f. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif. Siswa belajar bagaimana
berdiskusi dengan orang lain dalam memecahkan permasalahan serta mengkomunikasikan pendapatnya.
g. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan
Berdasarkan beberapa pengertian dan ciri – ciri yang dikemukakan diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang bersumber dari masalah, yang mengajak siswa untuk memecahkan masalah
dengan cara mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi sehingga siswa akan menemukan cara belajarnya sendiri.
2.4.2 Langkah-langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan Problem Based Learning PBL. John Dewey menjelaskan 6 langkah Problem Based Learning PBL yang
kemudian dia namakan metode pemecahan masalah problem solving, yaitu : 1.
Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari
berbagai sudut pandang. 3.
Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 5.
Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
2.4.3 Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam hal ini adapun peran guru sebagai pendidik dalam pembelajaran berbasis masalah antara lain :
1. Menyiapkan Perangkat Berfikir Siswa
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM adalah :
a. Membantu siswa mengubah cara berfikir.
b. Menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang akan dialami oleh siswa?.
c. Memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu.
d. Mengomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan.
e. Menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang.
f. Membantu siswa merasa memiliki masalah.
2. Menekankan Belajar Kooperatif.
Dalam proses PBM, siswa belajar bahwa bekerja dalam tim dan kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna
untuk meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil dan menganalisis data penting, dan mengelaborasi solusi.
3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah. Belajar dalam kelompok kecil lebih rmudah dilakukan apabila anggota
berkisar antara 1 samapai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan beberapa teknik belajar kooperatif untuk
menggabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang bergam dalam siklus PBM untuk meyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan
penyajian ide. 4.
Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan
pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa.
2.4.4 Kelemahan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Problem Based Learning