205
Seni Budaya
Introduksi = Pengenalan tokoh Arif, Tuti, Ayah,  Ibu, Paman dan Orang
Tua Arif Reasing Action = tokoh utama memiliki  itikad Tokoh Arif
Konlik = tokoh utama mengalami pertentangan Itikad Arif dihambat
oleh orang tua Tuti Klimaks
= terselesaikannya persoalan tokoh utama kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan  cinta
Resolusi = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks Kedua orang
tua Arif melamar Tuti Kongklusi
=  kesimpulan  cerita  atau  kisah  Arif  dan  Tuti  bersanding dipelaminan
Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah atau lakon terletak pada kekuatan  memilih  tema.  Masalah  yang  diangkat,  gagasan  cerita  yang
digulirkan  melalui  alur,  dan  pesan  moral  bersifat  aktual  atau  tidak.  Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta
keseimbangan hidup ; harmonis dan bermakna.
b.  Tema
Tema  adalah  pokok  pikiran.    Di  dalam  tema terkandung  tiga  unsur  pokok;  1  masalah  yang
diangkat,  2  gagasan  yang  ditawarkan,  dan  3 pesan yang disampaikan pengarang.
Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan  tentang  kehidupan,  berupa;
Ideologi,  politik,  ekonomi,  sosial,  budaya,  dan keamanan. pada suatu masyarakat tertentu dalam
lingkup  luas  atau  terbatas.    Gagasan  yang ditawarkan  dalam  tema  adalah  jalan  pikiran
pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal  sampai  akhir.  Pesan  di  dalam  tema  sebuah
lakon  berupa  kesimpulan  ungkapan  pokok  cerita dari pengarang.
Tema-tema yang ada pada Lakon Drama atau Teater, biasanya tentang; kepahlawanan  heroic,  pendidikan  educatif,  sosial  social,    kejiwaan
psikologi,  keagamaan  religius.  Tema  lakon  di  dalam  Teater  Remaja, biasanya  lebih  didasarkan  pada  muatan  pendidikan  untuk  menumbuh
kembangkan  mental,  moral  dan  pikir.  Contoh,  dalam  memahami  tema. Temanya  pendidikan;  masalahnya  adalah  “  narkoba  “,  gagasan  atau
idenya adalah “ menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba sebab menghilangkan nyawa.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 8.12  Putu Wijaya Penulis Naskah dan
Sutradara Drama Indonesia
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
206
Kelas X SMA  MA  SMK  MAK
c.  Setting
Setting dalam sebuah lakonnaskah  merupakan
unsur  yang  menunjukan;  tempat  dan  waktu kejadian  peristiwa  dalam  sebuah  babak.
Berubahnya  setting  berarti  terjadi  perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan
babak berarti terjadi perubahan setting. Tempat  sebagai  penunjuk  dari  unsur Setting di
dalam lakon, mengandung pengertian menunjuk pada  tempat  tengah  berlangsungnya  kejadian,
misalnya; di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman,
di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam bus, dst.
Waktu sebagai bagian unsur Setting di dalam lakon, menjelaskan  tentang  terjadinya  putaran  waktu,
yakni; siang-malam, pagi sore, gelap terang,  mendung cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, jaman
Belanda, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi.
Latar  peristiwa  kejadian  sebagai  bagian  dari unsur  Setting  di  dalam  lakon,  misalnya;  kondisi
perang, kondisi mencekam, kondisi aman, dst.
d.   Point of  view