Model ARMA Autoregressive Moving Average

sama maksudnya dengan ARIMA 1,0,0, MA 2 sama maksudnya dengan ARIMA 0,0,2, dan ARIMA 1,2 sama maksudnya dengan ARIMA 1,0,2. Adalah mungkin bila suatu series nonstasioner homogen tidak tersusun atas kedua proses itu, yaitu proses autoregressive maupun moving average. Jika hanya mengandung proses autoregressive, maka series itu dikatakan mengikuti proses Integrated autoregressive dan dilambangkan ARIMA p,d,0, sedangkan yang hanya mengandung proses moving average, seriesnya dikatakan mengikuti proses integrated moving average dan dituliskan ARIMA 0,d,q Chandra,2012.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai gula telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, seperti penelitian mengenai peranan industri gula dalam perekonomian nasional yang dilakukan oleh Arianto 2003. Analisis yang digunakan adalah analisis Input-Output yang merupakan salah satu alat analisis yang dapat melihat hubungan antarsektor dalam suatu perekonomian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa industri gula memiliki keterkaitan ke depan yang rendah dibandingkan dengan keterkaitan ke belakang. Dengan demikian, industri gula merupakan industri yang memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan sektor hulunya tetapi tidak atau kurang memiliki kemampuan untuk mendorong sektor hilirnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa industri gula merupakan salah satu industri penting yang dapat meningkatkan output, pendapatan, dan lapangan kerja di sektor pertanian itu sendiri dan di sektor perekonomian lainnya di Indonesia. Dalam penelitiannya, Nainggolan 2006 melakukan studi tentang analisis dampak impor gula terhadap harga gula domestik dan industri gula Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan model ekonometrik gula dengan metode Two-Stage Least Square 2SLS. Hasil analisis menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan impor gula sebesar 86 persen, maka akan meningkatkan harga impor gula, meningkatkan harga gula eceran dalam negeri, dan penurunan konsumsi gula oleh masyarakat Indonesia. Kenaikan impor gula tersebut juga berdampak pada peningkatan stok gula dalam negeri, meningkatkan harga provenue gula dan mendorong peningkatan luas areal perkebunan tebu serta penurunan produktivitas tebu. Namun, apabila kebijakan menurunkan impor gula sebesar 98 persen, maka akan berdampak pada penurunan harga impor gula dan diikuti oleh penurunan harga gula eceran, konsumsi meningkat serta berdampak pada penurunan stok gula dalam negeri. Kebijakan menurunkan harga impor gula juga menyebabkan harga provenue gula mengalami penurunan serta penurunan luas areal perkebunan tebu, akan tetapi meningkatkan produktivitas tebu. Selain itu, kebijakan mengimpor gula sebesar nol persen akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas tebu. Kebijakan tersebut juga berdampak pada penurunan harga impor gula dan penurunan harga gula eceran sehingga konsumsi gula dalam negeri meningkat. Dampak lainnya adalah stok gula dalam negeri mengalami penurunan dan harga provenue gula mengalami penurunan. Berdasarkan hasil analisis simulasi, kebijakan tataniaga impor gula tidak responsif atau bersifat inelastis terhadap perubahan harga gula eceran domestik dan industri gula Indonesia. Apabila impor gula semakin tinggi akan meningkatkan stok gula Indonesia sehingga penawaran gula akan meningkat. Kenaikan penawaran gula tersebut akan menurunkan harga gula eceran dalam negeri. Istiqamah 2006 dalam penelitiannya mengenai Aplikasi Model ARIMA Untuk Forecasting Produksi Gula Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Persero, menghasilkan bahwa bentuk model runtun waktu yang tepat untuk data produksi gula pada PT. Perkebunan Nusantara IX adalah model ARIMA 2,2,1 dengan modelnya yaitu Z t = -0,5399 Z t-1 – 0,8747 Z t-2 + a t + 0,9317 a t-1. Hasil analisis menunjukkan bahwa peramalan jumlah produksi gula pada PT. Perkebunan Nusantara IX periode giling pada tahun 2006 hingga 2007 mengalami fluktuasi. Peramalan produksi gula PT. Perkebunan Nusantara IX untuk tahun 2006 dan 2007 belum menunjukkan peningkatan produksi yang signifikan bila dibandingkan dengan hasil produksi pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu diperlukan antisipasi yang lebih serius, agar jumlah produksi setiap tahun semakin meningkat, baik dalam hal kuantitas maupun kualitasnya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu antara lain dalam hal analisis yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ketergantungan Indonesia terhadap impor gula , dan menganalisis dayasaing gula Indonesia di pasar dunia dengan mengggunakan analisis Indeks spesialisasi perdagangan serta melakukan peramalan volume impor gula Indonesia di masa yang akan datang.

C. Kerangka Pemikiran

Gula merupakan komoditi penting bagi Indonesia. Selain sebagai salah satu bahan makanan pokok, gula juga merupakan sumber kalori bagi masyarakat Indonesia selain padi, jagung dan umbi umbian. Selain sebagai bahan pemanis