Tingkat pendidikan orang tua dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam Tanah Abang Jakarta Pusat

TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA
DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWAMI HAYATUL ISLAM TANAH ABANG
JAKARTA PUSAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah
Dan Keguruan Untuk Menempuh Syarat-syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Jenjang Pendidikan Sarjana (81)

Oleh:

CHOLILAH
NIM : 805011001489

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
142812007


TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA
DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL ISLAM TANAH ABANG
JAKARTA PUSAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan Untuk Menempub Syarat-syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Jenjang Pendidikan Sarjana (Sl)

01eh:
CHOLILAH
NlM : 805011001489
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing

GM セO


Drs. Abdul Haris, M.Ag
NIP. 150275608

Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah
Jakarta
1428 Hl2007

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi beljudul "TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TVA DAN HVBVNGAN
DENGAN

PRESTASI

BELAJAR

SISWA

DI


HAYATVL

ISLAM

PETAMBVRAN JAKARTA PVSAT" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakmia dan telah dinyatakan lulus dalam
Ujian Munaqosyah pada 9 Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu,
penulis berhak memperoleh gelar smjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan
Agama.

Jakarta, 9 Janum'i 2008
Sidang Munaqosyah

Ketua Program PTTM ! Skretaris Sidang

Ora. Hj. Eri Rossatria, M.Ag
NIP. 150077 519


Tanggal

/I-O;;"-2.1Xf?

Tn
.n

L

,

Penguji I
Drs. H. A.F. Wibisono,MA
NIP. 150236009
Penguji II
Drs.H. Akyas Azhari
NIP. 1500232218
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta! Ketua Sidang


ABSTRAK
A. Nama

:CHOLILAH

B. Judul

: Tingkat pendidikan orang tua dan hubungannya dengan prestasi
belajar siswa MI Hayatul Islam

C. Rangkuman Skripsi
Pengawasan belajar siswa yang baik yang dilakukan orang tua di rumah pada
dasamya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah tingkat
pendidikan orang tua. Penelitian iui bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan
tingkat pendidikan orang tua terhadap keberhasilan siswa.
Gambaran umum pennasalahan menurut pengamatan penulis adalah terdapatnya
kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin
baik pengawasan belajar anak. Karena tingkat pendidikan yang peruah dilampaui oleh
seseorang akan mernpengaruhi pola pikir dan pola sikapnya. Begitu pula dengan

orang tua dar! siswa kelas III sampai kelas VI rnadrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam
Jakarta yang memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda, dar! tingkat pendidikan
yang rendah sampai tingkat pendidikan tinggi. Oleh karena itu penuIis ingin lebih
rneyakini lagi tentang adanya hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan
mengadakan penelitian iui.
Penelitia iui merupakan penelitian yang berbentuk pengurnpuIan data dengan
rnenggunakan angket yang disebarkan kepada orang tua mclalui siswa kelas III
sampai kelas VI tahun 2007. Orang tua harns rnemiliki pendidikan yang cukup
rnemadai, oleh karena itu untuk meningkatkan keberhasilan belajar, orang tna harns
selalu rnembimbing dan mengawasi belajar anale, agar mendapatkan nilai yag baik.

KATA PENGANTAR



,

)I

r:r)I .&\ セ


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan taufik dan hidayahNya kepada kita semua, bahkan atas izin serta
petunjuknya penulis dapat menyusun skripsi ini.
Pelulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi syarat-syarat guna
memperoleh gelar smjana pendidikan Islam jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Jakarta. Judul penelitian yang dilakukan untuk skripsi
ini adalah "Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Hubungannya dengan Prestasi
Siswa di Madrasah Iptidaiyah Hayatullslam Tanah Abang Jakarta Pusat."
Karya yang sederhana ini merupakan bingkisan khusus bagi orang tua
saya. atas dukungan yang telah mereka berikan bagi saya dan keluarga baik moril
dan materil demi keberhasilan pcndidikan penulis selama ini. Dalam penyusunan
skripsi ini penulis juga mcnclapatkan banluan clan clorongan clari berbagai pihak,
unluk itu pada kesempalan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya, khususnya kepada yang terhormat :
I. Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hiciayalliliah Jakarta.
2. Kelua Program Pcningkatan Tenaga Tcknis Masyarakat (PTTM).
Fakliitas IImli Tarhiyah dan Kegllrllan Universitas Islam Negeri Syarif
Hiclayatullah Jakarta.

3. Pembingbing yang dengan ikhlas telah meiliangkan bimbingan,
petllnjllk clan saran-saran kepnela penlilis clalam rangka penyelesaian
penlilisan skripsi ini.

4. Segenap dosen dan civitas Akademika Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
selama studi di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
5. Pimpinan dan staff UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan
pelayanan pinjaman buku-buku yang penulis perlukan.
6. Orang tua yang telah ikhlas membimbing dan mendidik penulis sejak kecil
sampai bisa menyelesaikan studi di Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
7. Bpk Kafrawi el Fath, Kepala MI Hayatul Islam dan staffuya yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Juastika, TU MI Hayatul Islam yang telah banyak memberikan informasi
tentang jalamnya penelitian ini.
9. Suami tercinta yang banyak memberikan motivasi serta dukungan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
10. Semua ternan-ternan, dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
namanya satu persatu yang turnt menbantu dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini.
Akhimya penulis berdo'a semoga Allah swt, memberikan balasan yang setimpal
kepada mereka, atas jasa-jasanya yang telah diberikan kepada penulis.

Jakarta,

November 2007

Penulis

DAFTARISI

Halaman Judul...................................................................................................

ii

Abstraksi.........................

iii


Lernbar I'engesahan I'enguji.................

iv

Kata Pengantar...................................................................................................

v

Daftar Isi..........

vi

Daftar Tabet........................

viii

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................

I


B. IdentifIkasi Masalah.......................................................................

4

C. Tujuan Penelitian...........................................................................

6

D. Kegunaan Penelitian......................................................................

6

E. Lokasi Pene1itian....

7

BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kedudukan Orang Tua dan Pendidikan.........................................

8

B. Fnngsi I'endidikan dan Tujuan I'endidikan......

10

C. Tujuan Pendidikan Pada Setiap Jenjang Persekolahan.............

12

D. I'restasi Belajar

14

:

;......................

E. Faktor yang rnernpengaruhi prestasi belajar......

18

F. Kerangka Pernikiran dan Hipotesa......

.. ..

20

,.

23

:.............

24

BAB III; METODE PENELITIAN
A. Vanabel Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi........

...

..

D. Teknik I'engambilan Data..............................................................

24
25

BAB IV : HASIL PEMBAUASAN
A. Gambaran Umum.......................................................

26

B. Deskripsi Data.........................

29

BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan...........................

46

B. Saran-saran...................................................................................

48

Daftar Pustaka
Lampiran
fliodata Penulis

DAFTAR TABEL

Tabell. Keadaan Tenaga Pengajar di MI Hayatul Islam
Tabel2. Data Prestasi Siswa Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan Orang Tua di SDIMI
Taber 3. Data Prestasi Siswa Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan Orang Tua di SLTPIMts
Tabel 4. Data Prestasi Siswa Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan Orang Tua di SLTA
Tabel5. Data Prestasi Siswa Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan Orang Tua di PT

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam keadaan yang normal, Iingkungan yang pertama berhubungan dengan
anak adalah orangtua, saudara-saudaranya yang lebih tua (kalau ada) serta
mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serull1ah, ll1elalui Iingkungan itulah si anak
mengenal dunia sekitamya dan pola pergaulan hidup yang berlaku seharihari,melalui lingkungan itulah si anak mengalami proses sosialisasi awal. Orang
tua,saudara-saudara ll1aupun kerabat terdekat lazimnya memcurahkan perhatimmya
untuk mendidik anak, supaya anak tersebut ll1ell1peroleh dasar-dasar pola
pergaulan hidup yang baik dan benar,melalui penanaman disiplin dml kebebasan
serta penyerasiannya.
Keluarga merupakan masyarakat alamiyah yang pergaulan diantara anggotanya
bersifat khas. "Dalall1 lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan, di sinilah
pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang
berlaku di dalamnya. Artinya tanpa harus diumull1kan atau ditulis terlebih dahulu
agar diketehui atau diikuti oleh seluruh anggota keluarga."l
Kekayaan paling berharga yang dimiliki setiap orang tua dalam keluarga
adalah anak, sebab anak merupakan darah daging dan buah kasih saying dari kedua
orang tna. Setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi yang hanya dapat
I

66.

Darajat, Zakiah, Dr.,dkk, JIm" Pendidikan Is/am, (Jakarta: Bumi aksara, 2006), cet.ke-4, hal

2

dikembangkan dengan adanya bantuan dan peran aktif orang lain Khususnya orang
tua. Untuk itu maka setiap orang tua hams dapat ョ。ォゥセケ・ュ

kondisi-kondisi yang

menguntungkan bagi perkembangan anak.
Pendidikan

sekolah

yang

pertama

kali

adalah

di

tingkat

Sekolah

DasarlMadrasah Ibtidaiyah di mana anak mulai memasuki suatu pendidikan dasar
dari pendidikan formal, dan anak hams dapat menyesuaikan diri dengan peraturan
yang ada di sekolah. MI Hayatul Islam yang berdiri sejak tahun 1961. 18tar
belakang pendidikan orang tua di MI Hayatul Islam pun bervariasi, mulai tidak
tamat SD sampai perguruan tinggi.
Dalam pola kehidupan keluarga dimana orang tua menanarnkan sikap dan
kebiasaan yang baik dan teratur akan membawa anak memiliki perkembanagan
pribadi yang terarah,sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Dalam hal ini
orang tua mempakan soo tauladan dalam perkembangan anak sejak kecil hingga
dewasa. Oleh karena itu orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
biasanya akan berpengaruh positif pada anak.
Yang perlu ditanarnkan dalam keluarga adalah pendidikan yang mengandung
nilai agama dan juga mengandung nilai intelektual, apabila nilai-nilai agama
masuk maka tingkah laku anak akan terkendali dan dikendalikan seperti yang
dikatakan oleh Prof Dr. Zakiah Drajat bahwa : "tujuan pendidikan yang berbentuk
insankamil dengan pola taqwa hams dapat tergambar pada pribadi sesesorang yang

3

sudah dididik walaupun dengan ukuran kecil dan mutu yang rendah sesuai dengan
tingkat-tingkat tersebut.,,2
Dan tujuan akhir dalam Firman Allah swt

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu
kepada Allah dengan sebenar-benamya taqwa dan
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
(Q.S AI Imron: 102)3

Ali Samsul mengatakan: "pendidikan mernpakan kewajiban serta tanggung
jawab orang tua dan orang tua harns mampu mengarahkan, menuntun, mengawasi,
mampu mengarahkan anak agar mau belajar dengan semangat',4
Lingkungan keluarga menentukan hasil belajar anak, karena lingkungan ini
mernpaan pendidikan dasar dan utama dalam perkembangan anak. Anak
mengalami kegagalan dalam beiajar mungkin karena factor orang tua. Mereka
kurang memperhatikan perkembangan anak di sekolah, tidak membimbing serta
mengawasi bagaimana anak belajar di rumah, kemungkinan besar orang tua kurang
2

Drajat, Zakiah, Dr., dkk, IImu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bruni Aksara, 2006), eet. Ke-4,

30-31.
3 AI Qur'an dan te!jmeah.n Departemen Agama republik Indonesia, (Semarang, Toha Putra),
Q>S Ali Imran: 102, hal 92.
4 Samsul,AIi, H, Panduan Praktis Bagi Orang Tua Mendampingi Remaja Meraih Sukses,
(Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2000), edisi pertama hal 34,

4

memiliki pengetahuan yang cukup untuk itu. Keluarga adalah ayah, ibu dan anakanak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Orang tua sangat' besar
pengarnhya terhadap semua anggota keluarga. Hal ini orang tua dapat berperan
serta memupuk kegiatan belajar anak, untuk meningkatkan mutu pendidikan
sehingga dapat dicapai hasil semaksimal mungin karena pemberian pendidikannya
dan dorongan orang tua kepada anak-anaknya bukanlah selalu menjadi tugas di
sekolah,

hal

ini

menjadi

kewajiban

orang

tua

sebagai

orang

yang

bertanggungjawab terhadap masa depan anaknya. Untuk membantu dalam proses
belajar

sebaiknya orang

tua

harns

selalu

belajar

untuk

mempertinggi

pengetahuannya, sebab semakin banyak yang diketahui orang tua semakin banyak
pula yang didapat dan diberikan pada anaknya.
Berangkat dari uraian di atas penulis tertarik untuk membahas lebih jauh lagi
dengan mengambil judul "TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN
HUBUNGANNYA

DENGAN

PRESTASI

BELAJAR

SISWA

PADA

MADRASAH IBTIDAlYAH HAYATUL ISLAM TANAH ABANG JAKARTA
PUSAT."

