Analisis Data PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENYALAHGUNAAN RHODAMIN B SEBAGAI BAHAN PEWARNA PADA KOSMETIK

perlindungan konsumen, serta sumber tertulis lainnya seperti makalah, tulisan, dan lain-lain. D. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : 1 Studi Kepustakaan, yaitu pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dapat dipublikasikan secara luas serta dibutuhkan dalam penelitian hukum normatif. Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu melakukan serangkaian kegiatan studi dokumentasi, dengan cara membaca, mencatat, dan mengutip buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan perlindungan konsumen. 2 Studi Lapangan, dilakukan untuk mendapatkan data primer. Adapun cara mengumpulkan data primer yaitu dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terpimpin, yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu dan dilakukan wawancara secara langsung dengan pihak BBPOM Bandar Lampung. Narasumber dalam wawancara yang dilakukan adalah Drs. Hartadi, APT., Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BBPOM Bandar Lampung dan Evita, S.H. selaku anggota dibidang pemeriksaan dan penyidikan BBPOM Bandar Lampung.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Setelah data diolah dan disusun secara sistematis selanjutnya dilakukan analisis data secara kualitatif, artinya dengan cara menyajikan dan menguraikan data dalam bentuk kalimat secara rinci dan sistematis. Kemudian dilakukan interpretasi data dengan menguraikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dibahas serta memudahkan melakukan pembahasan dan diambil kesimpulan sebagai jawaban permasalahan V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Tata cara pendaftaran kosmetik di BPOM yaitu, Pemohon mengisi formulir template secara elektronik melalui website BPOM kemudian template tersebut disimpan dan dikirim secara elektronik ke BPOM, pemohon yang telah berhasil mengirim template notifikasi akan menerima surat perintah bayar secara elektronik melalui email pemohon kemudian melakukan pembayaran melalui bank yang ditunjuk, lalu menyerahkan asli bukti pembayaran melalui bank kepada BPOM. Asli bukti pembayaran yang diterima BPOM akan diverifikasi kebenarannya, jika asli bukti pembayaran yang diterima benar, pemohon menerima tanda pengenal produk sebagai tanda terima pengajuan permohonan notifikasi. Apabila dalam jangka waktu 14 empat belas hari kerja sejak pengajuan permohonan notifikasi diterima oleh Kepala BPOM tidak ada surat penolakan, terhadap kosmetika yang dinotifikasi dianggap disetujui dan dapat beredar di wilayah Indonesia. 2. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap konsumen masih sering terjadi dalam masyarakat, termasuk pada bidang usaha kosmetik. Bentuk pelanggaran yang pelaku usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yaitu tidak menjalankan kewajiban sebagaimana terdapat dalam Pasal 7 huruf a, b, c, d, e, f,g serta melakukan pelanggaran hukum yang dilarang dalam Pasal 8 Ayat 1 huruf a, d, e, f, i. Bentuk pelanggaran pelaku usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yaitu pelaku usaha tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 98 Ayat 1, Pasal 105 Ayat 2, dan Pasal 106 Ayat 1 dan 2. 3. BPOM sebagai badan pengawas yang bertugas mengawasi peredaran kosmetik bukan hanya sekedar mengawasi saja, namun pihak BPOM juga memiliki wewenang apabila ditemukan produk kosmetik berbahaya. Wewenang BPOM terhadap kosmetik yang telah terdaftar dan tidak terdaftar yang mengandung rhodamin b adalah melakukan penyitaan terhadap produk tersebut kemudian dimusnahkan. Kosmetik yang sudah terdaftar izin edarnya dibatalkan. Selain itu terhadap kosmetik yang mengandung rhodamin b baik yang terdaftar maupun tidak terdaftar dapat dilakukan tindakan projusticia terhadap pelaku usahanya. DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Adi Nugroho, Susanti, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari