EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA SISWA

ABSTRAK
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
DLAM MENINGKTKAN PENGUASAAN KONSEP
HUKUM-HUKUM DASAR KIMI SISWA

Oleh
EKA YUNITA ZULIANA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada materi hukum-hukum dasar kimia dalam meningkatkan
penguasaan konsep siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen
dengan Non-Equivalent (Pretes-Posttes) Control Group Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA N 1 Kotaagung, kelas X
IPA4 sebagai eksperimen dan kelas XI IPA3 sebagai kontrol pengambilan sampel
dengan cara purposive sampling. Efektivitas model pembelajaran inkuiri
terbimbing diukur berdasarkan perbedaan n-Gain penguasan konsep siswa yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata n-Gain penguasaan konsep untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol yaitu 0,62 dan 0,37. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan
uji-t, didapat kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif
dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi hukum-hukum dasar

kimia.

Kata kunci: Pembelajaran inkuiri terbimbing, dalam meningkatkan penguasaan
konsep siswa.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kutdalom Tanggamus pada tanggal 28 Juni 1988, sebagai
anak pertama dari lima bersaudara, Dari pasangan Bapak M. Suja’i S. Pd dan Ibu
Rusmaini.

Mengawali pendidikan formal di SDN 1 Tebabunuk kecamatan Kotaagung Barat
yang diselesaikan tahun 2000, Sekolah Lanjutan Yingkat Pertama (SLTA) di SMP
Negeri 1 Kotaagung pada tahun 2003, dan sekolah menengah atas (SMA) di SMA
Muhamaddiyah 1 Gisting Tanggamus pada tahun 2006.

Tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Kimia (FKIP)
Unila melalui jalur non SPMB. Selama menjadi mahasiswa, Penulis pernah
mengukuti kuliah kerja lapangan (KKL) ke Jogja, Bandung, Jakarta pada tahun
2010, dan telah menyelesaikan program pengalaman lapangan (PPL) di SMA

Mutiara Natar Bandar lampung pada tahun pelajaran 2010 2011. Pada tahun 2014
melakukan penelitian di SMA Negeri 1 kotaagung untuk meraih gelar serjana
pendidikan (S.Pd)

Persembahan

Bismillahi rohmaani rohim………..
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:
Bapak dan Ibu tersayang yang telah membesarkan, mendidik, mendoakan,
dan tak kenal lelah dalam mewujudkan mimpiku. Mudah-mudahan kelak
aku dapat membahagiakan kalian.
“Ya Allah Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya atas didikan
mereka padaku Dan pahala yang besar atas kesayangan yang mereka
limpahkan padaku Peliharalah mereka sebagaimana mereka
memeliharaku....”

Adik-adikku tercinta; Iwan, Ipan, Izul dan Nisa yang menanti
keberhasilan saya. Saya akan terus berusaha menjadi kakak yang
terbaik untuk kalian.

Almamaterku tercinta....

MOTO

Pada saat anda meraih bintang, anda mungkin tidak berhasil
mendapat satupun, tetapi anda tidak akan pulang
dengan tangan hampa, karena tidak ada
kata terlambat selagi mau berdo’a
dan berusaha
(Eka Y)

Allah memberikan kelebihan disetiap kekurangan, memberikan
kekuatan disetiap kelemahan, memberikan senyuman
dibalik kesedihan, memberikan harapan dibalik
keputus-asaan, akan tetapi sehebat
apapun kita merencanakan
sesuatu tetap rencana
allah lebih baik.
(Eka Y)


`

SANWACANA

Bismillahirrahmaanirrahiim…
Puji syukur khadiran Allah SWT, karena ats rahmat dan karunian Nya dapat
diselesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Hukum Hukum Dasar Kimia Siswa”.
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Pada kesempatan ini disampaikan terima ksih kepada:
1.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2.

Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3.


Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.

4.

Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembimbing Akademik, dan selaku
Pembimbing I atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik
dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.

5.

Bapak Drs. Tasviri Effkar, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaan dan
keikhlasan dalam memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
penyusunan skripsi ini.

6.

Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang
diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.


7.

Seluruh Dosen Pendidikan Kimia dan Staf Administrasi PMIPA Unila.

8.

Bapak Drs.M. Yunus selaku Kepala SMA Negeri 1 Kotaagung atas izin yang
diberikan untuk melaksanakan penelitian.dan Ibu Yulizar, S.Pd. selaku guru
mitra atas kerja sama, masukan, dan bimbingannya

9.

Keluargaku, Terutama Bapak dan Ibu serta adek- adek dan cinta sejati aku yang
selalu mendo’akan disetiap waktu tanpa lelah dan memperjuangkan segalanya
untuk keberhasilanku.

10. Teman seperjuangan menyusun skripsi: Desia, Elia, Komang`, Reli, Rosma,
Pipit, Yogi, Andri K, dan Putri atas dukunganya, saran serta motivasi yang selalu
dberikan . Sahabatku di pendidikan Kimia angkatan 2006 : Ria M, Yogi, Eri,
Wasito, Ety, Desi, Uni, Titis, Ulif, Riska, Miswanti, Frissil, Lita, Se2, Nurul,

Oca, Liza, Eka romni, Bayu, Eko, Arif, Mona, Hanik, Ria Jiyuk, Ira. Sahabatku :
Ria, Paulus, Rika, Lina, Diana, Linda, Santi, Ema, Rapa dan Sintia atas
dukungan dan bantuan yang selalu diberikan. Sahabat hidup, yang selalu
bersabar menunggu dan menguatkanku untuk menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah−Nya, dan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamin.

Bandar Lampung, 14 Januari 2015
Penulis,

Eka Yunita Zuliana

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

vi

I.


PENDAHULUAN .....................................................................................

1

A. Latar Belakang ....................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................

5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ..............................................................................

5


E. Ruang Lingkup ....................................................................................

6

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

7

A. Efektivitas Pembelajaran .....................................................................

7

B. Pembelajaran Konstruktivisme ............................................................

7

C. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.............................................

10


D. Penguasaan Konsep ............................................................................

14

E. Kerangka Pemikiran.............................................................................

15

F. Anggapan Dasar ..................................................................................

17

G. Hiipotesis .............................................................................................

17

III. METODE PENELITIAN ...........................................................................
A. Populasi dan Sampel ............................................................................

18


B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................

19

v

C. Metode dan Desain Penelitian .............................................................

19

D. Variabel Penelitian ..............................................................................

20

E. Instrumen Penelitian ...........................................................................

20

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .........................................................

21

G. Analisis Data .......................................................................................

23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................................
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data .......................................................

28

B. Pembahasan..........................................................................................

33

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
A. Simpulan ..............................................................................................

45

B. Saran ....................................................................................................

45

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
A. Silabus Eksperimen ................................................................................ 49
B. RPP Eksperimen .................................................................................... 54
C. LKS ........................................................................................................ 83
D. Soal Postes ............................................................................................. 107
E. Rubrik Penilaian Soal Postes ................................................................ 116
F. Kisi-Kisi Soal Postes................................................................................117
G. Perhitungan Dan Analisis Data................................................................119
H. Lembar Aktivitas Siswa ......................................................................... 133
I. Lembar Observasi Guru ......................................................................... 142
J. Surat Keterangan penelitian.....................................................................146

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Tahap pembelajaran Inkuiri Terbimbing ....................................................

13

2.

Desain penelitian .........................................................................................

19

3.

Rancangan kegiatan kedua kelas.................................................................

23

4.

Data normalitas n-Gain penguasaan konsep ………... ...............................

31

5.

Data homogenitas n-Gain penguasaan konsep ..........................................

32

6.

Data uji perbedaan dua rata-rata penguasaan konsep ................................

32

7.

Data n-Gain penguasaan konsep kelas eksperimen ................................... 119

8.

Data n-Gain penguasaan konsep kelas kontrol ........................................... 120

9.

Daftar distribusi frekuensi penguasaan konsep kelas eksperimen...........123

10. Uji normalitas penguasaan konsep siswa kelas eksperimen...................124
11. Daftar distribusi frekuensi penguasaan konsep kelas kontrol.................126
12. Uji normalitas penguasaan konsep kelas kontrol...................................128

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Alur Penelitian ............................................................................................... 22
2. Grafik nilai rata-rata pretest dan postest penguasaan konsep siswa .............. 29
3. Grafik rata-rata n-Gain penguasaan konsep ................................................... 30

vi

1111

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara
memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,
struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan penergetika zat. Ada tiga hal yang
berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan
ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah) dan kimia sebagai sikap. Oleh
sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memper
hatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (BSNP, 2006)

Salah satu tujuan pembelajaran kimia adalah menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa aspek yang
perlu dibenahi, salah satunya adalah proses pembelajaran. Pada pembelajaran ini

2

siswa cenderung hanya bertindak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh
guru, tanpa berusaha sendiri untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan
untuk mencapai tujuan belajarnya. Mereka tidak dapat menjadi seorang pelajar
mandiri yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada dengan
pengetahuan yang dimilikinya (BSNP, 2006).