B. Identifikasi Masalah
1. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Tingkat prestasi yang dicapai siswa tidak bisa tercapai dengan baik kalau
tidak dibimbing/diperhatikan oleh orang tua dengan kehendak yang

5

mempengaruhi kemampuan siswa dorongan orang tua, bakat anak dan
kemampuan siswa dengan lingkungan hal ini dapat berpengaruh dalam belajar
dan muneul berbagai permasalahan yang baik dengan prestasi antara lain:
1. Adakah pengarulmya antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa di sekolah.
2. Adakah pengaruhnya pemberian motivasi orang tua pada prestasi belajar
siswa di sekolah.
Penulis membatasi masalah pada hubungan antara tingkat pendidikan orang
tua dengan prestasi bel!\iar siswa di sekolah.
Tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud penulis adalah jenjang
pendidkan formal yang peruah dilalui atau dieapai orang tua. Di Indonesia
jenjang ini memulai dari TK, SD (Ibtidaiyah), SLTP (Tsanawiyah), SLTA
(Aliyah, SMEA, STM, SMKK, SGO,dan lain-lain yang setaraf) hingga
perguruan tinggi.
Prestasi belajar dalam penelitian ini merupakan hasil keseluruhan nilai ratarata yang diperoleh oleh anak dalam kegiatan bel!\iar disekolah berupa nilai
raport, penelitian akan mengambil nilai semester.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan

latar

belakang

dan

pembatasan

masalah,

penulis

merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: Apakah terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam Tanah Abang Jakarta Pusat.

6

c.

Tu.iuan Penelitian

Berdasarkan l11asalah yang telah dirul11uskan, tujuan penelitian

1111

adalah

sebagai berikut :
1. Untuk l11emperoleh data tentang pendidikan orang tua dan prestasi belajar

siswa.
2. Untuk l11endapatkan pengetahuan data/fakta yang valid dan reliable, tentang
sejauh mana hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa.
3. Untuk l11el11berikan sumbangan pemikiran tentang beberapa pentingnya
pendidikan orang tua dalam l11empengaruhi prestasi belajar anak, serta
memberikan dorongan pada orang tua agar lebih berperan di dalal11
pendidikan anaknya.

D. Kegunaan Penelitian

I. Penelitian ini akan mengahasilkan bukti deshipsi data antara pendidikan
orang tua terhadap prestasi belajar siswa di rUl11ah.
2. Sebagai acuan bagi para guru untuk mencari motode pel11belajaran yang
erat dengan latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda-beda bagi
setiap peserta didik.
3. Mudah-mudahan dari hasil penelitian ini dapat berguna bagi dunia
pendidikan untuk menjadi pertimbangan dalam l11enentukan kebijakan
dalam bidang penclidikan.

7

Lokasi Penelitian
Pendidikan lingkungan sekolah yang pertama kali adalah di tingkat
SDfMadrasah Ibtidaiyah, dimana anak mulai memasuki suatu pendidikan dasar
dari pendidikan formal dan anak hams dapat menyesuaikan diri dengan peraturan
yang ada di sekolah. Oleh karena itu penulis memilih objek penelitian pada tingkat
sekolah dasar, lebih spesifik lagi lokasi penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Hayatul
Islam.

BABn
KAJIAN TEORI

A. Kedudukan Orang Tna dan Pendidikan
Orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak mereka karena
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan, dengan demikian bentuk
pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Orang tua dalam pengertian umum ialah : "ibu dan bapak dari seorang yang
dilahirkan. Ibu-Bapak yang memegang peranan utama dalam kelangsungan hidup
dalam suatu rumah tangga dan keluarga dengan demikian jelas ballwa orang tua
yang dimaksud ialah ibu dan bapak."s Dengan demikian jelas bahwa orang tua
yang dimaksud adalah ibu bapak. Orang tua bukan semata-mata sebagai penentu
keturunan, namun mereka juga memegang peranan utama untuk kelangsungan
hidup anaknya. Setiap anak yang dilahirkan membawa potensi (bahan dasar) yang
dapat dikembangkan dengan bantuan orang tua. Orang tua atau ibu bapak
memegang peranall yang penting yang amat berpengaruh atas pendidikan anaknya,
sejak seorang anak lahir ibunyalah yang selalu ada disampingnya. Oleh karena itu
ia meniru/perangai ibunya, dan biasanya seorang anak lebih cinta pada ibunya
apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik.
Untuk itulah orang tua harus dapat memperhatikan bagaimana agar potensi
anak dapat berkembang dengan baik dengan memberikan pengamalan dan latihan

5 Nasulion, Thamrin, El AI, Peranan Orang tua da/am Meningkatkan Be/ajar Anak, (Jakarta;
Bumi Aksara, 1994), eel ke I, hal 5 I.

9

belajar yang merupakan bentuk perubahan dan pertumbuhan yang diperoleh anak
maka kemampuan yang dimiliki anak berkembang kearah yang lebih baik sehingga
mempengaruhi masa depan. Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Dimata
anak, ayah adalah seorang tertinggi gengsinya dan terpandai diantara orang-orang
yang dikenalnya. Cara ayah melakukan pekeIjaan sehari-hari berpengaruh pada
pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-Iebih bagi anaknya
yang lebih besar, baik laki-Iaki maupun perempuan. Islam memandang keluarga
bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih dati itu.
Yakni sebagai lembaga hidup manusia yang memberi kepada anggota keluarganya,
celaka atu bahagia dunia akhirat. Nabi Muhammad pun diutus Allah peliama-tama
di perintahkan untuk mengajarkan Islam lebih dahulu kepada keluarganya sebelum
masyarakat luas. Karena keselamatan manusia pada hakekatnya bertumpu pada
keselamatan keluarga.
Firman Allah.

Artinya : dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat yang dekat
(Q.S Asy Syura :2l4t
Demikian pula Islam memerintahkan agar para orang tua berlaku sebagai
kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara
keluarganya dari api neraka.

