Persiapan Proposal Pengumpulan Data opioda morfin, heroin, putaw,dan lain-lain Ganja

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal

a. Biaya Mengeprint : Rp 200.000,- b. Pengumpulan sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp 300.000,- c. Perbanyak Proposal : Rp 200.000,- d. Biaya Internet : Rp 150.000.-

2. Pengumpulan Data

a. Survei awal : Rp 250.000,- b. Transportasi : Rp 300.000,-

3. Analisa Data dan Penyususnan laporan Penelitian

a. Biaya kertas dan tinta print : Rp 200.000,-\ b. Penjilidan : Rp 200.000,- c. Pengadaan laporan penelitian : Rp 350.000,- Rp 2.150.000,- Universitas Sumatera Utara DAFTAR RIWAYAT HIDUP Identitas Diri Nama : Bukhari Tempat, Tanggal Lahir : Tumpuk Tengah, 08 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat :Desa Tumpuk Tengah Kec. Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang Identitaas Orang Tua Nama Ayah : H. Sanusi Ali Nama Ibu : Hj. Khadijah Alamat :Desa Tumpuk Tengah, kec Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1998 - 2004 : SD Negeri 01 Lubuk Batil 2. Tahun 2004 - 2007 : SMP Negeri 01 Bendahara 3. Tahun 2007 - 2010 : SMA Negeri 01 Bendahara 4. Tahun 2010 - 2013 : Poltekkes Kemenkes Aceh, Langsa 5. Tahun 2014 sampai saat ini : Fakultas Keperawatan USU Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakrta: Rineka Cipta. BNN. 2013. Perkembangan Ancaman Bahaya Narkoba di Indonesia. http:www.bnn.go.id pdf. di akses tanggal 16 april 2015. . 2015. Waspada Peredaran Narkoba Jenis Baru . http:www.bnnktarakan.com. di akses tanggal 25 Mei 2015. BNNK. Deli Serdang. 2015 Data Lapas Kelas IIB Lubuk http:BNNK..Deli Serdang.com. . di Akses Tanggal 25 Mei 2015. Davidson, GC Kring A.M. 2004 Psikologi Abnormal. Edisi. 9. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada. Dalley, D. C. 2001. Clinician’s Guide to Mental Illness. Singapore: Mc Graw Hill. Depkes. 2009 Kategori Umur Menurut Depkes RI. di Akses Tanggal 8 agustus 2015 . https:www.scribd.com. Firdaus, A. 2010. Terpi Metadon Hubungannya Dengan Intensitas Kecemasan Tingkat Depresi Pasien Narkoba Puskesmas Tebet Jakarta. Di Akses Tanggal 8 September 2015. http:repository.uinjkt.ac.id. Hawari, D. 2006. Penyalahgunaan Ketergantungan NAZA, Jakarta : FKUI. . 2013. Manajemen Stress, Cemas Depresi, Jakarta: FKUI Universitas Sumatera Utara Hamilton, M. 1959. Hamilton Anxiety Rating Scale HAM-A. di Akses Tanggal 25 Mei 2015. Http:pdbp.Ninds.HamiltonAnxietyRatingScaleHAM-A.pdf. Jihan, 2009. Efektifitas Terapi Perilaku Kognitif Cognitive Behaviour Therapy Relaksasi Distraksi Pada Pasien Kanker Di RSUP HAM Medan. di Akses Tanggal 8 September 2015. http:reporitory.usu.ac.id. Kemenkes. 2014. Situasi Analisis Penyalahgunaan Narkoba. http;www.d epkes.go.id. di Akses Tanggal 06 April 2015. . 2014. Gambaran Umum Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. http:www.depkes.go.id. di Akses Tangal 14 April 2015. Lydia H.M. Satya J. 2008. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba Keluarg, Jakarta: Balai Pustaka. Lubis, N.L. 2009. Depresi tinjauan psikologis. Jakarta: Kencana Martono, L.H Joewana, S. 2008. Belajar Hidup Bertanggung Jawab Menagkal Narkoba Kekerasan, Jakarta: Balai Pustaka. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, pendidikan praktis, Edisi 3. Jakarta: Slemba Medika. Rozak, A. Sayuti, W. 2006. Remaja Bahaya Narkoba,, Jakarta: Persada Media Group. Schreiber, J. A Bronchopp, D.Y. 2011. Anxiety-Five Years Later-What Do We Know About ReligionSpirituality And Psikologicalwell-Being- Among Breas Cancer Survivor? A System Review. di Akses Tanggal 2 Desember 2015. http:www.proquets.com Universitas Sumatera Utara Setiadi. 2007. Konsep penulisa riset keperawatan, Yogyakarta: Citra ilmu Setyaningsi, F.D. Dkk. 2011. Hubungan Antara Dukungan Emosional Keluargadan Resiliensi Dengan Kecemasan Menghadapi Kemoterapi Pada Pasien Kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Di Akses Tanggal 26 Desember 2015 jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id. Sumiati. DKK. 2009. Kesehatan jiwa remaja dan konseling, Jakarta: Trans Info Media. Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5. Jakarta:EGC UNODC. 2013. Waspada Peredaran Narkoba Jenis Baru. di Akses 25 Mei 2015 http:www.bnnktarakan.com WHO. 2012. WHO Ulas Isu Kesehatan Dalam Konteks Dampak Penyalahgunaan Narkoba. di Akses 26-Mei 2015 http:www.bnn.go.id Yaputra. A . 2012. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Residen Penyalahgunaan Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta. di Akses tanggal 09 Oktober 2015 http:journal.respati.ac.id Varoy, H. 2010. Depression, Anxiety, History Of Substance Abuse Among Norwegian Inmates In Preventive Detention di Akses Tanggal 25 Mei 2015. http:www.ncbi.nlm.nih.go. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggambarkan tingkat kecemasan pasien rehabilitasi narkoba di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Secara skematis kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tingkat Kecemasan Pasien Rehabilitasi Narkoba Skema 3.1. Kerangka Konsep Tingkat kecemasan 1.Tidak Cemas 2.Ringan 3.Sedang 4.Berat 5.Berat sekali 55 Universitas Sumatera Utara

