Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

2.3.1 Uji Stasioner Data Secara Correlogram

Uji stasioner secara correlogram dengan tampilan grafik batang berupa nilai koefisien ACF dan PACF dari lag yang tidak lain merupakan data runtun waktu dari harga saham penutupan hari ke 1 sampai hari ke 16 maupun nilai galat. Koefisien autokorelasi menunjukan tingkat keeratan hubungan antara nilai dari variabel yang sama untuk periode waktu yang berbeda yang disebut time lag. Pengidentifikasian sifat stasioner data mengacu kepada penurunan nilai koefisien ACF maupun PACF, bila nilai koefisien baik ACF maupun PACF menurun secara eksponensial seiring dengan meningkatnya k lag, hal tersebut menunjukan data sudah dalam kondisi stasioner. Sebaliknya data tidak stasioner, bila nilai koefisien ACF dan PACF tidak menurun menuju nol seiring dengan meningkatnya k. Fungsi ACF yang dipergunakan untuk identifikasi sifat stasioner data tidak lain adalah memberikan informasi mengenai korelasi antara data-data runtun waktu yang berdekatan. Secara matematis, fungsi autokorelasi lag ke k ditulis sebagai: ρ k = kovarian lag ke k varian = cov Y t Y t+k [var Y t var Y t+k ] 2.1 Untuk data yang bersifat stasioner, maka nilai varian akan konstan, sehingga var Y t = var Y t+k . Dengan demikian persamaan ρ k menjadi, ρ k = cov Y t Y t+k [var 2 Y] = γ k γ 2.2

2.3.2 Uji Stasioner Secara Kuantitatif

Yang dimaksud dengan pengujian sifat stasioner data secara kuantitatif adalah uji akar-akar unit yang menggunakan metode ADF. Pengujian secara kuantitatif apakah data deret waktu harga saham penutupan bersifat stasioner atau tidak stasioner, sangatlah penting agar hasil kesimpulan tidak bersifat subyektif sebagaimana bila dalam bentuk tampilan grafik. Pengujian dengan menggunakan metode ADF menyiaratkan data bersifat stasioner jika hasil ADF lebih kecil dari nilai kritis 5. Y t – Y t-1 = ρ Y t-1 - Y t-1 + e t ∆Y t = ρ – 1 Y t-1 + e t = δ Y t-1 + e t 2.3 Dengan kata lain, jika δ = ρ – 1 = 0 atau ρ = 1 yang berarti data tidak bersifat stasioner atau sebaliknya. Metode transformasi dengan cara pembedaan untuk mengatasi data deret waktu yang tidak stasioner menjadi stasioner adalah sebagai berikut: Y t = β 1 Y t-1 + e t 2.4 Persamaan 2.4 merupakan model yang tidak stasioner. Dengan transformasi pembedaan pertama, yaitu dikurangi Y t-1 , maka nilai rata-rata dan varian menjadi: Y t - Y t-1 = β 1 + e t ∆Y t = β 1 + e t E∆Y t = Eβ 1 + e t = β 1 2,5 Var ∆Y t = Var β 1 + e t = σ 2 2.6

Dokumen yang terkait

Valuasi Harga Wajar Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2 26 77

ANALISIS TEKNIKAL DENGAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH) DALAM MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN. (STUDI PADA INTILAND DEVELOPMENT TBK).

0 2 17

ANALISIS RISIKO SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (TELKOM) DENGAN METODE AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (ARCH).

0 0 5

Sifat Asimetris Model Prediksi Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) dan Exponential Generalized Autoregressive Conditional (EGARCH) Asymmetrical Characteristic of Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) and Exponential General

0 0 14

METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA

0 0 9

93 Pemodelan Return Saham Perbankan Menggunakan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

0 0 10

Value-at-Risk Berbasis Model Exponential Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (EGARCH) Value-at-Risk Based On Exponential Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (EGARCH) Model

0 0 12

Generalized Autoregressive Conditional Heterocedasticity

0 0 14

Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastic (GARCH) - USD Repository

0 0 232

PERAMALAN INDEKS NILAI RETURN HARGA TUTUP DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE (DJIA) BERDASARKAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH)/GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH) - Repository UNRAM

0 1 12