6 Deparlemen ;jgama Repllhlik Indonesia AI-QlIr 'an dan lerjemalian (Semarang, Toha futral,
Q. S As-Syura: 24)

10

Sebagaimana firman Allah :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka (Q.S Attahrim :6)7

Orang tua yang bertanggung jawab pertama kali dalam pendidikan anak
hendaknya mempunyai bekal yang cukup. Bekal yang cukup ini dalam arti hams
punya kemampuan yang cukup dalam membimbing anak, dari orang tualah anak
pertama kali mendapat pendidikan bertanya dan pemberian motivasi untuk belajar.
Orang tua mempunyai kewajiban untuk membina dan mengembangkan anak
dengan berbagai cara. Cara yang serasi dan sesuai bagi orang tua, dan terutama
bagi anak-anak sebagai orang yang menerima pendidikan tersebut.
B. Fungsi Pendidikan dan Tujuan Pendidikau

Pengertian pendidikan sebagai suatu usaha membimbing anak untuk mencapai
kedewasaan agar kelak mampu berdiri sendiri serta mengejar cita-citanya. Manusia
dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, hanya dapat hidup dengan
adanya perawatan yag sungguh-sungguh dari ibunya.
Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar)
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
Fungsi pendidikan makro (luas) ialah :
a. "Pengembangan pribadi

7 Departemen Agama Republik Indonesia AI-Qur'an dan terjemahan (Semarang, Toha PutTa),
Q.S Atlahrim: 6)

II

b. Pengembangan warga negara
c. Perkembangan keberdayaan
d. Pengembangan bangsa-bangsa"g
Perkembangan ekonomi sosial antara kelompok manusia di dalam daerab, di
luar kota atau di desa bervariasi menurut latar belakangnya penduduk dan sumber
alam yang mendukung yang pertumbuhan penduduk sangat cepat, peningkatan
sarana, penunjang yang belum mencukupi sikap mental penduduk dan menghadapi
kehidupan yang bervariasi adalah yang merupakan fenomena (kejadian yang
menarik perhatian) masyarakat bervariasi gerak dan wama kehidupan angota
mesyarakat adalah seirama dengan kemajuan teknologim dan tuntunan masyarakat.
Karena

dinarnika kehidupan

menurut

partisipasi

dari

anggota keluarga

masyarakatnya. Untuk dapat meningkatlkan kemajuan dan perbaikan dalam suatu
masyarakat diperlukan teknologi dibutuhkan pendidikan formal dan informasi
(penerangan).
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum seperti menjadi manusia yang
baik yang bertanggung jawab bertaqwa kepada tuhan YME, yang mengabdi
kepada masyarakat, tujuan umum yang serupa ini sangat kabur dan karena itu
terbuka bagi bermacam-macam tafsiran, kita tahu dengan jelas apa yang dimalcsud
dengan baik bertanggung jawab atau mengabdi kepada masyarakat.
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum seperti menjadi manusia yang
baik, bertanggung jawab, bertakwa kepada Tuhan Yang Maba Esa. Dra. Hj. Nur

, Fuad, Iksan, H, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta PT; Rineka Cipta, 1997), Cet 1, hal 31.

12

Uhbiyati mengatakan tujuan pendidikan yaitu : "sasaran yang akan dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang yang melakukan untuk sesuatu kegiatan."g
Sehubungan dengan itu, maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi
keberhasilan sasaran yang diinginkan, arab atau pedoman yang harus ditempuh
terhadap sasaran serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Semakin baik
pendidikan semakin marnpu menhadapi kehidupan dalarn masyarakat karena dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi diri sendiri secara nyata, baik kualitatif maupun
kuantitatif.
Dari semua aspek kehidupan, pendidikan adalab salab satu diantara yang tidak
dapat diabaikan. Anak lahir tumbuh dan berkembang sarnpai marnpu berdiri
membutuhkan pendidikan.

C. Tujuan Pendidikan Pada Setiap Jenjang Persekolahan

Jenjang pendidikan adalah tabap pendidikan yang berkelanjutan, yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik. Tingkat kerumitan
bahan pengajar dan cara menyajikan baban pengajaran.
Jenjang pendidikan sekolab terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengab
dan pendidikan tinggi. Disamping jenjang pendidikan itu dapat diadakan
pendidikan pra sekolab yang tidak merupakan persyaratan untuk memasuki
pendidikan dasar.

9

Uhbiyali, Nur, Ora., Ilmu Pendidikan Is/am, (Bandung; Puslaka Selia 1999), hal 29

13

I. Tujuan Pendidikan Dasar adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan
menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

2. Tujuan Pendidikan Menengah adalah mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan sekitar.

3. Tujuan Pendidikan Tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemapuan
tinggi yang bersifat akademik atau profesional sehingga dapat menerapkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan."IO Dari rumusan tujuan pendidikan
diatas dapat dimaksud bahwa tujuan ini semua merupakan penjabaran dari
tujuan pendidikan nasional dalam arti dirumuskan lebih khusus disesuaikan
perkembangan dan emosional peserta didik pada institusinya dalam rumusan
ini dibuat lebih operasional.

D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam aktivitas manusia sehari-hari selalu berusaha untuk mendapatkan
hasil yang terbaik, hal tersebut akan meningkatkan prestasi dan kewibawaan
(menerima tanpa paksaan) pada orang lain.

10 Nasoetion, Neohi H, Drs..MA, Modul 1-6, Evaluasi Proses dan Hasil Be/ajar Pendidikan
Agama, ,(Jakarta: Dirjen Pembinaan Agama Islam dan Universitas Terbuka 1997), eet ke- 2, hal 49

14

Prestasi erat kaitannya dengan hasil yaitu sesuatu yang ditetapkan dari
suatu usaha yang telah dilakukan, kata prestasi bersal dari bahasa Belanda yaitu
prestuatie yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang

berarti hasil usaha.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai atau yang dilakukan, dikeJjakan. Sedangkan prestasi akademi adalah
hasil pelajaran yang telah diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau
perguruan tinggi yang bersifat kognitif biasanya dan biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian. "II
Menurut Saiful Bahri Djamaroh prestasi adaIah : "hasil dari kegiatan yang
telah dikeJjakan dan diciptakan baik secara individu atau kelompok.,,12
Sehubungan dengan ini adalah keberhasilan proses mengajar dibagi atas
beberapa tingkat atau taraf. Tingkat keberhasilan tersebut adalah :
a. Istimewalmaksimal yaitu apabila selumh bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa
b. Baik sekali/optimal yaitu apabila sebagian besar 76% - 99% bahan
pelajaran dapat dipelajari oleh siswa
c. Baiklminimal yaitu apabila bahan pelajaran yang dikeJjakan hanya
60%-75% 。セウ

dikuasai siswa

11 Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1996), edisi ke II, Cet ke 7,
bal787
12

hal. 121

Djamaroh, Saiful Bahri, Strategi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta 2006), Cet 3,

