BAB 3 OSTEOTOMI LE FORT I
3.1 Sejarah Osteotomi Le Fort I
Tahun 1901, Rene Le Fort menjelaskan rencana perawatan natural fraktur pada wajah bagian tengah. Teknik ini di demonstrasikan pertama kali oleh Ceever
tahun 1864 untuk mereseksi tumor rinofaringeal. Tahun 1921 Herman Wassmund menggunakan teknik ini untuk mengoreksi kelainan dentofasial tanpa mobilisasi
intraoperatif yang menggunakan penarikan ortopedi pada waktu selesai operasi. Peneliti lain seperti Auxhauser, Schuchardt, Obwegeser, Willmar dan lainnya
mengembangkan teknik bedah pada maksila untuk mengoreksi kelainan dentofasial. Pada pertengahan tahun 1970, Bell dan asistensnya melakukan penemuan penting
tentang dasar biologi terhadap hemodinamika dan pasokan vascular pada maksila. Hal ini berdampak pada kemampuan penyembuhan yang baik dan terhindarnya
terjadi jaringan nekrosis selama dan setelah pembedahan fraktur maksila, sehingga osteotomi Le Fort I dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dan seni yang diakui sampai
saat ini. Beberapa teknik dari osteotomi Le Fort I telah dikembangan dan menjadi pedoman bagi banyak operator. Teknik ini dilakukan lebh dari 2.600 kasus selama 17
tahun terakhir.
8,12,13
3.2 Defenisi Osteotomi Le Fort I
Osteotomi Le Fort I merupakan prosedur utama pada bedah ortognati yang digunakan untuk mengoreksi berbagai masalah maksilofasial, berdasarkan garis
imajiner pada fraktur LeFort I yang digunakan pada pembedahan osteotomi maksila horisontal.
Prosedur ini dimulai dengan pembuatan insisi intraoral pada daerah mukogingival junction
pada maksila kemudian selanjutnya dilakukan pemotongan tulang 2-3 mm diatas apikal apeks gigi melewati septum nasi berlanjut dengan insisi
yang sama pada sisi berlawanan pada rahang atas. Setelah itu tulang dilepaskan dari basis tengkorak kemudian mereposisikannya sehingga gigi pada rahang atas berada
tepat atau berokklusi dengan gigi rahang bawah.
4,12,13
Gambar 8 . Osteotomi LeFort I.
6
3.2 Indikasi dan Kontra indikasi
Indikasi osteotomi Le Fort I adalah pada kelainan pertumbuhan lebih besar pada maksila secara vertikal, defisiensi maksila secara vertikal, dan defisiensi maksila
AP hipoplasia maksila. Indikasi ini berhubungan dengan pengukuran klinis yang telah diverifikasi untuk kelainan bentuk tulang, rahang atas dan rahang bawah,
kelainan bentuk tulang wajah yang berhubungan dengan maloklusi pengunyah. Selain kondisi di atas, bedah ortognatik dapat diindikasikan dalam kasus-kasus di mana
terdapat tanda-tanda adanya disfungsi saluran napas, seperti sleep apnea, gangguan sendi temporo mandibular, gangguan psikososial dan gangguan berbicara.
4,9,11,12
Kontra indikasi Osteotomi LeFort I adalah pada kelainan pertumbuhan dini maksila lebih besar horisontal, defisiensi maksila secara horisontal dan pertumbuhan
dini maksila lebih besar AP. Selain kondisi diatas keadaan ekonomi pasien yang kurang mendukung biaya operasi, umur pasien yang masih dalam fase pertumbuhan
dan adanya penyakit sistemik juga merupakan kontra indikasi prosedur osteotomi LeFort I.
4,9,11,12
BAB 4 OSTEOTOMI LE FORT I PADA BEDAH ORTOGNATI