12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian dalam kebijakan pembangunan nasional, merupakan langkah awal bagi pertumbuhan industri, dengan kata lain sektor industri sangat
bergantung pada keberhasilan pembangunan pertanian Daniel, 2002: 16. Beberapa industri seperti olahan makanan dan minuman, memakai komoditas pertanian sebagai
bahan baku utama, oleh karena itu hubungan ketergantungan antara keduanya sangat terlihat. Besarnya peran sektor pertanian dalam kegiatan pembangunan ekonomi
menurut Jhingan 2013: 362 menyebutkan: Sektor pertanian menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada
penduduk yang kian meningkat, meningkatkan permintaan produk industri sehingga mendorong perluasan sektor sekunder dan tersier, memberikan
tambahan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan, meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah, dan
memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.
Ada tiga tahap dalam pembangunan pertanian Arsyad, 2015: 407.Tahap
pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. Tahap kedua yaitu tahap penganekaragaman produk pertanian ada penjualan ke sektor komersial,
tetapi penggunaan modal dan teknologi masih rendah. Tahapan ketiga pertanian modern dengan produktivitas tinggi, penggunaan modal dan teknologi juga tinggi.
Tahap ketiga ini, produk pertanian seluruhnya ditujukan untuk melayani keperluan komersial.Pembangunan pertanian dikatakan berhasil apabila pertumbuhan sektor
pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik Soekartawi, 1994: 1. Masing-masing dari tahapan
pembangunan pertanian ini pasti dilalui secara berurutan, karenyanya adalah sebuah proses berkembang suatu wilayah negara.
Mosher dalam Lincolin 2015: 411 menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian yang terdiri dari syarat mutlak dan syarat pelancar. Berikut syarat yang
harus ada untuk pembangunan pertanian mutlak, jika tidak ada maka pembangunan pertanian akan terhenti atau statis:
a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani b. Teknologi yang senantiasa berkembang
c. Tersedianya bahan bahan dan alat-alat produksi d. Adanya perangsang produksi bagi petani
e. Tersedianya pengangkutan yang kontinyu Selain syarat mutlak, syarat pelancar pembangunan pertanian yang
dikemukakan oleh Mosher dalam Lincolin 2015: 412-413 adalah pendidikan pembangunan, kredit produksi, kegiatan gotong royong petani, dan perbaikan dan
perluasan tanahpertanian. Syarat ini tidak mutlak, namun jika ada maka dapat memperlancar pembangunan pertanian.
Kedua syarat tersebut saling berkaitan, adanya syarat pelancar setelah syarat mutlak terpenuhi, karena sifat dari syarat pelancar ini sebagai pelengkap agar
pertanian dapat berkembang sesuai tahapannya. Tahapan tersebut dimulai dari sistem tradisional, penganekaragaman produk, dan tahapan modern.
2.2. Agropolitan