Reduksi Ke Kutub reduced to pole

terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magnetisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian replacement pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya, seperti yang ditampilkan pada Gambar 23. Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer hypogen. Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses luar superficial processes disebut dengan endapan sekunder supergen. Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik. Pengertian bijih adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak mineral berharganya secara ekonomis, dan bijih dalam suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu tingkat terkonsentrasi kandungan logam berharga pada endapan, letak serta ukuran dimensi endapan. Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan galian yang berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat minimum yang tertentu tergantung pada jenis bijih atau mineralnya. Batuan merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen terbentuk dari beberapa tipejenis mineral, dan hanya beberapa yang merupakan homogen. Gambar 23. Terdapatnya endapan mineral bijih Gocht, 1988 3.16 Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu: 1. Fase Magmatik Cair 4. Fase Hidrotermal 2. Fase Pegmatitik 5. Fase Vulkanik 3. Fase Pneumatolitik

3.17 Pemisahan Anomali Regional-Residual

Anomali Bouguer dan Anomali Magnetik merupakan gabungan dari anomali regional dan residual. Untuk mendapatkan anomali regional, salah satu metode yang dapat dilakukan adalah polinomial trend surface analysis TSA. Anomali residual didapat dari mengurangkan anomali terhadap anomali regional. Polinomial trend surface analysis ini digunakan untuk mendapatkan anomali residual yang berfrekuensi tinggi yang terdapat pada daerah penelitian, dimana biasanya anomali ini tidak begitu menonjol pada peta anomali, karena masih dipengaruhi oleh anomali regional yang memiliki frekuensi rendah Kadir, 1991.