3.2 Defenisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang di amati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas Hidayat, 2007. Tabel 3.1. Definisi Operasional Tingkat Kecemasan Pada Pasien Rehabilitasi Narkoba variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Tingkat kecemasan pasien rehabilitasi narkoba Kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik pada pasien pengguna narkoba saat menjalani rehabilitasi yang meliputi: - Perasaan cemas - Ketegangan - Ketakutan - Gangguan tidur - Gangguan kecerdasan - Perasaan depresi - Gejala somatik fisik otot - Gejala somatik fisik sensorik - Gejala kardiovaskuler - Gejala respiratori - Gejala gastrointestinal - Gejala urogenital - Gejala autonom - Tingkah laku sikap Dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah 14 pernyataan dari Hamilton anxiety rating scale dengan cara penilain: 0 = Tidak ada gejala sama sekali 1 = Ringan Satu dari gejala yang ada 2 = Sedang separuh dari gejala yang ada 3 = Berat lebih dari ½ gejala yang ada 4 = Berat sekali semua gejala ada a. Tidak cemas. 14 b. Ringan 14-21 c. Sedang 22-29 d. Berat 30-37 e. Berat sekali 38-56 Ordinal Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien rehabilitasi narkoba di Al- Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara. 4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rehabilitasi narkoba di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 41 orang.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah seluruh dari populasi pasien rehabilitasi di Al- Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara, dengan jumlah 41 orang responden. Dengan teknik total Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi Sugiono, 2007. Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiono 2007 jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel. 57 Universitas Sumatera Utara

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 18-20 Januari 2016.

