Hubungan antara derajat indeks massa tubuh IMT dengan osteoartritis sendi lutut.

6.4.3 Hubungan antara derajat indeks massa tubuh IMT dengan osteoartritis sendi lutut.

Pada hubungan ini pada index massa tubuh pada obesitas sangat mendominasi karena dari osteoartritis sendi lutut derajat 1 sampai osteoartritis derajat 4 dimiliki oleh responden yang obesitas. Pada penelitian-penelitian yang telah saya baca indeks massa tubuh merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian osteoartritis sendi lutut pada penderita diabetes mellitus. Dalam penelitian saya pun memperoleh hasil yang serupa yaitu P = 0.026 sehingga secara statistik menjadi signifikan atau bermakna. Dari data yang saya baca disimpulkan bahwa indeks massa tubuh 25 mempunyai resiko terjadinya osteoartritis sendi lutut 4,9 kali lebih besar daripada indeks massa tubuh 18,5 - 25 dengan derajat osteoartritis lutut unilateral maupun bilateral. Kurangnya frekuensi responden pada derajat lanjut bukan disebabkan karena faktor kegemukan melainkan oleh karena faktor pekerjaan dan usia seperti masih banyak responden ibu rumah tangga dan berusia rata – rata 50 tahun serta banyak responden yang mengkomsumsi suplemen dan obat sehingga osteoartritis sendi lutut tidak sampai derajat berat. Kaitan biologi antara kegemukan dan osteortritis sendi lutut masih belum jelas. Diduga kegemukan atau obesitas menyebabkan kerusakan sendi dengan cara menimbulkan lesi insipien melalui penurunan kekuatan kartilago, peningkatan kekakuan tulang subkondral akibat beban mekanik oleh berat badan yang berlebihan. Keadaan ini menunjukan pada penderita diabetes mellitus terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya osteoartritis sendi lutut. Beberapa kemungkinan adalah; insulin like growth factor-1, komplikasi mikrovaskuler, tingginya kadar insulin resistensi insulin dan kadar estradiol. 36 Diabetes mellitus adalah suatu keadaan yang ditandai oleh kekurangan insulin atau resistensi insulin. Adanya peningkatan insulin dapat meningkatkan kadar dan kadar estradiol. Kadar estradiol meningkat oleh karena bertambahnya perubahan androgen menjadi estradiol di jaringan perifer maupun perangsangan ovarium melalui reseptor insulin atau IGF-1. Estradiol terbukti merangsang maturasi tulang rawan sendi , sintesa kolagen, osifikasi endokondral, proteoglikan. Kadar insulin yang tinggi merangsang proses anabolik dan pertumbuhan tulang rawan sendi melalui reseptor IGF-1. Keadaan tersebut diatas merangsang timbulnya tulang baru atau osteofit dan osteoartritis akan semakin meningkat. 36

6.4.4 Hubungan usia penderita terhadap gangguan muskuloskeletal.