Variabel Penelitian Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut ini : Gambar 3. Prosedur pelaksanaan penelitian

E. Definisi Operasional

1. Efektivitas pembelajaran merupakan tolak ukur dari tingkat keberhasilan suatu

proses pembelajaran, dimana tingkat efektifitasnya telah ditentukan sebelumnya. Pembelajaran dikatakan berhasil jika telah sesuai sama atau melebihi ketentuan tingkat keefektifannya. Menentukan populasi dan sampel Mempersiapkan Instrumen Pembelajaran Validasi Instrumen Kelas dengan pembelajaran menggunakan model SiMaYang Tipe II Analisis Data Kesimpulan pembahasan - Tes model mental awal - Tes efikasi diri awal Observasi Pendahuluan - Tes model mental akhir - Tes efikasi diri akhir

2. Model mental merupakan hasil gambaran, imajinasi, asumsi yang diperoleh

seseorang dari pengetahuan yang sudah ada dan konsep pengetahuan yang baru didapatkan dari proses pembelajaran yang kemudian diekspresikan kedalam bentuk seperti diagram, grafik, gambar bahkan juga deskripsi verbal dengan kata-kata atau bentuk tulisan cetak, dan lain-lain. 3. Efikasi diri atau Self-efficacy menurut Bandura 1997: 3 merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya melakukan tindakan yang diharapkan. Menurut Pajares 2002 Keyakinan self-efficacy juga mempengaruhi pola pikir individu dan reaksi emosional. Tingginya efikasi diri membantu menciptakan perasaan ketenangan dalam mendekati tugas dan kegiatan sulit. Artinya jika seseorang tersebut memiliki efikasi diri yang tinggi memungkinkan untuk seseorang tersebut yakin dengan apa yang ia miliki, berani, siap dan tenang karena ia berfikir dapat menyelesaikannya dengan kemampuannya.

4. Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II terdiri dari empat fase, yaitu orientasi,

eksplorasi-imajinasi atau imajinasi-eksplorasi, internaliasi, serta evaluasi dengan melibatkan interaksi tiga level fenomena sains makro, submikro, dan simbolik.

5. Aktivitas belajar siswa menurut Djamarah 2011 dalam proses belajar

mengajar diharapkan tidak hanya aspek fisik melainkan juga aspek mental. Siswa bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas, berdiskusi, menulis, membaca, membuat grafik, dan mencatat hal penting dari penjelasan guru merupakan sejumlah aktifitas siswa yang aktif secara mental maupun fisik.

6. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dapat dijadikan tolak ukur

keberhasilan siswa memperoleh hasil belajar. Guru yang memiliki kemampuan mengelola dan memberi strategi pembelajaran dengan baik akan terlihat ketika proses pembelajaran yaitu siswa turut aktif, baik mental, fisik, maupun sosial, yang ditunjukkan dari semangat belajar dan kepercayaan diri siswa ketika proses pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes tertulis yang digunakan yaitu soal pretes dan postes yang masing-masing terdiri atas tes model mental dalam bentuk 5 soal uraian, diadopsi dari Fauziyah 2015. 2. Tes efikasi diri dalam bentuk angket, diadopsi dari Bandura 1997. 3. Lembar penilaian yang digunakan antara lain : a. Hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang Tipe II, diadopsi dari Sunyono 2014a. b. Angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran , diadopsi dari Sunyono 2014a. c. Lembar pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, diadopsi dari Sunyono 2014a. d. Lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran SiMaYang Tipe II diadopsi dari Sunyono 2014a.

G. Analisis Data 1. Analisis validitas dan realibilitas tes model mental

Teknik pengolahan data digunakan untuk mengetahui kualitas instrument yang digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel Arikunto, 2006. Analisis validitas dan realibilitas tes model mental dilakukan dengan mengguna- kan SPSS 17,0. Realibilitas tes model mental dilihat berdasarkan hasil perhitung- an SPSS 17,00 sesuai nilai Alpha Cronbach yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford Suherman, 2003. Kriteria derajat reliabilitas r 11 alat evaluasi menurut Guilford Suherman, 2003 : 0,80 r 11 ≤ 1,00; derajat reliabilitas sangat tinggi 0,60 r 11 ≤ 0,80; derajat reliabilitas tinggi 0,40 r 11 ≤ 0,60; derajat reliabilitas sedang 0,20 r 11 ≤ 0,40; derajat reliabilitas rendah 0,00 r 11 ≤ 0,20; tidak reliabel

1. Analisis data kepraktisan model pembelajaran SiMaYang Tipe II

Analisis data kepraktisan model pembelajaran SiMaYang Tipe II ditentukan dari keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang Tipe II dan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

2 16 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang TIPE II BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI DALAM MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

7 29 72

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI MENGGUNAKAN MODEL SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

9 33 75

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN MODEL MENTAL DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI IKATAN KIMIA

0 19 53

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II DENGAN PBL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN EFIKASI DIRI PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

0 17 78

PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON-ELEKTROLIT

1 8 72

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN POE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ORISINIL SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

0 9 65

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROIT

2 9 71

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II DENGAN DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

0 20 76

PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

2 14 70