Transformasi Bostick Pemodelan 2D Nonlinear Conjugate Gradient NLCG

Pada polarisasi TM medan magnet Hx dan medan listrik Ey masing-masing sejajar dan tegak lurus dengan arah struktur. Persamaan yang berlaku adalah: + = …………………………………… 7j = ………………………………………………………. 7k dimana s = 1ρ adalah konduktivitas medium dan ρ adalah resistivitas, = 2pf dan f adalah frekuensi, μ adalah permeabilitas ruang hampa. Dalam pemodelan respon MT 2D, medan elektromagnetik gelombang bidang plane wave dapat diambil sebagai superposisi medan polarisasi E transverse electric TE mode dan medan polarisasi H transverse magnetic, TM mode, masing-masing dengan komponen Ex, Hy, Hz dan Hx, Ey, Ez, seperti gambar dibawah ini: Gambar 7. Bentuk polarisasi untuk TM-mode dan TE-mode Djedi,1997 Persamaan gelombang untuk TE dan TM mode, dapat dituliskan:

a. TE Mode :

+ + + = 0 ……………………………… 7l = γ 11 – σ 12 σ 21 j μ k 22 dan g ij = j σij + 2 μ ɛ ; dan medan magnet dapat dicari melalui persamaan: Hy = …………………………………………………….. 7m

b. TM Mode :

+ + + = 0 …………………….. 7n Sedangkan untuk medan listrik dapat dicari melalui persamaan: Ey = ………………………………………………………………. 7o

3.5. Prinsip Pengukuran

Komponen-komponen yang digunakan pada pengukuran MT terdiri dari sensor- sensor yang dapat digunakan untuk mengukur medan magnet dan medan listrik. Sensor-sensor tersebut terdiri dari sensor magnetik coil dan sensor elektrik porospout. Sensor elektrik yang digunakan berjumlah 5 buah yang masing- masing ditempatkan pada arah utara,selatan,timur, barat dan satu lagi pada bagian tengah dari keempat tersebut. dan sensor magnetik berjumlah 3 buah dan diletakkan sejajar dengan sumbu x , sejajar dengan sumbu y dan dikubur dengan arah vertikal. Selain itu alat MT unit Phoenix dan ditambah dengan adanya GPS Lendra, 2003. Sebelum melakukan pengambilan geologi daerah prospek. diketahui melalui survey dan coil Hy sebaiknya diarahkan tegak lurus porospout Ex dan Hx disejajarkan dengan struktur. Dalam penelitian ini, penulis adalah data sekunder yang Divisi Geosains, Elnusa. Gambar 8 unit Phoenix yang dapat merekam data dan menyimpan dengan adanya GPS untuk sinkronisasi waktu pada saat pe melakukan pengambilan data MT, terlebih dahulu dilakukan prospek. Dalam kondisi ideal, jika struktur 2D yang survey geologi atau geofisika sebelumnya, maka porospout Hy sebaiknya diarahkan tegak lurus terhadap struktur, sedangkan asangan Ex dan Hx disejajarkan dengan struktur. ini, penulis tidak melakukan akuisisi data. Data yang digunaka sekunder yang diperoleh dari Tim Survey Non Navigasi Elnusa. Gambar 8. Layout pengukuran dalam metode MT menyimpan data saat pengukuran dilakukan survey yang dominan porospout Ey sedangkan asangan yang digunakan Navigasi Seismik,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1. Pengolahan Data 1 Dimensi

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data terhadap 21 titik pengamatan yang tersebar pada tiga lintasan, yaitu Lintasan 1, Lintasan 2 dan Lintasan 3, yang membentang antara Timur Laut - Barat Daya. Kondisi geologi daerah ini berupa pegunungan dengan lintasan 1 Line 1 terdiri dari 8 titik MT yang pengukurannya di mulai dari MT-01 s.d MT-08, line 2 memiliki 7 titik pengukuran dan line 3 dengan 6 titik pengukuran. Jarak masing-masing titik berkisar antara 1,5 km. Peta persebaran titik dapat dilihat pada Gambar 10. Pada penelitian ini data yang diolah berupa data dengan format .EDI yang sebelumnya telah dilakukan pengolahan awal dengan menggunakan software. Penelitian ini melanjutkan pengolahan data tahap kedua untuk mendapatkan model dari data pengukuran dengan menggunakan software geofisika yaitu, WinGLink. Langkah pertama adalah dengan membuat lembar project dan database pada WinGLink. Pada tahap ini nama single project adalah MT dengan database dinamai dengan Tugas Akhir lembar kerja Gambar 11. Kemudian dilanjutkan dengan import data MT berupa data dengan format .EDI dan import koordinat - titik MT. Setelah proses yang dimulai dengan menghubungkan seperti pada Gambar 10 kurva sounding MT dapat MT yang tersebar pada tiga lintasan. Gambar proses import data selesai, dilanjutkan dengan pengolahan dengan menghubungkan titik-titik MT sesuai dengan lintasa Gambar 10. Setelah pengaktifan ketiga lintasan maka peng MT dapat dilakukan. Pengeditan ini dilakukan terhadap rsebar pada tiga lintasan. Gambar 10. Persebaran titik Magnetotellurik Gambar 11. Lembar database MT pengolahan data dengan lintasannya maka pengeditan terhadap 21 titik