Saling ketergantungan positif Tanggung jawab perseorangan Tatap muka Komunikasi antaranggota Evaluasi proses kelompok

23 edisi tahun 2015 kelompok. Dalam belajar berkelompok, tidak jarang kita jumpai adanya anak didik yang sekadar menjadi anggota kelompok dan tidak bertanggung jawab terhadap tugas kelompoknya. Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja karena akan sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Memang berbagai cara ditampilkan anak didik dalam merespon pelajaran, mulai dari yang positif maupun yang negatif. Dalam hal ini, kita sebagai guru tentu tidak kehabisan akal dalam menghadapi anak-anak yang malas, yang nakal, dan yang masa bodoh terhadap pelajaran. Khusus untuk belajar berkelompok, agar semua anak didik terlibat sepenuhnya dalam kegiatan kelompok, kiranya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menjadi salah satu solusi. Uraian Isi Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam usaha meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya Triantoro,2007:42. Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Jigsaw telah dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aroson dan teman-temannya dari Universitas Texas, dan diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins Ibrahim,2001:21 dan Trianto,2007:56. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan sosial ekonomi yang berbeda heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pembelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Langkah-langkah pembelajaran jigsaw menurut Trianto 2007:56 adalah sebagai berikut. Siswa dibagi atas beberapa kelompok tiap kelompok anggotanya 5-6 orang. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa subbab. Setiap anggota kelompok membaca subbab yang telah ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Anggota dari kelompok yang mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. Setiap anggota kelompok ahli, setelah kembali ke kelompok asalnya, bertugas mengajar teman-temannya. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa dikenai tagihan berupa kuis individu. Roger dan Johnson dalam Budy 2012 menyatakan bahwa ada lima unsur model pembelajaran kerja sama yang harus diterapkan seperti terurai di bawah.

1. Saling ketergantungan positif

Dalam interaksi kooperatif ini, guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar yang saling membutuhkan. Adanya interaksi yang saling membutuhkan ini disebut saling ketergantungan positif.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika setiap tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri-sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4. Komunikasi antaranggota

Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

5. Evaluasi proses kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Aktivitas-aktivitas Jigsaw menurut Slavin, dalam Budy 2012 meliputi: 1. membaca, siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut; 2. diskusi kelompok ahli, siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok kelompok ahli untuk mendiskusikan topik permasalahan tersebut; 3. laporan kelompok, ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada anggota kelompoknya masing-masing; 4. kuis, siswa memperoleh kuis individuperorangan yang mencakup semua topik permasalahan; 5. perhitungan skor kelompok dan menentukan perhargaan kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat 24 edisi tahun 2015 melakukan kerja sama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa didorong untuk lebih aktif dan setiap pembelajaran yang dilakukannya pun akan lebih bermakna. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah 1 meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain; 2 siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain sehingga pengetahuannya bertambah; 3 menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar; 4 meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan Agus Rohman : 2013.

C. Simpulan