Efek Penambahan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Tanaman Leguminosa Merambat dalam Kondisi Cekaman Kekeringan.

EFEK PENAMBAHAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA)
PADA TANAMAN LEGUMINOSA MERAMBAT DALAM
KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN

SKRIPSI
ARISTYA WULANDARI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN
ARISTYA WULANDARI. D24070073. 2011. Efek Penambahan Fungi Mikor iza
Ar buskula (FMA) pada Tanaman Leguminosa Mer ambat dalam Kondisi
Cekaman Kekeringan. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Panca Dewi M.H.K., M.Si
Pembimbing Anggota : Nur Rochmah Kumalasari, S.Pt, M.Si
Leguminosa adalah jenis tumbuhan yang termasuk keluarga kacang-kacangan
atau polong-polongan. Pertumbuhan dan produktivitas tanaman leguminosa

dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya tingkat kesuburan tanah, kondisi iklim dan
ketersediaan air. Jika ketersediaan air dalam tanah menurun maka akan terjadi
cekaman kekeringan. Tanaman yang mengalami cekaman kekeringan
pertumbuhannya terhambat, karena ketersediaan air dalam tanaman dan tanah
mempengaruhi penyerapan unsur hara dan laju fotosintesis.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi cekaman
kekeringan yaitu dengan penambahan fungi mikoriza arbuskula. Mikoriza adalah
simbiosis antara fungi tanah dengan akar tanaman yang memiliki banyak manfaat di
bidang pertanian, diantaranya adalah membantu meningkatkan status hara terutama
fosfor tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, dan penyakit
(Auge, 2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan fungi
mikoriza arbuskula (FMA) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman leguminosa
merambat dalam kondisi cekaman kekeringan. Ada enam jenis legume yang
digunakan pada penelitian ini adalah Ca lopogonium mucunoides, Ma croptilium
bracteatum, Centrosema pubescens, Centrosema pa scuorum, Clitoria ternatea , dan
Puera ria javanica . Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan rancangan acak
lengkap (RAL) pola searah dengan empat perlakuan kombinasi antara FMA dan
cekaman kekeringan yang terdiri dari empat kali ulangan pada masing-masing
perlakuan. Perlakuan terdiri dari : M0W0 (tanpa FMA + penyiraman), M0W1 (tanpa

FMA + cekaman kekeringan), M1W0 (penambahan FMA + penyiraman), dan
M1W1 (penambahan FMA dan cekaman kekeringan). Analisis yang digunakan
adalah Analisis Ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan. Peubah yang diamati
adalah kadar air tanah, jumlah daun flash, berat kering batang, berat kering daun,
berat kering akar, dan infeksi akar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekeringan dengan
mikoriza maupun tanpa mikorza menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman
leguminosa. Perlakuan penyiraman dengan mikoriza maupun tanpa mikoriza dapat
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman leguminosa. Penambahan fungi
mikoriza arbuskula (FMA) belum berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman leguminosa merambat.
Kata kunci : legum, cekaman kekeringan, fungi mikoriza arbuskula (FMA)

i

ABSTRACT
Effect Addition Ar buscular Mycorr hizal Fungi (AMF) to Cr eep Legume in
Water Str ess Condition
Wulandari, A., P. D. M. H. Karti and N. R. Kumalasari
The aim of the experiment to study effect of addition arbuscular mycorrhizal

fungi (AMF) to the growth and production of legumes in water stress condition.
There are six legumes were used for this experiment consisted of : Clitoria terna tea,
Centrocema pascuorum, Macroptilium bra ctea tum, Ca lopogonium mucunoides,
Puera ria ja vanica , and Centrocema pubescens. The experiment used completely
randomized design with four treatments and four replications. The treatments
consisted of : M0W0 (without AMF and daily watering), M0W1 (without AMF and
water stress), M1W0 (with AMF and daily watering), and M1W1 (with AMF and
water stress). Some parameters were observed i.e. water content of soil, number leaf
of plant, dry weight of leaf, dry weight of stem, dry weight of root, and root infection
in each legume species. The results showed that water stress with AMF and without
AMF decrease dry weight of root, leaf, and stem. AMF did not affect the growth and
production of legumes. Watering with AMF and without AMF was able to increase
weight of root, leaf, and stem whereas water stress decrease dry weight of root, leaf,
and stem. Addition of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) in water stress condition
did not affect the growth and production of legumes.
Keywords : legume, water stress, arbuscular mycorrhizal fungi (AMF)

ii

EFEK PENAMBAHAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA)

PADA TANAMAN LEGUMINOSA MERAMBAT DALAM
KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN

ARISTYA WULANDARI
D24070073

Skr ipsi ini merupakan salah satu syar at untuk
memper oleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Per tanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
iii

J udul

: Efek Penambahan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Tanaman

Leguminosa Merambat dalam Kondisi Cekaman Keker ingan

Nama

: Ar istya Wulandar i

NIM

: D24070073

Menyetujui,

Pembimbing Utama,

(Dr . Ir . Panca Dewi M. H. K., MSi)
NIP. 19611025 198703 2 002

Pembimbing Anggota,

(Nur Rochmah Kumalasar i, SPt. MSi)

NIP. 19810214 200604 2 015

Mengetahui:
Ketua Departemen
Ilmu Nutr isi dan Teknologi Pakan
Institut Per tanian Bogor

