Majas Personifikasi Majas dan Fungsinya

bukit-bukit dan tubuh pengarang yang sama-sama dieksploitasi. Penggunaan perumpamaan epos tersebut berkaitan dengan logika yang membawa imajinasi pembaca agar maksud yang ingin disampaikan pengarang tercapai. Baris “dikurasnya seperti keringat ini menggeletar dijamah matahari” yang berarti bukit kayu putih diambil sumber dayanya dikuras seperti juga tubuh pengarang yang dipaksa bekerja hingga badannya penuh keringat menggigil karena terkena panas terik sinar matahari. Di tanah pengasingan pengarang dipaksa berkerja hingga keringatnya bercucuran yang membuat mimpinya semakin menjauh. Hal ini diperkuat dengan baris puisi selanjutnya, yaitu “daun- daun bukit-bukit tubuh-tubuh renta terik matahari mengusir mimpi ”.

4.2.4 Majas Personifikasi

Dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S terdapat majas personifikasi sejumlah enam puluh satu, di antaranya burung- burung pun riang bernyanyi, warna matahari yang mengintip dari trali jendelaku, derai suaranya menyulam kehampaan hari, baju pun sama koyak dimakan ubin, burung-burung gereja yang bercanda dalam kemesraan, karena bumi tidak akan menolak kasih sayang, usia yang merayap di bayangan hari, tangisilah bumi ini yang letih, sengsara merunduk dalam lecutan siksa dan kesakitan, tangisilah dunia ini yang tercabik dan merintih luka-lukanya, di mana kebenaran bermukim serta mengembangkan sayap-sayapnya, usapan yang membangunkan sejuta mimpi, setangkai sesawi tumbuh di pojok tembok tegak berdiri menantang sunyi, dan sebagainya. Penggunaan majas personifikasi terdapat dalam puisi-puisi Sutikno W.S yaitu Impresi ‟07, Sonata untuk Iwan-ku, Yang Kita Rebut dan Nyanyikan Ini, Batu Asahan, Nyanyian dalam Kelam, Pemandangan, Bulan di Langit Tangerang, Perpisahan, Nyanyian Perjalanan, Matahari di Atas Padang, Nyanyian Pandak, Di Bukit-bukit Walgan Ini, Nyanyian Malam, Ode, Khotbah di Balik Malam, Kubur di Atas Bukit, Purnama di Walgan Lama, Kidung-kidung Kedamaian, Korve, dan Di Ladang. Fungsi majas personifikasi dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S untuk memberi bayangan angan yang kongret. Salah satu puisi dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S yang menggunakan majas personifikasi adalah puisi yang berjudul “Pemandangan”. Berikut kutipannya. Pemandangan -ujud sebuah dunia 1. setangkai sesawi tumbuh di pojok tembok tegak berdiri menantang sunyi kawat berduri memagar langit membelah dunia ini bunga sesawi ayu kuning melenggang hanya sendiri sahabat yang terbuang 2. burung-burung gereja singgah di tembok perkasa pagut memagut berlompatan seperti kanak main alip-alipan tikus-tikus mengintip di selokan merayap ke halaman tak tahu mereka itu dilarang komandan sesawi dan kawat berduri tikus dan burung-burung gereja orang-orang tahanan ini ujud sebuah dunia di balik tembok menjulang tinggi 1972-Salemba NdK hlm. 23-24 Puisi tersebut terdiri atas dua bagian. Makna puisi bagian pertama menceritakan pemandangan dalam penjara. Sepohon sawi yang tumbuh di pojok tembok penjara yang ikut meramaikan suasana sepi pengarang di dalam penjara. Kawat-kawat berduri yang memagari atau membatasi atap dinding penjara yang memisahkannya dari kebebasan untuk mengetahui keadaan di luar. Bunga sesawi yang merekah menjadi temannya saat kesepian dalam penjara di tanah pengasingan. Dia merasa sebagai sahabat yang terbuang di tanah pengasingan. Bagian kedua menceritakan burung-burung gereja yang hinggap di tembok-tembok dinding penjara saling berpatuk-patukan dan melompat-lompat dengan burung lainnya. Burung-burung itu seperti anak-anak yang bermain petak umpet. Sementara tikus-tikus kakus mengintip dan keluar masuk penjara. Mereka tak tahu kalau pengarang seperti tikus-tikus kakus pasti akan dilarang oleh komandan dan prajurit-prajurit penjaga tahanan. Sesawi, kawat berduri, burung- burung gereja, tikus-tikus kakus, dan orang-orang tahanan merupakan perwujudan kehidupan dunia dalam penjara di tanah pengasingan. Dalam puisi tersebut terdapat baris “setangkai sesawi tumbuh di pojok tembok tegak berdiri menantang sunyi ” dan “bunga sesawi ayu kuning melenggang hanya sendiri ”. Baris “setangkai sesawi tumbuh di pojok tembok tegak berdiri menantang sunyi ” berarti pohon sesawi ikut meramaikan suasana sepi pengarang. Pohon sawi seakan dapat menantang sunyi seperti sifat manusia. Baris “bunga sesawi ayu kuning melenggang hanya sendiri” berarti teman pengarang saat kesepian dalam penjara di tanah pengasingan. Bunga sawi seakan mempunyai waktu luang seperti sifat manusia. Fungsi majas personifikasi pada puisi tersebut untuk memberi bayangan angan yang kongret. Baris “setangkai sesawi tumbuh di pojok tembok tegak berdiri menantang sunyi ”, digambarkan pengarang seolah-olah pohom sawi yang tumbuh di tembok dapat berdiri seperti manusia dan dapat menantang kesepian yang ada di penjara untuk menemani pengarang. Pohon sewasi seolah-olah dapat berpikir, bergerak, dan bertingkah laku seperti manusia. Hal ini untuk memberikan bayangan yang nyata terhadap pembaca. Baris “bunga sesawi ayu kuning melenggang hanya sendiri”, digambarkan pengarang bunga sesawi yang cantik dapat beristirahat sendiri setelah sibuk bekerja. Bunga sesawi seolah-olah dapat berpikir, bergerak, dan bertingkah laku seperti manusia. Bunga sesawi seakan dapat menjadi teman pengarang di dalam penjara. Hal ini diperkuat dengan baris puisi selanjutnya, yaitu “sahabat yang terbuang ”. Fungsi majas personifikasi untuk memberi kesan citaraan agar pembaca dapat mengimajinasikan gambaran yang ingin disampaikan oleh pengarang dengan jelas. Salah satu puisi dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S yang menggunakan majas personifikasi juga terdapat pada puisi yang berjudul “Perpisahan”. Berikut kutipannya. Perpisahan masih jua terasa manisnya hari, wahai ketika kujabat berpuluh tangan serta kemesraan yang membias di genangan air mata wajah renta dan pintu-pintu yang menutup sunyi inilah kiranya yang akan selalu kutangisi dalam memacu akanan menggenggam segumpal nasib yang tak tahu akan betapa Wajah lesi, o kawan-kawan terkasih ini dan dinding yang membaur hari inilah kiranya yang akan kusimpan dalam kenangan jauh di dasar hati sebanyak apa salam kusimpan Dalam pandang mata tergenang keharuan Jantung jua mendeburkan cinta manusia yang memilih sendiri hidupnya dalam keteguhan dan dalam kehormatannya ya, kugenggam tangan-tangan ini setumpuk tulang yang dikeraskan penderitaan sebungkah hati yang dikuatkan keyakinan 1972-Tangerang NdK hlm. 29-30 Makna puisi tersebut menceritakan kenangan perpisahan yang masih dirasakan pengarang. Pengarang masih merasakan kenangan indah saat hari perpisahannya dengan teman-temannya. Saat dia menyampaikan salam perpisahan dengan mesra yang dihiasi tangis kesedihan yang seakan tidak ingin berpisah. Wajah-wajah sedih teman-temannya dan pintu-pintu penjara akan menjadi kenangan dan akan selalu ditangisimya. Kenangan dan tangisan yang akan memberikan semangatnya untuk meraih harapan dan cita-cita yang ingin segera dirasakannya. Wajah-wajah pucat teman-teman yang disayanginya dan penjara yang mempersatukan mereka untuk mengerti dan memahami satu sama lain untuk menjalai hari-hari di dalam tahanan. Sebuah kenagan yang sekiranya bisa disimpan di lubuk hati pengarang. Dia bertanya, sebanyak apa salam perpisahan saat meninggalkan teman-temannya di perjara? Saat mata menangis dalam keharuan dan hati yang menguatkan kasih sayang mereka. Manusia yang memilih jalan hidupnya sendiri-sendirisebagai ketenangan jiwanya dan kehormatannya. Akan tetapi, kenangan yang banyak tentang teman-temannya dalam penderitaan di penjara, menguatkan rasa percaya, dan yakin untuk bertemu dengan teman- temannya kembali. Dalam puisi dtersebut terdapat baris “dinding yang membaur hari” yang berarti penjara yang mempersatukan bergaul dengan orang-orang tahanan. Fungsi majas personifikasi untuk memberi kesan citaraan agar pembaca dapat mengimajinasikan gambaran yang ingin disampaikan oleh pengarang dengan jelas. Baris “dinding yang membaur hari” yang berarti tembok penjara yang mempersatukan bergaul dengan orang-orang tahanan. Penjara sebagai tempat untuk mengerti dan memahami satu sama lain untuk menjalai hari-hari di dalam tahanan. Kenangan di dalam penjara akan selalu disimpan dan dikenang pengarang di dalam hatinya. Dinding seakan dapat hidup dan berpikir seperti manusia, yang memberikan daya gambaran yang ingin disampaikan oleh pengarang dengan jelas. Hal ini diperkuat dengan baris puisi selanjutnya, yaitu “inilah kiranya yang akan kusimpan dalam kenangan jauh di dasar hati”.