Faktanya, pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya menghadirkan konsepkonsep, hukum-hukum, dan teori-teori saja; tanpa menyuguhkan bagaimana
proses ditemukanya konsep, hukum, dan teori tersebut; sehingga tidak tumbuh
sikap ilmiah dalam diri siswa. Akibatnya pembelajaran kimia menjadi kehilangan
daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata yang seharusnya
menjadi objek ilmu pengetahuan tersebut (BSNP, 2006).

Penguasaan konsep materi sangat mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa.
Suatu proses dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat
atau mengalami perubahan setelah siswa melakukan aktivitas belajar. Pendapat ini
didukung oleh (Djamarah dan Zain, 2006) yang mengatakan bahwa belajar pada
hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
berakhirnya melakukan aktivitas belajar

Hukum-Hukum Dasar kimia adalah salah satu materi pada pembelajaran kimia
SMA kelas X semester 2. Kompetensi dasar pada materi tersebut adalah
Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia
melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia. Indikator yang harus dikuasai siswa adalah:(1) menjelaskan

3

hukum kekekalan massa, (2) menjelaskan hukum perbandingan tetap, (3)
menjelaskan hukum perbandingan, (4) menjelaskan hukum perbandingan volum.

Karakteristik konsep hukum-hukum dasar kimia adalah suatu pembelajaran yang
bersifat konkrit sampai yang bersifat abstrak, pembelajaran hukum-hukum dasar
kimia yang bersifat konkrit dapat dilakukan dengan pembelajaran melalui metode
eksperimen atau praktikum, sedangkan yang bersifat abstrak dapat dilakukan
dengan cara pengamatan terhadap data-data hasil percobaan. Hal ini bertujuan
agar siswa dapat membangun pengetahuannya lebih mendalam (bukan sekedar
hafalan). Sehingga mampu menguasai konsepsendiri setelah pembeljaran
berlangsung.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas X IPA di SMA Negeri 1
Kotaagung bahwa materi hukum-hukum dasar kimia masih disampaikan dengan
pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan metode ceramah, tanya
jawab, latihan atau diberi tugas sehingga siswa kurang termotivasi untuk lebih
aktif dan tidak memiliki kemampuan untuk menggali serta mencari informasi
secara mandiri. Selain itu, dalam pembelajaran kimia siswa kurang berinteraksi
untuk saling berbagi gagasan sehingga dalam meningkatkan pengusaan konsep
sangat kurang. Hal ini di perkuat bahwa dalam pembelajaran kimia siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi, mengerjakan soal latian
sehingga siswa cenderung pasif dan kurang termotivasi untuk meningkatkan
penguasaan konsep.

4

Dalam melatih meningkatkan penguasaan konsep siswa, diperlukan model
pembelajaran yang bersifat konstruktivisme, yakni pembelajaran yang
menitikberatkan pada keaktifan siswa dan mengharuskan siswa membangun
pengetahuannya sendiri. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat
memacu dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa adalah model
pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini terdiri dari lima langkah pembelajaran
yang meliputi : (1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan; (2) membuat
hipotesis; (3) mengumpulkan data; (4) menganalisis data, dan (5) membuat
kesimpulan. Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dimulai dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk diselesaikan oleh siswa.

Pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada
diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang
lebih baik, membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka, situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu,
memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri (Roestiyah, 1998).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Katamso (2010) pada materi Hukum-hukum
Dasar Kimia kelas X3 SMA Persada Bandarlampung, menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah siswa

5

Dengan latar belakang dan uraian di atas, dilakukan penelitian yang berjudul
“Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Penguasaan
Konsep Hukum-Hukum Dasar Kimia Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah pembelajaran inkuiri terbimbing
efektif dalam meningkatkan penguasan konsep siswa pada materi Hukum-hukum
Dasar Kimia.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam
meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Hukum-hukum Dasar Kimia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Siswa
Memberi pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran Hukum-Hukum
Dasar Kimia dan meningkatkan penguasaan konsep siswa melalui model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
2. Guru
Sebagai alternatif guru dan calon guru dalam usaha meningkatkan
penguasaan konsep siswa melalui pembelajran inkuiri terbimbing.