4.4. Pertimbangan Etik

penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian selesai di uji dan peneliti mendapatkan izin serta rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan izin dari pimpinan Gerakan Anti Narkoba IndonesiaAl-Kamal Sibolangit Center. Setelah mendapat izin, peneliti mulai mendata responden yang sesuai dengan kriteria peneliti. Setelah mendapatkan data responden, peneliti memberikan lembar persetujuan Infom konsent kepada responden. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang maksud, tujuan, prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk mengundurkan diri selama proses dan tidak akan memaksa dan akan tetap menghargai hak responden. Peneliti akan menjaga identitas responden dengan memakai inisial serta tidak mencampuri hal- hal responden yang bersifat pribadi Anonimity. Kerahasiaan mengenai data responden akan di musnahkan, serta data-data yang diproleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian Confidentiality. Apabila dalam kuesioner responden kurang mengerti, responden dipersilah kan bertanya kepada peneliti dan peneliti akan memberikan penjelasan. Setelah seluruh kuesioner dijawab responden kemudian dikembalikan kepada peneliti. Universitas Sumatera Utara

4.5. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu: satu data demografi, dua tingakat kecemasan pasien rehabilitasi pengunaan narkoba.

4.5.1. Data Demografi Responden

Data demografi responden meliputi: kode responden, inisial nama, usia, jenis kelamin, agama, dan suku. Data demografi tidak akan dianalisa, tetapi untuk mengetahui karakteristik responden.

4.5.2. Tingkat Kecemasan

Kuesioner tingkat kecemasan ini menggunakan skala Hamilton Anxienty Rating Scale yang terdiri dari 14 pernyataan dimana disajikan dalam bentuk peryataan dengan 5 pilihan jawaban alternative yang teridiri dari Tidak ada gejala sama sekali 0, Ringan Satu dari gejala yang ada 1, Sedang separuh dari gejala yang ada 2, Berat lebih dari ½ gejala yang ada 3, Berat sekali semua gejala ada 4. Dalam menentukan interval kelas pada penelitian ini dapat digunakan rumus sudjana, 2005. Panjang kelas = Rentang kelas Banyak kelas Universitas Sumatera Utara Kuesioner tingkat kecemasan terdiri dari 14 pernyataan dengan nilai tertinggi 56 dengan nilai terendah 14 sehingga rentang sebesar 42, dengan kategori yaitu tidak ada cemas, ringan, sedang, berat, berat sekali, sehingga didapat panjang 8,4. Maka hasil ukur didapatkan tidak ada cemas 14, kecemasan ringan 14-21, tingkat kecemasan sedang 22-29 tingkat kecemasan berat 30-37, dan tingkat kecemasan berat sekali 38-56. 4.6 Uji validitas dan reliabilitas 4.6.1 Uji validitas Instrument Hamilton Rating Scale For Anxiety HRS-A ini tidak di uji valid karena instrument ini sudah baku dan sudah pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya dari Yaputra dalam penelitian nya tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan residen penyalahgunaan napza di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta Tahun 2012. Dengan hasil 0,84.

4.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak bersifat tendensius mengarah responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan dengan menggunakan rumus nilai reliabilitas diatas 0,70. Uji reliabilitas dilakukan di Klinik Rehabilitasi Narkoba Setia Budi Medan, sebanyak 30 orang respoden. Universitas Sumatera Utara Uji reliabilitas kuesioner Tingkat kecemasan menggunakan program komputerisasi analisis Cronbach Alpha. Rumus Cronbach Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, melainkan skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai misalnya 0-10 atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5, dan seterusnya. Hasil uji reliabilitas kuesioner Tingkat kecemasan pasien rehabilitasi narkoba menggunakan rumus Cronbach Alpha adalah 0.905, maka kuesioner Tingkat kecemasan pasien rehabilitasi narkoba dinyatakan reliabel.

