31
dari perbudakan, pembunuhan, kelainan agama, perbedaan agama. Muslich Maruzi, 1981 : 12-13
2.3.4 Sebab-sebab Terjadinya Warisan
Yang menyebabkan terjadinya warisan adalah salah satu dari empat macam, sebagai berikut :
1. Hubungan kerabat atau nasab, seperti ayah, Ibu, anak, cucu, saudara- saudara kandung, seayah, seIbu dan sebagainya.
2. Hubungan perkawinan, yaitu suami atau istri, meskipun belum pernah berkumpul atau telah bercerai, tetapi masih dalam masa
“Iddah talak Raj’i. 3. Hubungan walak, yaitu hubungan antara bekas budak dengan orang
yang memerdekakannya, apabila bekas budak itu tidak mempunyai ahli waris yang berhak menghabiskan seluruh harta warisan praktis
sebab walak ini tidak perlu diperhatikan, karena perbudakan sudah lama hilang.
4. Tujuan Islam Jihatul Islam, yaitu baitul mal perbendaharaan negara yang menampung harta warisan orang yang tidak
meninggalkan ahli waris sama sekali dengan sebab tersebut di atas. Ahmad Azhar Basyir, 1995 : 15
2.3.5 Penghalang-penghalang Warisan
Adanya sebab-sebab dan syarat-syarat warisan belum cukup menjadi alasan adanya hak waris bagi ahli waris, kecuali apabila tidak
mendapat salah satu dari tiga macam penghalang sebagai berikut : 1. Berbeda agama antara pewaris dan waris; alasan penghalang ini
adalah hadits Nabi yang mengajarkan bahwa orang muslim tidak berhak waris atas harta orang kafir dan sebaliknya orang kafir tidak
berhak waris atas harta orang muslim. Sebagaimana sabda Nabi SAW. :
ﻻ ﺴ ا ﺮﻓﺎﻜ ا ﻻ و ﺮﻓﺎﻜ ا ﺴ ا ثﺮ
.
اور ىرﺎﺨﺒ ا
32
Artinya : ”Orang muslim tidak berhak mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak berhak mewarisi orang muslim”.
HR. Bukhori
2. Pembunuhan Para ulama sepakat bahwa tindakan pembunuhan yang
dilakukan oleh ahli waris terhadap pewarisnya, pada prinsipnya menjadi penghalang baginya untuk mewarisi harta warisan pewaris
yang dibunuhnya. Ketetapan ini berdasarkan hadits Nabi :
ﺮ ﻏ ثراو ﻪ ﻜ ناو ﻪﺛﺮ ﻻ ﻪ ﺎﻓ ﺘ ﺘ ثاﺮ ﺎ ﺲ ﻓ ﺪ و وا ﺪ او ﻪ نﺎآ ناو
.
ﺪ ﺣا اور
Artinya : ”Barang siapa membunuh seseorang korban, maka ia tidak dapat mewarisinya, walaupun tidak punya ahli
waris selain dirinya, dan walaupun korban itu bapaknya atau anaknya. Maka bagi pembunuh tidak merhak
mewarisinya”. HR. Ahmad
3. Perbudakan Menjadi budak orang lain, budak tidak berhak memiliki
sesuatu. Oleh karenanya tidak berhak waris praktis penghalang ini tidak perlu mendapat perhatian karena perbudakan sudah lama
hilang. Ahmad Azhar Basyir, 1995 : 16-17
33
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan metode yang tepat dapat memperlancar proses dan hasil
penelitian yang diperoleh dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi atau daerah penelitian ini yaitu pada Pengadilan Negeri Kudus.
3.2 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus obyek penelitian adalah mengenai kedudukan anak angkat menurut kompilasi Hukum Islam, serta
bagaimanakah penyelesaian perkara pengesahan anak angkat yang diajukan kepada Pengadilan Negeri Kudus dan bagaimana penyelesaian pembagaian
harta warisan bagi anak angkat di Pengadilan Negeri Kudus. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Hakim dan Panitera di
Pengadilan Negeri Kudus, dengan kriteria yakni pernah memeriksa dan menangani serta memutuskan masalah permohonan pengesahan pengangkatan
anak dan pembagian harta warisan bagi anak angkat.
33