4.2.5 Majas Metonimia

Dokumen yang terkait

DIKSI DAN CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA KAMIT KARYA GUSMEL RIYADH (KAJIAN STILISTIKA) Diksi dan Citraan dalam Naskah Drama Kamit Karya Gusmel Riyadh (Kajian Stilistika).

1 18 19

DIKSI DAN MAJAS DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI DAN PEMAKNAANNYA: TINJAUAN STILISTIKA DAN Diksi Dan Majas Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami Dan Pemaknaannya: Tinjauan Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

3 12 13

MAJAS DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI BLUES UNTUK Majas danCitraan dalam Kumpulan Puisi Blues untuk Bonnie Karya W.S. Rendra dan Pemaknaannya: Kajian Stilistika dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA.

1 3 14

PENDAHULUAN Majas danCitraan dalam Kumpulan Puisi Blues untuk Bonnie Karya W.S. Rendra dan Pemaknaannya: Kajian Stilistika dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA.

0 63 9

DAFTAR PUSTAKA Majas danCitraan dalam Kumpulan Puisi Blues untuk Bonnie Karya W.S. Rendra dan Pemaknaannya: Kajian Stilistika dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA.

0 2 6

MAJAS DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI BLUES UNTUK Majas danCitraan dalam Kumpulan Puisi Blues untuk Bonnie Karya W.S. Rendra dan Pemaknaannya: Kajian Stilistika dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA.

0 2 25

GAYA BUNYI DAN MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI AYAT-AYAT API KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN STILISTIKA DAN Gaya Bunyi Dan Majas Dalam Kumpulan Puisi Ayat-Ayat Api Karya Sapardi Djoko Damono: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra D

11 40 14

MAJAS DAN CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI MALU Majas Dan Citraan Pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufik Ismail: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMA.

0 0 14

MAJAS DAN CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI MALU Majas Dan Citraan Pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufik Ismail: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMA.

1 5 17

DIKSI DAN MAJAS DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY: KAJIAN STILISTIKA.

4 20 35