4.7. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan setelah terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan pelaksanaan penelitian pada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumutera Utara dan permohonan izin dikirim ke Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera. Setelah mendapatkan izin dari Kepala rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara, peneliti melaksakan pengumpulan data penelitian, kemudian peneliti memberikan lembar persetujuan Informed Consent kepada pasien sebagai responden. Dalam pengumpulan data peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud, tujuan, manfaat dan proses penelitian. Dan meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah disediakan. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terkait dengan isi kuesioner selama 10 menit, dan responden diminta untuk menjawab pertanyaan Universitas Sumatera Utara yang peneliti ajukan. Setelah semua responden menjawab pertanyaan, maka peneliti mengumpulkan data untuk dianalisa.

4.8. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah data terkumpul melalui beberapa tahap dimulai dari Editing, dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data maka akan diperbaiki dengan pendataan ulang terhadap responden. Coding, pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk memperoleh atau memasukkan data ke dalam tabel. Processing, pemrosesan data atau pengolahan data pada penelitian ini dimulai dengan tabulating skor atau melakukan entry data kasar dalam bentuk tabulasi pada lembar kertas data. Tujuannya adalah memastikan kesiapan data dengan tepat sebelum di entry data kedalam program SPSS. Cleaning data, dalam cleaning dilakukan pengecekan kembali data yang sudah di entry pada program komputerisasi dengan maksud untuk mengevaluasi apakah masih ada kesalahan atau tidak. Hal ini biasanya terlihat pada missing data atau data yang terlewati, variasi data kesalahan pengetikan, konsistensi data yaitu kesesuaian data dengan tabulating skor. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara Karakteristik demografi frekuensi n Persentase Usia Depkes, 2009 17-25 Tahun 14 34,1 26-35 Tahun 19 46,3 36-45 Tahun 8 19,5 56-65 Tahun Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Bab ini akan menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diproleh dari hasil pengumpulan data terhadap 41orang pasien rehabilitasi narkoba. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18-20 januari 2016 di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara. Penyajian data ini meliputi karakteristik responden dan tingkat kecemasan pasien rehabilitasi narkoba.

5.1.1. Karakteristik Responden

Table 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 46-55 Tahun Laki-Laki 41 100 Perempuan 63 Universitas Sumatera Utara Agama Islam 24 58,5 Kristen 9 22,0 Katolik 8 19,5 Hindu 0 Budha 0 Pendidikan SD 2 4,9 SMP 7 17,1 SMA 25 61,0 DII 4 9,8 S1 3 7,3 Suku Batak 24 58,5 Karo 6 14,6 Jawa 7 17,1 Melayu 1 2,4 Suku Lainnya 3 7,3 Berdasarkan Table 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden di rehabilitasi narkoba Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara sebanyak 41 orang yang berumur antara 26-35 tahun sebanyak 19 orang 46,3 yang semua responden berjenis kelamin laki-laki 100, dan Mayoritas responden beragama Islam 24 orang sebanyak 58,5, Sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan SMA 25 orang 61,0, dan di lihat dari suku mayoritas responden bersuku batak 24 orang 58,5. Universitas Sumatera Utara N0 Tingkat Kecemasan pasien Frekuensi n Presentase 1 Tidak Ada Cemas 4 9,8 2 Cemas Ringan 18 43,9 3 Cemas Sedang 15 36,6 4 Cemas Berat 4 9,8

5.1.2 Tingkat Kecemasan Pasien Rehabilitasi Narkoba Di Sibolangit Center

Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara. Table 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden 5 Cemas Berat Sekali Hasil penelitian yang dilakukan bahwa mayoritas responden di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa dari 41 responden mayoritas cemas ringan sebesar 43,9, cemas berat sebesar 9,8, dan tingkat kecemasan berat sekali sebesar 0. Universitas Sumatera Utara

