✂
dapat disebabkan karena perusahaan yang besar akan banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat dan regulator tentang kegiatan opeasional perusahaan
sehingga perusahaan besar cenderung mengungkapkan aktivitas tanggung jawab lingkungan mereka untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur tanpa membagi perusahaan sesuai sektor perusahaan.
Penelitian ini menggunakan index Clarkson 2008 dalam mengukur pengungkapan lingkungan, Clarkson dalam membuat index tersebut berpedoman
pada GRI, saat ini GRI sudah mengalami banyak perubahan. Penelitian ini hanya menguji dua variabel bebas. Berdasarkan hasil pengungkapan lingkungan yang
dilakukan perusahaan manufaktur rata-rata mengungkapkan sebesar 17,6. Pada perusahaan di India meunjukkan rata-rata pengungkapan sebesar 33,3,
sedangkan pada perusahaan manufaktur di Malaysia mengungkapkan sebesar 11. Tingkat pengungkapan lingkungan di Indonesia lebih rendah jika
dibandingkan dengan India, hal ini dapat disebabkan karena di Indonesia pengungkapkan lingkungan masih bersifat sukarela.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di atas, maka penulis dapat memberikan Saran yang perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel lain atau menambah variabel lain sebagai variabel independen seperti
kinerja lingkungan, dan variabel keuangan lainnya. Pengujian manipulasi laba
✄
akrual dalam penelitian ini menggunakan nilai absolut dari discretionary accrual untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi pengukuran manajemen
laba yang lain seperti income smoothing, book tax differences dan income aggresiveness. Dapat memisahkan perusahaan sesuai dengan sektor industri untuk
memudahkan pengamatan dan pengujian. Sehingga hasil penelitian tersebut dapat dilihat untuk setiap sektor perusahaan manufaktur dan sebaiknya peneliti
selanjutnya dapat menggunakan sampel jenis perusahaan lainnya seperti perusahaan jasa dan dapat membadingkannya dengan perusahaan pertambangan.
Sehingga dapat diketahui lebih lanjut apakah terdapat perbedaan hasil apabila dilakukan penelitian terhadap satu sektor dengan karakteristik industri tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
A’Rahman, Annisa dan Yanthi Hutagaol. 2008. “Manajemen Laba Melalui Akrual Dan Aktivitas Real Pada Penawaran Perdana Dan Hubungannya
Dengan Kinerja Jangka Panjang Studi Empiris Pada BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 5- Nomor 1, Juni 2008.
Anggraini, Fr. Reni Retno., 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Keuangan Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Makalah disampaikan pada
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang
Arifin, Bustanul, Yeni Januarsi dan Faoziah Ulfah. 2012. “Perbedaan Kecenderungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility :
Pengujian terhadap Manipulasi Akrual dan Manipulasi Real”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.
Barman, Jugal Kishore, and Prof. He, Chandra Gautam. 2016. “ Corporate
Environmental Disclosure by Indian Companies –An Empirical Analysis”. International Journal of Scientific
Reasearch Volume : 5 | Issue : 11 | November 2016 • ISSN No 2277 - 8179 | IF : 3.508 | IC
Value : 69.48
Belkaoui, A., Karpik, P. G. 1989. “Determinants of the corporate decision to disclose social information”. Accounting, Auditing and Accountability
Journal, 21, 36-51.
Berthelot, Sylvie., Comier, Dennis., and Magnan, Michel. 2003. “Environmental Disclosure Research: Review and Synthesis”. Journal of Accounting
Literature
Chariri, Anis. Dan Ghozali, Imam. 2007. “Teori Akuntansi”. Edisi Tiga. Penerbit Badan Universitas Diponegoro
Chih, Hsiang-Lin, Chung-Hua Shen, dan Feng-Ching Kang. 2008. “Corporate Social Responsibility, Investor Protection, and Earnings Management:
Some International Evidence”. Journal of Business Ethics. pp 79:179- 198.