2.1 Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan menurut UU KUP Pasal 1 angka 24 adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau
keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Tujuan dari pemeriksaan pajak sebagaimana yang dimuat dalam Pasal 29
ayat 1 Undang-Undang KUP, yaitu: a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan,
b. Tujuan lainnya adalah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Untuk mengetahui kebenaran pencatatan transaksi dan kewajaran
laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi diperlukan pemeriksaan. Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan oleh phak internal yang hasilnya diperlukan
oleh manajemen dan pemeriksaan oleh pihak eksternal perusahaan yang umumnya dilakukan oleh akuntan publik.
2.1.1. Ruang Lingkup dan Kriteria Pemeriksaan Pajak Berdasarkan PMK Nomor 17PMK0.32013 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Pajak membedakan jenis pemeriksaan, yang meliputi: a. Ruang Lingkup Pemeriksaan
1. Ruang lingkup pemeriksaan merupakan cakupan dari jenis pajak dan periode dari pencatatan atau pembukuan yang menjadi objek untuk
dilakukan pemeriksaan. 2. Ruang lingkup pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan meliputi pemeriksaan atas satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian
Tahun Pajak atau Tahun Pajak, baik tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.
b. Kriteria Pemeriksaan Terdapat dua criteria yang merupakan alasan dilakukannya pemeriksaan,
yaitu: 1. Pemeriksaan Rutin, merupakan pemeriksaan yang dilakukan sehubungan
dengan pemenuhan hak danatau pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.032013,
maka kriteria pemeriksaan rutin diatur di Pasal 4 ayat 2 meliputi:
a Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, selain yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak b Wajib Pajak yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak c Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi
d Wajib Pajak melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran,likuidasi, pembubaran, atau akan emninggalkan Indonesia untuk selamanya,
e Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode pembukuan atau karena dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap
f Wajib Pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampui jangka waktu yang telah ditetapkan
dalam surat teguran yang terpilih untuk dilakukan Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko, atau
g Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang terpilih untuk dilakukan Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko.
2. Pemeriksaan Khusus atau pemeriksaan berdasarkan analisis risiko risk based audit, merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak
yang berdasarkan hasil analisis risiko secara manual atau secara komputerisasi menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan. c. Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak.
2. Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat
tinggal Wajib Pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Berikut ini adalah alur pelaksanaan pemeriksaan.
1. PenugasanPersetujuanInstruksi Pemeriksaan Pelaksanaan pemeriksaan berada di ranah KPP Kantor Pelayanan
Pajak atas instruksi dari Kanwil dan Kantor Pusat DJP. Instruksi itu terjadi karena:
a. Dalam rangka pemeriksaan rutin berupa daftar nominatif usulan dari KPP. atau b. Dalam rangka Pemeriksaan khusus berupa analisis risiko oleh KPP bottom
up atau kanwil dan Kantor Pusat top down. 2. Perencanaan Pemeriksaan
Perencanaan pemeriksaan dimulai dengan pembentukan tim pemeriksa pajak.
3. Penerbitan SP2 dan Pemebritahuan ke WP Penerbitan SP2 ini diawali dengan terbitnya nota dinas penunjukan
supervisor. Kemudian, Supervisor membuat rencana pemeriksaan. Setelah, rencana pemeriksaan tersebut disetujui oleh Kepala UP2, barulah terbit SP2
Surat Perintah Pemeriksaan. Paling lambat 5 hari kerja setelah terbitnya SP2, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan HARUS disampaikan kepada Wajib pajak.
4. Peminjaman Dokumen Untuk menunjang pemeriksaan pajak, tentunya harus ada dokumen
pendukung. Itulah mengapa Wajib Pajak harus menyimpan dengan baik semua dokumen yang menjadi dasar pembukuan pencatatan selama 10 tahun.
5. Pelaksanaan Pengujian Kegiatan ini dilakukan oleh tim pemeriksa pajak dengan memperhatikan
temuan-temuan yang ada selama pemeriksaan berlangsung 6. SPHP
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan adalah surat yang berisi tentang hasil Pemeriksaan.
7. Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan Dalam jangka waktu 3 hari kerja sejak WP memberikan surat tanggapan
atas SPHP kepada tim pemeriksa pajak, undangan pembahasan akhir hasil pemeriksaan harus disampaikan kepada wajib pajak
.
8. Pelaporan, penerbitan ketetapan dan Pengembalian Dokumen Pemeriksa pajak mencantumkan semua informasi mengenai kegiatan
pemeriksaan pajak ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan. Kemudian, KKP tersebut ditelaah oleh supervisor sebelum dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan.
Setelah disetujui, barulah dibuat Laporan Hasil pemeriksaan. Setelah itu, terbitlah nota penghitungan atas kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang seharusnya.
Setelah itu, terbitlah surat ketetapan pajak. 2.1.2. Kewajiban Pemeriksa Pajak
Kewajiban Pemeriksa Wewenang Pemeriksa
Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Lapangan
1 Menyampaikan surat
pemberitahuan akan dilakukan pemeriksaan kepada WP
1 Melihatmeminjam buku atau catatan,
dokumen 2
Memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat
Perintah Pemeriksaan 2
Mengakses danatau mengundul data yang dikelola secara elektronik
3 Menjelaskan alasan dan tujuan
pemeriksaan kepada WP 3
Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, yang diduga digunakan untuk
menyimpan bukucatatandokumenuangbarang
4 Memperlihatkan Surat Tugas
kepada WP 4
Meminta kepada WP untuk member bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
5 Menyampaikan Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan kepada WP
5 Melakukan penyegelan tempat atau ruang
tertentu serta barang bergerak danatau tidak bergerak
6 Memberikan Hak hadir kepada WP
dalam rangka Pembahasan akhir Hasil Pemeriksaan dalam batas
waktu yang telah ditentukan 6
Meminta keterangan lisan danatau bukti tertulis dari WP
7 Melakukan pembinaan kepada WP
7 Meminta keterangan danatau bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui
kepala UP2
8 Mengembalikan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pemeriksaan
9 Merahasiakan kepada pihak lain
yang tidak berhak Pemeriksa Kantor
Pemeriksa Kantor 1
Memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat
Perintah Pemeriksaan 1
Memanggil WP untuk datang ke kantor DJP 2
Menjelaskan alasan dan tujuan pemeriksaan kepada WP
2 Melihatmeminjam buku atau catatan,
dokumen 3
Memperlihatkan Surat Tugas kepada WP
3 Meminta kepada WP untuk member
bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
4 Menyampaikan Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan kepada WP
4 Meminta keteranganlisan danatau tertulis
dari WP
5 Melakukan Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan apabila WP hadir dalam batas waktu yang
ditentukan 5
Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh AP melalui WP
6 Memberi petunjuk kepada WP
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
6 Meminta keterangan danatau bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui
kepala UP2
7 Mengembalikan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pemeriksaan
8 Merahasiakan kepada pihak lain
yang tidak berhak
2.1.3. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Kewajiban Wajib Pajak Hak Wajib Pajak
Pemeriksaan Lapangan
1 Memperlihatkanmeminjamkan
buku, catatan, dokumen 1
Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal
Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan
2 Memberi kesempatan pemeriksa
untuk mengaksesmengunduh data elektronik
2 Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk
memberikan surat pemberitahuan pemeriksaan sehubungan dengan
pelaksanaan pemeriksaan lapangan
3 Member kesempatan pemeriksa
untuk memasuki tempatruang yang patut diduga digunakan sebagai
tempat menyimpan bukucatatandokumenuangbaran
g 3
Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat yang berisi
perubahan tim Pemeriksa Pajak
4 Member bantuan guna kelancaran
pemeriksaan 4
Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan
dan tujuan Pemeriksaan 5
Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
5 Menerima Surat Pemberitahuan hasil
Pemeriksaan 6
Memberikan keterangan lisantertulis yang diperlukan
6 Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan
7 Mengajukan permohonan untuk dilakukan
pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan
8 Memberikan pendapat atau penilaian atas
pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner
Pemeriksaan
Pemeriksaan Kantor 1
Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan
2 Memperlihatkanmeminjamkan
catatandokumen 3
Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
4 Menyampaikan tanggapan secara
tertulis atas SPHP 5
Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh AP
6 Memberikan lisantertulis yang
diperlukan
2.1.4. Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak dengan memberikan hak kepada Wajib Pajak untuk hasil dalam pembahasan akhir. Setiap SP2 akan
diselesaikan dengan membuat LHP laporan hasil pemeriksaan atau LHP Sumir. Kecuali jika atas SP2 tersebut dibatalkan. Pemberitahuan hasil pemeriksaan ini
berupa surat yang berisi tentang hasil pemeriksaan yang meliputi pos-pos yang dikoreksi, nilai koreksi, dasar koreksi, penghitungan sementara jumlah pokok
pajak. 2.1.5. Peminjaman Dokumen dan Penyegelan
Pemeriksa pajak memiliki kewenangan untuk melakukan penyegelan. Kewenangan penyegelan ini berdasarkan Pasal 30 UU KUP. Menurut Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17PMK.032013 benda yang disegel adalah buku, catatan, danatau dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik, dan
benda-benda lain yang dapat memberi petunjuk tentang kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak. Artinya semua benda yang menurut pemeriksa
pajak akan memberikan petunjuk tentang kegiatan usaha Wajib Pajak. Penyegelan dapat dilakukan dilakukan ketika kondisi sebagai berikut.
a Wajib Pajak tidak memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk memasuki tempat atau ruang serta memeriksa barang yang diduga atau
patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan, danatau dokumen, termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik; b Wajib Pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
2.1.6. Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain Berdasarkan pada Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang KUP bahwa yang
mnejadi tujuan pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain. Pemeriksaan untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakn dilakukan dengan criteria antara lain sebagai berikut.
1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP secara jabatan. 2. Penghapusan NPWP.
3. Pengukuhan atau pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 4. Wajib Pajak mengajukan keberatan.
5. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan penghasilan neto .
6. Pencocokan data dan atau alat keterangan. 7. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil.
8. Penentuan satu atau lebih tempat terhutangnya Pajak Pertambahan Nilai. 9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
10. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan. 11. Memenuhi permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda.
2.2 Keberatan