15

d. Kurang yaitu apabila bahan pelajaran yang dikeIjakan kurang dari 60%
dikuasai oleh siswa
Dengan melihat data yang terdapat pada formal daya serap siswa dalam
pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai TIK (Tujuan
Interuksional Khusus) tersebut dapat diketahui keberhasilan proses belajar
mengajar yang telah dilakukan siswa dengan guru :
a. Apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, ataupun maksimal.
Maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan
yangbaru.
b. Apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar
mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal),
maka proses belajar mengajar berikutnya, hendaknya bersifat perbaikan
(remedial).
Dari kedua pendapat tersebut terdapat sedikit pesamaan, hanya saja kedua
pendapat ini lebih menekankan bahwa prestasi bukan hanya hasil dari
usaha,tapi merupakan hasil terbaik dan dapat diukur sebagai usaha yang
maksimal dalam suatu tes atau pekeIjan. Dengan melihat data yang terdapat
dalam formal daya serap siswa dalall1 pelajaran dan prosentase keberhasilan
siswa dalam mencapai titik tersebut dapatlah diketahui keberhasilan proses
belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.

16

Dalam kaitannya dengan belajar, Handari Nawawi mengungkapkn bahwa
prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenai sejurnlah materi pelajaran tertentu.
Penulis menyimpulkan prestasi belajar sebagai suatu tingkat penguasaan
dan keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar atas sejumlah
mata pelajaran yang diujikan waktu tetentu.
Dari pendapat ini terlihat lebih difokuskan pada prestasi belajar siswa yang
pada waktu tertentu melalui raport pada tiap semester.

2. Fungsi utama Prestasi Belajalo

Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang dicapai yang bersifat perennial
(terus-menerus) dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang
kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing. Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam
kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu, dapat memberikan
kepuasan tertentu pada manusia khususnya manusia yang berada pada bangku
sekolah.
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan karena
mempunyai beberapa fungsi yaitu :
I. Prestasi belajar sebagai kemampuan dan kualitas kemampuan yang telah
dikuasai anak didik.

17

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin lahu, hal ini
didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut
sebagai tendensi keingintahuan.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan, indikator interen dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu intuisi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan reievan dengan
kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator eksteren dalm arti bahwa
tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
keduksesan anak didk di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum
yang digunakan relevan pula dengan kebutuban perkembangan masyarakat.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik. 13

E. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri (faktor internal) maupun dari
luar diri (faktor eksternal) individu pengenalan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka
membantu mood daam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal (dari dalam) yaitu:
a. Faktor Jasmani (Fisikologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
dari luar, yang termasuk ini adalah penglihatan, pendengaran, struktur tubuh
dan sebagainya yang berasal dari diri siswa.",,14
13 Nawawi, Hadari, Pengaruh Hubungan Manusia di Kalangan Murid Terhadap Prestasi
Be/ajar. (Analisa Pendidkan Jakarta PDK, 1981 cet. ke II No.1 hal 36

18

b. Faktor Psikologis, baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh :
a. "faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat,
faktor kecekapan, bakat nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor non intelektif yaoitu kepibaian tertentu seperti sikap, kebiasan,
minat kebutuhan, motivas, emosi, an penyesuaian.,,15
Faktor-faktor biologis dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung
misalnya, Seorang yang mempunyai badan lemah dapat mempunyai sifat
rendah diri yang tebal. Bebera falior biologis adalah misalnya sistem saraf,
watak-watak sesual, proses pendewasaan, dan juga kelainan-kelainan biologis
pada diri seseorang. Faktor-faktor biologis yang dapat mempengaruhi
kepribadian adalah misalnya unsur-unsur tempramen, kemampuan belajar,
perasaan, keterampilam , keinginan, dan lain sebagainya.,,16
c. Faktor Kematangan Fisik Maupun Psikis
Yang termasuk faktor ekstemal (dari luar) adalah
a. Faktor yang terdiri dari :
1) Lingkungan Keluarga

2) Lingkungan Sekolah
3) Lingkungan Masyarakat
4) Lingkungan Kelompok
14 Sabri, Alisuf, Psilologi Pendidikan Berdasarkan R
1996), cet 2 hal.59

hal.182

is

Ahmadi, Abu, Psikologi Belqjar (Jakarta: Aneka C

16

Soekarto, Soerjooo, Sosiologi Suatu Pengantar (Jaki

19

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahua, teknologi, dan
kesenian.
c. Faktor Lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim,
keadaan temperatur dan kelembaban udara, berpengaruh terhadap belajar.
Dari kehidupan kita sehari-hari, pengalaman menunjukkan bahwa belajar
dalam keadaan udara segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam
keadaan udara panas dan pengap.

d. Faktor Lingkungan Spiritual dan Keagamaan.

Demikian beberapa faktor internal dan eksternal yang bednteraksi baik
secara langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Jadi faktor diatas sangat penting. Jika dilihat dari beberapa faktor diatas
maka betapa pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak baik secara
perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak
hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tetapi juga sebagai
indikator kualitas institusi pendidikan. Di disamping itu prestasi belajar
berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis
bimbingan atau penempatan anak didik.
F. Kerangka Pemikiran dan Hipotesa

1. Kerangka Pemikiran
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan pendidikan
pertama dan utama seorang anak, sehingga amat besar peran keluarga dalam

20

keberhasilan seorang anak disekolah. Walupun di sekolah turnt terlibat dalam
hal ini namun kedudukan keluarga jauh lebih berperan dalam menentukan
keberhasilan seorang anak.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan fundamental
sifatnya. Disitulah anak dibesarkan memperoleh penemuan awal dan belajar
yang memungkinkan, perkembangan selanjutnya bagi dirinya disitulah anak
memperoleh atau mendapat kesempatan menghayati pertemuan dengan sesama
manusia, bahkan memperolah perlindungan yang pertama.ke1uarga merupakan
pusat pendidikan dan pusat kebudayan serta pusat agama, maka hubungan
antara anggota keluarga harus selalu harmonis dan terpadu dan penuh
kegotong-royongan.
Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup
atau kurang perhitungan dan bimbingan orang tua itu adalah mempengaruhi
pencapaian prestasi belajar anak.
Prestasi belajar anak dapat dihubungkan oleh beberapa faktor, karena anak
merupakan pribadi sosial yang banyak berinteraksi dengan sekelilingnya, yang
lebih diharapkan dalam membantu prestasi belajar anak adalah orang tua,
karena mereka yang lebih banyak akrab dan bergaul dengan anak. Hal ini
karena orang tua dapat mengantarkan anak pada pengertian belajar dan tujuan
daripada belajar melalui berbagai jenjang pendidikan.
Hal ini karena dapat mengantarkan anak pada pengertian belajar dan tujuan
r I :.

