efisien 3 Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.030 Kurang efisien 3

4.1.2. Analisis Data

a. Tingkat efisiensi biaya produksi 1. Tingkat efisiensi biaya produksi buku terbitan Tabel 4.3. Tingkat efisiensi biaya produksi buku terbitan tahun 2008-2010 Sumber:Data primer diolah lampiran 7 Dengan kriteria: 1. Efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 0,000 - 0,657. 2. Kurang efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 0,658 - 1,315. 3. Tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 1,316 - 1,973. Tahun Jenis Kontrol Biaya Kriteria Nilai 2008 Biaya Bahan Baku efisien 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung Efisien 4 Biaya Overhead Pabrik efisien 4 Biaya Overhead Pabrik Variabel Sangat tidak efisien 1 Biaya Overhead Pabrik Tetap Kurang efisien 3 2009 Biaya Bahan Baku efisien 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung efisien 4 Biaya Overhead Pabrik Kurang efisien 3 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tidak efisien 2 Biaya Overhead Pabrik Tetap efisien 4 2010 Biaya Bahan Baku efisien 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung efisien 4 Biaya Overhead Pabrik Kurang efisien 3 Biaya Overhead Pabrik Variabel Kurang efisien 3 Biaya Overhead Pabrik Tetap Kurang efisien 3 4. Sangat tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku terbitan terhadap standar biaya produksi buku terbitan masuk kelas interval 1,973 - 2,700. Pada Tabel 4.3 diketahui bahwa pada tahun 2008 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,biaya overhead pabrik termasuk kriteria efisien sedangkan biaya overhead pabrik variabel termasuk sangat tidak efisien dan biaya overhead pabrik tetap termasuk kurang efisien. Tahun 2009 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap termasuk efisien sedangkan biaya biaya overhead pabrik termasuk kurang efisien dan biaya overhead pabrik variabel termasuk tidak efisien. Tahun 2010 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung termasuk efisien sedangkan biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap termasuk kurang efisien 2. Tingkat efisiensi biaya produksi buku non terbitan Tabel 4.4. Tingkat efisiensi biaya produksi buku non terbitan tahun 2008-2010 Sumber: Data primer diolah lampiran 8 Dengan kriteria 1. Efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval 0,000 - 1,784. 2. Kurang efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval 1,785 - 3,569. 3. Tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval 3,600 - 5,353. 4. Sangat tidak efisien, apabila hasil bagi varians biaya produksi buku non terbitan terhadap standar biaya produksi buku non terbitan masuk kelas interval 5,354 - 7,137. Pada tabel 4.4 pada tahun 2008 diketahui bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik termasuk criteria efisien sedangkan biaya overhead pabrik variabel sanagat tidak efisien dan biaya overhead pabrik tetap termasuk kurang efisien. Tahun 2009 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap termasuk criteria efisien sedangkan biaya overhead pabrik kurang efisien dan biaya overhead pabrik variabel termasuk tidak efisien. Tahun 2010 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung termasuk criteria efisien sedangkan biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap termasuk kurang efisien Tahun Jenis Kontrol Biaya Kriteria Nilai 2008 Biaya Bahan Baku 0.657 Kurang efisien 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Efisien 4 Biaya Overhead Pabrik 1.863 Sangat tidak efisien 1 Biaya Overhead Pabrik Variabel 1.478 tidak efisien 2 Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.266 Sangat tidak efisien 1 2009 Biaya Bahan Baku 0.351 Efisien 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung 0.571 Kurang Efisien 3 Biaya Overhead Pabrik 1.309 Tidak efisien 2 Biaya Overhead Pabrik Variabel 0.934 Kurang Efisien 3 Biaya Overhead Pabrik Tetap 1.702 Sangat idak efisien 1 2010 Biaya Bahan Baku 0.901 Kurang efisien 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Efisien 4 Biaya Overhead Pabrik 1.739 Sangat tidak efisien 1 Biaya Overhead Pabrik Variabel 1.445 Tidak efisien 2 Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.044 Sangat tidak efisien 1 3. Tingkat efisiensi total biaya produksi buku Tabel 4.5. Tingkat efisiensi total biaya produksi buku tahun 2008-2010 Sumber: Data primer diolah lampiran 9 Dengan kriteria: 1. Efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi masuk kelas interval 0,000 - 0,566. 2. Kurang efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi buku masuk kelas interval 0,567 - 1,133. 3. Tidak efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi buku masuk kelas interval 1,134 - 1,700. 