Konsep Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk mempermudah pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Pengambilan keputusan juga merupakan suatu pendekatan sistematis dari suatu masalah dengan cara mengumpulkan fakta, menentukan alternatif yang akan dihadapi, dan pengambilan suatu tindakan dimana tindakan tersebut berdasarkan perhitungan yang tepat. Dalam mengambil suatu keputusan, kesulitan yang timbul seringkali dari data yang sangat banyak dan bervariasi, maka untuk kepentingan ini, sebagian besar pembuat keputusan diharuskan untuk mengandalkan seperangkat sistem yang dapat memecahkan masalah secara efektif dan efisien [6]. Decision support system DSS adalah sistem pendukung keputusan dari sistem informasi berbasis komputer, DSS juga merupakan sistem berbasis pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Sistem ini merupakan sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah yang terstruktur atau spesifik. Tujuan pembentukan sistem ini adalah memanfaatkan keunggulan kedua unsur, yaitu manusia dan perangkat elektronik untuk mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Sebuah sistem pendukung keputusan ini dapat digambarkan sebagai sistem, interaktif berbasis komputer yang dirancang untuk membantu para pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang tak terstruktur [8]. Universitas Sumatera Utara Suatu sistem pendukung keputusan SPK memiliki tiga subsistem utama, yaitu: A. Subsistem manajemen basis data yaitu sumber data untuk SPK berasal dari luar dan dari dalam basis data. Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen basis data SPK antara lain adalah: a Mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data. b Menambahkan sumber data secara cepat dan mudah. c Menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan penguruangan. d Mengelola berbagai variasi data. B. Subsistem manajemen basis model yaitu model-model yang banyak digunakan dalam proses pengambilan keputusan yang dibagi dalam dua jenis, yaitu: a Model matematika, yang mempresentasikan sistem secara simbolik dengan menggunakan rumus-rumus atau abstrak, selanjutnya akan dijabarkan dalam operasi matriks, algoritma dan model-model keputusan matematika lainnya. b Model informasi, yang mempresentasikan sistem dalam format grafik atau tabel. Model informasi akan mendeskripsikan apa dan bagaimana objek secara rinci bentuk tabel atau daftar, merepresentasikan hubungan antar objek bentuk grafis, menunjukkan urutan tugas atau proses yang dilakukan objek peta proses operasi atau diagram alur C. Subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog, komponen dialog suatu SPK adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang memberi sarana antarmuka antara pemakai dengan SPK. Komponen dialog menyajikan output SPK pada pemakai dan mengumpulkan input ke dalam SPK. Beberapa jenis dialog, diantaranya yaitu: Universitas Sumatera Utara a Dialog tanya jawab yaitu sistem bertanya pemakai menjawab, seterusnya hingga sistem menghasilkan jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan. b Dialog perintah yaitu adalah perintah untuk menjalankan fungsi-fungsi SPK. c Dialog menu yaitu pemakai memilih salah satu dari beberapa menu yang disediakan. d Dialog form masukan atau keluaran yaitu sistem menyediakan form input untuk pemakai memasukkan data atau perintah dan form output sebagai bentuk tanggapan dari sistem.

2.1.1. Tahap - tahap dalam Pengambilan Keputusan

Tahap - tahap dalam pengambilan keputusan antara lain adalah 1. Kegiatan mengamati intelligence 2. Kegiatan merancang design 3. Kegiatan memilih dan menelaah choice Kegiatan mengamati merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara berfikir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat. Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan, dan menganalisa berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi kegiatan. Pertimbangan-pertimbangan utama telah diperkenalkan untuk melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau tidak. Universitas Sumatera Utara Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih [3]. Gambar 2.1. Fase Proses Pengambilan Keputusan [11].

2.1.2. Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan

Agar dapat memahami kerangka kerja dan konsep pengambilan keputusan, ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan suatu pengambilan keputusan, yaitu: 1. Sistem pengambilan keputusan Sebuah sistem pengambilan keputusan, yaitu model dari sistem bagaimana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. A. Sistem keputusan tertutup Sistem ini beranggapan bahwa keputusan harus dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap: a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan hasilnya masing masing. Kegiatan mengamati intelligence Kegiatan merancang design Kegiatan memilih dan menelaah choice Universitas Sumatera Utara b. Memiliki metode yang memungkinkan untuk membuat urutan kepentingan semua alternatif. c. Memilih alternatif untuk memaksimalkan sesuatu, misalnya keuntungan penjualan atau kegunaannya. B. Sistem keputusan terbuka Sistem ini memandang suatu keputusan sebagian besar berada dalam suatu keadaan yang tidak diketahui. Keputusan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, dan proses pengambilan keputusan tersebut juga mempengaruhi lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap: a. Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil. b. Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan [12]. 7. Pengetahuan tentang hasil. Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil atau arah tindakan yang diambil. Dalam analisis pengambilan keputusan, ada tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil, yaitu: a. Kepastian, yaitu pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan. b. Resiko, yaitu hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa dapat diletakkan pada masing-masing hasil. c. Ketidakpastian, yaitu beberapa hasil yang mungkin terjadi dan dapat diidentifikasi, tetapi tidak ada ciri-ciri tentang kemungkinan yang dapat dilihat pada masing-masing hasil. 8. Tanggapan keputusan Keputusan dapat digolongkan sebagai keputusan terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan perusahaan atau individu untuk mengadakan perencanaan atas proses pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara a. Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan. b. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. 9. Model pengambilan keputusan Sebuah model pengambilan keputusan adalah sebuah model yang memberitahukan pengambil keputusan bagaimana seorang harus mengambil keputusan disebut model normatif atau perspektif. Sebuah model yang menjelaskan bagaimana sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan disebut model deskriptif. Model deskriptif berusaha menjelaskan perilaku sebenarnya. 10. Kriteria untuk pengambilan keputusan Kriteria untuk memilih diantara alternatif-alternatif di dalam model normatif adalah pemaksimalan atau maksimisasi. Tujuannya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dan digolongkan sebagai fungsi objektif sebuah keputusan. Tujuan umum untuk menetukam kriteria pengambilan keputusan yang memiliki resiko yaitu memaksimalkan nilai yang diharapkan [1]. 2.1.3. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan Dalam mengambil keputusan banyak yang menjadi identitas suatu sistem agar menjadi lebih baik untuk dikemas dalam bentuk sebuah sistem, ada beberapa dukungan-dukungan yang berpengaruh dalam membuat suatu sistem pendukung keputusan. Adapun karakteristik sistem pendukung keputusan tersebut adalah sebagai berikut: a. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak bisa dipecahkan oleh sistem komputer lain atau oleh metode atau alat kuantitatif. b. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer ini. Universitas Sumatera Utara c. Dukungan untuk semua individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering memerlukan ketertiban individu dari departemen dan tingkat organisasi yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. d. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi, desain, pilihan, dan implementasi. e. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. f. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi sistem pendukung keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem pendukung keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen- elemen dasar pada sistem. g. Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antarmuka manusia dan mesin yang interaktif dengan satu bahasa alami bisa sangat meningkatkan efektivitas sistem. h. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan misalnya seperti akurasi, timelinnes, kualitas dan efisiensinya biaya pengambilan keputusan. Ketika Sistem pendukung keputusan disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik. i. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. Sistem pendukung keputusan secara khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukannya menggantikan.

2.1.4. Sistem Pendukung Keputusan Database

Database adalah kumpulan data yang saling terkait dan di-organisasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang dengan lebih dari satu aplikasi. Pada beberapa sistem pendukung keputusan data ditempatkan pada data warehouse melalui sebuah web server database. Beberapa database dapat digunakan pada satu aplikasi sistem pendukung keputusan dan tergantung pada Universitas Sumatera Utara sumber data. Pengguna menggunakan sebuah browser web untuk mengakses database. Data pada sistem pendukung keputusan diekstrak dari sumber data internal dan eksternal, juga dari data personal milik satu atau lebih pengguna. Hasil ekstraksi ditempatkan pada database khusus atau pada data warehouse perusahaan. Ada beberapa macam jenis data yang memiliki sumber tersendiri dalam database: a. Data internal Data yang sumbernya berasal terutama dari sistem pemrosesan transaksi dari dalam organisasi. Contoh umum seperti upah atau gaji bulanan, jadwal pemeliharaan mesin, alokasi anggaran, perkiraan terhadap penjualan yang akan datang, biaya produksi, rencana rekruitmen pegawai baru masa mendatang, dan lain-lain. b. Data eksternal Data yang sumbernya dari luar sistem organisasi, seperti data industri, data riset pemasaran, data sensus, data tenaga kerja regional, regulasi pemerintah, jadwal tarif pajak, data ekonomi dalam negeri, dan lain-lain. Data tersebut dapat berasal dari lembaga pemerintah, asosiasi perdagangan, perusahaan riset pasar, dan lain-lain. c. Data privat Meliputi petunjuk-petunjuk yang digunakan oleh pengambil keputusan khusus dan penilaian terhadap data dan atau situasi spesifik. d. Data ekstraksi Data ekstraksi merupakan hasil kombinasi data dari berbagai sumber termasuk sumber internal dan eksternal.

2.2. Konsep Algoritma K - Nearest Neighbor

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode ANP (Analytic Network Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) Untuk Pengambilan Keputusan Alternatif Pemasaran Terbaik Pada Hotel Citi Inn Medan

78 552 153

Implementasi Metode Preference Rangking Organizational Method For Enrichment Evaluation (Promethee)Untuk Penentuan Kinerja Dosen (Studi Kasus : Fakultas Farmasi USU)

7 42 182

APLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) UNTUK PENENTUAN SUPPLIER KAYU SENGON

4 10 15

PENERAPAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DALAM PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KJKS BMT FASTABIQ KOTA KUDUS.

0 3 9

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTWATCH MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS).

1 1 4

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Smartwatch Menggunakan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) JURNAL. JURNAL

3 6 7

Preference by Similarity to Ideal Solution

0 0 7

PEMILIHAN WISATA MENGGUNAKAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DENGAN VISUALISASI LOKASI OBJEK

0 0 12

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAYU UNTUK GITAR MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

0 0 5

Penerapan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Tempat Pendirian Pabrik Kelapa Sawit

0 0 7