5.2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dijabarkan hasil penelitian, diantaranya tingkat kecemasan pasien rehabilitasi narkoba di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera. Mayoritas responden dalam penelitian ini mengalami cemas ringan 43,9, dan cemas sedang 36,6. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan Yaputra 2012 dimana hasil penelitiannya diproleh mayoritas responden cemas ringan 41,7, dan cemas sedang 25,0. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara di dapatkan 9,8 pasien rehabilitasi narkoba tidak mengalami kecemasan dalam menjalani rehabilitasi. Tosi, dkk 1990 dalam Setyaningsih, Makmuroh dan Andayani 2011, mengatakan cemas tidaknya individu tergantung dari bagaimana individu tersebut merespon terhadap stressor. Individu dapat merespon stressor secara positif apabila penilaian kognitif terhadap stressor adalah positif. Hal ini akan menimbulkan rasa aman, tenang dan santai. Kecemasan ringan dapat juga disebabkan oleh usia responden. Menurut Depkes 2009, rentang usia antara 36-45 tahun masuk kedalam kategori masa dewasa akhir. Menurut Jorm 2000 dalam Lubis 2009 mengatakan usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kecendrungan kecemasan dan depresi degan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh dewasa akhir telah memiliki tingkat kecerdasan moral, agama, dan spiritual secara mendalam. Universitas Sumatera Utara Stuart Laraia, 2007 Menyatakan semakin tua usia seseorang atau semakin tinggi tingkat perkembangan seseorang maka semakin banyak pengalaman hidup yang dimilikinya. Pengalaman hidup yang banyak itu dapat mengurangi kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden pasien rehabilitasi narkoba berjenis kelamin Laki-Laki 100. Hal ini sejalan dengan teori Stuart Laraia 2007. Yang menyatakan kecemasan dapat dipengaruhi oleh asam lemak bebas dalam tubuh. Pria mempunyai asam lemak bebas lebih banyak dibandingkan wanita sehingga pria beresiko mengalami kecemasan yang lebih tinggi dari pada wanita. Dan di tempat Rehabilitasi Narkoba Di Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict, kusus untuk rehabilitasi Laki-Laki. Hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah responden beragama Islam 58,5 dan responden yang beragama Kristen sebesar 22,0. Agama merupakan suatu sistem keyakinan dan ibadah yang dipraktekkan untuk membangun hubungan kepada tuhan. Agama dapat membantu spiritualitas seseorang dan dapat menjadi sumber kekuatan dan kesejahteraan individu. Menurut teori Alloy 2001 dalam Schreiber 2011 kepercayaan kepada tuhan merupakan hal terpenting dalam kehidupan berdoa, Berdoa merupakan salah satu kepercayaan yang bermanfaat dalam menghadapi masalah. Kegiatan berdoa yang dilakukan responden menjadi bagian yang terpenting dalam hidupnya, doa dapat memberikan kedamaian Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden bersuku Batak 58,5. Secara umum, setiap suku mempunyai persepsi atau pandangan yang tersendiri mengenai konsep sehat dan sakit. Ada suku yang menganggap bahwa sakit terjadi karena karma dan ada juga yang menganggap sakit karena infeksi. Setiap suku mempunyai kepercayaan tersendiri mengenai pengobatan suatu penyakit dan akan member sikap yang berbeda dalam hal pencarian pengobatan suatu penyakit. Menurut Jihan 2009, suku Batak meurpakan yang paling apresiatif dalam mengungkapkan penyakit. Suku Batak sudah kurang percaya dengan cara pengobatan tradisional dan lebih memilih pengobatan modern seperti mencari pengobatan ke rumah sakit. hal ini berarti kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia dalam menghadapi masalah dan kecemasan. Kecemasan berat masih dialami responden sebanyak 4 orang 9,8, jika di hubungkan dengan data demografi, responden mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Menurut pendapat Gallo 1997 dalam Banjarnahor 2014, tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang menjadikan individu lebih besar selektif menerima respon kecemasan yang berlangsung. Raystone 2005, yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan sesorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah, pendidikan rendah menjadi faktor penunujang terjadinya kecemasan. Ini sejalan dengan penelitian Vaeroy 2010 dimana hasil penelitiannya diproleh cemas berat sebasar 30,7 lebih rendah dari cemas ringan 34,6. Universitas Sumatera Utara Cemas berat dapat juga di pengaruhi oleh kurangnya dukungan keluarga. Hal ini didukung hasil penelitian Yaputra 2012, menyatakan terdapat hubungan antara dukungan keluarga degan tingkat kecemasan pada pasien rehabilitasi. Hal ini sejalan dengan teori Kowalik dan Gotlib 2000 dalam Davidson et all 2004 yang menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap depresi dan kecemasan seseorang. Kecemasan ringan juga ditunjukkan dari data kuesioner, penelitian ini yang menunjukkan bahwa mayoritas memiliki gejala kecemasan pada pernapasan 63,4, dan responden dengan gejala urogenital 56,1. Dan data yang di dapat dari kuesioner minoritas memiliki gejala kecemasan pada kardiovaskuler 53,7 Hal ini sejalan dengan teori Stuart Sundeen 1998, yang menyatakan pada kecemasan ringan individu mengalami sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar, koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah, perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi. Asumsi peneliti, dari hasil yang di dapat mayoritas pasien rehabilitasi narkoba mengalami kecemasan ringan sebesar 43,9, hal ini disebabkan program-program dan pelayanan untuk merehabilitasikan pasien narkoba yang diberikan sudah baik, adapun program atau tindakan yang diberikan meliputi; gotong royong membersih kan lingkungan sekitar rehabilitasi, senam, diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan tentang narkoba, dan bimbingan konseling, serta kegiatan agamaibadah yang selalu di lakukan bersama-sama dan adanya Universitas Sumatera Utara kerja sama dengan beberapa intansi dalam merehabilitasi pasien narkoba. Degan adanya sosialisasikegiatan sosial dan berbagai program kegiatan yang diberikan dengan baik dan teratur, dari pengalaman tersebut pasien merasa hal-hal yang ia khawatirkan berkurang, termotivasi, dan meningkatkan rasa percaya diri sehingga kecemasan pasien rehabilitasi narkoba menurun. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Pasien Rehabilitasi di Al-Kamal Sibolangit Center Rehabilitation For Drug Addict Kecamatan Sibolangit Provinsi Sumatera Utara adalah dari 41 responden, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa responden yang tidak mengalami cemas 9,8, cemas ringan 43,9, tingkat kecemasan sedang 36,6, cemas berat 9,8, dan tingkat kecemasan berat sekali 0.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Institusi Rehabilitasi Barkoba Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kecemasan pada pasien rehabilitasi narkoba menunjukkan tingkat kecemasan dengan kategori ringan, sehingga tindakan dan pelayananprogram perlu dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan untuk responden yang masih mengalami tingkat kecemasan sedang dan berat perlu di berikan informasi yang tepat serta pelayanan, seperti dalam memotivasi pasien, sosialisasi atau kegiatan sosial, dan jelaskan ke keluarga tentang pentingnya kunjungan dan tingkatkan jam kunjungan, dengan adanya dukungan keluarga sangat membantu dalam pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan psikologis pasien. 71 Universitas Sumatera Utara 6.2.2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan atau acuan serta pertimbangan maupun perbandingan bagi mahasiswa keperawatan yang akan meneliti tentang kecemasan pasien rehabilitasi narkoba. 6.2.3 Bagi penelitian selanjutnya untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar, seleksi sampel yang lebih ketat yang sesuai dengan kriteria, dan riset selanjutnya di harapkan lebih di kembangkan atau di hubungkan dengan factor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien yang menjalani rehabilitasi narkoba. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Narkoba 2.1.1 Pengertian Narkoba Narkoba narkotika dan obatbahan berbahaya, disebut juga NAPZA narkotika, psikotropika, zat adiktif lain adalah obat, bahan,atau zat bukan makanan yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh pada kerja otak susunan saraf pusat dan sering kali menimbulkan ketergantungan Martono Joewana, 2008. Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Dan Zat Adiktif Lainnya. Napza berupa zat yang bila masuk kedalam tubuh dan akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan gangguan pada fisik, psikis dan fungsi sosial Sumiati DKK, 2009.

