Latar Belakang dan Masalah
5 bahan baku industri bir, pati, gula cair atau sirup, etanol, lem, cat, kertas dan
industri lainnya Yanuwar, 2002. Keistimewaan dari tanaman sorgum daripada tanaman pangan lainnya yakni
memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali setelah dipotong atau dipanen disebut ratoon, setelah panen akan tumbuh tunas-tunas baru yang tumbuh dari
bagian batang di dalam tanah, oleh karena itu pangkasannya harus tepat di atas permukaan tanah. Ratoon sorgum dapat dilakukan 2-3 kali, apabila dipelihara dan
dipupuk dengan baik, hasil ratoon dapat menyamai hasil panen pertama Tati, 2003.
Tanaman pakan di daerah tropis umumnya mempunyai kualitas yang rendah karena pengaruh lingkungan. Hal ini dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan
kesuburan tanah, antara lain dengan pengaplikasian bahan organik atau pemupukan. Kandungan bahan organik dapat berpengaruh langsung terhadap
tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah Hakim et al., 1986. Menurut Simpson 1986, pupuk organik
yang ditambahkan kedalam tanah baik dengan cara disebarkan maupun dibenamkan, maka bahan organik yang terdapat dalam pupuk akan segera
diuraikan oleh mikroorganisme. Menurut Syahruddin et al. 1997, daerah-daerah dengan iklim tropika basah yang
memiliki kelembapan dan temperatur yang cukup tinggi seperti di Indonesia, dapat mendorong proses prombakandekomposisi bahan organik berjalan sangat
intensif. Salah satu pupuk organik yang dapat diberikan adalah pupuk kandang yang berasal dari kandang ternak berupa kotorannya. Meskipun sorgum dapat
6 tumbuh pada lahan kurang subur, namun tanaman sorgum sangat tanggap
terhadap pemberian pupuk. Sorgum memiliki beberapa jenis varietas, setiap varietas yang berbeda
mempunyai kemampuan genetik yang berbeda pula. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran untuk menggunakan beberapa jenis varietas seperti Numbu,
Keller dan Wray. Hingga saat ini belum banyak varietas sorgum yang dievaluasi kemampuan daya ratoonnya. Hasil penelitian terhadap 10 varietas introduksi
yang diratoon diperoleh perbedaan hasil biji antarvarietas Dahlan et al., 1986. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan serta kualitas hasil tanaman sorgum adalah dengan memberikan suplai hara yang cukup dan seimbang melalui pemupukan yang dapat
memperbaiki kondisi tanah dengan cara penambahan pupuk organik dalam tanah. Menurut penelitian Sucipto 2011, tentang efektivitas cara pemupukan terhadap
pertumbuhan dan hasil beberapa varietas sorgum manis menunjukkan bahwa pemberian pupuk akan memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan seperti
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun serta berat biji kering. Perbedaan varietas sorgum akan mengacu pada faktor genetik pada masing-
masing varietas sorgum. Faktor genetik merupakan salah satu penentu pada pertumbuhan dan hasil pada tanaman sorgum. Menurut Tarigan et al. 2013,
bahwa Varietas Numbu mampu memberikan hasil tertinggi pada pengamatan produksi per tanaman, produksi per plot, produksi per ha, bobot basah tajuk, dan
bobot 1000 biji. Setiap genotipe yang berbeda akan memiliki keunggulan yang berbeda-beda pula, dalam memanfaatkan faktor lingkungan seperti air, cahaya,
7 dan unsur hara sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman Septiani, 2009. Dengan beberapa kelebihan tanaman sorgum dibanding dengan tanaman pangan
lainnya maka dilakukanlah penelitian tentang tanaman sorgum. Hal ini merujuk pada permasalahan pangan yang mengharapkan peningkatan hasil produksi bahan
pangan penduduk yang semakin bertambah. Oleh karena itu, dengan aplikasi bahan organik dan penggunaan beberapa varietas tertentu akan mampu
memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik pada tanaman sorgum ratoon I.