HASIL DAN PEMBAHASAN 32 KAJIAN MORFOMETRI WERENG COKLAT (Nilaparvata Lugens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA.

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Morfologi dari Nilaparvata lugens 6 Gambar 2.2 Telur wereng 7 Gambar 2.3 Siklus hidup dari Nilaparvata lugens 8 Gambar 2.4 Padi Oryza sativa L. 10 Gambar 2.5. Paspalum distichum 12 Gambar 2.6. Echinochloa crus-galli 13 Gambar 2.7. Leersia hexandra 14 Gambar 2.8. Leptochloa chinensis 14 Gambar 2.9. Cyperus difformis 15 Gambar 2.10. Cyperus iria 16 Gambar 2.11. Scirpus juncoides 16 Gambar 2.12. Fimbristyllis littoralis 17 Gambar 2.13. Monochoria vaginalis 17 Gambar 2.14. Marsilea crenata 18 Gambar 2.15. Limnocharis flava 18 Gambar 2.16. Spenochlea zeylanica 19 Gambar 3.1 Desain Penelitian Komunitas Nilaparvata lugens 23 Gambar 3.2. Panjang Tubuh 25 Gambar 3.3. Lebar Tubuh 25 Gambar 3.4 Panjang Kepala 25 Gambar 3.5. Lebar Kepala 25 Gambar 3.6. Panjang Sayap 26 Gambar 3.7. Lebar Sayap 26 Gambar 3.8. Panjang Tungkai 26 Gambar 3.9. Panjang Ovipositor 26 Gambar 4.1. Crassocephalum crepidioides 39 Gambar 4.2. Echinochloa crus-galli 40 Gambar 4.3. Ipomoea reptina 41 Gambar 4.4. Alternanthera sessilis 41 Gambar 4.5. Ageratum conyzoides 42 Gambar 4.6. Cyperus rotundus L. 43 Gambar 4.7. Fimbristylis miliacea 43 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Golongan Gulma di Alam 11 Tabel 2.2. Golongan Gulma Dominan di Areal Persawahan 12 Tabel 3.1. Karateristik Morfometri Wereng Coklat Betina 23 Tabel 3.2. Karateristik Morfometri Wereng Coklat Jantan 24 Tabel 4.1. Data Parameter Terukur dan Uji Normalitasnya. 32 Tabel 4.2. Perbandingan Morfometri Nilaparvata lugens 33 Tabel 4.3. Uji Linieritas Nilaparvata lugens Jantan dan Betina 35 Tabel 4.4. Besaran koefisien determinasi r 2 Jantan 36 Tabel 4.5. Besaran koefisien determinasi r 2 Betina 36 Tabel 4.6. Jenis Gulma yang Menjadi Habitat Nilaparvata lugens 38 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Data Pengukuran Parameter Nilaparvata lugens 49 Jantan Dan Nilaparvata lugens Betina Lampiran 2. Uji Normalitas 51 Lampiran 3. Uji t Berpasangan 55 Lampiran 4. Regresi Linier Nilaparvata lugens Jantan 59 Lampiran 5. Uji Linieritas Nilaparvata lugens Jantan 60 Lampiran 6. Regresi Linier Nilaparvata lugen Betina 64 Lampiran 7. Uji Linieritas Nilparvata lugens Betina 65 Lampiran 8. Data Mentah Jenis-Jenis Gulma 71 Lampiran 9. Dokumentasi 80 Lampiran 10. Foto Gulma 83

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanaman padi merupakan sumber pangan utama bagi rakyat Indonesia. Sebagian tanaman padi di Indonesia gagal panen yang diakibatkan oleh hama wereng dan virusnya Rismunandar, 1993. Berdasarkan catatan yang ada Nilaparvata lugens diketahui sudah menyerang tanaman padi sejak tahun 1931 pada ekosistem sawah didaerah Dramaga Bogor. Serangan Nilaparvata lugens secara luas terjadi pada tahun 1976 sampai 1977, dimana hampir seluruh wilayah Indonesia dilaporkan terjadi serangan hama ini. Selanjutnya dilaporkan pada tahun 1982 sampai 1983 terjadi lagi ledakan Nilaparvata lugens disertai dengan munculnya Nilaparvata lugens biotipe 3 dan biotipe Sumatera Utara. Di Jawa Barat ledakan seranggan Nilaparvata lugens terjadi di Jalur Pantura pada tahun 1988 dan pada tahun 2005, kemudian menyerang tanaman padi di Kabupaten Cirebon pada awal bulan Juli 2005, sedangkan serangan terkini terjadi pada musim hujan 2009 sampai 2010. Demikian pula para petani dan petugas pertanian tanaman pangan di Kabupaten Subang, Karawang dan Indramayu kembali dikejutkan oleh eksplosi serangan hama Nilaparvata lugens pada tanaman padi sawah musim hujan 2009 sampai 2010. Serangan Nilaparvata lugens yang terjadi di Kabupaten Subang, Karawang dan Indramayu manyerang pada semua varietas padi yang ditanam termasuk Varietas Ciherang, dengan tingkat kerusakan berkisar dari ringan sampai dengan berat, bahkan puso Nurbaeti, dkk, 2010. Hubungan antara wereng, padi dan gulma yaitu, padi merupakan sebagai inang utama bagi wereng, dimana wereng tersebut memanfaatkan tanaman padi sebagai sumber makanan dan tempat berlindung. Pada saat musim panen, wereng tidak lagi memanfaatkan tanaman padi sebagai tanaman inangnya, melainkan gulma. Pada saat tanaman padi belum ditanam kembali, maka gulma dimanfaatkan oleh wereng sebagai sumber makanan, tempat berlindung dan berkembang biak, sebelum inang atau mangsa utama hadir di pertanaman. Jenis gulma pada ekosistem padi sawah sangat mempengaruhi kelimpahan wereng Aminatum, 2012. Penelitian morfometri tentang Nilaparvata lugens di Indonesia masih sangat terbatas dan informasi tentang gulma juga sangat terbatas. Kajian yang dilakukan umumnya berkaitan dengan pengendalian Nilaparvata lugens. Penelitian tentang morfometri Nilaparvata lugens dan gulma pada ekosistem sawah di Kabupaten Langkat, dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui perbedaan secara morfometri Nilaparvata lugens jantan dewasa dan Nilaparvata lugens betina dewasa serta mengetahui jenis-jenis gulma yang ada pada ekosistem sawah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian berjudul “Kajian Morfometri Wereng Coklat Nilaparvata lugens dan Gulma pada Ekosistem Padi Sawah di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara ”.

1.2. Ruang Lingkup Masalah

Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah morfometri wereng coklat Nilaparvata lugens serta indeks nilai penting INP gulma sebagai salah satu tumbuhan inang Nilaparvata lugens pada ekosistem padi sawah yang berada di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.

1.3. Batasan Masalah

Masalah dibatasi hanya pada morfometri wereng coklat Nilaparvata lugens dan gulma sebagai salah satu tumbuhan inang Nilaparvata lugens pada ekosistem padi sawah yang berada di Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan morfometri Nilaparvata lugens betina dewasa dengan Nilaparvata lugens jantan dewasa yang berada di Kabupaten Langkat?