6

3. Sekolah
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1.

Materi kimia dalam penelitian ini adalah materi hukum-hukum dasar kimia
meliputi Hukum Kekekalan Lavoiser, Hukum Proust, Hukum Dalton, Hukum
Gay Lussac dan Hipotesis Avogadro.

2.

Efektivitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan
dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria
keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada Wicaksono (2008), yaitu
Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan penguasaan konsep
kima siswa apabila secara statistik penguasaan konsep kimia siswa
menunjukkan perbedaan n-Gain yang signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.

3.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelajaran dengan cara
membimbing siswa dalam menemukan konsep kimia dengan langkah-langkah
mengajukan permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

4.

Penguasaan konsep kimia siswa meliputi konsephukum-hukum dasar kimia
berupa nilai pretes dan postes.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan
tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.
Menurut Wicaksono (2008), kriteria keefektifan dalam suatu penelitian mengacu
pada :
a.

b.

c.

Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurangkurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai ≥ 65 dalam
peningkatan hasil belajar.
Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa
apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran
(gain yang signifikan).
Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan
motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk
belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa
belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

B. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Von Glaserfeld (Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu, 2001) menyatakan
bahwa konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita
sendiri.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

8

diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi
makna melalui pengalaman-nya Trianto (Atika, 2011).

Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997) yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa,
Mengajar adalah membantu siswa belajar,
Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir,
Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
Guru adalah fasilitator

Menurut Von Glaserfeld (Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu 2001), agar siswa
mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:
1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan
interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.
2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan
mengenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan
sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari
pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya
untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuannya.
3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang
lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul
penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi
pembentukan pengetahuannya.

Pembelajaran yang baik adalah yang menekankan pada ketiga ranah; yang
kognitif, efektif, dan psikomotor. Ranah kognitif meliputi menghafal, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, dan mensintesis suatu konsep. Ranah psikomotor
meliputi kegiatan yang melibatkan gerakan anggota badan; seperti menirukan,
mensimulasikan, dan mendemostrasikan. Ranah afektif berkaitan dengan etika

9

dan estetika. Hal senada diungkapkan oleh (Dimyati dan Mujiono, 2002), bahwa
belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.

Menurut kaum kontruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa dalam
mengkontruksi arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik. Belajar juga
merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau
informasi yang dipelajari dengan pengertian yang dimiliki siswa sehingga
pengetahuannya berkembang. Proses belajar tersebut mempunyai ciri-ciri belajar
membentuk makna, belajar merupakan pengembangan pemikiran, belajar dalam
mengontruksi arti merupakan proses yang terus menerus (Pannen, Mustafa, dan
Sekarwinahyu, 2001).
Demikian juga menurut Suparno (1997), bahwa pengetahuan merupakan proses
kontruksi yang terus-menerus, dan belajar adalah proses organik untuk
menemukan sesuatu di mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya dan
guru membantu sebagai mediator.
Inkuiri terbimbing adalah salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada
filsafat kontruktivisme. Dalam inkuiri terbimbing hubungan guru dan murid
adalah sebagai mitra yang bersama-sama membangun pengetahuan. Artinya
bahwa murid harus aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya dan
guru membantu agar pencarian tersebut berjalan dengan baik (Suparno1997).

10

C. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Sund (Trianto, 2010) menyatakan bahwa inquiry merupakan perluasan proses
discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa Inggris
inquiry, berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai proses
umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

Menurut Sanjaya (2007), strategi pembelajaran inkuiri akan efektif, jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1.

2.

3.
4.
5.

Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian, dalam strategi
inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebgai tujuan utama
pembelajaran, tetapi yang lebih diutamakan adalah proses belajar.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau
konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu
pembuktian.
Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
Jika jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh guru.
Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.

Menurut Sanjaya (2007), kelemahan pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu :
1.
2.
3.

4.

Jika pembelajaran inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
Pada pembelajaran inkuiri ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh
karena terbentur dengan kebiasaan siswa belajar.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah
ditentukan.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru

.

11

Sund dan Trowbridge (Dewi, 2010) mengungkapan beberapa macam model
inkuiri yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu :

1. Guided Inquiry
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang
dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas
kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak
merumuskan masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak
melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatankegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa yang mempunyai
intelejensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan dan siswa mempunyai intelejensi tinggi tidak memonopoli kegiatan.