4. Sangat tidak efisien, apabila hasil bagi varians total biaya produksi buku terhadap standar total biaya produksi buku masuk kelas interval 1,701 - 2,267. Pada table 4.5 diketahui bahwa pada tahun 2008 biaya tenaga kerja langsung termasuk kriteria efisien, biaya bahan baku termasuk kurang efisien, biaya overhead pabrik variabel tidak efisien, biaya overhead pabrik dan biaya overhead pabrik tetap sangat tidak efisien.Tahun 2009 biaya bahan baku termasuk efisien, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel termasuk urang efisien, biaya overhead pabrik tidak efisien dan biaya overhead pabrik tetap sangat tidak efisien. Tahun 2010 biaya tenaga kerja langsung termasuk kriteria efisien, biaya bahan baku kurang efisien, biaya overhead pabrik variabel tidak efisien, dan biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik tetap sangat tidak efisien Perbedaan efisiensi yang terjadi memerlukan tindak lanjut perusahaan untuk memutuskan melakukan atau tidak melakukan penyelidikan terhadap penyimpangan tersebut. Pedoman yang dipakai untuk memutuskan melakukan penyelidikan atau tidak melakukan penyelidikan terhadap penyimpangan yang terjadi adalah dengan menggunakan Statistical Quality Control SQC. Analisis Statistical Quality Control SQC 1. Biaya Bahan Baku BBB Dari hasil analisis SQC terhadap biaya bahan baku pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 20010, diperoleh hasil bahwa biaya bahan baku termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya bahan baku tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya bahan baku masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya bahan baku tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini: 2008 2009 2010 3,21 3,83 4,45 LCL UCL X Gambar 4.1. Control chart biaya bahan baku 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung BTKL Dari hasil analisis SQC terhadap biaya tenaga kerja langsung pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010, diperoleh hasil bahwa biaya tenaga kerja langsung termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya tenaga kerja langsung tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya tenaga kerja langsung masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya tenaga kerja langsung 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini: 2008 2009 2010 4 X LCL UCL = = Gambar 4.2. Control chart biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya Overhead Pabrik BOP Dari hasil analisis SQC terhadap biaya overhead pabrik pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 20010, diperoleh hasil bahwa biaya overhead pabrik termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya overhead pabrik tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya overhead pabrik masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya overhead pabrik 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini: 2008 2009 2010 5.19 2.67 0.15 LCL UCL Gambar 4.3. Control chart biaya overhead pabrik 4. Biaya Overhead Pabrik Tetap BOPT Dari hasil analisis SQC terhadap biaya overhead pabrik tetap pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010, diperoleh hasil bahwa biaya overhead pabrik tetap termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya overhead pabrik tetap tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya overhead pabrik tetap masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya overhead pabrik tetap 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini: X 2008 2009 2010 6.1 2.34 0.15 - LCL UCL Gambar 4.4. Control chart biaya overhead pabrik tetap 5. Biaya Overhead Pabrik Variabel BOPV Dari hasil analisis SQC terhadap biaya overhead pabrik variabel pada penerbit USU Press tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010, diperoleh hasil bahwa biaya overhead pabrik variabel termasuk dalam kategori efisien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap biaya overhead pabrik variabel tidak perlu dilakukan karena pengendalian biaya overhead pabrik variabel masih berada pada daerah in control . Penyimpangan biaya overhead pabrik variabel 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini: X 2008 2009 2010 2.17 0.29 4,05 LCL UCL X Gambar 4.5. Control chart biaya overhead pabrik variabel b. Varians biaya produksi Varians biaya produksi terjadi karena terdapat penyimpangan realisasi biaya dari standar biayanya. Untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut digunakan analisis varians selisih biaya produksi. 