2.1.2 Jenis-Jenis Narkoba

Menurut Rozak Sayuti 2006, ada beberapa jenis-jenis nakoba yaitu: 1. Narkotika Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika disebut bahwa istilah narkotika diartikan dengan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana 8 Universitas Sumatera Utara terlampir dalam undang-undang ini UU No. 221997 Tentang Narkotika atau yang kemudian ditetapkan dengan keputusan Menteri Kesehatan. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 1 disebutkan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan- golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini BNN, 2014. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 6 disebutkan bahwa narkotika dibagi menjadi tiga golongan yaitu a Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. b Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. c Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. 2. Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan Universitas Sumatera Utara saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Ada 4 golongan psikotropika yang dibagi menurut potensinya menyebabkan ketergantungan, yaitu sebagai berikut a. Golongan I sangat tinggi menimbulkan ketergantungan dan selain untuk ilmu pengetahuan dinyatakan sebagai barang terlarang, sehingga dilarang keras digunakan atau diedarkan di luar ketentuan hukum. Contoh ekstasi MDMA dan LSD yang banyak disalahgunakan. b. Golongan II berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan dengan cara selektif dan digunakkan pada pengobatan. Contoh amfetamin dan metamefatamin shabu yang banyak disalahgunakan. c. Golongan III dan IV berpotensi sedang dan ringan menimbulkan ketergantungan, dan dapat digunakan pada pengobatan, tetapi harus dengan resep dokter. Contoh bermacam-macam obat penenang sadativa dan obat tidur hipnotika, yang sering disalahgunakan berupa Mogadon MG, Rohypnol Rohyp, pil KBKoplo, lexotan lexo. 3. Zat Psikoaktif Lain Zat Adiktif adalah zat yang dapat menimbulkan adiksi addiction yaitu ketagihan sampai pada dependensi dependency yaitu ketergantungan, misalnya zat atau bahan yang tergolong amphetamine, sedativahipnotika, termasuk tembakau atau rokok Hawari, 2006. zat psikoaktif lain adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh terhadap kerja otak, yang sering disalahgunakan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Alkohol pada minuman keras, terdiri dari golongan A dengan kadar etanol 1-5, contoh bir golongan B dengan kadar etanol 5-20, contoh sebagai jenis minuman anggur golongan C dengan kadar etanol 20-45, contoh Whiskey, Vodka, TKW, Mansion House, Johny Walker, dan Kamput. b. Inhalasi atau Solven, yaitu gas atau zat pelarut yang mudah menguap berupa senyawa organik yang sering digunakan untuk berbagai keperluan industri, kantor, bengkel, toko, dan rumah tangga, seperti lem, thiner, aceton, aerosol, bensin. Zat ini disalahgunakan dengan cara dihirup, terutama pada anak usia 9-14 tahun. c. Nikotin terdapat pada tembakau. Rokok mengandung 4.000 zat. Yang paling berbahaya adalah nikotin merupakan bahan penyebab ketergantungan. Organisasi kesehatan dunia WHO menggolongkan obat, bahan, dan zat psikoaktif, berdasarkan pengaruh terhadap tubuh manusia yaitu, Opioda opium, morfin, heroin, dan petidin; Ganja; Kokain dan daun koka; Alkohol; Amfetamin amfetamin, ekstasi, shabu; Halusinogen LSD; Sedativa dan hipnotika obat penenang dan obat tidur; PCP fensiklidin; Inhalansia dan solven; Nikotin dan Kafein Martono Joewana, 2008.

