Penguasaan Konsep Kerangka Pemikiran

bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berfikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Menurut Wetzel Mahmudin, 2010, keterampilan proses terpadu meliputi : 1. Merumuskan hipotesis, membuat prediksi tebakan berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya atau penyelidikan. 2. Mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap variabel independen, dependen, dan variabel kontrol dalam penyelidikan. 3. Membuat definisi operasional, mengembangkan istilah spesifik untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan karakteristik diamati. 4. Percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data. 5. Interprestasi data, menganalisis hasil penyelidikan. Menurut American Association for the Advancement of Science 1970 dalam Devi 2011, keterampilan inferensi menyimpulkan adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.

E. Penguasaan Konsep

Menurut Sagala 2003: Konsep adalah buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan sebagai hasil ber- pikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang menerangkan banyak pengalaman. Pemahaman dan penguasaan konsep akan memberikan suatu apli- kasi dari konsep tersebut, yaitu membebaskan suatu stimulus yang spesifik se- hingga dapat digunakan dalam segala situasi dan stimulus yang mengandung kon- sep tersebut. Jika belajar tanpa konsep, proses belajar mengajar tidak akan ber- hasil. Hanya dengan bantuan konsep, proses belajar mengajar dapat ditingkatkan lebih maksimal. Penguasaan konsep akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Suatu proses dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat atau mengalami perubahan setelah siswa melakukan aktivitas belajar, pendapat ini di- dukung oleh Djamarah dan Zain 2000 yang mengatakan bahwa belajar pada ha- kikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berak- hirnya melakukan aktivitas belajar. Proses belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas, dalam belajar juga dituntut adanya suatu aktivitas yang harus dilaku- kan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan penguasaan konsep. Penguasaan terhadap suatu konsep tidak mungkin baik jika siswa tidak melakukan belajar karena siswa tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran. Sebagian besar materi pelajaran. Sebagian besar materi pelajaran yang dipelajari di sekolah terdiri dari konsep-konsep. Semakin banyak konsep yang dimiliki seseorang, semakin banyak alternatif yang dapat dipilih dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

F. Kerangka Pemikiran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru. Dengan perencanaan yang matang sebelum melakukan kegiatan pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajar- an sebagai salah satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat akan menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik, membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisia- tifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka, situasi proses belajar menjadi lebih terangsang, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu, memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri Roestiyah, 1998. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana peningkatan keterampilan inferensi dan penguasaan konsep siswa pada materi hukum-hukum dasar kimia di SMA Al Azhar 3 Bandarlampung. Semua data diambil dari dua kelas yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan pembelajaran yang digunakan oleh guru bidang studi kimia. Masing-masing kelas diberi pretest, ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi pembelajaran atau untuk melihat kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran sebelum diberi perlakuan yang berbeda. Pelajaran kimia sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dime- ngerti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini menggunakan pembelajaran non inkuiri terbimbing konvensional dimana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa meng- alami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat belajar. Minat belajar akan tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui variasi model, metode maupun media pembelajaran. Pembelajaran di sekolah merupakan suatu kegiatan interaksi edukatif antara guru dan siswa. Belajar merupakan suatu proses bukan suatu tujuan atau hasil. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Dalam pembelajaran di sekolah siswa harus dilibatkan langsung dalam proses penemuan konsep agar siswa tidak cepat lupa dengan materi yang dipelajarinya. Untuk itu, guru perlu melatihkan KPS kepada siswa, karena dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan bertindak melalui sains untuk menyelesaikan ma- salah serta menjelaskan fenomena yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.

G. Anggapan Dasar

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3 E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 17

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 9 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TP 2011/2012

0 7 47

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

0 4 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP HUKUMHUKUM DASAR KIMIA

1 5 54

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 12 70

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 11 66

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 12 1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 8 43

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA SISWA

0 4 45