Distribusi banyaknya responden berdasarkan tekanan darah. Distribusi banyaknya responden menurut profil lipid dan asam urat darah.

tak begitu menonjol pengaruhnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Sofyan Zein dkk. Pada umumnya gangguan muskuloskeletal didapat setelah menderita diabetes mellitus lebih dari lima tahun, meskipun jangka waktu tersebut dapat bervariasi 4 - 10 tahun. 39

6.2.3 Distribusi banyaknya responden berdasarkan indeks massa tubuh IMT.

Berdasarkan index massa tubuh penderita diabetes mellitus didapatkan jumlah terbanyak pada kategori obesitas yaitu sebesar 33 responden 61,1 dan yang paling rendah pada kategori index massa tubuh normal yaitu 11 responden 20,4 Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko penyakit reumatik osteoartritis sendi lutut. Studi Framingham dan studi - studi lain telah membuktikan kaitan tersebut. Diduga kegemukan menyebabkan kerusakan sendi dengan cara menurunkan kekuatan kartilago, peningkatan kekakuan tulang akibat penambahan beban mekanik. Pada penelitian ini juga didapatkan gangguan muskuloskeletal yang paling banyak adalah osteoartrtis sendi lutut. Secara epidemonologis obesitas atau kegemukan dan diabetes mellitus termasuk dalam kompleks sindroma metabolik dengan dasar utamanya resistensi insulin. Menurut Maggio hampir 80-90 penderita diabetes mellitus tipe 2 adalah obesitas. 44

6.2.4 Distribusi banyaknya responden berdasarkan tekanan darah.

Banyaknya responden yang menderita hipertensi sebesar 31 responden 57,4 dan frekuensi responden tekanan darah normal yaitu 21 responden 38,9. Tingginya prevalensi hipertensi pada diabetes mellitus tidak bisa dilepaskan dengan sindroma resistensi insulin. 40 Hipertensi pada penderita diabetes mellitus akan meningkatkan kejadian komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler, hubungan antara dua hal tersebut dengan gangguan muskuloskeletal pada penderita diabetes mellitus belum diketahui dengan jelas. Resistensi insulin meningkat diduga sebagai faktor patogenesis. Insulin dan insulin like growth factor mempunyai peranan pada perubahan-perubahan tulang dan sendi. 42 Kelly melaporkan kejadian hiperurisemia pada 22-38 penderita hipertensi yang tak terkontrol, sebaliknya hipertensi ditemukan pada penderita dengan artritis klasik. Hipertensi, hiperurisemia, osteoartritis dan diabetes mellitus tipe 2 adalah keadaan yang banyak dikaitkan dengan kegemukan dan resistensi insulin sebagai faktor penyebab tunggal sindroma metabolik. 41

6.2.5 Distribusi banyaknya responden menurut profil lipid dan asam urat darah.

Pada kategori ini trigliserida dan asam urat mempunyai kategori yang sama yaitu terdapat kadar yang normal yaitu sebesar 34 responden 63 dan 44 responden 81,5. Sedangkan pada kolesterol kategori terbanyak yaitu sebesar 24 responden 44.4. Pada diabetes mellitus tipe 2 dislipidemia lebih sering terjadi , baik abnormalitas VLDL dan trigliserida tidak akan hilang sempurna meskipun hiperglikemia terkendali. Penyebab utama kelainan ini adalah resistensi insulin dan hiperinsulinemia. Pada diabetes mellitus terjadi modifikasi lipoprotein yang mampu mengubah interaksi antar sel yaitu perubahan komposisi TG-enrichment, proses oksidasi, modifikasi kimiawi serta proses glikosilasi. 40 Diduga berkaitan dengan peningkatan terjadinya komplikasi mikrongiopati dan makrongiopati bersama dengan faktor metabolik lain yaitu hipertensi dan asam urat. Schumacher melaporkan hiperurisemia ditemukan pada 82 penderita hipertrigliseridemia dan kejadian hiperurisemia pada 2-50 penderita diabetes mellitus dan yang berlanjut menjadi artritis gout 0,1 - 9 penderita. 40

6.3 Distribusi Responden Berdasarkan Komplikasi Mikrovaskuler diabetes mellitus.