2.

Modified Inquiry

Model pembelajaran inkuiri ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian
untuk memperoleh jawaban. Selain itu , guru merupakan nara sumber yang
tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menghindari
kegagalan dalam memecahkan masalah.

3.

Free Inquiry

Pada model ini siswa harus mengidentifikasikan dan merumuskan macam masalah
yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis model inkuiri ini lebih bebas daripada
kedua jenis inkuiri sebelumnya.

12

4.

Inquiry Role Approach

Model pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan siswa dala tim-tim
yang masing-masing terdiri atas empat orang untuk memceahkan masalah yang
diberikan. Masing-masing anggota memegang peranan yang berbeda, yaitu
sebagai koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.

5.

Invitation Into Inquiry

Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan
cara-cara yang lain ditempuh para ilmuwan.

Madel pembelajrn yang digunakan pada materi Hukum-Hukum Dasar Kimia
adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Martin dan Hansen Dewi, (2010) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) memberikan kesempatan pada siswa dalam
merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil keputusan secara
mandiri, sedangkan guru bertugas dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan
bahan penunjang, artinya bahwa guru berperan sebagai pemimbing dan fasilitator.

Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) mengadaptasi dari
tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Gulo (Trianto,
2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat dijelaskan pada
Tabel 1.

13

Tabel 1. Tahap pembelajaran Inkuiri Terbimbing
No
Fase
1. Mengajukan
pertanyaan
atau permasalahan
2. Membuat
hipotesis

3. Mengumpulkan data

Kegiatan Guru
Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah.
Guru membagikan LKS
kepada siswa
Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk curah
pendapat dalam membuat
hipotesis. Guru membimbing
siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan
Guru membimbing siswa
mendapatkan informasi atau
data-data melalui percobaan
maupun telaah literatur

4. Menganalisis
data

Guru memberi kesempatan
pada tiap siswa untuk
menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul

5.

Guru membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan

Membuat
kesimpulan

Kegiatan Siswa
Siswa mengidentifikasi
masalah yang terdapat
dalam LKS
Siswa memberikan
pendapat dan menentukan
hipotesis yang relevan
dengan permasalahan

Siswa melakukan
percobaan maupun telaah
literatur untuk
mendapatkan data-data
atau informasi
Siswa mengumpulkan dan
menganalisi data serta
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
terkumpul
Siswa membuat kesimpulan

Menurut Roestiyah (2008), inquiry memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih
baik.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus
sampai menemukan jawaban-jawaban.

14

Kelemahan dari model pembelajaran inquiry antara lain:
1. Guru harus tepat memilih masalah yang akan dikemukan untuk membantu
siswa menemukan konsep.
2. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswa-siswanya.
3. Guru sebagai fasilitator diharapkan kreatif dalam mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan.

Kelemahan inquiry dapat diatasi dengan cara:
1. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa
terdorong mengajukan dugaan awal
2. Menggunakan bahan atau permainan yang bervariasi
3. Memberikan kesempatan kepada siswa mengajukan gagasan-gagasan
meskipun gagasan tersebut belum tepat.

D. Penguasaan Konsep

Konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan sebagai hasil
berpikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang menerangkan
banyak pengalaman. Pemahaman dan penguasaan konsep akan memberikan suatu
aplikasi dari konsep tersebut, yaitu membebaskan suatu stimulus yang spesifik
sehingga dapat digunakan dalam segala situasi dan stimulus yang mengandung
konsep tersebut. Jika belajar tanpa konsep, proses belajar mengajar tidak akan
berhasil. Hanya dengan bantuan konsep, proses belajar mengajar dapat
ditingkatkan lebih maksimal (Djamarah dan Zain, 2006).

Penguasaan konsep biasanya dinilai dengan mengacu pada Taksonomi Bloom.
Menurut Rustaman (2005), untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah lebih
ditekankan pada pengetahuan kognitif yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman dan penerapan konsep. Karakteristik taksonomi Bloom terbagi

15

menjadi dua dimensi : (1) dimensi proses kognitif; (2) dimensi pengetahuan
(Anderson, 2001).

Dimensi kognitif meliputi mengingat (C1), mengerti (C2), menerapkan
(C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Sedangkan
dimensi pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, prosedural, dan metakognitif.
Jenjang taksonomi ini merupakam hasil revisi dari taksonomi Bloom lama
(Anderson, 2001).

Penguasaan konsep yang dimiliki siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan yang ada kaitannya dengan konsep yang dimiliki. Dalam
penguasaan konsep siswa tidak terbatas hanya mengenal, tetapi siswa harus dapat
menghubungkan antara satu konsep dengan konsep lainnya.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan diuji apakah pembelajaran inkuiri terbimbing efektif
dalam meningkatkan penguasaan konsep hukum-hukum dasar kimia. Pada kelas
eksperimen akan diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing , dan untuk
kelas kontrol akan diterapkan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel
bebasnya menggunakan model pembelajaran inkuiri Terbimbing dan
pembelajaran konvensional sedangkn variabel terikatnya adalah penguasaan
konsep pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia. Pembelajaran inkuiri
terbimbing memiliki lima tahapan, yaitu: (1) Mengajukan permasalahan ;
(2) Membuat hipotesis; (3) Mengumpulkan data; (4) Menganalisis data; (5)
Membuat kesimpulan.

16

Pada tahap mengajukan permasalahan, guru menghadapkan siswa dengan masalah
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa menemukan sendiri arah
dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan
tersebut. Tahap kedua, untuk memecahkan masalah tersebut, siswa mencari
informasi dan merumuskan hipotesis dari permasalahan yang diberikan.
Kemudian tahap ketiga, guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data yang
dapat diperoleh dari melakukan percobaan atau telaah literatur dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS, bila siswa tidak mengerti dapat
bertanya langsung pada guru. Tahap selanjutnya, siswa menganalisis data dari
hasil percobaan secara terbimbing. Tahap terakhir, yaitu membuat kesimpulan,
guru membimbing siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan dan
analisis data yang telah diperoleh.

Masing-masing kelas diberi pretest yang sama dari materi yang akan mereka
terima, yaitu materi hukum-hukum dasar kimia. Soal pretest yang diberikan
disusun untuk mengungkap pengetahuan siswa sebelum siswa menerima
pembelajaran.

Dengan demikian, apabila pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada
pembelajaran kimia di kelas diharapkan mampu meningkatkan penguasaan
konsep siswa pada materi hukum-hukum dasar kimia, serta pembelajaran inkuiri
terbimbing akan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

17

F. Anggapan Dasar

1. Anggapan dasar dari penilitian ini yaitu Siswa kelas X IPA SMA Negeri 1
Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014 yang menjadi sampel penelitian
mempunyai kemampuan awal yang sama dalam penguasaan konsep kimia.
2. Siswa memperoleh materi pembelajaran kimia dari guru yang sama dan
jangka waktu pembelajaran yang sama.
3.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penelitian diabaikan.

4. Perbedaan nilai rata-rata n-gain penguasaan konsep pada materi hukumhukum dasar kimia terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses
pembelajaran

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Model pembelajaran inkuiri terbimbing
efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pokok
Hukum-Hukum Dasar Kimia.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X IPA SMA Negeri 1
Kotaagung Tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 121 siswa dan tersebar dalam
empat kelas. Dalam penelitian ini diambil sebagian dari populasi yang akan di
jadikan sampel yaitu dua kelas dari empat kelas yang ada. Kelas X IPA4 sebagai
kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan
kelas X IPA3 sebagai kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Oleh
karena peneliti ingin mendapatkan kelas dengan tingkat penguasaan konsep dan
kemampuan kognitif yang sama, peneliti memilih teknik purposive sampling
dalam pengambilan sampel. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yaitu ingin
mendapatkan sampel dengan kemampuan akademik relatif sama
Dalam pelaksana anya, peneliti meminta bantuan guru bidang studi kimia yang
memahami karakteristik siswa di sekolah tersebut untuk mempertimbangkan kelas
yang akan dijadikan sampel dan peneliti menentukan kelas X IPA4 kelas
eksperimen dan X IPA3 kelas kontrol.