I,

•I

' . '.

'1'

11' I : • セ I l' i , 1:

: t 11 1 " ,

I

21

Tingkat pendidikan orang tua walaupun tidak mutlak tapi besar
relevansinya terhadap proses belajar anak, tingkat pendidikan yang tinggi
disertai rasa tanggung jawab mendidik anak akan berakibat adanya bantuan
yang dapat diberi orang tua terhadap keadaan belajar anak. Hal ini karena
orang tua dapat mengantarkan anak pada pengertian belajar dan tujuan
daripada tujuan belajar melalui jenjang pendidikan.
Berbeda dengan orang tua yang berpendidikan rendah seringkali anak
mengalami kesulitan bila ingin bertanya karena keterbatasan kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki orang tua. Di sisi lain ada pula yang berprestasi
tinggi dalam belajar bukan berasal dari orang tuanya berpendidikan tinggi, ini
disebabkan adanya kesadaran dan kemauan yang tinggi untuk berprestasi
dengan ditumpu oleh adanya usaha untuk maju dan kompetisi dengan orang
lain untuk menjadi yang terbaik
Pada garis besarnya setiap mansia membentuk pendidikan. Dalam proses
tersebut harus memiliki naluri dan kemauan untuk maju dan berprestasi melalui
suatu usaha yang giat, selain itu terdapat pu1a faktor ekstern yang dibutuhkan
sebagai motivator. Bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam prestasi
belajar yang tinggi hams dicapai dan untuk itu dibutuhkan peran orang tua
sebagai motivator pencapaian tujuan tersebut.
Dari uraian di atils maka dapat disimpulkan, jika pendidikan orang tua
rendah maka prestasi

Gャ。ゥ \エLセ

anak rendah. Namun, jika tingkat pendidikan

orang tua tinggi maka prestasi belajar anak pun tinggi.

22

2. Hipotesa

Dalam satu penelitian hipotesa merupan jawaban sementara atau
kesimpulan yang diambil untuk menjawab pennasalahan yang diajukan dalam
penelitian. Dari uraian di atas hipotesa bahwa tingkat pendidikan orang tua dan
hubungannya dengan prestasi belajar siswa, memiliki pemgaruh positif
terhadap prestasi anak.
Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi
prestasi anak.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN'

A. Variabel Penelitian
Variabel adalab hal-hal yang menjadikan obyek pelitian yang ditetapkan dalam
suatu kegiatan penelitian yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif disinilab variabel itu terkandung makna variasi, variabel disebut
dengan istilah ubahan, karena dapat berubab-ubah dan bervariasi (menurut
Suharsimi Arikunto dalam bul"mya Prosedur Penelitian).17

I. Variabel X : tingkat pendidikan orang tua sebagai variabel bebas.
2. Variabel Y : pengawasan belajar siswa sebagai variabel

Matrik Variabel
lVariabel X

Tngkat
Tua

Pendidikan

Dimensi Variabel
Orang a. SD, SMP, SMA, PT

b. Sarana Pendukung

Indikator







Menyebutkan pendidikan
orang tua (1 ,2,3,4)
Menyediakan alat belajar
(8,9)
Mengawasi I Membantu
bel,yr (7,10)
Memberikan
motivasi
(5,6,11,12,13,14,15)

lVariabel Y

Prestasi Belajar

Nilai Harian

a. Ulangan harian
b. PR

Nitai Ulangan Umum

a. Semester I
b. Semester II

Kreativitas Kelas

17

a. Menjawab pertanyaan
B. Ketekunan keuletan

KunIa, Ari, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rinela Cipta, th 2002),

eel ke-12, hal 94

24

B. Metode Penelitian
Untuk memudahkan di dalam penelitian ni menggunakan metode deskriptik
data yang menghubungkan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa dengan didukung oleh data-data dari :
I. Penelitian Kepustakaan
Penelitian perpustakaan ini dilakukan dengan menelaah dan mengkaji berbagai
literatur yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan
Dalam penelitian ini peneliti melakukan survey (meninjau) terhadap objek
peneliti, yakni observasi, wawancara, angket di Madrasah Ibtidaiyah Hayatul
Islam seluruh kelas III sampai VI. Setelah diperoleh kemudian penulis
menganalisakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari
peneliti deskriptif ada! membuat deskripsi gambar atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta-fakta sikap serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki.

c. Populasi
1. "Populasi adalah keseluruhan subjek, apabila orang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
populasi.,,18 Dalam hal ini seluruh siswa kelas

iII sampai VI MI Hayatul Islam

dijadikan objek penelitian karena jumlah mereka tidak melebihi 100 orang.

" Arikunto, Prosedur Penelitian Sualu Pen)lrkatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
eet. Ke-l2, haU 08.

25

D. Teknik Pengambilan Data
1. Observasi yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap wawancara objek yang diteliti secara langsung bagaimana keadaan
Madrasah Hayatul Islam Jakarta Pusat.
2. Studi Dokumen yaitu memeriksa data yang dimiliki oleh MI Hayatul Islam
yang berkenaan dengan tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar siswa
3. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada Horesponden untuk
dijawab secara tertulis diberikan kepada seluruh anak dari kelas III sampai
kelas VI.

BABIV
HASIL PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian yang yang dilakukan penulis dalam
rangka menetahui ada tidaknya hubungan tingkat pendidikan formal orang tua
terhadap prestasi belajar siswa M1 Hayatul Islam Jakarta.

A. Gambaran Umum

Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam (MI) berlokasi di J1. Petamburan
VI No.14A, Jakarta Pusat. Sekolah ini memiliki 8 orang guru, 1 orang tata usaha, 1
orang pesuruh. Latar belakang guru berbeda-beda, yang berasal dari perguruan
tinggi (S I) 4 orang, D II ada lorang, D III ada 2 orang dan 1 orang dalam proses
penyelesaian perguruan tinggi. Disini Kepala Sekolah merangkap sebagai guru.

