2. Stasiun Kampung Pensiunan St. 3 mewakili daerah yang sudah mengalami
gangguan oleh aktifitas perkebunan teh.
3. Stasiun Kampung Jog-jogan St. 4 mewakili daerah dari adanya aktivitas
pertanian, pemukinan penduduk, dan perkebunan.
4. Stasiun Katulampa St. 5 mewakili daerah dari adanya aktivitas pemukimam
penduduk, perkotaan, maupun penambangan batu.
5. Stasiun Cibinong St. 6 mewakili daerah dengan sumber pencemar yang relatif
lebih kompleks limbah domestik, perkotaan dan industri. Titik koordinat dan peta lokasi pengambilan sampel secara rinci disajikan pada
Tabel 1 dan Gambar 8 .
Tabel 1. Titik koordinat lokasi pengambilan sampel di Sungai Ciliwung.
No Nama Lokasi Titik koordinat
1 Gunung Mas 1
6 42’4,38
”
LS, 106 58’12,49
”
BT 2
Gunung Mas 2 6
41’57,62
”
LS, 106 59’16,22
”
3 BT
Kampung Pensiunan 6
42’05,11
”
LS, 106 58’26,75
”
4 BT
Kampung Jog-jogan 6
40’41,47
”
LS, 106 55’58,17
”
5 BT
Katulampa 6
38’02,03
”
LS, 106 50’21,29
”
6 BT
Cibinong PDAM 6
28’58,55
”
LS, 106 48’53,05
”
BT
3.3 Variabel yang ditera dan kerja
Variabel tera yang diamati pada penelitian ini meliputi : 1. Kualitas fisik perairan meliputi: suhu, kecepatan arus, konduktivitas,
kekeruhan, CPOM, dan distribusi partikel. 2. Kualitas kimia perairan meliputi: oksigen terlarut DO, amonium N-NH
4
, nitrat N-NO
3
, ortofosfat P-PO
4
3. Kualitas biologi dari komunitas larva Trichoptera yaitu: kelimpahan, jumlah taksa genus, berat kering, dan lebar kepala. Disamping itu juga dilakukan
analisis terhadap kelimpahan perifiton. , bahan organik total TOM, C dan N di
seston, kebutuhan oksigen kimiawi COD, logam Hg di air, sedimen, dan di tubuh larva Trichoptera Cheumatopsyche sp.
Gambar 8. Peta lokasi pengambilan sampel di Sungai Ciliwung
Variabel kerja yang diamati pada penelitian ini meliputi:
1. Kualitas habitat di sekitar lokasi pengamatan dilakukan dengan menggunakan indeks habitat US-EPA 1999.
2. Status pencemaran organik di air dengan menggunakan indeks kimia Kirchoff 1991, sedangkan kontaminasi logam merkuri di sedimen dengan
menggunakan indeks polusi logam Integrative Pollution Index IPI. 3. Penilaian kualitas biologi dari Sungai Ciliwung diprediksi dengan
menggunakan indeks Stream Invertebrate Grade Number-Average levelSIGNAL Gooderham Tysrlin 2002, indeks keanekaragaman
Shannon-Wiener, indeks keseragaman Clarke Warwick 2001, biomassa, dan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. Benke 1979; Benke
Huryn 2007.
3.4 Teknik Pengumpulan Data a. Kualitas habitat
Gangguan yang terjadi pada habitat di sekitar lokasi pengamatan dinilai dengan sistem scoring US-EPA 1999. Komponen penilaian habitat mencakup:
substrat epifaunal atau ketersediaan vegetasi penutup, embeddedness banyaknya batuan yang tertanam di dasar sungai, kombinasi antara kecepatan aliran dan
kedalaman, endapan sedimen, status aliran saluran basin, perubahan saluran, frekuensi jeram dan kelokan sungai, stabilitas pinggir sungai, lebar zone vegetasi
riparian dan sebagainya Lampiran 1. Masing-masing skor metrik dilakukan
penjumlahan, sehingga diperoleh nilai skor total dari indeks habitat. Kriteria
gangguan pada habitat sungai disajikan dalam Tabel 2. Situs yang mempunyai
nilai skor indek habitat tertinggi atau dalam kategori optimal diharapkan dapat dijadikan sebagai kandidat situs rujukan.
Tabel 2
: Kriteria penilaian gangguan terhadap habitat yang diadopsi dari protokol US-EPA 1999.
Kriteria Habitat Skor Penilaian Habitat pada
Gradien Tinggi dan Rendah Optimal
160 – 200 Sub-Optimal
110 – 159 Marginal
60 - 109 Buruk
60
b. Sampel air dan sedimen
Pengambilan sampel air untuk tujuan analisis parameter kimia dilakukan setiap bulan sekali dengan menggunakan gayung ukur 2 liter dan dimasukkan
dalam botol sampel 500 ml. Sampel air untuk tujuan analisis logam merkuri diambil sebanyak 250 ml dan dimasukkan dalam botol sampel 250 ml yang
sebelumnya sudah dibilas dengan larutan asam nitrat 5. Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan skop kecil
dari bahan plastik untuk analisis logam sebanyak 0,5 liter yang dimasukkan dalam botol kaca Scott yang sebelumnya sudah dibilas dengan larutan asam nitrat 5.
Analisis distribusi partikel dilakukan dengan cara pengambilan sedimen sebanyak ± 0,5 kg yang dimasukkan dalam kantung plastik.
c. Sampel Makrozoobentos Larva Trichoptera
Pengambilan sampel biologi larva Trichoptera untuk tujuan penyusunan biokriteria, pengukuran biomassa, dan produktivitas sekunder dengan
menggunakan alat jala surber berukuran 30 x 30 cm
2
dengan lebar mata jaring 0,2 mm. Pada masing-masing lokasi penelitian, pengambilan sampel diusahakan
pada tipe habitat yang banyak mengandung
pebble
Φ
16-64 mm dan cobble
Φ
64-256 mm. Pengambilan sampel larva Trichoptera dilakukan sebulan sekali. Jala surber dipasang di atas permukaan batu dan disikat dengan sikat gigi halus,
sehingga hewan yang ada di batu akan terbawa hanyut masuk ke jala surber. Masing-masing stasiun pengamatan dilakukan pengulangan sebanyak lima kali
dan digabung menjadi satu sampel. Alasan pengambilan lima sampel tersebut didasarkan pada pendapat Carter Resh 2001 yang menyebutkan penggunaan
alat jala surber di Negara Amerika umumnya berkisar dari 3-8 sampel ulangan dengan rata-rata 4,7 sampel. Serasah yang tertahan dalam saringan dimasukkan
dalam wadah plastik dan diberi larutan pengawet formalin 10 guna meminimalkan perubahan dalam biomassa Jin Ward 2007 dan dimasukkan
dalam toples plastik. Sampel yang telah diawetkan dalam formalin 10 diletakkan dalam saringan yang berpori 0,2 mm dan dibilas dengan menggunakan
air kran. Sortir larva Trichoptera dilakukan di bawah mikroskop stereo dengan