19

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kuantitatif. Data kuantitatif berupa data hasil tes sebelum pembelajaran (pretes),
hasil tes setelah pembelajaran (postes), data aktivitas siswa dan data kinerja guru.
Adapun sumber data dibagi menjadi dua kelompok yaitu seluruh siswa kelas
eksperimen dan seluruh siswa kelas kontrol.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Non
Equivalent (Pretest-Posttest) Control Group Design (Creswell, 1997) yang
disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Desain penelitian.
Kelas

Pretes

Perlakuan

Postes

Eksperimen

O1

X

O2

Kontrol

O1

-

O2

Keterangan:
X:

Perlakuan pembelajaran kimia menggunakan pembelajaran inkuiri
terbimbing

(-) : Perlakuan pembelajaran kimia menggunakan pembelajaran konvensional
O1:

Pretes yang diberikan sebelum perlakuan

O2:

Postes yang diberikan setelah perlakuan

20

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan pembelajaran konvensional sedangkan variabel terikat pada
penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa pada materi pokok hukum-hukum
dasar kimia

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau fasilitas yang dipergunakan
peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pretes dan postes yang
berupa soal penguasaan konsep dalam bentuk pilihan ganda, instrumen penelitian
yang berbasis model inkuiri terbimbing yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS),
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, serta lembar penilaian
aktivitas siswa dan lembar penilaian kinerja guru siswa pada materi hukumhukum dasar kimia. Dalam pelaksanaannya, kelas kontrol dan kelas eksperimen
diberikan soal yang sama. Soal pretes adalah materi pokok hukum-hukum dasar
kimia yang terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda untuk mengukur penguasaan
konsep.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam

21

konteks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara,
yaitu cara judgment atau penilaian, dan pengujian empirik.

Instrumen ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian antara
instrumen dengan ranah atau domain yang diukur. Adapun pengujian kevalidan
isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan
dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan
pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu
terdapat ke sesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk
digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang
bersangkutan. Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan
keahlian penilai, maka perlu meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini
dilakukan oleh dosen pembimbing penelitian untuk menilainya

F Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu:
1. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, yaitu di SMA
Negeri 1 Kotaagung.
2. Menentukan populasi dan sampel, yaitu kelas X IPA SMA Negeri 1
Kotaagung .
3. Tahap persiapan, membuat instrumen penelitian yaitu silabus; Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); Lembar Kerja Siswa (LKS); soal pretes;
dan soal postes.

22

4. Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan
selama proses pembelajaran di kelas kontrol.
5. Soal pretes dan postes yang digunakan telah divalidasi.
6. Pelaksanaan pretes di kedua kelas
7. Pelaksanaan proses pembelajaran di masing-masing kelas dengan pembelajaran
yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan model inkuiri terbimbing
dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
8. Pelaksanaan postes di kedua kelas.
9. Menganalisis data berdasarkan data hasil penelitian.
10. Penarikan kesimpulan.

Adapun langkah-langkah penelitian yaitu

Observasi Pendahuluan
Menentukan Populasi dan Sampel

`
Mempersiapkan
instrumen dan perangkat
pembelajaran

Validasi

Kelas Kontrol

Pretes

Pembelajaran
Konvensional

postes
Analisis Data
Kesimpulan

Gambar 1. Alur penelitia

Membuat instrumen penelitian
dengan model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing yaitu: LKS, RPP,
Silabus, Soal Pretes dan Postest

Kelas Eksperimen
Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing

23

1. Perhitungan Nilai Siswa

Nilai pretes dan postes untuk penguasaan konsep kimia siswa dirumuskan sebagai
berikut:


(1)

Setelah data nilai diperoleh kemudian ditentukan n-Gain masing-masing siswa
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.

2. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes
dari kedua kelas. Menurut Meltzer, besarnya peningkatan dihitung dengan rumus
gain ternormalisasi (n-Gain), yaitu :

n-Gain 

Nilai Postes - Nilai Pretes

Nilai Maksimum - Nilai Pretes

Tabel 3. Kriteria interpertasi n-gain yang dikemukakan oleh Hake, yaitu :
Besarnya g

Interpretasi.

g > 0.7

Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7

Sedang

g ≤ 0,3

Rendah

(2)

24

G. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
perbedaan dua rata-rata. Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata ada uji
prasyarat yang harus dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas

a. Uji normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis untuk uji
normalitas adalah:

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat berikut
(Sudjana, 2005):


dengan kriteria uji: terima H0 jika  2 hitung   2 tabel dengan taraf nyata 5%
Keterangan:
Oi : frekuensi pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan

(3)

25

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dua varians digunakan unuk mengetahui apakah dua kelompok
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak.