(Dr . Ir . Idat Galih Per mana, MSc. Agr)
NIP: 19670506 199103 1 001

Tanggal Ujian : 22 Juli 2011

Tanggal Lulus :

iv

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 26 April 1989 di Saruaso, Batusangkar,
Sumatera Barat. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan M.
Yanus dan Eva Eli. Penulis mulai menempuh pendidikan di TK Al Amin Lima

Kaum Batusangkar pada tahun 1994. Penulis kemudian melanjutkan ke Sekolah
Dasar Negeri 17 Saruaso Barat pada tahun 1995 dan lulus pada tahun 2001.
Pendidikan lanjutan tingkat pertama diselesaikan pada tahun 2004 di MTsN
Batusangkar dan pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2007 di SMA
Negeri 1 Sawahlunto Sijunjung.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan pada tahun 2008. Selama menjadi mahasiswa,
Penulis aktif dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan
sebagai staf Biro Kewirausahaan, periode 2008-2009. Penulis juga aktif dalam
organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER)
periode 2009-2010 sebagai sekretaris Departemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang di Balai Embrio Ternak
Cipelang pada tahun 2009 dan aktif pada kepanitiaan kegiatan yang dilaksanakan
oleh lembaga-lembaga kemahasiswaan IPB. Penulis juga pernah menjadi asisten
praktikum mata kuliah Metodologi dan Rancangan Percobaan Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan.

v


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efek Penambahan
Fungi Mikor iza Ar buskula (FMA) pada Tanaman Leguminosa Mer ambat
dalam Kondisi Cekaman Kekeringan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Peternakan.
Skripsi ini ditulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan
Agustus 2010 sampai dengan Mei 2011 bertempat di Rumah Kaca, Cikabayan,
University Farm, Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi
dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Karya Ilmiah ini berisi informasi tentang pengaruh penambahan fungi mikoriza
arbuskula pada tanaman leguminosa merambat dalam kondisi cekaman kekeringan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan fungi mikoriza
arbuskula (FMA) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman leguminosa
merambat dalam kondisi cekaman kekeringan.
Penulis berharap penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak yang membutuhkan. Semoga skripsi ini dapat menjadi amal sholih bagi
penulis.

Bogor, Juli 2011


Penulis

vi

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.........................................................................................

i

ABSTRACT............................................................................................

ii

LEMBAR PERNYATAAN....................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................


iv

RIWAYAT HIDUP.................................................................................

v

KATA PENGANTAR.............................................................................

vi

DAFTAR ISI...........................................................................................

vii

DAFTAR TABEL...................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................


x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

xi

PENDAHULUAN...................................................................................

1

Latar Belakang.........................................................................
Tujuan.......................................................................................

1
2

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

3

Pengaruh Cekaman Kekeringan pada Tanaman.......................
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA).………….....……..............
Hubungan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Tanaman................
Calopogonium mucunoides.......................................................
Centrosema pubescens Benth...................................................
Centrosema pa scuorum.................................…………...........
Pueraria ja vanica Benth.........................……...…...................
Clitoria terna tea.....................................…………...................
Ma croptilium bracteatum.......................……...…...................

3
3
4
5
6
7
8
9
9

MATERI DAN METODE……………………………………………
Lokasi dan Waktu Penelitian…................................................
Materi………………….……………………………………..
Rancangan Percobaan….…………………………………….
Prosedur Pelaksanaan….…………………………………….
Persiapan Media Tanam.............................…............
Penanaman..................................................................
Pemeliharaan...............................................................
Perlakuan Kekeringan.................................................
Pemanenan..................................................................
Pengamatan dan Pengambilan Data…........................
Peubah yang Diamati..............................………….................
Kadar Air Tanah….....................................................
Jumlah Daun Flash……………………….................

11
11
11
11
12
12
12
13
13
13
13
13
13
14

vii

Berat Kering Daun, Batang, dan Akar........................
Infeksi Akar …….…..................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................

14
14
15

Pengamatan Umum Penelitian.................................................
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Air Tanah……………...
Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Daun Flash...…………
Pengaruh Perlakuan terhadap Berat
Kering Daun, Batang, dan Akar…..…………….....................
Pengaruh Perlakuan terhadap Infeksi Akar…………………..

15
16
18

KESIMPULAN DAN SARAN…………..…………………………….

26

Kesimpulan…………………………………………………...
Saran………………………………………………………….

26
26

21
24

UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………..

27

DAFTAR PUSTAKA.................……………………............................

28

LAMPIRAN............................................................................................

31

viii

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Lama Pengamatan pada Setiap Jenis Legum……………………..

15

2. Rataan Kadar Air Tanah (%) pada Masing-masing
Jenis Leguminosa Pakan…………………………………….........

16

3. Rataan Jumlah Daun Flash pada Masing-masing
Jenis Leguminosa Pakan…………………………………….........

18

4. Rataan Berat Kering Daun, Batang, dan Akar
pada Masing-masing Jenis Leguminosa Pakan…………………...

20

5. Rataan Infeksi Akar (%) pada
Masing-masing Jenis Leguminosa Pakan………………………..

24

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Ca lopogonium mucunoides……………………………………….

6

2. Centrosema pubescens…………………………………………………

6

3. Centrosema pa scuorum………………………………………………..

7

4. Puera ria javanica……………………………………………………….

8

5. Clitoria terna tea ………………………………………………………...

9

6. Macroptilium bra ctea tum……………………………………………...

9

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Data Suhu dalam Rumah Kaca…………………………………...

32

2. Hasil Sidik Ragam Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Calopogonium mucunoides………………………

32

3. Uji Lanjut Duncan Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Calopogonium mucunoides………………………

33

4. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Flash
pada Tanaman Legum Calopogonium mucunoides………………...

