dibutuhkan kedalaman yang lebih 2,5 m. Pada umumnya suatu deretan series sumur uji dibuat searah jurus, sehingga
pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.
Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan- endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-
endapan berlapis.
Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan,
variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat
digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan
endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat vein.
Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan lateritik atau residual, pembuatan sumur uji ditujukan untuk
mendapatkan batas-batas zona lapisan zona tanah, zona residual, zona lateritik, ketebalan masing-masing zona, variasi
vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan
pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman
sumur uji
dapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar. Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
ketebalan horizon B zona lateritresidual,
ketinggian muka airtanah,
kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya CO
2
, H
2
S,
kekuatan dinding lubang, dan
kekerasan batuan dasar.
f. Metode Sampling
9
Sampel conto merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai
karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari populasi stastistik dimana
sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan informasi keseluruhan.
Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan
bijih endapan dalam arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian deskripsi termasuk lokasi dan komposisi dari batuan, formasi,
atau badan bijih endapan tersebut. Proses pengambilan conto tersebut disebut sampling pemercontoan.
Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan tujuan maupun tahapan pekerjaan tahapan eksplorasi, evaluasi, maupun
eksploitasi.
Selama fase eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih mineable thickness dan tidak hanya terbatas pada zona
mineralisasi saja, tetapi juga pada zona-zona low grade maupun material barren, dengan tujuan untuk mendapatkan batas yang
jelas antara masing-masing zona tersebut.
Selama fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan, tapi juga pada daerah-daerah di sekitar endapan dengan
tujuan memperoleh informasi lain yang berhubungan dengan kestabilan lereng dan pemilihan metode penambangan.
Sedangkan selama fase eksploitasi, sampling tetap dilakukan dengan tujuan kontrol kadar quality control dan monitoring front
kerja kadar pada front kerja yang aktif, kadar pada bench open pit, atau kadar pada umpan material.
Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
10
Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.
Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
Lokasi pengambilan conto pada zona mineralisasi, alterasi,
atau barren,
Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan induk.
Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling,
antara lain:
Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat masuknya material lain dengan kadar tinggi ke
dalam conto.
Dilution,
yaitu pengurangan
kadar akibatnya
masuknya waste ke dalam conto.
Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi lokasi sampling karena tidak memperhatikan
kondisi geologi.
Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil
kurang representatif.
Secara umum, dalam pemilihan metode sampling perlu diperhatikan karakteristik endapan yang akan diambil contonya.
Bentuk keterdapatan dan morfologi endapan akan berpengaruh pada tipe dan kuantitas sampling. Aspek karakteristik endapan
untuk tujuan sampling ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a Pada endapan berbentuk urat
Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar
sehingga diperlukan sample dengan volume yang besar agar representatif. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit
jika dibandingkan dengan bukaan stope sehingga rentan dengan dilution.
Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser regangan, sehingga pada kondisi ini
memungkinkan terjadinya efek dilution pada batuan samping, sehingga batuan samping perlu dilakukan sampling.
11
Perbedaan assay kadar antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan
samping, impregnasi pada batuan samping, serta pola urat yang menjari bercabang, sehingga dalam sampling perlu
dicari dan ditentukan batas vein yang jelas.
Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta mempunyai kadar yang
sangat erratic acaktidak beraturan dan sulit diprediksi, sehingga diperlukan sampling dengan interval yang rapat.
Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle, sehingga cukup sulit untuk mencegah terjadinya bias akibat variabel
kuantitas per unit panjang sulit dikontrol.
Sampling lanjutan kadang-kadang terbatas terhadap jarak interval, karena pada umumnya harus dilanjutkan melalui
pemboran inti.
b Pada endapan stratiform
Endapan stratiform disini termasuk endapan-endapan logam dasar yang terendapkan selarassejajar dengan bidang
perlapisan satuan litologi litofasies, dimana mineral bijih secara lateral dikontrol oleh bidang perlapisan atau bentuk-
bentuk sedimen yang lain sedimentary hosted. Karakteristik umum tipe endapan ini yang berhubungan dengan metode
sampling antara lain :
Mempuyai ketebalan yang cukup besar.
Mempunyai penyebaran lateral yang cukup luas.
Kadang-kadang diganggu oleh struktur geologi atau tektonik
yang kuat, sehingga dapat menimbulkan masalah dalam sampling.
Arah kecenderungan kadar relatif seragam dan dapat
diprediksi, namun kadang-kadang dapat terganggu oleh adanya remobilisasi, metamorfisme, atau berbentuk urat.
Perubahan-perubahan gradual atau sistematis dalam kadar
harus diikuti oleh perubahan dalam interval sampling.
12
Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi yang
berbutir halus dan kemudian berpengaruh pada besar volume material yang dilakukan sampling.
Pada tipe hosted by meta-sediment, perlu diperhatikan
variabel ukuran conto akibat perubahan ukuran, kekerasan batuan, atau nugget effect.
Setempat dapat terjadi perubahan kadar yang moderat dan
dapat menyebabkan kesalahan pada sampling yang signifikan.
Cut off kadar dapat gradasional tidak konstan.
c Pada endapan sedimen
Pada tipe endapan ini, termasuk endapan batubara, ironstones, potash, gipsum, dan garam, yang mempunyai karakteristik :
Mempuyai kontak yang jelas dengan batuan samping.
Mempunyai fluktuasi perubahan indikator kualitas yang
bersifat gradual.
Sampling sering dikontrol oleh keberadaan sisipan atau parting dalam
batubara, sehingga interval
sampling lebih bersifat ply per ply.
Perubahan variasi ketebalan lapisan yang cenderung gradual, sehingga anomali-anomali yang ditemukan dapat
diprediksi lebih awal washout, sesar, perlipatan, dll., sehingga pola dan kerapatan sampling disesuaikan dengan
variasi yang ada.
Rekomendasi pola sampling strategi sampling adalah
dengan interval teratur secara vertikal, bed by bed atau ply by ply, atau jika relatif homogen dapat dilakukan secara
komposit.
d Pada endapan porfiri
Karakteristik umum dari tipe endapan ini yang perlu diperhatikan adalah :
Mempuyai dimensi yang besar, sehingga sampling lebih
diprioritaskan dengan
pemboran inti
diamond atau percussion.
13
Umumnya berbentuk non-tabular, umumnya mempunyai
kadar yang rendah dan bersifat erratic, sehingga kadang- kadang dibutuhkan conto dalam jumlah volume yang
besar, sehingga kadang-kadang dilakukan sampling melalui winze percobaan, adit eksplorasi, dan paritan.
Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas
yang beragam, seperti tipe disseminated, stockwork, vein, atau fissure, sehingga perlu mendapat perhatian khusus
dalam pemilihan metode sampling.
Keberadaan zona-zona pelindian atau oksidasi, zona
pengkayaan supergen, dan zona hipogen, juga perlu mendapat perhatian khusus.
Mineralisasi dengan kadar hipogen yang relatif tinggi sering
terkonsentrasi sepanjang sistem kekar sehingga penentuan orientasi sampling dan pemboran perlu diperhatikan dengan
seksama.
Zonasi-zonasi internal alterasi batuan samping harus
selalu diperhatikan dan direkam sepanjang proses sampling.
Variasi dari kerapatan pola kekar akan mempengaruhi kekuatan batuan, sehingga interval kerapatan sampling
akan sangat membantu dalam informasi fragmentasi batuan nantinya.
g. Pemboran Explorasi