PEMBAHASAN A. KEWIBAWAAN
1. Definisi kewibawaan gezag
Gezag berasal dari kata
zeggen yang berarti “berkata“. Siapa yang
perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai atau
kewibawaan gezag
terhadap orang lain. Gezag
atau kewibawaan
itu ada pada orang dewasa
, terutama pada orang tua. Dapat kita katakan bahwa
kewibawaan yang ada pada orang tua ayah dan
ibu itu adalah asli. Orang tua dapat langsung mendapat tugas dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya, suatu
hak yang tidak dapat dicabut karena
terikat oleh kewajiban. Hak
dan kewajiban yang ada pada orang tua itu keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.
Gezag merupakan syarat yang harus ada pada
pendidik dan
karena pendidikan
untuk membawa anak didik kepada kekedewasaan
, maka
kewibawaan itu termasuk alat
pendidikan .
Langeveld menyatakan bahwa pendidikan
yang sungguh-sungguh baru dapat diberikan setelah anak itu mengenal akan
kewibawaan, kira-kira
anak berumur tiga tahun. Sebelum umur tiga tahun anak seperti diberi semacam paksaan, tetapi
paksaan yang diberikan kepada anak yang masih sangat kecil itu ditujukan kepada
kekedewasaan anak, maka paksaan yang diberikan kepada anak yang
masih kecil sekali itu disebut pendidikan
pendahuluan. Gezag
dalam pendidikan merupakan pengakuan dan penerimaan secara sukarela terhadap pengarug atau anjuran yang datang dari orang lain, jadi
pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran itu adalah atas dasar keikhlasan, atas dasar kepercayaan yang penuh, bukan didasarkan rasa
terpaksa serta rasa takut akan sesuatu.Oleh karena itu apabila pengakuan dan penerimaan anjuran-anjuran dari
pendidik itu tidak berdasarkan
3
adanya kewibawaan
dalam pendidikan
, jadi anak menuruti anjuran-anjuran itu hanya berdasarkan rasa takut akan sesuatu, berdasarkan akan rasa terpaksa,
sehingga akhirnya anak tidak menyadari akan makna dan pentingnya anjuran- anjuran itu, maka sulitlah baginya untuk dapat berdiri sendiri, untuk mencapai
tingkat kedewasaan
. Sebab berdiri sendiri berarti mampu untuk berbuat atas pilihannya sendiri, ditentukan sendiri, dan diputuskan sendiri.
2 . Pengertian kewibawaan Berikut ini, beberapa pengertian tentang kewibawaan menurut para ahli , antara
lain: a. Menurut Weins Tanlain, dkk. 1996 menjelaskan bahwa kewibawaan adalah
adanya penerimaan, pengakuan, kepercayaan siswa terhadap gurusebagai pendidik yang memberi tuntunan dan nilai-nilai manusiawi.
b. Menurut Charles Schaefer menjelaskan bahwa kewibawaan yang efektif didasarkan atas pengetahuan yang lebih utama atau keahlian
yangdilaksanakan dalam suatu suasana kasih sayang dan saling menghormati.Oleh sebab itu, seorang pendidik diharapkan memiliki sikap
kewibawaan agar mampu membimbing siswa kepada pencapaian tujuan belajar yang sesungguhnya ingin direalisasika.
3.
Macam-macam kewibawaan
Ditinjau dari dalam kehidupan bermasyarakat kewibawaan dibedakan menjadi 2 :
a. Kewibawaan
pemimpin kepala Seperti
kewibawaan pemimpin
organisasi , baik
oganisasi politik
atau organisasi
masa, kewibawaan
kepala kantor atau kepala sekolah.
Kewibawaan tersebut karena jabatan atau kekuasaan.
b. Kewibawaan
keistimewaan
4
Seperti kewibawaan
seseorang mempunyai kelebihan atau keunggulan dibidang tertentu.
Ditinjau dari daya mempengaruhi seseorang, kewibawaan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Kewibawaan lahir
Kewibawaan lahir merupakan kewibawaan yang nampak dan terlihat pada diri seorang pendidik atau seorang guru. Kewibawaan lahir bisa nampak dari cara
berpakaiannya, cara berbicaranya dan dari cara dia bertindak. Kewibawaan lahir ini bisa diraih dengan cara pembentukan fisik dan gerak yang kharismatik ketika
berhadapan dengan peserta didik. b. Kewibawaan Batin
Kewibawaan bathin merupakan kewibawaan yang dimiliki oleh seorang guru atau pendidik yang tak nampak atau tidak terlihat, namun ketika ia hadir
maka setiap siswa dapat merasakan bahwa ia adalah sosok yang mengagumkan dan sosok yang patut untuk dipatuhi perintahnya, harus didengarkan setiap
perkataanya dan harus senantias menaruh hormat kepadanya. Meskipun pendidik tak melakukan atau berbicara apapun, namun karena kewibawaan yang terpancar
dari dalam dirinya maka ia akan senantiasa dihormati oleh peserta didik atau muridnya.
Kewibawaan batin ini bisa didapatkan dengan senantiasa mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri kita atau dengan senantiasa
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Imam Al-Ghazali pernah berkata jika manusia ingin disebut sebagai manusia yang sesungguhnya maka ia harus
senantiasa memperkuat ruhnya dengan amalan-amalan ukhrowi, karena ruh adalah sumber kebahagiaan, ruh adalah pemancar ketenangan dan harapan dan
ruh ialah sumber dari kekuatan. Maka, untuk mengoptimalkan potensi ruhaniah yang ada pada diri kita hendaknya seorang pendidik haris senantiasa berdo’a dan
mengingat Allah dalam setiap aktivitasnya, teruatama saat mendidik.
4. Fungsi Kewibawaan Gezag