DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Morfologi dari Nilaparvata lugens
6 Gambar 2.2 Telur wereng
7 Gambar 2.3 Siklus hidup dari Nilaparvata lugens
8 Gambar 2.4 Padi Oryza sativa L.
10 Gambar 2.5. Paspalum distichum
12 Gambar 2.6. Echinochloa crus-galli
13 Gambar 2.7. Leersia hexandra
14 Gambar 2.8. Leptochloa chinensis
14 Gambar 2.9. Cyperus difformis
15 Gambar 2.10. Cyperus iria
16 Gambar 2.11. Scirpus juncoides
16 Gambar 2.12. Fimbristyllis littoralis
17 Gambar 2.13. Monochoria vaginalis
17 Gambar 2.14. Marsilea crenata
18 Gambar 2.15. Limnocharis flava
18 Gambar 2.16. Spenochlea zeylanica
19 Gambar 3.1 Desain Penelitian Komunitas Nilaparvata lugens
23 Gambar 3.2. Panjang Tubuh 25
Gambar 3.3. Lebar Tubuh 25 Gambar 3.4 Panjang Kepala
25 Gambar 3.5. Lebar Kepala
25 Gambar 3.6. Panjang Sayap 26
Gambar 3.7. Lebar Sayap 26
Gambar 3.8. Panjang Tungkai 26
Gambar 3.9. Panjang Ovipositor 26
Gambar 4.1. Crassocephalum crepidioides 39
Gambar 4.2. Echinochloa crus-galli 40
Gambar 4.3. Ipomoea reptina 41
Gambar 4.4. Alternanthera sessilis 41
Gambar 4.5. Ageratum conyzoides 42
Gambar 4.6. Cyperus rotundus L. 43
Gambar 4.7. Fimbristylis miliacea 43
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Golongan Gulma di Alam
11 Tabel 2.2. Golongan Gulma Dominan di Areal Persawahan
12 Tabel 3.1. Karateristik Morfometri Wereng Coklat Betina
23 Tabel 3.2. Karateristik Morfometri Wereng Coklat Jantan
24 Tabel 4.1. Data Parameter Terukur dan Uji Normalitasnya.
32 Tabel 4.2. Perbandingan Morfometri Nilaparvata lugens
33 Tabel 4.3. Uji Linieritas Nilaparvata lugens Jantan dan Betina
35 Tabel 4.4. Besaran koefisien determinasi r
2
Jantan 36
Tabel 4.5. Besaran koefisien determinasi r
2
Betina 36
Tabel 4.6. Jenis Gulma yang Menjadi Habitat Nilaparvata lugens 38
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Pengukuran Parameter Nilaparvata lugens 49
Jantan Dan Nilaparvata lugens Betina Lampiran 2. Uji Normalitas
51 Lampiran 3. Uji t Berpasangan
55 Lampiran 4. Regresi Linier Nilaparvata lugens Jantan
59 Lampiran 5. Uji Linieritas Nilaparvata lugens Jantan
60 Lampiran 6. Regresi Linier Nilaparvata lugen Betina
64 Lampiran 7. Uji Linieritas Nilparvata lugens Betina
65 Lampiran 8. Data Mentah Jenis-Jenis Gulma
71 Lampiran 9. Dokumentasi
80 Lampiran 10. Foto Gulma
83
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tanaman padi merupakan sumber pangan utama bagi rakyat Indonesia. Sebagian tanaman padi di Indonesia gagal panen yang diakibatkan oleh hama
wereng dan virusnya Rismunandar, 1993. Berdasarkan catatan yang ada Nilaparvata lugens diketahui sudah menyerang tanaman padi sejak tahun 1931
pada ekosistem sawah didaerah Dramaga Bogor. Serangan Nilaparvata lugens secara luas terjadi pada tahun 1976 sampai 1977, dimana hampir seluruh wilayah
Indonesia dilaporkan terjadi serangan hama ini. Selanjutnya dilaporkan pada tahun 1982 sampai 1983 terjadi lagi ledakan Nilaparvata lugens disertai dengan
munculnya Nilaparvata lugens biotipe 3 dan biotipe Sumatera Utara. Di Jawa Barat ledakan seranggan Nilaparvata lugens terjadi di Jalur Pantura pada tahun
1988 dan pada tahun 2005, kemudian menyerang tanaman padi di Kabupaten Cirebon pada awal bulan Juli 2005, sedangkan serangan terkini terjadi pada
musim hujan 2009 sampai 2010. Demikian pula para petani dan petugas pertanian tanaman pangan di Kabupaten Subang, Karawang dan Indramayu kembali
dikejutkan oleh eksplosi serangan hama Nilaparvata lugens pada tanaman padi sawah musim hujan 2009 sampai 2010. Serangan Nilaparvata lugens yang terjadi
di Kabupaten Subang, Karawang dan Indramayu manyerang pada semua varietas padi yang ditanam termasuk Varietas Ciherang, dengan tingkat kerusakan berkisar
dari ringan sampai dengan berat, bahkan puso Nurbaeti, dkk, 2010. Hubungan antara wereng, padi dan gulma yaitu, padi merupakan sebagai
inang utama bagi wereng, dimana wereng tersebut memanfaatkan tanaman padi sebagai sumber makanan dan tempat berlindung. Pada saat musim panen, wereng
tidak lagi memanfaatkan tanaman padi sebagai tanaman inangnya, melainkan gulma. Pada saat tanaman padi belum ditanam kembali, maka gulma
dimanfaatkan oleh wereng sebagai sumber makanan, tempat berlindung dan berkembang biak, sebelum inang atau mangsa utama hadir di pertanaman. Jenis
gulma pada ekosistem padi sawah sangat mempengaruhi kelimpahan wereng Aminatum, 2012.
Penelitian morfometri tentang Nilaparvata lugens di Indonesia masih sangat terbatas dan informasi tentang gulma juga sangat terbatas. Kajian yang
dilakukan umumnya berkaitan dengan pengendalian Nilaparvata lugens. Penelitian tentang morfometri Nilaparvata lugens dan gulma pada ekosistem
sawah di Kabupaten Langkat, dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui perbedaan secara morfometri Nilaparvata lugens jantan dewasa dan Nilaparvata
lugens betina dewasa serta mengetahui jenis-jenis gulma yang ada pada ekosistem sawah.
Untuk itu perlu dilakukan penelitian berjudul “Kajian Morfometri Wereng Coklat Nilaparvata lugens dan Gulma pada Ekosistem Padi
Sawah di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara ”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah morfometri wereng coklat Nilaparvata lugens serta indeks nilai penting INP
gulma sebagai salah satu tumbuhan inang Nilaparvata lugens pada ekosistem padi sawah yang berada di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.
1.3. Batasan Masalah
Masalah dibatasi hanya pada morfometri wereng coklat Nilaparvata lugens dan gulma sebagai salah satu tumbuhan inang Nilaparvata lugens pada
ekosistem padi sawah yang berada di Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan morfometri Nilaparvata lugens betina dewasa dengan Nilaparvata lugens jantan dewasa yang berada di
Kabupaten Langkat?