33

5. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Daun
pada Tanaman Legum Calopogonium mucunoides………………...

33

6. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Batang
pada Tanaman Legum Calopogonium mucunoides........................

33

7. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Akar
pada Tanaman Legum Calopogonium mucunoides………………...

33

8. Hasil Sidik Ragam Infeksi Akar pada Tanaman
Legum Calopogonium mucunoides…………………………………..

34

9. Uji Lanjut Duncan Infeksi Akar pada Tanaman
Legum Calopogonium mucunoides…………………………………..

34

10. Hasil Sidik Ragam Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens……………………..…….

34

11. Uji Lanjut Duncan Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens………………..…………..

34

12. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Flash pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens……………….………….

34

13. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Daun pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens……….…….…………….

35

14. Uji Lanjut Duncan Berat Kering Daun pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens……….…………………..

35

15. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Batang pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens…..…….………………….

35

16. Uji Lanjut Duncan Berat Kering Batang pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens………..…………………..

35

xi

17. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Akar pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens…..…….………………….

35

18. Uji Lanjut Duncan Berat Kering Akar pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens..…………………………..

36

19. Hasil Sidik Ragam Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Centrosema pubescens…..………………………..

36

20. Uji Lanjut Duncan Infeksi Akar pada Tanaman
Legum Centrosema pubescens…………..……………………………

36

21. Hasil Sidik Ragam Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum…………..………………

36

22. Uji Lanjut Duncan Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum…..………………………

37

23. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Flash pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum…………..………………

37

24. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Daun pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum……..……………………

37

25. Uji Lanjut Duncan Berat Kering Daun pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum…..………………………

37

26. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Batang pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum……..……………………

37

27. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Akar pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum………..…………………

38

28. Hasil Sidik Ragam Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum…..………………………

38

29. Uji Lanjut Duncan Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Centrosema pa scuorum…………..………………

38

30. Hasil Sidik Ragam Kadar Air Tanah
pada Tanaman Legum Pueraria ja vanica………..…………………

38

31. Uji Lanjut Kadar Air Tanah
pada Tanaman Legum Pueraria ja vanica…..………………………

39

32. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Flash
pada Tanaman Legum Pueraria ja vanica…..………………………

39

33. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Daun pada
Tanaman Legum Puera ria javanica…………………………………

39

xii

34. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Batang pada
Tanaman Legum Puera ria javanica…...…………………………….

39

35. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Akar pada
Tanaman Legum Puera ria javanica………..………………………..

39

36. Uji Lanjut Duncan Berat Kering Akar pada
Tanaman Legum Puera ria javanica……..…………………………..

40

37. Hasil Sidik Ragam Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Puera ria javanica………..………………………..

40

38. Uji lanjut Duncan Infeksi Akar pada Tanaman
Legum Puera ria javanica……………..………………………………

40

39. Hasil Sidik Ragam Kadar Air Tanah
pada Tanaman Legum Clitoria ternatea……...……………………...

40

40. Uji Lanjut Duncan Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Clitoria terna tea………...…………………………

41

41. Hasil Ragam Jumlah Daun Flash
pada Tanaman Legum Clitoria ternatea………...…………………..

41

42. Uji Lanjut Duncan Jumlah Daun Flash
pada Tanaman Legum Clitoria ternatea……...……………………..

41

43. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Daun
pada Tanaman Legum Clitoria ternatea………...…………………

41

44. Uji Lanjut Duncan Berat Kering Daun pada
Tanaman Legum Clitoria terna tea…………………………………..

42

45. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Batang
pada Tanaman Legum Clitoria ternatea…………...………………..

42

46. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Akar
pada Tanaman Legum Clitoria ternatea…...………………………..

42

47. Hasil Sidik Ragam Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Clitoria terna tea……...……………………………

42

48. Uji Lanjut Duncan Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Clitoria terna tea……...…………………………….

42

49. Hasil Sidik Ragam Kadar Air Tanah
pada Tanaman Legum Ma croptilium bracteatum…………...……..

43

50. Uji Lanjut Duncan Kadar Air Tanah pada
Tanaman Legum Macroptilium bra ctea tum…………………………

43
xiii

51. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Flash
pada Tanaman Legum Ma croptilium bracteatum…………………...

43

52. Uji Lanjut Duncan Jumlah Daun Flash pada
Tanaman Legum Macroptilium bra ctea tum……...………………….

43

53. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Daun pada
Tanaman Legum Macroptilium bra ctea tum…………...……………

43

54. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Batang
pada Tanaman Legum Ma croptilium bracteatum…...……………

44

55. Hasil Sidik Ragam Berat Kering Akar pada
Tanaman Legum Macroptilium bra ctea tum……..………………...

44

56. Hasil Sidik Ragam Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Macroptilium bra ctea tum…..…………………..

44

57. Uji Lanjut Duncan Infeksi Akar pada
Tanaman Legum Macroptilium bra ctea tum………...………………

44

xiv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Upaya peningkatan produksi peternakan memerlukan perbaikan produksi dan
kualitas bahan pakan. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan ternak
ruminansia adalah pakan. Pakan utama ternak ruminansia terdiri dari rumput dan
leguminosa. Leguminosa adalah jenis tumbuhan yang termasuk keluarga kacangkacangan atau polong-polongan.
Leguminosa mempunyai nilai gizi lebih tinggi dibandingkan dengan rumput.
Kandungan protein kasarnya berkisar antara 15%-25% (Reksohadiprodjo, 1985),
serta andalan daerah tropik sebagai sumber nitrogen (Fuskhah, 2009). Leguminosa
selain digunakan sebagai pakan ternak, juga berfungsi sebagai tanaman penutup
tanah (cover crop) dan pendukung kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen (N2).
Pertumbuhan dan produktivitas tanaman leguminosa dipengaruhi beberapa
faktor, diantaranya tingkat kesuburan tanah, kondisi iklim dan ketersediaan air.
Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan tanaman sangat besar. Ketersediaan
air dalam

