7.37 orpa.papua.go.id
Hal 1
[a] Jumlah Penduduk Laku-Laki Dan Perempuan [b] Rasio Sex Dengan luas wilayah 316.553,07 km2, kepadatan penduduk di Papua
sebanyak 10 jiwa per km2.Kepadatan tertinggi terjadi di Kota Jayapura, yakni 287 jiwa per km2, diikuti Kabupaten Jayawijaya 87 jiwa per km2 dan
Kabupaten Mimika 85 jiwa per km2.Sedangkan kepadatan terendah terjadi di Kabupaten Mamberamo Raya, yakni kurang dari 1 jiwa per km2.
Gambar 1.5 Tingkat Kepadatan Penduduk KabupatenKota Di Provinsi Papua Tahun 2014
100 200
300 400
500
5 88
8 30 18 10 8
46 87
2 4 4 12 5 21
3 6 5 27
1 16 50
13 16 18 20 5 29
290 jiwakm2
Penduduk Papua berdasarkan kelompok umur ternyata didominasi oleh kelompok usia muda 0-14 tahun. Kecilnya proporsi penduduk usia tua
kelompok usia 55 tahun keatas menunjukkan bahwa tingkat kematian penduduk usia lanjut sangat tinggi. Selain itu, komposisi penduduk seperti di
Hal 1
atas menyebabkan rasio ketergantungan dependency ratio di Papua tahun 2014 cukup tinggi, yaitu sebesar 66,89 persen.
Gambar 1.6 Piramida Penduduk Provinsi Papua Tahun 2014
0-4 5-9
10-14 15-19
20-24 25-29
30-34 35-39
40-44 45-49
50-54 55-59
60-64 65-69
70-74 75+
200000 150000
100000 50000
50000 Laki-laki
Perempuan
Hal 1
1.1.3 Kondisi Pemerintahan Provinsi Papua, terdiri dari 28 kabupaten dan 1 kota dengan
perkembangan jumlah distrik 389 dan 3.619 kampung. Dari kabupaten ini dibagi berdasarkan 5 lima wilayah pembangunan berbasis wilayah adat
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Nama Kabupaten, Ibu Kota, Jumlah Distrik dan Kampung
NAMA KABUPATEN
IBU KOTA DISTRIK
KAMPUNG
WILAYAH SARERI Kab. Biak Numfor
Biak 19
187
Kab. Yapen Waropen
Serui 14
111
Kab. Supiori Sorendiweri
5 38
Kab. Waropen Waren
10 87
WILAYAH LA PAGO Kab. Jayawijaya
Wamena 11
117
Kab. Lanny Jaya Tiom
10 143
Kab. Nduga Kenyam
8 32
Kab. Pegunungan Bintang
Oksibil 34
277
Kab. Puncak Ilaga
8 80
Kab. Puncak Jaya Mulia
8 67
Kab. Tolikara Karubaga
35 514
Kab. Yahukimo Dekai
51 518
Kab. Yalimo Elelim
5 27
WILAYAH MEE PAGO
Kab. Nabire Nabira
14 81
Kab. Mimika Timika
12 85
Kab. Deiyai Tigi
5 30
Kab. Dogiyai Kigamani
10 79
Kab. Intan Jaya Sugapa
6 37
WILAYAH HA ANIM Kab. Merauke
Merauke 20
168
Kab. Asmat Agats
10 175
Kab. Boven Digoel Tanah Merah
20 112
Kab. Mappi Keppi
10 137
WILAYAH MAMTA Kota Jayapura
Jayapura 5
39
Kab. Jayapura Sentani
19 144
Sumber : Papua Dalam Angka, BPS 2015
Hal 1
Kab. Keerom Arso
7 61
Kab. Sarmi Sarmi
10 86
Kab. Mamberamo Raya
Burmeso 8
58
Hal 1
1.1.4 Kondisi Perekonomian A. Struktur Ekonomi
Hingga tahun 2015, distribusi PDRB Provinsi Papua termasuk tambang belum mengalami perubahan yang signifikan. Sektor pertambangan dan
penggalian masih mendominasi nilai PDRB Papua, namun demikian kontribusi sektor ini perlahan lahan mengalami penurunan, khususnya dalam lima tahun
terakhir yakni dari 48,8 persen di tahun 2013 menjadi 40,11 persen tahun 2014. Ini menandakan terjadi transformasi ekonomi Papua dari sektor primer ke
sector-sektor tersier dan juga terjadinya geliat pembangunan di Provinsi Papua. Setelah sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian,
Kehutanan, Perikanan merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi kedua terhadap perekonomian Papua. Tahun 2015, sumbangan sektor ini sebesar
12,02 persen, turun jika dibanding kontribusi di tahun 2012 12,83 persen.Di urutan ketiga dan keempat, dengan peranan masing-masing sebesar 10,47
persen dan 8,4 persen adalah sektor konstruksi dan sektor pemerintahan, Pertahanan dan jaminan sosial wajib. Berbeda dengan sektor pertambangan
dan penggalian, kontribusi sektor bangunan dan sektor jasa-jasa terhadap total nilai PDRB Provinsi Papua justru mengalami peningkatan, yaitu tahun 2010,
kedua sektor ini berperan hanya sekitar 6 sampai dengan 7 persen. Sementara itu, lima sektor lainnya berperan di bawah 6 persen dan jasa
lainnya merupakan kontributor terendah bagi total nilai tambah sektor-sektor ekonomi di Provinsi Papua tahun 2016.
Namun pada triwulan III tahun 2015, kategori ekonomi yang memiliki peranan terbesar terhadap perekonomian Papua adalah kategori
pertambangan dan penggalian sebesar 24,29 persen. Namun, jika kategori pertambangan dan penggalian dieliminir, kategori Konstruksi merupakan
Hal 1
kategori yang paling dominan dalam pembentukan PDRB Papua, sebesar 19,94 persen.
Gambar 1.7 Peranan Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Provinsi Papua Dengan Tambang Tahun 2010-2014
2010 2011
2012 2013
2014 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
10.54 11.44
11.94 11.73
12.02 53.87
47.15 43.38
43.21 40.11
1.89 2.08
2.09 1.98
2.08 7.20
8.72 9.78
10.13 10.70
6.22 7.09
7.65 7.76
8.06 0.50
0.57 0.61
0.63 0.69
1.77 2.09
2.26 2.34
2.44 6.40
7.40 7.88
7.51 8.43
Jasa lainnya Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Pendidikan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Perusahaan Real Estate
Jasa Keuangan dan Asuransi Informasi dan Komunikasi
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Transportasi dan Pergudangan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Konstruksi
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Pengadaan Listrik dan Gas
Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sumber : PDRB Provinsi Papua, BPS 2015
Gambar 1.8 Peranan Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Provinsi Papua tanpa TambangTahun 2010 - 2014
Hal 1
2010 2011
2012 2013
2014
- 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00