Rasio Udara Bahan Bakar AFR

48 Dari gambar 4.7 di atas dapat dilihat bahwa Nilai konsumsi bahan bakar spesifik terendah untuk beban 4.5 kg yaitu pada putaran 2600 rpm menggunakan bahan bakar Solar Murni + 2 mL Hi-Cester dengan nilai 156,11 gkW.h. Sedangkan untuk nilai konsumsi bahan bakar spesifik tertinggi adalah pada putaran 1400 rpm menggunakan bahan bakar Solar dengan nilai 342,66 gkW.h. Berdasarkan kedua grafik pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa untuk pembebanan 3,5 dan 4,5 kg SFC mesin dengan bahan bakar solar lebih tinggi dibanding SFC mesin dengan bahan bakar Solar + Hi-Cester. Penurunan konsumsi bahan bakar spesifik akibat penambahan Hi-Cester disebabkan oleh kenaikan nilai setan. Kenaikan nilai setan mengakibatkan energi yang terkandung dari hasil pembakaran semakin besar. SFC mesin dipengaruhi oleh laju aliran massa bahan bakar dan daya yang dihasilkan. Jika daya yang dihasilkan tinggi dan laju aliran massanya rendah maka SFCnya akan rendah dan sebaliknya.

4.2.4. Rasio Udara Bahan Bakar AFR

Rasio udara bahan bakar AFR dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: dimana : AFR = Air Fuel Ratio ṁ a = laju aliran massa udara kgjam ṁ f = laju aliran massa bahan bakar kgjam Besarnya laju aliran udara ṁ a diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometer terhadap kurva viscous flow metre calibration. Pada pengujian ini, dianggap tekanan udara Pa sebesar 100 kPa 1bar dan temperatur Ta sebesar 27 °C. Kurva kalibrasi dibawah dikondisikan untuk pengujian pada tekanan 1013 mb dan temperatur 20 °C. Universitas Sumatera Utara 49 Maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor koreksi berikut: Gambar 4.8 Kurva Viscous Flow Meter Calibration Untuk nilai ṁ a, pengujian dengan pembebanan statis 3,5 kg menggunakan bahan bakar Solar pada putaran 1400 rpm, pembacaan manometer menunjukkan tekanan udara masuk hingga 8,5 mm H 2 O Tabel 4.2. Berdasarkan kurva gambar 4.8 di atas nilai 8,5 terletak diantara nilai 0 dan 10, untuk itu digunakan interpolasi untuk mengetahui laju aliran massa udara yang terjadi dalam pengujian. Setelah laju aliran massa udara didapat, hasil yang diperoleh dikalikan dengan faktor koreksi C f , maka dengan interpolasi pada kurva viscous flow meter maka didapat besar ṁ a = 9,673 kgjam dengan Cf = 0,9465. ṁ a = 9,673 x 0,9465 ṁ a = 9,155 kgjam Untuk laju aliran bahan bakar ṁf dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: ṁf = x 3600 Universitas Sumatera Utara 50 Dimana : sgf = spesific gravity 0,845 Vf = Volume bahan bakar yang diuji 8 ml tf = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar s maka, ṁf = x 3600 = 0,2007 kgjam Maka diperoleh nilai AFR sebagai berikut: AFR= = = 45,62 Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan di atas maka dapat dilakukan perhitungan untuk rasio udara bahan bakar motor diesel dengan variasi putaran dan beban statis yang lain. Besarnya rasio udara bahan bakar motor bakar diesel dengan menggunakan bahan bakar solar dan dengan menggunakan campuran bahan bakar solar dengan Hi-Cester untuk setiap variasi putaran dan variasi beban statis yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.20 AFR dengan bahan bakar solar Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Tekanan Udara Masuk mmH 2 O ṁa kgjam AFR 3,5 1400 0,2007 8,5 9,16 45,62 1800 0,2642 12 12,93 48,92 2200 0,3427 15,5 16,70 48,72 2600 0,4132 18,5 19,93 48,23 