Sekolah ini adalah lembaga pendidkan Islam yang mengajarkan pengetahuan
umum di samping pula pengetahuan agama. Gedung tersebut didirikan oleh Bpk.
H. Supriyadinata dan ke1uarganya pada tahun 1961. sedangkan dalam operasional
pendidikan ini dikukuhkan oleh pengurus-pengurus lainnya. Sampai saat ini
eksistensi jalannya

pendidikan di madrasah tidak lepas dari pengamatan dan

perhatian orang tua siswa.

Pada dasarnya disetiap lembaga pendidikan mempunyai sarana dan prasarana
untuk membantu pelaksanaan kegiatan pendidikan yang dikategorikan maju.

27

1. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam
Adapun struktur organisasi Madrasah Hayatul Islam Tanah Abang Jakarta Pusat.

Pendiri
H. Supriyadinata

Yayasan
H. Rizanul Rasyid

Iv

Kepala Sekolah
Kafrawi el Fath

Bag.Kurikulum
Zalfah

:elas I
ilah

Bag. k・ウゥキ。セ[B
M. Frizofa Gislir

Tata Usaha
Zuastika Puspitayanti

Wali Kelas II
Zuastika P

Wali Kelas III
Cholilah

GuruMTK
M. Frizofa Gislir

.

Wali Kelas IV
Juhairiyah

Guru B.Inggris
Zuastika P

f-

WaliKelas V
Okon stiawan

Guru Ekskul
Syaiful

Pesuruh
Sekolah

I

S'iswa - Si!lWi

I

Wali Kelas VI
Zalfah

28

2. Tenaga Pengajar
Adapun tenaga pengajar di MI Hayatul
Islam dapat dilihat dalam tabel
.
.

.

TabelI.
Keadaan guru tenaga di Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam th Ajaran 2006 - 2007

Perguruan Tinggi
Daml Qolam Masih Kuliah) Ke ala Sekolah/Guru S. Arab
Kafrawi el Fath
Sa ian kurikLllumlWali Kelas VI
Zalfah
S I UIN th 1995
uastika Pus ita anti S I UNJ th 2005
Guru Shs. In rislWali Kelas /I
Cholilah
D /I UIN th 2003
Guru kelas /II
JUhairi ah
D 1/1 lAIN th 2000
Guru krlas IV
Guru kelas I
Jamilah
D /II UIN th 2000
Okon stiawan
S I STKIP th 1993
Guru Ola ra alWali Kelas IV
D III Guna Dharma
M. Frizofa Gislir
th 2003
Guru Matematika
8
Perguruan tinggi
9
Jamiat Khair Masih Kuliah Guru Ekskul
10
ita anti S I UNJ th 2005
Tata Usaha
10
SD 04 Sli i th 1999
Pesuruh

1
2
3
4
5
6
7

Bila diperhatikan menurut data-data di atas akan dilihat kualitas guru di
Madrasah Hayatul Islam sangat memadai dalam pelaksanaan kegiata proses belajar
mengajar yang sekarang beJjalan dengan baik, sama halnya seperti pelaksanaan
belajar mengajar yang berlaku di SD.
Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, I ruang TV, I ruang Kepala Sekolah, I
ruang guru, 2 kamar mandi anak, 2 kamar mandi guru.
Fasilitas yang dimiliki sekolah antara lain I mushola: IOx8m, I perpustakaan,
I kantin dan lapangan olahraga. MI hayatul Islam memiliki sarana dan prasarana
yang memadai, namun sudah ada sarana yang penting yaitu perpustakaan dan

29

mushola. Perpustakaan tersebut dimanfaatkan oleh siswa untuk mengisi waktu
istirahat, sehingga dapat menimbulkan minat baca dikalangan siswa yang lainnya.
Sedangkan musholla di manfaatkan sebagai ruang praktek siswa dan shalat Zhuhur
berjamaah sebelum pulang sekolah dan setiap hari jum'at dari pk 7.00 - 7.30
membaca yasin bersama-sama guru dan siswa, dan setiap sabtu dari jam 8.00 8.30 kegiatan shalat dhuha dan saran-saran dari guru.
Sekolah ini berlokasi di daerah yang padat penduduknya tapi karena siswanya
hanya 101 orang pada waktu sekolah berdiri siswanya mencapai 200 orang. Karena
waktu itu penduduknya masih asH, namun sekarang penduduknya lebih banyak
yang menyewa rumah, akhimya teIjadi kelua/masuk sekolah. Ada juga orang tua
yang penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Itu mempengaruhi
jumlah siswa yang kadang menurun. Apalagi dengan persaingan sekolah SD negeri
yang pada saat ini gratis.

B. Deskripsi Data

Dari penelitian yang saya lakukan melalui sebuah pengamatan maupun
wawancara, memberikan hasil yang dapat memberikan informasi tentang cara-cara
orang tua membantu dan mengawasi dalam belajar siswa sesuai dengan tingkat
pendidikan orang tua. Jadi latar belakang pendidikan keluarga meruakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan-peningkatan prestasi be1ajar anak
karena pada umumnya ada kecenderungan semakin tinggi pendidikan formal orang
tua maka semakin baik pula hasil belajar anaknya. Oleh sebab itu setiap orang tua

30

perlu memberikan penaruh kepada anaknya, sebab pengaruh yang datang dari
orang tua akan selalu diperhatikan oleh anak. Jika anak itu menyadari akan
pentingnya pendidikan dan prestasi yang baik bagi dirinya. Demi menjamin dan
membahagiakan masa depannya, maka ia akan berusaha untuk itu. Dalam
mencapai prestasi belajar yang baik, seorang anak selalu dipengaruhi berbagai
macam faktor yang terjadi disekitar kehidupannya, baik yang teIjadi di rumah
maupun dalam pergaulan dalam masyarakat.
Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi diharapkan dapat
memberi peluang yang lebih baik bagi keberhasilan anak-anaknya daripada orang
tua yang tingkat pendidikannya rendah.
Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan formal orang tua terhadap
perestasi belajar siswa MI Hayatul Islam penulis menyebarkan angket pada siswa
untuk diisi oleh orang tua. Di dalam setiap pertanyannnya dilengkapi 4 opsi
sebagai aItematifjawaban.
Berdasarkan data dokumentasi mengenai latar belakang pendidikan formal
orang tua yang penulis peroleh, maka pendidikan formal orang tua diklasifikasikan
meI1iadi tiga tingkatan yaitu pendidikan dasar (SD dan SLIP) beIjumlah 73: terdiri
dari ayah dan Ibu, tingkat menengah umum beIjumlah 60: terdiri dari ayah dan Ibu,
perguruan tinggi 2 orang.