H0 = data penelitian mempunyai varians yang homogen.
H1 = data penelitian mempunyai varians yang tidak homogen.
1. Rumusan hipotesis
H0 : σ12 = σ22 Sampel memiliki varians yang homogen.
H1 : σ12 ≠ σ22 Sampel memiliki varians yang tidak homogen
Keterangan :
= varians nilai kelompok 1
= varians nilai kelompok 2

2. Rumus statistik yang digunakan adalah uji-F :
(4)

.
Keterangan :
F = Kesamaan dua varians
= varians terbesar
= varians terkecil

26



̅

(5)

dengan:
S = simpangan baku
x = n-Gain siswa
̅ = rata-rata n-Gain

n = jumlah siswa
3. Kriteria Uji

Tolak H0 jika
distribusi F dengan peluang

atau

dengan

, derajat kebebasan

didapat dari
dan

.

Taraf nyata 5%.

c. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Uji
yang digunakan adalah uji t yang dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians
Dan untuk menentukan apakah model inkuiri terbimbing berlaku untuk populasi
Rumus hipotesis untuk uji ini adalah
H0: μ1y ≤ μ 2y : Rata-rata n-Gain penguasaan konsep pada materi Hukum-Hukum
Dasar Kimia di kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata nGain penguasaan konsep di kelas kontrol.
H1: μ1y >μ 2y : Rata-rata n-Gain penguasaan konsep pada materi Hukum-Hukum
Dasar Kimia di kelas eksperimen lebih tinggi di bandingkan dengan ratarata n-Gain penguasaan konsep di kelas kontrol.

27

Keterangan :
µ 1 = rata-rata n-Gain (y) kelas eksperimen
µ 2 = rata-rata n-Gain (y) kelas kontrol
y = penguasaan konsep
Karena data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen  12   22 , maka
pengujian statistik yang digunakan ialah uji-t (Sudjana, 2002).

thitung 

(n1  1) s12  (n2  1) s 22
X1  X 2
2
, dengan s g 
n1  n2  2
1
1

Sg
n1 n2

Kriteria uji : terima H0 jika thitung< t1- dengan dk = ( n1  n2  2 )
Keterangan:
̅

̅

= Mean n-Gain penguasaan konsep kelas eksperimen
= Mean n-Gain penguasaan konsep kelas kontrol
= Simpangan baku gabungan

s12

= Varians kelas eksperimen

s 22

= Varians kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata nilai n-Gain penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran inkuiri
terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata nilai n-Gain penguasaan konsep
siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok hukum-hukum
dasar kimia di SMA Negeri 1 Kotaagung.
2. Pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan penguasaan
konsep pada materi hukum-hukum dasar kimia siswa kelas X SMA Negeri 1
Kotaagung.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian serupa, sangat
penting untuk mempersiapkan observer yang akan mengamati aktivitas siswa
dan kinerja guru. Data observasi ini bermanfaat untuk menunjukkan
keefektivan suatu pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung

46

2. Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dipakai sebagai alternatif model
pembelajaran bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat
disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa.
3. Pada saat memulai proses pembelajaran dalam suatu penelitian diusahakan
tidak terlalu berdekatan dengan jadwal dimulainya pembelajaran materi yang
akan diteliti. Hal ini untuk mengantisipasi kurangnya waktu pembelajaran
saat penelitian berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Ferry, J. H. 2011. Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan
Keterampilan Mengkomunikasikan dan Penguasaan Konsep Hukum-hukum Dasar
Kimia. (Skripsi). FKIP Unila Bandarlampung. Tidak Diterbitkan.
Hamalik, O. 2011. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Ibrahim, M. 2007. Pembelajaran Inkuiri. http://org/index.php?option=com_frontpage&
itemid-28. Tanggal Akses : 7 Desember 2013.
Islami, K. N. 2013. Efektifitas model pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Penguasan Konsep Hukum-Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri.
(Skripsi).FKIP Unila Bandarlampung.Tidak Diterbitkan
.
Panen, P.D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam
Pembelajaran. Dikti. Jakarta.
Roestiyah, N. K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Perdana Media Group.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada
Media Group.

Victorya, T.T. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Hukum-hukum Dasar Kimia
Siswa (Pra Eksperimen Pada Kelas X SMA Muhammadiyah I Way Jepara). (Skripsi).
Lampung. FKIP Unila.
Wicaksono, A. 2008. Efektitivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia di :
http://agung.smkn1pml.sch.id/wordpress/?p=119. Tanggal Akses : 7 Desember 2013.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3 E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 17

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

0 8 52

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 9 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

0 23 51

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

0 4 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP HUKUMHUKUM DASAR KIMIA

1 5 54

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 12 70

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 11 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 7 39

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 45