3000 0,5645 21,5 23,16 41,02 4,5 1400 0,2084 8 8,62 41,35 1800 0,2691 12,5 13,46 50,04 2200 0,3652 15,5 16,70 45,72 2600 0,4195 19 20,47 48,78 3000 0,5575 22 23,70 42,50 Universitas Sumatera Utara 51 Tabel 4.21 AFR dengan bahan bakar solar + 1 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Tekanan Udara Masuk mmH 2 O ṁa kgjam AFR 3,5 1400 0,1592 6 6,46 40,61 1800 0,2290 10,5 11,31 49,40 2200 0,2920 14 15,08 51,64 2600 0,3645 17,5 18,85 51,71 3000 0,5097 20,5 22,08 43,33 4,5 1400 0,1742 8 8,62 49,47 1800 0,2154 10 10,77 50,00 2200 0,2748 13 14,00 50,95 2600 0,3424 15,5 16,70 48,76 3000 0,5080 21 22,62 44,53 Tabel 4.22 AFR dengan bahan bakar solar + 2 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Tekanan Udara Masuk mmH 2 O ṁa kgjam AFR 3,5 1400 0,1701 7,5 8,08 47,49 1800 0,2260 10 10,77 47,66 2200 0,2713 14 15,08 55,59 2600 0,3429 17 18,31 53,40 3000 0,5100 20 21,54 42,24 4,5 1400 0,1751 8 8,62 49,23 1800 0,2217 10 10,77 48,59 2200 0,2760 13 14,00 50,74 2600 0,3516 18 19,39 55,14 3000 0,4980 19,5 21,00 42,18 Tabel 4.23 AFR dengan bahan bakar solar + 3 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm mf kgjam Tekanan Udara Masuk mmH 2 O ma kgjam AFR 3,5 1400 0,1566 6,2 6,68 42,65 1800 0,2378 11,5 12,39 52,09 2200 0,2790 13,5 14,54 52,13 2600 0,3687 18 19,39 52,58 3000 0,5193 20 21,54 41,48 4,5 1400 0,1700 7 7,54 44,36 1800 0,2185 11,5 12,39 56,70 2200 0,2827 13,5 14,54 51,43 2600 0,3588 17,5 18,85 52,54 3000 0,5127 20 21,54 42,02 Universitas Sumatera Utara 52 Tabel 4.24 AFR dengan bahan bakar solar + 4 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Tekanan Udara Masuk mmH 2 O ṁa kgjam AFR 3,5 1400 0,1646 7,5 8,08 49,09 1800 0,2121 10 10,77 50,78 2200 0,2884 14 15,08 52,29 2600 0,3644 18 19,39 53,20 3000 0,5378 20,5 22,08 41,06 4,5 1400 0,1844 8 8,62 46,72 1800 0,2134 10 10,77 50,48 2200 0,2917 14 15,08 51,70 2600 0,3597 18 19,39 53,91 3000 0,5172 20 21,54 41,65 Tabel 4.25 AFR dengan bahan bakar solar + 5 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Tekanan Udara Masuk mmH 2 O ṁa kgjam AFR 3,5 1400 0,1486 6 6,46 43,50 1800 0,2156 9,5 10,23 47,46 2200 0,2872 14 15,08 52,51 2600 0,3764 17 18,31 48,65 3000 0,5274 20 21,54 40,84 4,5 1400 0,1608 6 6,46 40,18 1800 0,2360 10 10,77 45,65 2200 0,2967 13 14,00 47,20 2600 0,3634 17 18,31 50,39 3000 0,5239 20 21,54 41,12 Perbandingan harga AFR untuk masing-masing pengujian pada variasi beban dan putaran untuk setiap bahan bakar dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 4.9 Grafik AFR vs putaran, pembebanan 3,5 kg Universitas Sumatera Utara 53 Berdasarkan hasil perhitungan rasio udara – bahan bakar AFR untuk setiap bahan bakar pada beban 3,5 kg, nilai AFR terendah dari mesin didapat pada putaran mesin 1400 dengan menggunakan bahan bakar solar + 1 ml Hi-Cester yaitu sebesar 40,61. Sedangkan nilai AFR tertinggi didapat pada putaran 2200 pada saat mesin menggunakan bahan bakar solar + 2 ml Hi-Cester yaitu sebesar 55,59. Gambar 4.10 Grafik AFR vs putaran, pembebanan 4,5 kg Berdasarkan hasil perhitungan rasio udara – bahan bakar AFR untuk setiap bahan bakar pada beban 4,5 kg, nilai AFR terendah dari mesin didapat pada putaran mesin 1400 dengan menggunakan bahan bakar solar + 5 ml Hi-Cester yaitu sebesar 40,18. Sedangkan nilai AFR tertinggi didapat pada putaran 1800 pada saat mesin menggunakan bahan bakar solar + 3 ml Hi-Cester yaitu sebesar 56,70.

4.2.5. Efisiensi Volumetrik