31

BASIL SURVEY KEPADA ORANG TUA SISWAlI
Tabel II

No.
1 Pendidikan terakhir bapak
a. SD/lbtidaiyah
b.SLTP
c.SLTA
d. Per uruan tin i
2 Pendidikan terakhir ibu

a.

22 orang
17 orang
29 orang
2 oran
31 orang
6 orang
28 orang
o orang

SD/lbtidaiyah

b.SLTA
c.SLTA
d. Per uruan tin

TabelIII

1 Pekerjaan bapak
a.Pedagang
b. Pegawai swasta
c. Pegawai Negri
d. Lain-lain
2 Pekerjaan ibu
a.Pedagang
b. Pegawai swasta
c. Pegawai negeri
d. Lain-lain

10 orang
17 orang
6 orang
34 orang
7 orang
5 orang
3 orang
420ran

Tabel IV

1 Memberikan dorongan untuk belajar
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu

3 orang
7 orang
12 orang
410ran

32

2 Membantu putra/putri dalam belajar
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu

o orang
8 orang
28 orang
32 orang

Tabel V

Siapa lagi yang biasa membantu anak yang berangkutan
1 dalam
belajar di rumah
a. Tetangga
b. Kawan-kawan
c. Saudara
d. Guru privat

1 orang
8 orang
36 orang
1 oran

Tabel VI

No.
1 Alat pelajaran yang dianjurkan di sekolah telah dimiliki oleh
putra-putri
a. Sangat tidak lengkap
b. Tidak Lengkap
c. Lengkap

8 orang
38 orang
20 orang

Tabel VII

No.

"'"

"

I.

. .

. '.

.

.

Memberikan hadiah/pujian kepada anak bila memperoleh
1 prestasi yang baik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu

I: .JUIIIIClII
11 orang
24 orang
14 orang
170ranQ

33

Tabel VIII

fiftil
Masalah yang sering mengganggu anak Bapakllbu sewaktu
1 sedang belajar
di rumah
a. Membantu pekerjaan keluarga
b. Tidak ada yang membimbing
c. Kurang lengkap alat belajar
d. Lain-lain

8 orang
16 orang
15 orang
30 orang

Tabel IX

No:
1 Menanyakan pelajaran yang telah diajarkan di sekolah
a. Tidak Pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
2 Cara membimbing dan membina dalam belajar di rumah
a. Terserah pada anak
b. Hanya mengingatkan saja
c. Membuat jadwal belajar
d. Mendam in i anak men e(akan PR

4 orang
13 orang
23 orang
340ran
1 orang
13 orang
1 orang
39 oran

Tabel X

Aャ エョゥZ ュアァ [ 。 イ ェ iセ ャ ョ ヲ[G 。DQA セr イ ャ ゥᆬ。ッ [H c セ キ ZQ。ッ qn

;;;;;;;;\.;;;,&&_

1 Pengawasan yang Bapakllbu lakukan pada saat anak belajar
a. Tidak pernah mengawasi
b. Sesekali mengawasi
c. Sambil melakukan pekerjaan lain
d. Pengawasan ketat
Sikap Bapakllbu jika pada waktu jam belajar anak tidak
2belajar,
melainkan nonton tv
a. Membiarkan
b. Menegur
c. Memarahi
d. Memberi hukuman

1 orang
14 orang
24 orang
27 oran!=!

4 orang
31 orang
29 orang
2 orang

34

Tabel XI

Upaya yang dilakukan Bapakllbu dalam meningkatkan
1 prestasi belajar anak
a. Tidak ada
b. Kerjasama dengan guru
c. Mendatangkan guru privat
d. Membimbin sendiri

60ang
16 orang
2 orang
390ran

53
SD

l"3O x 100% = 41%
25

SMP l"3O x 100% = 19%
69
SMA

130

x 100%=54%

2
PT

130

x 100% = 15%

Sesuai dengan angket yang saya berikan kepada orang tua siswa, ternyata
orangtua yang 41% pendidik tingkat SD, mereka hanya mampu memotivasi siswa
melalui perintah untuk belajar. Mereka tidak mampu memberikan bimbingan
secara langsung karena pelajaralmateri. Pendidikan tingkat SD sekarang sangat
tinggi dan sulit dirasakan bagi orang tua yang hanya tingkatan SD. Tetapi ada juga
orang tua berpendidikan SD, ia mempunyai pemikiran dan pengalaman yang luas

35

agar anaknya tidak ketinggalan pelajaran. Akhimya orang tua memanggil guru
privat.
Adapun 19% dari orang tua yang tingkat pendidikannya SMP, mereka mampu
memberikan bimbingan dan pengawasan belajar langsung atau tatap muka
manakala mereka memiliki waktu, paling tidak apabila anak memiliki gangguan
belajar sepecti menonton tv yang berlebihaan.
Sementara 54% orang tua yang tingkat pendidikan SLTA , mereka mampu
memberikan bimbingan belajjar secara langsung walaupun kadang selalu sibuk.
Kemudian 14% orangtua yang berpendidikan sampai Perguruan tinggi, mereka
mampu memberikan pengawasan dan dorongan pada anaknya secara langsung.
Biasanya mereka memberi pengawasan yang lebih ketat. Kadang orang tua
biasanya mempunyai kesibukan yang berlebihan sehingga tidak bisa memberikan
bimbingan secara langsung sekalipun meraka memahami pelajaran SD, jadi tidak
sedikit dari mereka memanggil guru pivat untuk membrikan bimbingan belajar
anaknya.

Dari gambaran data yang saya peroleh, orang tua yang berpendidikan tinggi,
tidak memberikan pengarnh mutlak terhadap pengawasan dan bimbingan terhadap
prestasi siswa. Adapun pengarnh besar bagi orang tua berpendidikan SD/SLTP
terhadap prestasi siswa. Jika kta menginginkan anak kta menjadi seorang yang
memiliki prestasi tingg

Dokumen yang terkait

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cengkareng Timur Jakarta Barat

0 6 110

Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa

1 6 100

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Di SD Negeri 1 Jagoan Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 16

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Di SD Negeri 1 Jagoan Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 9

PENGARUH DISIPLIN SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH DISIPLIN SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SMK VETERAN KLATEN.

0 1 9

Pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekejaan orang tua : studi kasus SMA Stella Duce Bantul.

0 3 160

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, lingkungan sosial, dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 1 139

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PENDAPATAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SOSIAL, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 137

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

0 0 163