tanah mempengaruhi transport hara tanah oleh akar tanaman. Jika

ketersediaan air dalam tanah menurun maka akan terjadi cekaman kekeringan.
Cekaman kekeringan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu (1) kekurangan
suplai air di daerah perakaran dan (2) permintaan air yang berlebihan oleh daun
akibat laju evapotranspirasi melalui laju absorbsi air oleh akar tanaman (Harjadi &
Yahya, 1988).

Cekaman kekeringan menyebabkan penurunan turgor pada sel

tanaman dan penurunan serapan hara (Fitter dan Hay, 1991). Mapegau (2006)
menjelaskan bahwa pertumbuhan tanaman sangat peka terhadap defisit (cekaman) air
karena berhubungan dengan turgor dan hilangnya turgiditas dapat menghentikan
pembelahan dan pembesaran sel yang mengakibatkan tanaman menjadi lebih kecil.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi cekaman
kekeringan yaitu dengan penambahan fungi mikoriza arbuskula. Mikoriza adalah
simbiosis antara fungi tanah dengan akar tanaman (Auge, 2001). Rungkat (2009)
menjelaskan bahwa tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada
tanaman yang tidak bermikoriza. Mikoriza memiliki peranan bagi pertumbuhan dan
produksi tanaman, peranan mikoriza bagi tanaman sebagai berikut : a) mikoriza
meningkatkan penyerapan unsur hara, b) mikoriza melindungi tanaman inang dari

1

pengaruh yang merusak yang disebabkan oleh stres kekeringan, c) mikoriza dapat
beradaptasi dengan cepat pada tanah yang terkontaminasi, d) mikoriza dapat
melindungi tanaman dari patogen akar e) mikoriza dapat memperbaiki produktivitas
tanah dan tanah memantapkan struktur tanah.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan fungi
mikoriza arbuskula (FMA) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman leguminosa
merambat dalam kondisi cekaman kekeringan.

2

TINJ AUAN PUSTAKA
Pengaruh Cekaman Kekeringan pada Tanaman
Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan bahwa tanaman
mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media
tanam. Cekaman air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak
cukup dan transpirasi yang berlebihan (Islami dan Utomo, 1995). Harjadi dan Yahya
(1988) menyatakan bahwa cekaman kekeringan pada tanaman dapat disebabkan oleh
dua hal, yaitu : (1) kekurangan suplai air di daerah perakaran dan (2) permintaan air
yang berlebihan oleh daun akibat laju evapotranspirasi melebihi laju absorbsi air oleh
akar tanaman, walaupun keadaan air tanah tersedia cukup.
Mapegau (2006) menjelaskan bahwa pertumbuhan tanaman sangat peka
terhadap defisit (cekaman) air karena berhubungan dengan turgor dan hilangnya
turgiditas dapat menghentikan pembelahan dan pembesaran sel yang mengakibatkan
tanaman menjadi lebih kecil. Selain itu, hal ini juga akan berdampak terhadap
produksi dari tanaman tersebut. Cekaman kekeringan pada tanaman dapat
menyebabkan penurunan laju perkecambahan benih, menghambat penyerapan air,
hara dan translokasi fotosintat, serta menurunkan laju transpirasi dan fotosintesis
(Harjadi dan Yahya, 1988). Cekaman kekeringan menyebabkan penurunan luas
daun, hal ini karena berkurangnya suplai air yang menyebabkan penurunan turgor
pada sel daun sehingga stomata tertutup yang menyebabkan menurunnya proses
fotosintesis (Karti, 2004).
Fungi Mikoriza Ar buskula
Mikoriza adalah simbiosis antara fungi tanah dengan akar tanaman yang
memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah membantu meningkatkan status hara
tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, penyakit, dan
kondisi tidak menguntungkan lainnya (Rao, 1994). Terdapat dua macam mikoriza,
yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Pada ektomikoriza, jamurnya menyelubungi
masing-masing cabang akar dalam selubung atau mantel hifa. Hifa-hifa itu hanya
menembus antarsel korteks akar. Pada endomikoriza, jamurnya tidak membentuk
suatu selubung luar tetapi hidup di dalam sel-sel akar (intraseluler) dan membentuk
hubungan langsung antar sel akar dan tanah sekitarnya (Rao, 1994).