2.1.3 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Makoro 2003 dalam Fitri 2014 bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba dapat bersifat bahaya pribadi bagi pemakainya dan dapat Universitas Sumatera Utara pula berupa bahaya sosial terhadap masyarakat atau lingkungan. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada keadaan fisik, psikis maupun keadaan sosial seseorang, adapun bahaya tersebut yaitu: 1. Secara fisik: a. Gangguan pada system syaraf neurologis seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah kardiovaskuler seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah. c. Gangguan pada kulit dermatologi seperti : penanahan abses, alergi. d. Gangguan pada paru-paru pulmoner seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru. e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur. f. Akan berakibat fatal apabila terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. over dosis dapat menyebabkan kematian. g. Dampak kesehatan reproduksi pada remaja laki-laki dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kadar hormon testosteron, penurunan dorongan seks, disfungsi ereksi, hambatan ejakulasi, pengecilan ukuran penis dan gangguan sperma. h. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan terjadi penurunan dorongan seks, gangguan pada hormon estrogen dan progesteron, kegagalan orgasme, hambatan menstruasi, pengecilan payudara, gangguan Universitas Sumatera Utara sel telur, serta pada wanita hamil dapat menyebabkan kekurangan gizi sehingga bayi yang dilahirkan juga dapat kekurangan gizi, berat badan bayi rendah, bayi cacat serta dapat menyebabkan bayi keguguran. i. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya. 2. Secara Psikis: a. Lamban saat kerja, ceroboh pada saat kerja, sering gelisah. b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga terhadap orang lain. c. Emosional, dapat melakukan hal–hal negatif diluar dugaan. d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan. e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. 3. Secara Sosial: a. Gangguan mental sakit jiwa, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan. b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga. c. Pendidikan terganggu masa depan suram.

2.1.4 Efek Samping Penyalahgunaan Narkoba Menurut Jenis

Efek samping penggunaan narkoba adalah gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dengan dosis yang tidak pastitidak sesuai, yang dapat menimbulkan berbagai macam gejala dan jenis narkoba yang di pakai. Efek samping dari jenis narkoba Menurut Lydia Dan Satya, 2008 adalah : Universitas Sumatera Utara

1. opioda morfin, heroin, putaw,dan lain-lain

opioda alami berasal dari getah opium poppy opiat, seperti morfin, opium, dan kodein. Cara pemakaiannya: disuntikkan kedalam pembuluh darah atau dihisap melalui hidung setelah di bakar. a. Pengaruh jangka pendek: hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang, munculnya rasa nyaman eforik diikuti perasaan seperti miimpi dan rasa mengantuk, dan pemakaian dapat meninggal karena overdosis. b. Pengaruh jangka panjang: ketergantungan gejala putus zat, toleransi. Dapat timbul komplikasi, seperti sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi. Karena pemakaian jarum suntik tidak steril dapat menimbulkan abses, hepatitis BC yang merusak hati, dan penyakit HIV AIDS yang merusak system kekebalan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi dan akhirnya menyebabkan kematian.

2. Ganja

Cara pemakaiannya: yang di pakai berupa tanaman kering yang dirajang, dilinting, dan disulut seperti rokok. a. Efek Setelah Pemakaian: muncul cemas, rasa gembira, bayak bicara, tertawa cekikian, halusinasi, dan berubahnya perasaan waktu, lama dikira sebentar dan ruang jauh dikira dekat, peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan tenggorokan kering, dan selera makan meningkat. b. Pengaruh jangka panjang: daya pikir berkurang, motivasi belajar turun, perhatian ke sekitarnya berkurang, daya tahan tubuh terhadapinfeksi Universitas Sumatera Utara menurun, mengurangi kesuburan, peradangan jalan napas, aliran darah berkurang kejantung dan terjadi perubahan pada sel-sel otak.

3. Kokain