1. Selisih biaya bahan baku a. Selisih Harga Bahan Baku SHB SHB = HS x KS – HSt x KS Tabel 4.6 Selisih Harga Bahan Baku Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku HS x KS HSt x KS Selisih 2008 Buku Terbitan 468450000 471550000 3100000 Laba Buku Non Terbitan 272325000 274145000 1820000 Laba Jumlah 740775000 745695000 4920000 Laba 2009 Buku Terbitan 621146000 623336000 2190000 Laba Buku Non Terbitan 350873500 352103500 1230000 Laba Jumlah 972019500 975439500 3420000 Laba 2010 Buku Terbitan 714123500 707683500 6440000 Rugi Buku Non Terbitan 243499000 241349000 2150000 Rugi Jumlah 957622500 949032500 8590000 Rugi Sumber:Data primer diolah Keterangan: SHB: Selisih Harga Bahan Baku HS : Harga Sesungguhnya setiap satuan KS : Kuantitas Sesungguhnya yang dibeli HSt : Harga Standar setiap satuan Penjelasan : Tahun 2008 Harga sesungguhnya setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli adalah sebesar Rp.740775000,00 sedangkan harga standar setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli sebesar Rp.745695000,00. Harga bahan baku sesungguhnya lebih kecil dari harga bahan baku standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp. 4920000,00. Selisih laba ini terjadi karena bagian pembelian telah membeli bahan baku dengan harga yang lebih rendah dari harga standar. Tahun 2009 Harga sesungguhnya setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli adalah sebesar Rp. 972019500,00 sedangkan harga standar setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli sebesar Rp. 975439500,00. Harga bahan baku sesungguhnya lebih kecil dari harga bahan baku standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp. 3420000,00. Selisih laba ini terjadi karena bagian pembelian telah membeli bahan baku dengan harga yang lebih rendah dari harga standar. Tahun 2010 Harga sesungguhnya setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli adalah sebesar Rp. 957622500,00 sedangkan harga standar setelah dikalikan kuantitas sesungguhnya yang dibeli sebesar Rp. 949032500,00. Harga bahan baku sesungguhnya lebih besar dari harga bahan baku standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp. 8590000,00. Selisih laba ini terjadi karena bagian pembelian telah membeli bahan baku dengan harga yang lebih tinggi dari harga standar. b. Selisih Kuantitas Bahan Baku SKB SKB = KS x HSt – KSt x HSt Tabel 4.7 Selisih Kuantitas Bahan Baku Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku KS x HSt KSt x HSt Selisih 2008 Buku Terbitan 430290000 430290000 Buku Non Terbitan 246699600 246699600 Jumlah 676989600 676989600 2009 Buku Terbitan 569333400 569333400 Buku Non Terbitan 301411800 301411800 Jumlah 870745200 870745200 2010 Buku Terbitan 669476160 669476160 Buku Non Terbitan 204562160 204562160 Jumlah 874038320 874038320 Sumber:Data primer oleh Keterangan : SKB : Selisih Kuantitas Bahan Baku KS : Kuantitas Sesungguhnya bahan baku yang dipakai Kst : Kuatitas Standar bahan baku yang dipakai Hst : Harga Standar setiap satuan Penjelasan : Tahun 2008 Kuantitas sesungguhnya yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah sebesar Rp. 676989600,00 sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar sebesar Rp676989600,00. Kuantitas sesungguhnya yang dipakai sama dengan kuantitas standar yang dipakai sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. Tahun 2009 Kuantitas sesungguhnya yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah sebesar Rp. 870745200,00 sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar sebesar Rp. 870745200,00. Kuantitas sesungguhnya yang dipakai sama dengan kuantitas standar yang dipakai sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. Tahun 2010 Kuantitas sesungguhnya yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah sebesar Rp. 874038320,00 sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar sebesar Rp. 874038320,00. Kuantitas sesungguhnya yang dipakai sama dengan kuantitas standar yang dipakai sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. 2. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Selisih Tarif Upah Langsung STU STU = TS x JS – TSt x JS Tabel 4.8 Selisih Tarif Upah langsung Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku TS x JS TSt x JS Selisih 2008 Buku Terbitan 78375000 78375000 Buku Non Terbitan 44935000 44935000 Jumlah 123310000 123310000 2009 Buku Terbitan 110797500 110797500 Buku Non Terbitan 57689750 57689750 Jumlah 168487250 168487250 2010 Buku Terbitan 159984000 159984000 Buku Non Terbitan 48884000 48884000 Jumlah 208868000 208868000 Sumber:Data primer olah Keterangan: STU : Selisih Tarif Upah Langsung TS : Tarif Sesungguhnya TSt : Tarif Standar JS : Jam Sesungguhnya Penjelasan : Tahun 2008 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp. 123310000,00 sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp123310000,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. Tahun 2009 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.168487250,00 sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.168487250,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. Tahun 2010 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00 sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. b. Selisih Efisiensi Upah Langsung SEUL SEUL = TSt x JS – TSt x JSt Tabel 4.9 Selisih Efisiensi Upah langsung Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku TSt x JS TSt x JSt Selisih 2008 Buku Terbitan 78375000 78375000 Buku Non Terbitan 44935000 44935000 Jumlah 123310000 123310000 2009 Buku Terbitan 110797500 110797500 Buku Non Terbitan 57689750 58657500 967750 Laba Jumlah 168487250 169455000 967750 Laba 2010 Buku Terbitan 159984000 159984000 Buku Non Terbitan 48884000 48884000 Jumlah 208868000 208868000 Sumber:Data primer olah Keterangan: SEUL : Selisih Efisiensi Upah Langsung TSt : Tarif Standar JS : Jam Sesungguhnya JSt : Jam Standar Penjelasan : Tahun 2008 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp. 123310000,00 sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp123310000,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. Tahun 2009 Tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp168487250,00 sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam standar sebesar Rp. 169455000,00. Jam sesungguhnya lebih kecil daripada jam standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp.967750,00. Selisih laba tersebut disebabkan karena ketrampilan yang dimiliki para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga pekerjaannya telah diselesaikan di bawah jam standar yang telah ditentukan. Tahun 2010 Tarif sesungguhnya setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00 sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp.208868000,00. Tarif sesungguhnya sama dengan tarif standar sehingga tidak terdapat selisih baik laba maupun rugi. 3. Selisih Biaya Overhead Pabrik a. Selisih Terkendalikan ST ST = BOPS – AFKSt Tabel 4.10 Selisih Terkendalikan Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku BOPS AFKST Selisih 2008 Buku Terbitan 46784829 46044403.35 740425.65Rugi Buku Non Terbitan 20050642 19958492.41 92149.59 Rugi Jumlah 66835471 66002895.76 832575.24 Rugi 2009 Buku Terbitan 73963369 74882135.35 918766.35 Laba Buku Non Terbitan 31698587 31425425.5 273161.5 Rugi Jumlah 105661956 106307560.9 645604.85 Laba 2010 Buku Terbitan 84620200 87533201.8 2913001.8 Laba Buku Non Terbitan 36265800 37141069.4 875269.4 Laba Jumlah 120886000 124674271.2 3788271.2 Laba Sumber:Data primer olah Keterangan : ST : Selisih Terkendalikan BOPS : Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya AFKSt : Anggaran Fleksibel pada Kapasitas Standar Penjelasan : Tahun 2008 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp. 66835471 sedangkan anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp66002895.76. Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih rugi sebesar Rp.832575.24. Tahun 2009 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp105661956 sedangkan anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp. 106307560.9 Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp. 645604.85 Tahun 2010 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp. 120886000 sedangkan anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp. 124674271.2 Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp. 3788271.2 b. Selisih Volume SV SV = AFKSt – KSt x T Tabel 4.11 Selisih Volume Tahun 2008-2010 Dalam Rupiah Tahun Jenis Buku AFKST KSt x TT Selisih 2008 Buku Terbitan 46044403.35 46251067.5 206664.15 Buku Non Terbitan 19958492.41 19988980 30487.59 Jumlah 66002895.76 66240047.5 237151.74 2009 Buku Terbitan 74882135.35 75749025 866889.65 Buku Non Terbitan 31425425.5 33167326.5 1741901 Laba Jumlah 106307560.9 108916351.5 2608790.6 2010 Buku Terbitan 87533201.8 88397179.2 863977.4 Buku Non Terbitan 37141069.4 37392993 251923.6 Jumlah 124674271.2 125790172.2 1115901 Laba Sumber:Data primer olah Keterangan: SV : Selisih Volume AFKSt : Anggaran Fleksibel pada Kapasitas Standar KSt : Kapasitas atau jam standar T : Tarif total Penjelasan : Tahun 2008 Anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp 66002895.76 sedangkan kapasitas standar setelah dikalikan tarif total sebesar Rp. 66240047.5 Terdapat selisih laba sebesar Rp 237151.74 karena kapasitas normal lebih kecil daripada kapasitas standar. Tahun 2009 Anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp 106307560.9 sedangkan kapasitas standar setelah dikalikan tarif total sebesar Rp. 108916351.5. Terdapat selisih laba sebesar Rp. 2608790.6 karena kapasitas normal lebih kecil daripada kapasitas standar. Tahun 2010 Anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp. 124674271.2. sedangkan kapasitas standar setelah dikalikan tarif total sebesar Rp. 125790172.2. Terdapat selisih laba sebesar Rp. 1115901 karena kapasitas normal lebih kecil daripada kapasitas standar.

4.1.3. Pengujian Hipotesis