Parameter Prestasi Mesin TINJAUAN PUSTAKA

42 Selama proses pembakaran butiran – butiran halus minyak bbahan bakar yang terdiri dari karbon dan hidrohgen akan beroksidasi dengna oksigen membentuk air H 2 O dan karbon dikosida CO 2 . Tetapi bila oksigen yang disuplai tidak cukup maka partikel karbon tidak akan seluruhnya beroksidasi dengan partikel oksigen untuk membentuk CO 2 , Akibatnya terbentuklah produk pembakaran yang lain seperti karbon monoksida CO dan produk UHC unburned hydrocarbons Maleev, 1995 dalam Mahdi, 2006. Dalam proses pembakaran, ketika oksigen yang disuplai tidak cukup yang membentuk karbon monoksida maka panas yang dihasilkan hanya sebesar 30 dari panas yang ditimbulkan oleh pembentykan karbon monoksida sebagaimana ditunjukkan oleh rekasi kima berikut: Reaksi cukup oksigen : C + O 2 CO 2 + 393.5 kJ Reaksi kurang oksigen : C + ½ O 2 → CO + 110.5 Kj Wardono, 2004 Keadaan yang penting untuk pembakaran yang efisien adalah gerakan yang cukup antara bahan bakar dan udara, artinya adalah distribusi bahan bakar dan bercampurnya dengan udara harus bergantung pada gerakan udara sebagai pusaran. Energi panas yang dilepaskan sebagai hasil proses pembakaran digunakan untuk menghasilkan daya motor bakar tersebut. Reaksi campuran Stokiometri: 43 C 16 H 34 + 24,5 O 2 + 3,76 N 2 → 16 CO 2 + 17 H 2 O + 92 N 2 Reaksi campuran Miskin-Bahan bakar: C 16 H 34 + 24,5 O 2 + 3,76 N 2 → 16 CO 2 + 17 H 2 O + 4,9 O 2 + 110,6 N 2 Reaksi campuran Kaya-Bahan bakar: C 16 H 34 + 24,5 O 2 + 3,76 N 2 → 9 CO 2 + 14,2 H 2 O + 7 CO + 2,8 H 2 + 73,7 N 2 Secara detail, proses pembakaran adalah proses oksidasi penggabungan antara molekul–molekul oksigen‘O’ dengan molekul- molekul bahan bakar yaitu karbon ‘C’ dan hidrogen ‘H’ untuk membentuk karbon dioksida CO 2 dan uap air H 2 O dalam pembakaran sempurna. Dalam hal ini pembentukan CO 2 dan H 2 O hanya bisa terjadi apabila panas kompresi telah mampu memisahkan atau memutuskan ikatan antar partikel oksigenO-O menjadi partikel ‘O’ dan ‘O’ dan juga mampu memutuskan ikatan bahan bakar C-H menjadi partikel ‘C’ dan ‘H’ yang berdiri sendiri. Baru selanjutnya partikel ‘O’ dapat beroksidasi dengan partikel ‘C’ dan ‘H’ umtuk membentuk CO 2 dan H 2 O. Dapat disimpulkan bahwa proses oksidasi atau pembakaran antara bahan bakar dan udara tidak pernah terjadi apabila ikatan antar partikel oksigen dan ikatan antar partikel bahan bakar tidak diputus terlebih dahulu Wardono, 2004.