3

Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) memiliki karakteristik perakaran inang
yang terkenan infeksi tidak membesar dan cendawan membentuk struktur hifa yang
tipis. Hifa FMA merupakan hifa yang tidak bersekat yang tumbuh diantara sel-sel
korteks akar dan bercabang-cabang di dalamnya. Fakuara (1998) menyatakan bahwa
ciri utama FMA adalah adanya vesikel dan arbuskulus di dalam korteks akar. Hifa
inter dan intraseluler juga ada di dalam korteks dan infeksi di sisi akar secara
langsung berhubungan dengan miselium bagian luar yang menyebar dan bercabangcabang di dalam tanah.
Menurut Setiadi (1989), mikoriza memberikan manfaat bagi tanaman
diantaranya adalah : (1) meningkatkan serapan unsur hara (Utama dan Yahya, 2003)
dengan mekanisme membentuk selubung hifa yang tebal, (2) Meningkatkan
ketahanan terhadap kekeringan, kerusakan jaringan kortek akibat kekeringan pada
perakaran bermikoriza tidak bersifat permanen, penyebaran hifa dalam tanah sangat
luas sehingga dapat mengambil air relatif lebih banyak dan (3) Memproduksi hormon
dan zat pengatur tumbuh seperti auxin, sitokinin, giberelin dan vitamin bagi
inangnya.
Hubungan Fungi Mikor iza Ar buskula (FMA) dan Tanaman
Fungi mikoriza arbuskula merupakan tipe mikoriza yang paling banyak
mendapat perhatian, karena diketahui dapat bersimbiosis dengan sekitar 80% spesies
tanaman (Brundrett et a l., 1996). Secara alami terdapat asosiasi mikoriza antara fungi
dan tanaman dalam bentuk simbiosis mutualisme. Manfaat fungsional yang diperoleh
FMA dapat dilihat dari adanya pembentukan struktur arbuskula dan vesikula di
dalam sel-sel akar serta produksi spora yang tinggi. Perkembangan FMA dan
produksi spora membutuhkan energi yang diperoleh melalui penyerapan karbon
organik dari tanaman inang (Smith dan Read, 1997). Sementara itu, tanaman inang
dapat memanfaatkan fungi simbiosis berupa hara mineral dan air yang
penyerapannya dibantu oleh FMA sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman
meningkat.
Adanya simbiosis dengan FMA telah banyak diketahui mampu memperbaiki
hara tanaman inang melalui penyerapan hara dan air yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Inokulasi FMA pada cabai dapat
meningkatkan serapan P (Haryantini dan Santoso, 2001) dan meningkatkan adaptasi
4

terhadap kekeringan. Fungi mikoriza arbuskula yang menginfeksi sistem perakaran
tanaman inang akan memproduksi jalinan hifa eksternal yang dapat tumbuh secara
ekspansif dan menembus lapisan subsoil sehingga kapasitas akar dalam penyerapan
hara dan air.
Rungkat (2009) menjelaskan bahwa tanaman yang bermikoriza biasanya
tumbuh lebih baik dari pada tanaman yang tidak bermikoriza. Mikoriza memiliki
peranan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman, peranan mikoriza bagi tanaman
sebagai berikut : a) mikoriza meningkatkan penyerapan unsur hara, b) mikoriza
melindungi tanaman inang dari pengaruh yang merusak yang disebabkan oleh stres
kekeringan, c) mikoriza dapat beradaptasi dengan cepat pada tanah yang
terkontaminasi, d) mikoriza dapat melindungi tanaman dari patogen akar e) mikoriza
dapat memperbaiki produktivitas tanah dan tanah memantapkan struktur tanah.
Calopogonium mucunoides Benth
Legum Calopo berasal dari Amerika Selatan tropik yanng bersifat perenial,
merambat, membelit dan hidup pada daerah yang memiliki kelembapan udara yang
tinggi. Batang dan daun yang masih muda berbulu, berwarna coklat keemasan,
bentuk daun trifoliat, bunganya kecil dan berwarna ungu (Allen dan Allen, 1981).
Ca lopogonium mucunoides mempunyai akar yang keluar dari buku batangnya

sehingga baik bila digunakan untuk tanaman penutup tanah pencegah erosi
(Reksohadiprodjo, 1985; Allen dan Allen, 1981 ). Calopogonium mucunoides
mempunyai sifat tumbuh yang cepat, menciptakan kondisi kelembaban tanah yang
ideal untuk perkembangan tanah yang ideal untuk perkembangan mikroorganisme
tanah (Karamoy, 2004).
Ca lopogonium mucunoides tumbuh setiap tahun pada musim panas di bawah

kondisi basah dan berbiji setiap tahun. Suhu untuk tumbuh sesuai dengan suhu di
daerah tropis basah, sedangkan suhu minimum tidak terlalu dingin, seperti suhu yang
dibutuhkan oleh centro atau puero. Tumbuh pada lintang 29–30 oS, juga tumbuh baik
pada ketinggian 2000 m dpl di Colombia (Fanindi dan Bambang, 2005) tapi lebih
banyak tumbuh pada ketinggian 300 – 1500 m, curah hujan yang baik untuk
pertumbuhannya adalah 1125 mm/tahun atau lebih, beradaptasi pada berbagai tekstur
tanah, pH yang baik untuk pertumbuhannya 4,5–5,0. Dapat tumbuh baik dengan
hampir semua rumput tropis, semisal Pa nicum sp, Setaria sp, Brachiaria sp , serta
5

legum seperti centrosema atau puero, dapat tumbuh cepat untuk menekan gulma,
merupakan hijauan yang kuat karena dapat menjadi penutup tanah terus menerus
selama 4-5 bulan bahkan bisa sampai 20 bulan. Toleransi terhadap sinar rendah,
terutama pada jenis Calopogonium ca eurelum, pada intensitas cahaya kurang dari
20%, daun Ca lopogonium akan berkurang 70% dibandingkan pada lahan terbuka
(Fanindi dan Bambang, 2005).

