Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi

c. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD bersama-sama tim penyusun anggaran Pemerintah Kota Bandar Lampung dan berkoordinasi dengan unit organisasi terkait; d. Mengikuti perkembangan dan mempersiapkan rencana pembangunan untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut; e. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; f. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Dan untuk melaksanakan tugas pokok Bappeda Kota Bandar Lampung memiliki fungsi pokok : a. Fungsi koordinasi perencanaan kota b. Penyediaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan kota. Tugas pokok dan fungsi dalam Bappeda dibagi menjadi tupoksi Bidang dan Sekretariat Bappeda Kota Bandar Lampung, yang terdiri dari : a. Sekretariat b. Bidang ekonomi c. Bidang Sosial dan Budaya d. Bidang Fisik dan Tata Ruang e. Bidang Data Monitoring dan Evaluasi D . Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung Bagian Hukum dipimpin oleh Kepala Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten Administrasi Umum.

1. Tugas Pokok Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Bandar

Lampung Bagian Hukum mempunyai tugas pokok membantu sekretaris Daerah melalui Asisten Administrasi Umum dalam menyusun perumusan kebijakan, pembinaan administrasi, dan pengkoordinasiaan perangkat daerah lingkup hukum dan peraturan perundang-undangan ,bantuan hukum, evaluasi dan dokumentasi peraturan perundang-undangan.

2. Fungsi Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung

Dalam melaksanakan tugas pokok Bagian Hukum Sekretariat Daerah, maka Bagian Hukum menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana,program, dan kegiatan bagian hukum; b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup hukum dan peraturan perundang-undangan,bantuan hukum, evaluasi dan dokumentasi peraturan perundang-undangan ; c. Penyusunan bahan perumusan kebijakan pemerintah daerah lingkup hukum dan peraturan perundang-undangan,bantuan hukum,evaluasi dan dokumentasi peraturan perundang-undangan d. Penyiapan bahan pertimbangan dan bantuan hukum kepada semua unsur pemerintah daerah atas masalah hukum yang timbul dalam pelaksanaan tugas; e. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah lingkup hukum dan peraturan perundang-undangan,bantuan hukum,evaluasi, dan dokumentasi peraturan perundang-undangan ; f. Pemantuan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah lingkup hukum dan peraturan perundang-undangan,bantuan hukum,evaluasi, dan dokumentasi peraturan perundang-undangan ; g. Pelaksanaan pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan lingkup hukum; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisiten sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi maka Bagian Hukum membawahkan 3 tiga Sub Bagian meliputi Sub Bagian Peraturan Perundang- undangan, Sub Bagian Bantuan Hukum, dan Sub Bagian Evaluasi dan Dokumentasi.

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan Analisis yang telah peneliti lakukan , maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Analisis Proses Perumusan dan Penetapan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung sebagai berikut : 1. Analisis Proses Perumusan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung ini dapat dilihat dari Proses Perumusan Kebijakan menurut Nugroho dalam peoses kebijakan yaitu : a. Proses Kebijakan yang pertama ialah isu kebijakan . Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan perubahan dari Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, Namun menurut peneliti perda Ini sudah sesuai dengan Peraturan yang lebih tinggi meskipun perubahan perda ini dinilai sudah tidak memungkinkan lagi menggunakan Perda yang lama karena masih tumpang tindih nya RTRW di Kota Bandar lampung. b. Tim Pengurus Kebijakan RTRW Kota Bandar Lampung dalam Perda No. 10 Tahun 2011 adalah Perda ini adalah badan legislatif dan Eksekurtif, dari Legislatif Badan legislasi dan Panitia Khusus sedangkan dari Eksekutif Badan Hukum Pemerintah Kota , Lingkungan Hidup Bapedda dan Tata Kota dan legislatif yang menetapkan Peraturan Daerah tersebut . menurut peneliti sudah sesuai dengan hasil Rapat paripurna pembahasan perda karna Badan Legislasi dan pansus telah membahas ,menetapkan dan menyampaikan Rancangan Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011. c. Proses Publik yang dilakukan oleh Para Pakar kebijakan Lembaga Legislatif , instansi pemerintah seperti stake holder terkait , serta tokoh masyarakat untuk dengan Satuan Perangkat Kerja Daerah lainnya berjalan dengan baik. Proses Publik yang dilakukan para agen pelaksana tersebut dilakukan kajian naskah akademik setalah di kosultasikan dan dibahas dan ditetapkan kemudian di sosialisasikan kepada masyarakat. .diskusi ini di tujukan untuk membangun pemahaman publik terhadap rencana munculnya suatu kebijakan Rancangan Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Dalam Perda No. 10 Tahun 2011.menurut peneliti sosialisasi yang dilakukan kurang kepada masyarakat karna masih banyak masyarakat yang tidak begitu memahami apa itu tata ruang dan apa yang mereka dapatkan dari adanya perencanaan tata ruang . 2. Analisis Proses Tahap Penetapan Adopsi kebijakan merupakan tahap untuk menentukan pilihan kebijakan melalui dukungan para stakeholders atau pelaku yang terlibat dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung dapat dilihat dari melalui Tahakpan sebagai berikut: a. Keputusan Eksekutif dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung dalam perda No. 10 tahun 2011 yaitu adanya keterlibatan Badan Koordinasi Penataan Ruang BKPRD Dan di jelaskan bahwa Ekasekutif hanya menetapkan secara teknis terkait Zona dan Wilayah dalam Tata Kota Bandar Lampung . satuan kerja Eksekutif memberikan Draff Perda Rancangan Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung kepada Legislatif dan oleh Legslatif di bahas di Badan Legislasi untuk kemudian di usulkan ke Pimpinan DPRD untuk membentuk Panitia Khusus untuk membahas Perda Rancangan Tata Ruang Kota Bandar Lampung No.10 Tahun 2011 yang merupakan Revisi dari Perda No . 26 Tahun 2007 2008 . menurut peneliti hasil kebijakan Eksekutif telah sesuai dengan menteri Pekerjaan umum Nomor 11 Tahun 2009 Bab 1 ayat 12 dua belas tentang pedoman persetujuan Substansi dan Penetapan Peraturan Daerah tentang Rancangan Tata Ruang Wilayah Provinsi Kabupaten Kota beserta rinciannya . b. proses Legislasi merupakan proses penyampaian Rancangan Peraturan Daerah yang merupakan proses penyusunan dan Rancangan Perda No. 10 tahun 2011.proses ini termasuk menyusun naskah akademik kajian mendalam terhadap masalah yang akan dibuat kebujakan , naskah inisiatif , dan naskah Rancangan Peraturan daerah kemudian melalui proses mendapatkan persetujuan yang merupakan pembahasan di DPRD melalui Rapat Paripurna pembahasan dan penetapan perda yang melibatkan beberapa stake holder seperti Beberapa Pimpinan Partai politik , Organisasi Masyarakat , Organisasi Kepemudaan , Insan Pers ,dan Tokoh Masyarakat yang terlibat dalam Pembahasan dan Penetapan Rancangan Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung No 10 Tahun 2011. Menurut Peneliti adanya pandangan bersama dari setiap Fraksi Parpol , keterlibatan Stake holder , jawaban balasan dan pembahasan hingga penetapan perda sudah sesuai dengan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat.