Umumnya berbentuk non-tabular, umumnya mempunyai
kadar yang rendah dan bersifat erratic, sehingga kadang- kadang dibutuhkan conto dalam jumlah volume yang
besar, sehingga kadang-kadang dilakukan sampling melalui winze percobaan, adit eksplorasi, dan paritan.
Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas
yang beragam, seperti tipe disseminated, stockwork, vein, atau fissure, sehingga perlu mendapat perhatian khusus
dalam pemilihan metode sampling.
Keberadaan zona-zona pelindian atau oksidasi, zona
pengkayaan supergen, dan zona hipogen, juga perlu mendapat perhatian khusus.
Mineralisasi dengan kadar hipogen yang relatif tinggi sering
terkonsentrasi sepanjang sistem kekar sehingga penentuan orientasi sampling dan pemboran perlu diperhatikan dengan
seksama.
Zonasi-zonasi internal alterasi batuan samping harus
selalu diperhatikan dan direkam sepanjang proses sampling.
Variasi dari kerapatan pola kekar akan mempengaruhi kekuatan batuan, sehingga interval kerapatan sampling
akan sangat membantu dalam informasi fragmentasi batuan nantinya.
g. Pemboran Explorasi
Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri.
Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan
pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara
menyeluruh.
Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah :
1. kondisi geologi dan topografi,
14
2. tipe pemboran yang akan digunakan, 3. spasi pemboran,
4. waktu pemboran, dan 5. pelaksana kontraktor pemboran.
Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain :
1. juru bor, 2. peralatan dan onderdil yang dibutuhkan,
3. alat transportasi, 4. konstruksi peralatan pemboran, dll.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pemboran:
1. tujuan open hole – coring, 2. topografi dan geografi keadaan medan, sumber air,
3. litologi dan struktur geologi kedalaman pemboran, pemilihan mata bor,
4. biaya dan waktu yang tersedia, serta 5. peralatan dan keterampilan.
Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain : 1. identifikasi struktur geologi,
2. sifat fisik batuan samping dan badan bijih, 3. mineralogi batuan samping dan badan bijih,
4. geometri endapan, 5. sampling, dll.
Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
rotary drilling ,
percussive drilling , dan
rotary-percussive drilling
. Pada mekanisme rotary drilling
terdapat tiga macam penggerak atau pemutar stang bor yaitu
spindle ,
rotary table ,
dan top drive
. Mesin penggerak yang digunakan dapat bekerja secara mekanik dengan bahan bakar maupun elektrik. Mata bor
yang sering digunakan umumnya berupa tricone bit
untuk pemboran
open hole non coring
ataupun diamond bit
untuk pemboran inti
coring .
15
Fluida bor yang sering digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat berupa udara, air, lumpur atau campuran air dan
lumpur. Fluida bor pada umumnya berfungsi untuk : a pendingin mata bor, b pelumas, c mengangkat
sludge ke atas, d
melindungi dinding lubang bor dari runtuhan.
h. Sampling Pemboran