Gambar 1. Calopogonium mucunoides
Centrosema pubescens Benth
Centrosema

pubescens Benth berasal dari Amerika Selatan. Sentro

merupakan suatu jenis legum berumur panjang yang bersifat merambat dan
memanjat (Allen dan Allen, 1981). Daun-daun sentro adalah trifolia te dan lebih
runcing bila dibandingkan dengan daun-daun legum Puero atau Calopo. Berdaun
lebat dan batangnya tidak berkayu meskipun tanaman telah berumur 18 bulan
(Reksohadiprodjo, 1985).

Gambar 2. Centrosema pubescens

6

Centrosema pubescens Benth merupakan jenis tanaman leguminosa yang

dapat digunakan sebagai tanaman penutup tanah dari erosi aliran air permukaan.
Centrosema pubescens Benth tumbuh sangat cepat dan menghasilkan biji yang

banyak. Centrosema pubescens Benth dapat tumbuh dengan baik sampai ketinggian
1000 m (dpl), lebih tahan naungan dan relatif tahan terhadap kekeringan (Nurbaiti
dan Maryani, 2007). Sifat tumbuh centro adalah perennia l (hidup lebih dari satu
tahun), sangat agresif, dan batang-batangnya menjalar dan Centro dapat digunakan
sebagai pupuk hijau dan tanaman penutup serta sangat disukai oleh ternak
(Reksohadiprojo,1985). Kandungan nutrisi centro terdiri dari protein kasar 23,6% ;
serat kasar 31,6% dan lemak kasar 3,6% (Gohl, 1981).
Centrosema pascuorum
Centrosema pa scuorum berasal dari Venezuela (Allen dan Allen, 1981).
Centrosema pa scuorum adalah tanaman herba membelit, mempunyai daun trifolia te

dengan helai daun memanjang (50-100 mm) dan sempit (5-10 mm). Daun-daun
tunggal atau berpasangan pada ujung tangkai yang pendek. Bunga berwarna merah
anggur sampai merah keunguan, panjang dan lebar sekitar 12-25 mm. Buah polong
lurus sedikit melengkung, panjang 4-8 mm dan lebar 2-4 mm dengan garis
memanjang berwarna gelap. Terdapat sekitar 15 biji dalam setiap polong (Partridge,
2003).

Gambar 3. Centrosema pascuorum
Centrosema pa scuorum bisa beradaptasi dengan berbagai jenis tanah.
Centrosema pa scuorum cocok ditanam pada daerah tropis dengan musim kering

7

yang panjang sampai dengan 8 bulan dan curah hujan 700-1500 mm per tahun.
Centrosema pascuorum tidak tahan pada suhu beku. Centrosema pascuorum tahan

terhadap genangan dalam jangka panjang. Pada tanah yang tidak pernah ditanami
legum sebelumnya, Centrosema pa scuorum tumbuh baik dengan inokulasi
menggunakan rizobium dan mikoriza yang sesuai (Partridge, 2003).

Pueraria javanica Benth
Puera ria javanica Benth disebut juga kacang ruji (Jawa). Pueraria javanica

Benth merupakan tanaman tahunan yang tumbuh rebah dan menjalar. Mempunyai
batang membelit dan merambat. Jika menjalar sulur akan membentuk akar pada tiap
bukunya. Perakarannya dalam dan bercabang-cabang (Reksohadiprojo, 1985).
Puera ria javanica Benth berdaun lebar,bulat dan meruncing di bagian ujungnya.

Gambar 4. Puera ria javanica
Pueraria ja vanica Benth tahan terhadap tanah masam, tanah kekurangan

kapur dan fosfor. Puera ria javanica Benth digunakan sebagai makanan ternak,
sangat palatable untuk ternak ruminansia (Allen dan Allen, 1981), tanaman penutup
tanah, pencegah erosi dan pupuk hijau (Reksohadiprodjo, 1985). Kandungan nutrisi
Puera ria ja vanica terdiri dari protein kasar 20,5%; serat kasar 37,9% dan lemak

kasar 2,0% (Gohl, 1981).
Clitoria ternatea
Clitoria terna tea tergolong tanaman terna, batangnya merambat dengan pola

membelit ke kiri. Tanaman rambat ini biasa digunakan sebagai tanaman penghias
pagar. Bunganya yang berwarna biru keunguan akan mekar sepanjang tahun
8

(Michael dan Kalamani, 2003). Clitoria ternatea sering dijumpai dan tumbuh subur
di daerah basah, berpasir dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
Tanaman ini dapat tumbuh subur pada medium yang agak lembab atau tanah yang
mempunyai kandungan humus yang tinggi. Tanaman ini dapat membiak dengan cara
stek batang atau biji (Michael dan Kalamani, 2003).

Gambar 5. Clitoria terna tea
Macroptilium bracteatum
Macroptilium bracteatum adalah tanaman leguminosa herba yang membelit

dan mempunyai tipe daun trifoliate. Bunganya berwarna merah keunguan.
Macroptilium bracteatum cocok ditanam pada tanah sedikit asam dan basa, bisa

tumbuh di daerah subtropis (Allen dan Allen, 1981). Macroptilium bra cteatum bisa
beradaptasi pada temperature yang lebih dingin dibanding

Clitoria ternatea

(Partridge, 2003).

Gambar 6. Ma croptilium bracteatum

9

Macroptilium bra ctea tum adalah hijauan yang berkualitas tinggi dengan

palatabilitas yang baik. Ma croptilium bracteatum mempunyai beberapa keunggulan
diantaranya adalah : (1) Cocok pada berbagai tekstur tanah, (2) dapat tumbuh pada
suhu dingin, dan (3) mempunyai palatabilitas yang tinggi. Sedangkan kekurangannya
adalah rentan terkena hama (Partridge, 2003).

10

MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Cikabayan, University Farm,
Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2010 sampai bulan Mei 2011.
Mater i
J enis Tanaman
Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Clitoria terna tea,
Centrocema pascuorum, Macroptilium bra ctea tum, Ca lopogonium mucunoides,
Puera ria javanica, dan Centrocema pubescens.

Per alatan dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekop, timbangan
kapasitas 5 kg, plastik, pot kapasitas 5 kg, gunting, timbangan digital, penggaris,
mulsa plastik, oven, kertas untuk mengoven/amplop, gelas objek, cover glass,
mikroskop, saringan, pinset, pipet, cup, kertas label, wadah plastik, plastik, spidol,
dan gelas ukur.
Bahan yang digunakan berupa tanah yang diambil dari lahan sekitar kandang
Fakultas Peternakan IPB, pupuk kandang, fungi mikoriza arbuskula (FMA), pupuk
NPK mutiara, aquadest serta bahan-bahan kimia untuk infeksi akar (KOH 2,5 %,
HCl 2 %, gliserol, asam laktat, trypan blue).
Rancangan Per cobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah
yang terdiri dari empat perlakuan kombinasi FMA dan cekaman kekeringan dengan
empat kali ulangan pada masing-masing perlakuan.
Per lakuan
M0W0 = tanpa FMA + tanpa cekaman kekeringan/penyiraman (kontrol)
M0W1 = tanpa FMA + cekaman kekeringan
M1W0 = FMA + tanpa cekaman kekeringan/penyiraman
M1W1 = FMA + cekaman kekeringan
Enam jenis legum tersebut menggunakan penelitian yang terpisah.
11

Model
Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = µ + αi + εij
Keterangan:
Yij

= Nilai pengamatan pada perlakuan kombinasi FMA dan cekaman kekeringan
ke-I dan ulangan ke-j

µ

= Nilai rataan umum

αi

= Pengaruh perlakuan kombinasi FMA dan cekaman kekeringan ke-i ; i =
1,2,3, dan 4

εij

= Error perlakuan kombinasi FMA dan cekaman kekeringan ke-i dan

ulangan

ke-j ; j = 1,2,3, dan 4
Analisis data dengan metode analisis ragam (ANOVA) menggunakan
program SPSS 16.0, apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut
Duncan.
Pr osedur Pelaksanaan
Per siapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah dan

pupuk kandang dengan

perbandingan = 9: 1, tanah sebanyak 4.5 kg dan pupuk kandang 0.5 kg.
Penanaman
Legum ditanam di dalam pot kapasitas 5 kg tanah. Sebelum penanaman,
diberikan perlakuan dengan penambahan FMA sebanyak 20 gram setiap lubang
tanam (untuk perlakuan M1W1 dan M1W0), setiap lubang tanam ditanam 5 biji.
Tanaman ditumbuhkan selama satu bulan. Setelah tumbuh dengan baik maka dapat
dimulai perlakuan cekaman kekeringan yaitu dengan disiram dan tidak disiram.
Pemelihar aan
Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada pagi hari. Pembersihan
gulma dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma setiap minggu.
Pemupukan dilakukan pada 14 hari setelah ditanam. Penyemprotan hama dilakukan
apabila tanaman terkena hama.

12

Per lakuan Keker ingan
Sebelum perlakuan kekeringan dimulai, semua pot disiram terlebih dahulu
sampai tercipta kondisi jenuh. Kemudian pot diberi plastik mulsa yang dibentuk
bulat dengan diameter

± 35 cm dan dilubangi di tengahnya untuk menutupi

permukaan pot, pada perlakuan tidak disiram plastik mulsa diselotip di sekeliling pot
dan pada perlakuan yang disiram diberi sedikit celah yang tidak diselotip untuk
memudahkan penyiraman. Perlakuan dimulai pada keesokan harinya dan dihitung
sebagai hari ke-0 (H0), untuk pot perlakuan M0W0 dan M1W0 dilakukan
penyiraman setiap pagi sedangkan untuk perlakuan M1W1 dan M0W1 tidak
dilakukan penyiraman sampai tanamannya mati dan ini berarti perlakuan dihentikan
kemudian dapat dilakukan pemanenan.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman yang diberi perlakuan mati.
Pengamatan dan Pengambilan Data
Pengamatan dan pengambilan data dilakukan setiap empat hari sekali dengan
menghitung jumlah daun flash dan pengambilan sampel tanah untuk mengukur kadar
air tanah. Berat kering batang, daun, dan akar ditimbang setelah tanaman legum mati.
Penghitungan infeksi akar dilakukan setelah tanaman legum mati dan akar
dibersihkan.
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini antara lain yaitu kadar air tanah,
jumlah daun flash, berat kering batang, berat kering daun, berat kering akar, dan
infeksi akar.
1. Kadar Air Tanah
Sampel tanah diambil sebanyak 5 gram pada masing-masing tanaman
kemudian dimasukkan ke dalam oven 105 ºC selama 24 jam. Setelah itu ditimbang
berat sampel setelah dioven. Kadar air didapat dari berat sampel sebelum
dimasukkan ke oven dikurangi berat sampel setelah dioven dibagi berat sampel
sebelum dioven kemudian dikalikan 100%.

13

Kadar air tanah (%) = W0 – Wt x 100%
W0
Keterangan :
W0= berat sampel tanah basah (gram)
Wt= berat sampel tanah kering oven (gram)
2. J umlah Daun Flash
Penghitungan jumlah daun flash dilakukan dengan mengamati dan menghitung
tangkai daun yang jumlah daunnya masih utuh. Penghitungan jumlah daun flash
dimulai sejak perlakuan dan diamati setiap empat hari sekali selama penanaman
hingga pemanenan.
3. Ber at Kering Batang, Daun, dan Akar
Daun, batang, dan akar dipisahkan. Masing-masing ditimbang berat segarnya.
Kemudian dioven pada suhu 70ºC selama 48 jam. Setelah dioven, daun, batang, dan
akar ditimbang, dan didapatlah berat kering daun, batang, dan akar.
4. Infeksi Akar
Banyaknya infeksi akar diukur dengan melihat persentase akar yang
terinfeksi oleh hifa, arbuskula dan vesikula. Untuk menghitung banyaknya akar yang
terinfeksi oleh fungi mikoriza arbuskula terlebih dahulu dilakukan teknik pewarnaan
akar. Akar terlebih dahulu dibilas dengan air hingga bersih kemudian dimasukkan ke
dalam cup, lalu direndam dengan KOH 2,5% selama 24 jam, setelah direndam
dengan KOH 2,5% akar dibilas kembali dengan air, lalu direndam dengan HCl 2%
selama 24 jam, setelah itu HCl dalam cup dibuang dan akar dibilas dengan air .
Kemudian akar dimasukkan kembali ke dalam cup dan direndam dengan larutan
pewarna selama 24 jam. Persentase infeksi akar dihitung dengan cara meletakkan 10
buah potongan akar berukuran kurang lebih 1 cm ke atas gelas objek kemudian
ditutup dengan cover gla ss, lalu diamati dengan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 40 x 10. Persentase akar yang terinfeksi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Infeksi akar (%) = jumlah akar yang terinfeksi x 100%
Jumlah akar yang diamati

14

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan Umum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Cikabayan, University Farm dan
Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Semua

jenis tanaman (Ca lopogonium mucunoides,

Centrosema

pubescens

Centrosema pa scuorum, Pueraria ja vanica , Clitoria ternatea, dan Ma croptilium
bracteatum) tumbuh dengan baik pada awal pertumbuhan sebelum diberi perlakuan

cekaman kekeringan karena mendapatkan perlakuan yang sama yaitu disiram setiap
hari. Setelah tanaman diberi perlakuan kekeringan, tanaman mulai layu, daunnya
menguning dan rontok serta tanaman tidak tumbuh lagi dan mati.
Tanaman Calopogonium mucunoides, Centrosema pa scuorum, Centrosema
pubescens, dan Pueraria javanica setelah mendapatkan perlakuan cekaman

kekeringan mati pada hari ke-16, sedangkan tanaman Clitoria terna tea dan
Macroptilium bra ctea tum mati pada hari ke-20 dan ke-24.

Tabel 1. Waktu Tanaman Mencapai Titik Layu Permanen
Jenis Legum

Hari ke-

Calopogonium mucunoides

16

Centrosema pubescens

16

Centrosema pa scuorum

16

Pueraria ja vanica

16

Clitoria terna tea

20

Ma croptilium bracteatum

24

Keterangan : Setiap jenis legum dilakukan penelitian yang terpisah.
Keadaan suhu di dalam rumah kaca tempat dilakukannya penelitian ini dapat
dilihat pada Lampiran 1. Keadaan suhu pada pagi hari adalah berkisar antara 23°C27°C dan rata-rata suhu pada pagi hari adalah 25°C. Pada siang hari keadaan suhu
berkisar antara 29°C-35°C dan rata-rata suhu pada siang hari adalah 32°C. Pada sore
hari keadaan suhu berkisar antara 25°C-30°C dan rata-rata suhu pada sore hari adalah
27,5°C.

15

Pengar uh Perlakuan ter hadap Kadar Air Tanah
Air tanah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Penentuan kadar air tanah
bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air dalam tanah terkait pengaruh air
terhadap pertumbuhan tanaman (Hermawan, 2004). Nilai rataan kadar air tanah
tanaman

Ca lopogonium

mucunoides,

Centrosema

pubescens

Centrosema

pa scuorum, Pueraria javanica, Clitoria ternatea, dan Macroptilium bra ctea tum

dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kadar Air Tanah (%) Masing-masing Tanaman Leguminosa pada Saat Titik
Layu Permanen
Perlakuan
Jenis legume

M0W0

M0W1
A

22,66 ± 0,67

M1W0
B

M1W1

34,96 ± 3,54

A

24,68 ± 1,36 B

Calopogonium mucunoides

36,05 ± 1,17

Centrosema pubescens

39,23 ± 2,73 a

24,97 ± 1,82 b

39,71 ± 3,07 a

29,24 ± 5,41 b

Centrosema pascuorum

28,93 ± 2,26 AB

23,46 ± 2,85 B

32,21 ± 3,79 A

23,73 ± 0,46 B

Pueraria javanica

38,66 ± 1,03 A

26,12 ± 2,99 B

41,09 ± 1,64 A

25,05 ± 1,11 B

Clitoria ternatea

34,58 ± 0,59 A

22,14 ± 0,38 B

33,19 ± 1,51 A

22,81 ± 1,47 B

Macroptilium bracteatum

38,79 ± 2,73 A

24,97 ± 1,82 B

39,71 ± 3,07 A

29,24 ± 5,41 AB

Keterangan : Huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata (P