Perilaku Mahasiswa USU Tentang HIV/AIDS Tahun 2011

(1)

Perilaku Mahasiswa USU Tentang HIV/AIDS Tahun 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

WAN RADHIAH BINTI WAN RAMLI 080100303

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Perilaku Mahasiswa USU Tentang HIV/AIDS Pada Tahun 2011

Nama : Wan Radhiah

NIM : 080100303

Pembimbing

Penguji I

(dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM)

(dr. Rini Savitri D, Sp. A)

Penguji II

(dr. Tetty Aman Nst, M.Med.Ed)

Penang, Desember 2011

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH)

NIP : 19540220 198011 1001


(3)

ABSTRAK

HIV/AIDS pada saat ini bukan sahaja memberi dampak negatif terhadap kesehatan, malah ianya telah menjadi dampak negatif terhadap sosial, pelayanan kesehatan serta ekonomi negara. Hal ini karena, golongan yang beresiko tinggi tertularnya HIV/AIDS adalah golongan belia yang bakal mewarisi kepimpinan dan menjadi modal insan kepada negara. Secara akarnya, hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang HIV/AIDS, sekaligus menggali sikap dan tindakan dari mahasiswa tentang HIV/AIDS.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penilitian deskriptif dan desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Cross Sectional Study.

Dengan menggunakan sampel sebanyak 100 orang dari beberapa fakultas di USU, diperolehi hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa rata-rata berada pada tingkat sedang yaitu sebanyak 50%. Sebanyak 30% pada tingkat pengetahuan baik dan 37% pada tingkat pengetahuan kurang. Distribusi sikap menunjukkan rata-rata adalah baik, seramai 84% dari responden berada pada tingkat yang baik, dan selebihnya adalah pada tingkat sedang. Untuk tindakan, tindakan baik adalah sebanyak 95%.

Diskusi hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa adalah pada tahap sedang. Masukan kepada mahasiswa adalah perlu dalam usaha membasmi HIV/AIDS dan memperbetulkan stigma atau mitos tentang penyakit menular seksual ini.


(4)

ABSTRACT

Nowadays, HIV/AIDS is not only a disease, but it has become a negative effect toward social, medical care, and economy. This was because; the risk groups are mostly teenagers who will lead the country in the future. From the base, this is may be due to lack of knowledge about the disease. This study was mainly to determine the level of knowledge of HIV/AIDS as well as attitude and behavior among students. The research was conducted with descriptive research method and it was a cross sectional study. The sample was taken from a few faculties of USU.

Result showed that the level of knowledge among the students is average, which is 50% in total. 30% of them are at good level and 37% are poor knowledge. The distribution for attitude are mostly good, which is 84% in total and the rest are average. For behavior, the good level of behavior was 95%.

From the study, we can conclude that the student’s knowledge is still at average level. Giving information is still needed in order to diminish the HIV/AIDS and to recorrect the myth about this transmitted sexually disease among students.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena dengan berkat dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Karya Tulis ilmiah ini berjudul “Perilaku Mahasiswa/ Mahasiswi USU Tentang HIV/AIDS Pada Tahun 2011”. Proses pembuatan penelitian ini menjadi pengalaman yang sangat berharga karena seiring dengan berjalannya penelitian ini, penulis telah banyak mendapat pengetahuan dan pengalaman baru. Kewujudan penelitian ini tidak lepas dari bantuan yang telah didapat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, MPd. Ked., selaku dosen pembimbing, diatas tunjuk ajar yang diberikan.

2. dr. Tetty Aman Nasution, MmedSc dan dr Tri Widyati, MSi, dr Rini Savitri Sp.A selaku dosen penguji.

3. Kepada seluruh staf pengajar dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, atas segala jasa dan kerjasama. 4. Terima kasih yang tidak terhingga juga penulis persembahkan kepada

bapak tercinta Wan Ramli dan ibu tercinta Hamidah yang senantiasa memberi dukungan moral dan material. Terima kasih kepada abang, kakak dan adik atas doa dan dukungannya.

5. Kepada seluruh mahasiswa/mahasiswi fakultas-fakultas yang terlibat atas bantuan dan partisipasi dalam proses pengumpulan data sepanjang penelitian ini.


(6)

6. Kepada teman-teman seperjuangan dan seluruh mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 atas doa, dukungan dan bantuannya

Semoa tuhan memberikan rahmat dan berkat yang melimpah bagi semua pihak yang membantu penulis baik secara moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa karya tulis penelitian ini jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan hormat penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga ianya berguna bagi kita semua.

Medan, 16 Mei 2011


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Persetujuan ……… II Abstrak……….. III Abstract………. IV Kata Pengantar……….. V Daftar Tabel……….. IX Daftar Isi ………... VII Daftar Singkatan ……….. X Daftar Lampiran ………... XI

BAB 1 PENDAHULUAN …………...……… 1

1.1. Latar Belakang ……….. 1

1.2. Rumusan Masalah ……… 3

1.3. Tujuan Penelitian ……… 3

1.4. Manfaat Penelitian ……… . 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

2.1. HIV/AIDS ………... 5

2.1.1. Definisi ………. 5

2.1.2. Etiologi ……… .. 6

2.1.3. Cara Penularan ……… .. 6

2.1.4. Imunopatogenesis ………. 8


(8)

2.1.6. Diagnosis ……….. 10

2.1.7. Gejala Klinis ……… 10

2.1.8. Penanggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS... 11

2.2. Pengetahuan ……… 13

2.3. Sikap ………... 15

2.4. Tindakan ……….. …. 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 18 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ……….. 18

3.2. Definisi Operasional ……….. 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ………. 21

4.1. Jenis Penelitian ……… 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 21

4.3. Populasi Penelitian ……….. 21

4.4. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ……… 22

4.5. Estimasi Sampel Besar ……… 22

4.6. Teknik Pengumpulan Data ……….. 23

4.6.1. Data Sekunder ……….. 23

4.6.2. Data Primer ……… ………. 23

4.6.2.1. Instrumen Penelitian ………. 23

4.6.2.2. Uji Validitas dan Reabilitas ……….. 24

4.7. Ethical Clearance ……… 25


(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………. 26

5.1. Hasil Penelitian ……… 26

5.2. Pembahasan ………. 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……… 34

DAFTAR PUSTAKA ……….. .. 26


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.2. Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur,

Alat Ukur, dan Hasil Ukur………. 19 Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden……… 26 Tabel 5.2. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan 27 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 27 Tabel 5.4. Distribusi Jawaban Responden Tentang Sikap………… 28 Tabel 5.5. Distribusi Tingkat Sikap Respoden……… 28 Tabel 5.6. Distribusi Jawaban Respondn Tentang Tindakan…… 29 Tabel 5.7. Distribusi Tingkat Tindakan Responden……… 29


(11)

DAFTAR SINGKATAN

HIV Human Immunodeficiency Virus AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome WHO World Health Organization

CDC Centers for Disease Control

UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV/AIDS USU Universitas Sumatera Utara


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Angket


(13)

ABSTRAK

HIV/AIDS pada saat ini bukan sahaja memberi dampak negatif terhadap kesehatan, malah ianya telah menjadi dampak negatif terhadap sosial, pelayanan kesehatan serta ekonomi negara. Hal ini karena, golongan yang beresiko tinggi tertularnya HIV/AIDS adalah golongan belia yang bakal mewarisi kepimpinan dan menjadi modal insan kepada negara. Secara akarnya, hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang HIV/AIDS, sekaligus menggali sikap dan tindakan dari mahasiswa tentang HIV/AIDS.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penilitian deskriptif dan desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Cross Sectional Study.

Dengan menggunakan sampel sebanyak 100 orang dari beberapa fakultas di USU, diperolehi hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa rata-rata berada pada tingkat sedang yaitu sebanyak 50%. Sebanyak 30% pada tingkat pengetahuan baik dan 37% pada tingkat pengetahuan kurang. Distribusi sikap menunjukkan rata-rata adalah baik, seramai 84% dari responden berada pada tingkat yang baik, dan selebihnya adalah pada tingkat sedang. Untuk tindakan, tindakan baik adalah sebanyak 95%.

Diskusi hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa adalah pada tahap sedang. Masukan kepada mahasiswa adalah perlu dalam usaha membasmi HIV/AIDS dan memperbetulkan stigma atau mitos tentang penyakit menular seksual ini.


(14)

ABSTRACT

Nowadays, HIV/AIDS is not only a disease, but it has become a negative effect toward social, medical care, and economy. This was because; the risk groups are mostly teenagers who will lead the country in the future. From the base, this is may be due to lack of knowledge about the disease. This study was mainly to determine the level of knowledge of HIV/AIDS as well as attitude and behavior among students. The research was conducted with descriptive research method and it was a cross sectional study. The sample was taken from a few faculties of USU.

Result showed that the level of knowledge among the students is average, which is 50% in total. 30% of them are at good level and 37% are poor knowledge. The distribution for attitude are mostly good, which is 84% in total and the rest are average. For behavior, the good level of behavior was 95%.

From the study, we can conclude that the student’s knowledge is still at average level. Giving information is still needed in order to diminish the HIV/AIDS and to recorrect the myth about this transmitted sexually disease among students.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV mampu merusakkan sistem kekebalan tubuh manusia. Kekebalan tubuh yang rendah menyebabkan efektivitas sistem imun tubuh melemah dan menyebabkan penderita rentan kepada infeksi dan tumor. Hingga saat ini, AIDS bukan sahaja memberi dampak negatif terhadap kesehatan pasien itu sendiri akan tetapi , memberi dampak negatif terhadap sosial, pelayanan kesehatan serta ekonomi nasional. Peningkatan jumlah HIV dan AIDS tahun demi tahun menyebabkan pemerintah Indonesia telah merancang Strategi Nasional Penaggulangan HIV dan AIDS 2007-2010.

Dalam statistik global terbaru yang dikeluarkan oleh Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) pada November 2010, diperkirakan sebanyak 33.3 juta orang dewasa mengidap HIV/AIDS pada tahun 2009. Pada anak-anak pula, angka pasien HIV/AIDS mencapai 2.5 juta pada tahun 2009. Sebanyak 2.2 juta kasus baru yang ditemukan pada orang dewasa pada tahun yang sama. Sedangkan, jumlah orang tua yang meninggal dikarenakan oleh AIDS mencecah 16.6 juta orang. Secara umumnya, jumlah pasien HIV/AIDS meningkat dari 8 juta pada tahun 1990 kepada 33 million pada tahun 2009. Di Indonesia, sehingga Desember 2010, sebanyak 24.131 kasus AIDS telah dilaporkan. Sedangkan yang menjadi korban HIV/AIDS adalah sebanyak 4.539 (Ditjen PPM & PL Depkes RI). Jumlah kasus baru HIV/AIDS berdasarkan tahun pelaporan meningkat tahun demi tahun. Pada tahun 1987


(16)

sebanyak 5 kasus baru yang ditemui, 255 kasus pada tahun 2000 dan 4.158 kasus baru pada tahun 2010 (Ditjen PPM & PL Depkes RI). Jumlah kasus yang meningkat tahun demi tahun mungkin dikarenakan kurangnya pengetahuan rakyat tentang HIV/AIDS ini.

Berdasarkan jumlah kumulatif provinsi, Jakarta mencatatkan jumlah paling banyak yaitu 3 995. Sedangkan Sulawesi Barat mencatatkan kasus paling rendah dengan tidak ada kasus HIV/AIDS. Kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara menduduki tempat kesembilan dari 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 507. Dari statistik ini diketahui bahawa kemodenan juga merupakan salah satu faktor penyumbang kepada infeksi HIV/AIDS.

Menurut Ditjen PPM & PL Depkes RI, prevalensi kasus AIDS per 100.000 penduduk berdasarkan propinsi, Papua mencatatkan kasus tertinggi yaitu sebanyak 173.69. Sumatera Utara menduduki tempat ke-19 dengan prevalensi 3.88 per 100.000 penduduk. Paling terakhir adalah Sulawesi Barat yang mencatat angka nol kasus.

Berdasarkan statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia, kebanyakan kasus HIV/AIDS banyak diderita oleh belia yang berusia sekitar 20-29 tahun. Usia 20-29 tahun mencacatkan jumlah 11.438 pasien. Usia 30-39 mencatatkan kasus kedua terbanyak dengan jumlah 7.553. Seterusnya diikuti oleh usia 15-19 tahun dengan 748 kasus. Jika diteliti secara lebih mendalam, kebanyakan yang menghidap HIV/AIDS adalah pada usia produktif, dimana belia banyak penyumbang kepada ekonomi negara.

Berdasarkan usia, terdapat banyak faktor resiko yang memungkinkan anak muda terjebak dengan HIV/AIDS. Antaranya ialah, aktivitas seksual pada usia yang muda. Dengan kecanggihan teknlogi dan internet tanpa batasan, para remaja boleh menjelajahi situs yang berunsur pornografi dan secara tidak


(17)

sengaja mereka bisa terjebak dengan seks di luar perkahwinan. Pekerja seks komersial banyak berperan dalam penularan HIV/AIDS.

Selain itu berbagi obat atau peralatan injeksi juga memicu kepada epidemik dan penyebaran virus HIV. Usia remaja merupakan usia peralihan dimana remaja mencari identitas sendiri. Oleh karena itu, ramai remaja yang tidak mendapat asuhan secukupnya terjurumus kearah infeksi HIV/AIDS. Kurangnya informasi mengenai bahaya AIDS termasuk salah satu resiko penularan HIV/AIDS.

Oleh itu, mahasiswa/i di Indonesia secara umumnya menjejak kaki ke universitas pada usia remaja, yaitu usia yang dikatakan berisiko terhadap penularan HIV/AIDS ini. Berdasarkan uraian di atas, saya amat tertarik untuk melakukan penelitian terhadap tingkat pengetahuan remaja terutamanya mahasiswa/i USU tentang bahaya HIV/AIDS serta bagaimana mereka menghindari dari terjebak dengan AIDS ini.

1.2. Rumusan Masalah

Dari hasil statistika yang didapati, dapatlah dirumuskan bahwa golongan remaja termasuk diantara golongan beresiko tinggi untuk terkena tertular HIV. Hal ini mungkin terjadi karena kesedaran yang kurang dalam kalangan remaja atau kurangnya tingkat pengetahuan mengenai HIV. Faktor lain adalah kemungkinan akses pelayanan kesehatan yang terbatas atau kurangnya pendedahan kesadaran mengenai HIV/AIDS terhadap remaja.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menilai gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa/mahasiswi USU tentang HIV/AIDS di Kota Medan


(18)

1.3.2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum penelitian, dapatlah dirinci tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:

1. Mengetahui karakteristik terhadap HIV/AIDS berdasarkan umur, jenis kelamin, fakultas serta sumber informasi

2. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa/mahasiswi USU tentang HIV/AIDS

3. Mengetahui sikap mahasiswa/mahasiswi USU tentang HIV/AIDS 4. Mengetahui tindakan mahasiswa/mahasiswi USU tentang HIV/AIDS.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi kepada mahasiswa/mahasiswi dalam meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS agar terhindar dari penyakit tersebut 2. Bagi peneliti, hasil KTI ini adalah untuk menambah pengalaman dan

pengetahuan dalam bidang kesehatan.

3. Penelitian ini juga merupakan masukan bagi para pendidik dalam promosi kesehatan dalam usaha menangani penularan HIV/AIDS.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. HIV/AIDS

2.1.1. Definisi

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem inum tubuh yang dikarenakan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini seterusnya menyerang dan merusak sel-sel limfosit T CD4+ sehingga kekebalan penderita rusak dan rentan terhadap pelbagai infeksi. AIDS ini, bukan suatu penyakit saja. Tetapi, merupakan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh pelbagai infeksi mikroorganisme seperti, infeksi bakteri, virus, jamur, bahkan pada tahap yang lebih teruk bisa menyebabkan timbulnya keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita. (Murtiastutik, 2008)

2.1.2. Etiologi

HIV pada mulanya dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus

(LAV). Virus ini ditemukan oleh ilmuan Institute Pasteur Paris, Barre-Sinoussi Montagnier dan kolega-koleganya pada tahun 1983. Pada tahun 1984, Popovic, Gallo dan rakan kerjanya dari National Institute of Helath, dari Amerika Serikat menemukan virus lain yang disebut

Human T Lymphotropic Virus Type III ( HTLV-III). Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa kedua virus ini sama dan data ini dinamakan HIV-1 (Murtiastutik, 2011)


(20)

Sekitar tahun 1985 ditemukan retrovirus yang berbeda dari HIV-1 pada penderita yang berasal dari Afrika Barat. Virus ini disebut LAV-2 yang terbaru disebut sebagai HIV-LAV-2. Virus HIV-LAV-2 kurang virulen berbanding HIV-1, tetapi sejumpah besar individu yang terinfeksi virus HIV-2 akan terinfeksi oleh virus HIV-1.

2.1.3. Cara Penularan

Penularan HIV yang utama adalah melalui:

• Tidak menggunakan kondom semasa meakukan hubungn seksual dengan orang yang terinfeksi HIV

‘Multiple partner’ atau mempunyai riwayat penyakit menular seksual boleh meningkatkan risiko infeksi semasa hubungan seksual. Oral seks yang tidak diproteksi juga boleh menyebabkan resiko transmisi HIV tetapi lebih rendah berbanding anal atau vaginal seks.

• Penggunaan jarum injeksi atau peralatan injeksi secara bergantian.

• Penularan melalui ibu yang terinfeksi HIV. HIV boleh ditularkan dari ibu semasa mengandung, proses kelahiran dan ASI.

Penularan HIV yang jarang adalah melalui:

• Terkena jarum suntik atau peralatan tajam yang lain yang telah terkontaminasi oleh HIV. Ini biasanya terjadi pada perkerja di bidang kesehatan.


(21)

• Menerima transfusi darah, organ atau jaringan yang terkontaminasi oleh HIV

• HIV juga bisa ditransmisi melalui injeksi yang tidak selamat dalam bidang kesehatan atau dental. Hal ini bisa dikurangi dengan standarisasi

• Memakan makanan yang telah dikunyah oleh orang yang terinfeksi HIV.

• Digigit oleh orang yang telah terinfeksi HIV.

• Kontak dengan luka, mukosa membrane dan darah yang mengandungi HIV.

• HIV bisa ditular melalui “French kiss” dan membuka mulut saat berciuman dengan penderita HIV jika penderita HIV mengalami perdarahan pada mulut atau gusi.

• Tattoo juga merupakan salah satu penyebab HIV. Hanya peralatan steril bisa digunakan untuk membuat tattoo.

• Terdapat juga kasus HIV yang ditularkan melalui suntikan melalui suntikan yang tidak selamat dan juga transmisi melalui ASI.

HIV tidak ditransmisi melalui:

• Udara atau air

• Serangga. Misalnya nyamuk.

• Air ludah, air mata atau peluh.

• Kontak biasa seperti bersalaman, berkongsi makanan atau minuman


(22)

2.1.4. Imunopatogenesis

Sasaran utama HIV adalah sel limfosit yang berasal dari thymus. Pada sel ini terdapat glikoprotein yang disebut CD4, yang diketahui berikatan dengan glikoprotein envelope virus HIV. Kerusakan pada CD4 merupakan salah satu penyebab imunosupresif oleh virus.CD4 juga ada di sel-sel lainnya (seperti monosit makrofaj, sel Langerhans di kulit dan sel dendritik di darah dan limfonodi) tetapi dalam densitas yang rendah. Sel-sel inilah yang berperan penting dalam respon imun. Akirnya, fungsi imun menjadi terganggu oleh adanya ikatan dengan virus.

HIV yang sudah masuk ke dalam limfosit CD4 tersebut akan mengadakan multiplikasi dengan cara menumpang dalam proses pertumbuhan inangnya. Di dalam sel limfosit CD4, HIV mereplikasi dan merusak sel tersebut, dan apabila matang, virus-virus ini keluar dan selanjutnya masuk ke dalam sel limfosit CD4 yang lainnya, berkembang biak dan selanjutnya merusak sel tersebut.

Sel limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun. Awal setelah infeksi HIV, respon antibodi belum terganggu, sehingga timbul antibodi terhadap envelope dan protein core virus yang merupakan bukti prinsip adanya HIV. Aktivasi poliklonal limfosit B selanjutnya ditunjukkan dengan peningkatan konsentrasi immunoglobulin serum. Hal ini mungkin terjadi akibat aktivasi langsung virus terhadap sel B. pada stadium penyakit lanjut, konsentrasi immunoglobulin cenderung untuk turun.


(23)

HIV juga berespon terhadap respons imun selular (sel T). Pada awal infeksi, dalam beberapa hari atau minggu, seperti pada infeksi virus lainnya akan terdapat peningkatan jumlah sel sitotoksik/supresor CD8. Tetapi meski penderita masih berada dalam kondisi seropositif sehat, Pada paparan ulang antigen tidak menjadi peningkatan sel CD8 lagi. Hal ini mungkin karena berkurangnya limfokin interleukin 2 yang dikeluarkan sel limfosit CD4 untuk memicu sel CD8. Seseorang akan tetap seropositif sehat dalam jangka waktu yang lama. Pada tahap lebih lanjut akibat gangguan produksi limfokin oleh limfosit CD4, fungsi sel-sel lainnya seperti monosit dan makrofag dan sel Natural killer juga ikut terganggu. Infeksi progresif HIV akhirnya akan menyebabkan penurunan imunitas yang progresif

2.1.5. Faktor Resiko

Terdapat 5 kelompok orang dewasa yang mempunyai faktor resiko terinfeksi HIV (Cotran, Kumar & Collins, 1999) :

• Kelompok homoseksual dan biseksual.

• Kelompok yang menggunakan narkoba secara intravena.

• Kelompok haemophilics.

• Kelompok yang menerima transfusi darah dan komponen darah.

• Golongan yang mempunyai hubungan heteroseksual dengan empat golongan di atas.


(24)

2.1.6. Diagnosis

Diagnosis laboratorium dilakukan dengan menggunakan 2 metode:

• ELISA : tes ini mempunyai sensitifitas yang tinggi, yaitu 98%-100%. Prinsip kerjanya adalah dengan melihat respon zat anti bodi spesifik. Akan tetapi, hasil yang positif hanya bisa dikonformasi 2-3 bulan sesudah infeksi.

• PCR (Polymerase Chain Reaction) : kaedah ini menggunakan isolasi virus dari sampel dan dideteksi dengan menggunakan mikroskp elektron dan deteksi antigen virus.

2.1.7. Gejala Klinis

Menurut CDC (Center for Disease Control) gejalaklinis dan diangnosis HIV/AIDS dibagi kepada empat kelompok:

1. Infeksi akut HIV

Infeksi akut atau disebut juga sebagai infeksi primer HIV atau serokonversi akut merupakan waktu dari paparan virus sampai timbulnya gejala, yaitu diantara 2 -4 minggu. Infeksi akut biasanya asimtomatis, tapi menunjkkan beberapa keluhan seperti demam influenza. Diagnosa jarang ditegakkan dalam fasa ini. Hal ini karena tes serologi standar untuk antibodi tehadap HIV masih memberikan hasil negatif ( window period).

2. Infeksi seropositif HIV simtomatis

Pada dewasa, periode laten HIV adalah bervariasi dan lama untuk timbulnya penyakit yang berhubung dengan HIV/AIDS. Ini bisa terjadi selama beberapa bulan hingga tahun atau mungkin lebih. Akan tetapi, hasil pemeriksaan pada saat ini menunjukkan


(25)

seropositif antibody p24 dan gp41. Pasien dalam fasa ini berpotensi tinggu menularkan infeksi HIV pada orang lain.

3. Persistent Generalized Lymphoadenopathy /PGL

Pada fasa ini, ditemukan pembesaran nodus limfe yang meliputi sedikitnya dua tempat selain inguinal, dan tidak ada penyakit lain atau pengobatan yang menyebabkan pembesaran nodus limfe minimal selama 3 bulan. Pasien mulai mengalami beberapa keluhan seperti penurunan berat badan dan kronis diare, dikenali sebagai “slim disease”.

4. Gejala berkaitan dengan HIV/AIDS

Infeksi HIV yang tidak diberikan terapi bisa berkembang dan menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan HIV/AIDS. Pada fasa ini, limfosit CD4+ pada penderita turn dibawah 100/mm³. stadium ini dikenali sebagai “full blown AIDS”.

2.1.8. Penaggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS

Hingga sekarang, para saintis masih belum menemui obat yang dapat menyembuhkan AIDS. Akan tetapi, salah satu cara untuk mengurangi penyakit HIV/AIDS adalah melakukan pencegahan dengan cara melakukan penyuluhan dini terhadap golongan yang berisiko tinggi untuk terinfeksi HIV misalnya pada orang yang memiliki banyak mitra seksual dan pada penggunaan jarum suntik bersama ( Hermawan, 2006).

WHO juga memainkan peranan dalam usaha mengaggungulangi infeksi HIV/ AIDS ini dengan berbagai cara. Beberapa langkah yang dianjurkan oleh WHO adalah :


(26)

• Pendidikan kesehatan reprodukasi untuk remaja

• Program penyuluhan rakan sebaya (peer group) untuk kelompok sasaran

• Program kerjasama dengan media cetak dan media elektronik

• Pencegahan komprehensif untuk pengguna narkoba, narkotika, termasuk program jarum suntik steril

• Pendidikan agama

• Program pelayanan infeksi menular seksual (IMS)

• Program promosi kondom di lokasi pelacuran

• Pelatihan keterampilan hidup

• Program pengadaan tempat-tempat untuk tes HIV dan konseling

• Dukungan untuk anak jalanan dan mengetasan prostitusi anak

• Integrasi program pencegahan dengan program pengobatan, perawatan dan dukungan

Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak

Dalam usaha mengurangi infeksi HIV, CDC mengumumkan inisiatif baru yang terdiri dari 4 strategi, yaitu:

• Menjadikan tes HIV sebagai rutin dari pelayanan kesehatan.

• Mengimplementasi satu model baru dalam melakukan diagnosis selain dari pelayanan kesehatan.

• Membanteras jangkitan HIV yang baru dengan cara melakukan kerjasama dengan pasien yang menghidap HIV serta pasangannya.


(27)

Dalam usaha mengurangi infeksi HIV ini, pelbagai kaedah telah digunapakaikan, salah satunya adalah kaedah ABCD, yaitu:

• A ( Abstinence), yaitu menunda atau tidak melakukan kegiatan seksual sebelum menikah

• B ( Be faithful), yaitu saling setia kepada pasangannya.

• C (Condom), yaitu menggunakan kondom bagi orang yang melakukan perilaku seks berisiko

• D (Drugs), tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian dan secara bersama-sama dalam penggunaan napza.

• .

2.2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obejk tertentu. Penginderaan melalui pancaindera manusia, yakni, penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba (Notoatmodjo 2003).

Dari pengalaman dan penelitian tebukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus terlebih dahulu

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus ( objek)

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan buruk sesuatu) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.


(28)

5. Adaptation, subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun, dalam penelitian yang dilakukan Rogers, beliau menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap pisitif,maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan pengetahuan yang rendah 2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabar materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.


(29)

6. Evalusi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atai penilaian terhadap suatu objek atau materi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang didapat dari pendidikan.

2.3. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau repons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb adalah salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan aktifitas, akan tetapi merupakan (predisposisi) tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkahlaku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:

1. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari suatu sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau


(30)

mengerjakan tugas yang diebrikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang itu menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valueing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ke tiga.

4. Bertanggungjawab ( responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara langsung tidak dilakukan dengan pertanyan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat repsonden (Notoadmodjo, 2007),

2.4. Tindakan

Suatu sikap tidak selalu berakhir dengan tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu reaksi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas atau sarana dan prasarana. Tindakan dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya :

1. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan


(31)

2. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka disebut praktik atau tindakan mekanis

3. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (Notoadmodjo, 2005)


(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berikut adalah kerangka konsep penelitian.

Grafik 3.1 : Kerangka konsep pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa dalam upaya mencegah HIV/AIDS

3.2. Definisi Operasional

Variable dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk tabel di bawah ini :

Pengetahuan mahasiswa / mahasiswi

HIV/AIDS

Sikap mahasiswa / mahasiswi

Tindakan mahasiswa / mahasiswi


(33)

Tabel 3.2: Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala Ukur.

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur Pengetahuan Pengetahua

n

mahasiswa tentang HIV/AIDS

Angket Kuesioner Baik, apabila nilai >75% Sedang, apabila nilai 56-75% Kurang, apabila nilai <55% Ordinal

Sikap Reaksi atau tanggapan mahasiswa terhadap HIV/AIDS

Angket Kuesioner Baik, apabila nilai >75% Sedang, apabila nilai 56-75% Kurang, apabila nilai <55% Ordinal


(34)

Tindakan Reaksi atau respon mahasiswa terhadap HIV/AIDS

Angket Kuesioner Positif, apabila nilai

≥65%, Negatif, apabila nilai <64%


(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Dimana dilakukan tinjauan pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa terhadap HIV/AIDS pada satu saat tertentu dengan menggunakan kuesioner.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2011 sehingga Oktober 2011. Tempat penelitian telah dilaksanakan di Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara.

4.3. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa USU. USU terdiri dari 13 fakultas, yaitu seramai 19.896 mahasiswa aktif pada waktu penelitian dijalankan. Dalam penelitian ini, satu fakultas yang dieklusi adalah Fakultas Kedokteran. Populasi terjangkau (accessible population, source population) pada penelitian ini adalah sebanyak 12 fakultas. Mahasiswa dari fakultas kesehatan dan fakultas non-kesehatan diambil. Pada penelitian ini, sampel dari fakultas kesehatan diambil dari Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi. Masing-masing terdiri dari 429 dan 490 mahasiswa. Dari fakultas non-kesehatan pula diambil dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sastra di Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari pelbagai stambuk pada masa penelitian dijalankan.


(36)

Kedua fakultas non-kesehatan tersebut terdiri dari masing-masing 2,449 dan 1,577 mahasiswa aktif.

4.4 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi yang digunakan adalah :

a) Subyek yang diwawancarai adalah mahasiswa dari fakultas yang terpilih di USU, yaitu, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra, Fakultas Farmasi dan Fakultas Psikologi.

b) Subyek bersedia ikut dalam penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi adalah :

a) Data tidak lengkap.

Subyek yang benar diteliti pada penelitian ini adalah subyek yang benar mengikuti penelitian sampai selesai dan memenuhi criteria inklusi yang ditetapkan.

Cara pemilihan sampel untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan non-random sampling, yaitu ‘Quota Sampling’ yang didasarkan pada teknik pemilihan sampel dengan ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah tertentu yang diinginkan (kuota) yang diinginkan peneliti.


(37)

4.5. Estimasi Besar Sampel

Dari populasi, maka menurut (Notoatmodjo, 2005) rumus yang digunakan untuk perhitungan sampel adalah:

N

n = ______________ 1 + N (d²)

Dari populasi yang didapati, jumlah populasi mahasiswa aktif dari keempat fakultas adalah sebanyak 4 525. Jadi,

4945 n =

1 + 4945 (0.1²) n = 98.00

Maka, minimal sampel yang diambil adalah sebanyak 98 sampel.

4.6. Teknik Pengumpulan Data 4.6.1. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh Bagian Pendidikan Biro Rektor, Universitas Sumatera Utara.

Keterangan: N = Besar populasi n = Besar sampel


(38)

4.6.2. Data Primer

4.6.2.1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuesioner yang diadaptasi dari beberapa referensi (HIV/AIDS

Questionnaires dan ‘Play for Life’ Campaign Monitoring). Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan yang meliputi 8 pertanyaan mengenai pengetahuan HIV/AIDS, 6 pertanyaan sikap dan 6 pertanyaan tindakan.

Teknik Penilaian Kuesioner:

A. Bagi pertanyaan tingkat pengetahuan HIV/AIDS, responden yang menjawab dengan :

Untuk soal 1 – 5: a. Benar diberi skor 1 b. Salah diberi skor 0

Untuk soal 6 – 7: Setiap jawaban yang betul diberikan nilai 1.

B. Bagi pertanyaan sikap, pengskoran penilaian berjenjang dari skor tertinggi sampai dengan terendah. Skor sikap diberikan nilai :

a. 2 apabila responden memilih sikap setuju. b. 1 apabila responden memilih sikap tidak setuju. C. Skor tindakan dinilai dengan :

a. Bagi soal nomor 1,4 dan 6 diberi skor 2 apabila responden memilih tindakan ya.


(39)

b. Bagi soal nomor 2,3 dan 5, diberi skor 1 apabila responden memilih tindakan tidak.

4.6.2.2. Uji Validitas danReabilitas

Uji coba kuesioner telah dilakukan sebelum digunakan pada subjek penelitian, untuk mengetahui validitas dan reabilitas. Uji coba dilakukan terhadap kuesioner pengetahuan dan perilaku. Uji tersebut dilakukan terhadap 20 orang responden yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Responden yang dijadikan sampel untuk uji validitas dan reabilitas tidak termasuk dalam responden.

4.7. Ethical clearance

Proposal ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Kesehatan dan Kedokteran FK USU

4.8. Pengolahan dan Analisa Data

Data dari setiap pewancara diperiksa di lapangan oleh surveyor. Setiap ketidaklengkapan informasi diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa fakultas di Universitas Sumatera Utara (USU) yang beralamat di Jalan dr Mansyur. USU terdiri dari berbagai fakultas yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2. Dilengkapi dengan pelbagai kemudahan seperti pusat komputer, perpustakaan, laboratorium. Universitas ini juga memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikler misalnya PORSENI dan sebagainya menjadikan medium kepala mahasiswa berikteraksi antara satu dengan yang lain. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni – Juli 2011.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden di dalam penelitian ini merupakan hal yang penting. Dari distribusi karakteristik yang didapati, kita dapat mengetahui gambaran responden apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh sang peneliti atau tidak. Gambaran distibusi karakteristik ditampilkan pada tabel di bawah. Tabel 5.1 : Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah (n) Persen (%) 1. Umur

17-20 33 33.0

>20 67 67.0

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 50 50.0

Perempuan 50 50.0

3. Asal Fakultas

Kesehatan 40 40.0

Non-kesehatan 60 60.0

4. Sumber Informasi

Buku 1 1.0

Dokter 40 40.0

Internet 42 42.0

Radio 1 1.0


(41)

5.2. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan

Tabel 5.2 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan

Pertanyaan Pengetahuan Benar Salah

n % n %

1. Kepanjangan dari HIV 64 64.0 36 36.0 2. Kepanjangan dari AIDS 64 64.0 36 36.0 3. Pengetahuan dari penyebab

dari AIDS

94 94.0 6 6.0

4. HIV/AIDS bisa disembuhkan secara total dengan

menggunakan obat antivirus

72 72.0 28 28.0

5. Cara penularan HIV/AIDS melalui serangga

70 70.0 30 30.0 6. Cara penularan HIV/AIDS 55 55.0 45 45.0 7. Pencegahan HIV/AIDS 70 70.0 30 30.0

Berdasarkan tabel, sebanyak 94% daripada responden yang menjawab dengan benar pertanyaan mengenai penyebab dari AIDS. Jawaban yang paling banyak salah adalah tentang cara penularan HIV/AIDS yaitu sebanyak 45%. Hasil tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)

Baik 13 13.0

Sedang 50 50.0

Kurang 37 37.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan responden yang tertinggi adalah pada tingkat sedang yaitu dengan angka 50%, diikuti dengan kategori kurang yaitu sebanyak 37% dan kategori baik dengan 13%.


(42)

5.3. Distribusi Jawaban Responden Tentang Sikap

Tabel 5.4 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sikap

Pertanyaan Sikap Setuju Tidak Setuju

n % n %

1. Saya akan menjauhi penderita HIV/AIDS

79 79.0 21 21.0 2. Konsultasi HIV/AIDS harus

diberi di koran/majalah

70 70.0 30 30.0 3. Pendidikan seks harus diberikan

sejak kecil

69 69.0 31 31.0 4. Pemberian ‘screening’

HIV/AIDS secara gratis oleh pemerintah

94 94.0 6 6.0

5. Pemberian kondom secara gratis oleh pemerintah dalam usaha mencegah penularah HIV/AIDS

30 30.0 70 70

6. Saya akan mendukung usaha pemerintah dalam mencegah HIV/AIDS

98 98.0 2 2.0

Berdasarkan tabel di atas, sikap tentang mendukung usaha pemerintah dalam usaha menangani penularan adalah paling banyak dengan jumlah 98% yang setuju, manakala 70% tidak bersetuju jika pemberian kondom diberi secara gratis oleh pemerintah dalam menangani HIV/AIDS ini. Berikut adalah distribusi skor sikap oleh responden.

Tabel 5.5 : Distribusi Tingkat Sikap Responden

Sikap Jumalh (n) Persen (%)

Baik Sedang Kurang 84 16 0 84.0 16.0 0

Total 100 100.0

Dari tabel diatas, sebanyak 84% dari responden yang mendapat skor yang baik dan 16% sedang.


(43)

5.4. Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan

Tabel 5.6 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan

Pertanyaan Tindakan Ya Tidak

n % n %

1. Mencari informasi tentang HIV/AIDS

19 19.0 81 81.0 2. Menjauhi teman.keluarga yang

menderita HIV/AIDS

85 85.0 15 15.0 3. Tidak pernah memakai narkoba

suntik

9 9.0 91 91.0 4. Berkongsi peralatan dengan

keluarga/teman yang menderita HIV/AIDS

10 10.0 90 90.0

5. Mengelak dari menggunakan kamar mandi umum karena dikhuatiri digunakan oleh penderita HIV/AIDS

61 61.0 39 39.0

6. Jika positif HIV/AIDS, adakan akan memberitahu orang lain

19 19.0 81 81.0

Berdasarkan tabel di atas, frekwensi yang paling banyak menjawab jawaban ya adalah tindakan menjauhi teman atau keluarga yang dijangkiti HIV/AIDS dengan nilai sebanyak 85%. Yang paling rendah jawaban tidak adalah sebanyak 15% yaitu tentang tindakan yang sama.

Tabel 5.7 : Distribusi Tingkat Tindakan Responden

Tindakan Jumlah (n) Persen (%)

Positif 95 95.0

Negative 5 5.0

Total 100 100.0

Dari tabel tingkat tindakan reponden, dari 100 responden yang diambil, sebanyak 95 daripadanya mempunyai tingkat tindakan yang positif. Hanya 5% yang mempunyai tingkat tidakan yang kurang.


(44)

5.2. Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Responden

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perilaku mahasiswa USU terhadap HIV/AIDS yang merangkumi pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa dalam usaha menangani HIV/AIDS. Dalam penelitian ini peneliti mengambilkira beberapa karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin, asal fakultas dan sumber informasi sebagai info tambahan kepada peneliti.

Karakteristik pertama yang diambil oleh peneliti adalah umur. Dari tabel umur, didapati rata-rata responden adalah berumur antara 17-24 tahun. Di dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan umur responden kepada 2 kelompok yaitu 17-24 tahun dan >20 tahun. Hal ini sesuai dengan umur yang berisiko tertular HIV/AID adalah pada umur sekitar 15-24 tahun (Global Health Council, 2007).

Berikutnya, karakteristik yang ditampilkan oleh peneliti adalah jenis kelamin. Wanita dan anak-anak adalah kelompok berisiko tertular HIV/AIDS (Global Helath Council, 2007).

Sebagai sumber informasi tambahan, karakteristik yang turut diambilkira oleh peneliti adalah asal fakultas dan sumber informasi responden. Hal ini karena, akses mahasiswa dalam mendapatkan informasi HIV/AIDS dari Koran/majalah dan dari pendidik sebaya (Andayani, 2009)

5.2.2. Pegetahuan Responden Terhadap penyakit HIV/AIDS.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi dengan melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan melalui pancaindera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoadmodjo, 2003). Perilaku seseorang terhadap suatu rangsangan atau objek tertentu biasanya didasari oleh pengetahuan. Dalam hal ini, pengetahuan tentang HIV/AIDS meliputi, definisi, penyebab, pengobatan, penularan dan pencegahan.

Dari hasil penelitian yang dapat dlihat pada tabel 5.5 sebanyak 64 orang (64.0%) dari responden mengetahui kepanjangan dari HIV dan AIDS.


(45)

Dari 100 orang responden, 94 orang (94%) yang mengetahui penyebab dari AIDS, 72% yang mengetahui bahwa antiviral tidak bisa menyembuhkan HIV/AIDS, 70% mengetahui serangga tidak bisa menularkan HIV/AIDS, 45% mengetahui tentang penularan HIV/AIDS dengan tepat dan sebanyak 70% responden tahu akan pencegahan HIV/AIDS. Pada tabel 5.6 pula, dapat diperhatikan bahwa sebanyak 13% mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, 50% mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup atau sederhana dan 37% mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah.

5.2.3. Sikap Responden Terhadap HIV/AIDS

Sikap responden dapat dilihat pada tabel 5.7. dari tabel tersebut, sebanyak 79% daripada responden setuju bahwa penderita tidak seharusnya dijauhi oleh masyarakat, sebanyak 70% setuju bahwa konsultasi mengenai HIV/AIDS diletakkan dalam koran/majalah. 69% dari responden bersetuju supaya pendidikan seks diberikan sejak kecil, sebanyak 94% bersetuju agar ‘screening’ HIV/AIDS diberikan secara gratis, hanya 30% bersetuju dengan pemberian kondom secara percuma dalam usaha mencegah penularan HIV/AIDS hal ini mungkin karena ianya bertentangan dengan norma-norma adat ketimuran yang masih lagi dijaga, terakhir, sebanyak 98% responden bersetuju untuk mendukung untuk mendokong usaha pemerintah bagi mencegah penularan HIV/AIDS. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa 84% mempunyai tikangkat sikap yang baik dan sebanyak 16% mempunyai tingkat sikap yang sedang. Hasil tersebut tidak banyak perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2010) yang menyebutkan sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS 72% dikategorikan cukup.

5.2.4. Tindakan Responden Tentang HIV/AIDS

Berdasarkan tabel distribusi tindakan, seramai 19 orang (19%) dari responden memilih tindakan sering dalam mencari informasi berkaitan HIV/AIDS, sebanyak 85% bersetuju agar penderita HIV/AIDS tidak seharusnya dijauhi oleh masyarakat, tindakan sering yang paling sedikit adalah cobaan memakai narkoba dengan hanya 9% dari responden yang memberikan jawaban sering, hanya 10% dari responden yang sering berkongsi peralatan dengan keluarga atau teman yang mereka jika teman atau keluarga mereka mengidap HIV/AIDS, 61% sering mengelak dari


(46)

menggunakan kamar mandi umum karena dikhuatiri digunakan oleh penerita HIV/AIDS, dan sebanyak 19% dari responden yang mungkin akan memberitahu orang lain jika mereka terinfeksi HIV/AIDS.

Dari tabel tingkat tindakan, 95% mempunyai tindakan yang baik/ postif, dan 5% tindakan yang buruk atau negative.

5.2.4. Kesimpulan Tentang Perilaku Responden

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa tentang HIV/AIDS masih berada pada tahap sedang. Hal ini mungkin karena masih terdapat beberapa stigma tentang HIV/AIDS yang msih perlu diperbetulkan dalam kalangan mereka. Penelitian berdasarkan umur, didapati umur di atas 20 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang baik berbanding responden yang di bawah 20 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prihyugiarto (2008). Dari hasil penelitian tersebut diperolehi bahwa kelompok usia lebih tua memiliki pengetahuan yang lebih baik berbanding dengan usia muda. Selain faktor usia, HIV/AIDS juga dipengaruhi oleh faktor kelamin. Tingkat pengetahuan baik pada laki-laki lebih ramai berbanding perempuan. Hal ini mungkin karena ramai diantara perempuan yang malu untuk mencari informasi tentang HIV/AIDS karena takut dianggap aktif berseksual.

Secara umum, sikap dapat diartikan sebagai kecenderungan bagi manusia untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap suatu rangsangan. Selain itu sikap juga turut dipengaruhi oleh penerapan norma-norma baik oleh orang tua sejak kecil. Sikap juga dipengaruhi oleh pegangan agama yang dianuti oleh individu, dimana agama mengajak umatnya melakukan kebaikan. Budaya juga memainkan peranan penting dalam menentukan sikap individu.

Dari sisi tindakan, hal ini agak bertepatan dengan penelitian yang dilakukan pleh Simanjuntak (2006) yang dilakukan terhadap siswa/siswi terhadap HIV/AIDS adalah sebanyak 96% baik. Dalam penelititian ini, tingkat pengetahuan tidak berkadar terus dengan sikap dan tindakan. Bagaimanapun, sikap adalah berkadar terus dengan tindakan. Menurut Notoadmodjo, untuk meweujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau reaksi yang memungkinkan. Hal ini


(47)

mungkin karena terdapat faktor-faktor lain yang mendukung seperti pengaruh rakan sebaya, budaya, nilai-nilai, keyakinan, aturan dan norma yang dikatakan turut memainkan peranan untuk menentukan tindakan dari seseorang. Peer Education atau pendidikan rakan sebaya efektif dalam meningkatkan sikap mahasiswa dalam HIV/AIDS di Universitas Sumatera Utara (Andayani, 2009).

Dari penelitian ini, pengetahuan tidak berkadar langsung dengan sikap dan tindakan. Hal ini mngkin dipengaruhi oleh faktor-faktor agama, nilai-nilai murni, norma-norma penerapan yang diterapkan oleh orang tua sejak kecil, budaya, lingkungan atau ‘Peer Pressure’ dan faktor sosioekonomi dari individu itu sendiri.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan saya mengenai perilaku mahasiswa dan mahasiswi terhadap penyakit HIV/AIDS yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :

1. Tingkat pengetahuan responden kategori baik adalah sebanyak 13%, yaitu sebanyak 13 dari 100 responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, sedangkan pada kategori sederhana atau cukup adalah sebanyak 50% dan sebanyak 37% dari responden adalah pada kategori pengetahuan yang kurang. 2. Sikap mahasiswa tentang HIV/AIDS yang berkategori baik adalah sebanyak

84% sedangkan yang sikap dalam kategori sedang adalah sebanyak 16% dan tiada di kalangan mereka yang dalam kategori kurang.

3. Tindakan mahasiswa terhadap HIV/AIDS adalah sebanyak 95% baik dan selebihnya 5% buruk.

6.2. Saran

1. Masukan kepada mahasiswa/mahasiswi supaya menghindari HIV/AIDS sejak usia muda dengan pelbagai pencegahan.

2. Masukan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjut mengenai HIV/AIDS.

3. Masukan kepada pihak universitas

a. Memberikan informasi dan materi kepada para mahasiswa/mahasiswi USU mengenai bahaya HIV/AIDS terhadap kesehatan agar pengetahuan mereka tidak terbatas. Selain itu pihak pendidik perlu juga memperbetulkan stigma yang salah tentang HIV/AIDS di kalangan mahasiswa.

b. Elain pendidikan formal, pihak pendidik juga harus mengadakan seminar pendidikan melalui ceramah atau seminar. Penubuhan warung SAHIVA di setiap fakultas banyak membantu karena ianya bisa berfungsi sebagai tempat mahasiswa/mahasiswi bertukar pendapat menganai HIV/AIDS serta menyebar dan mendapatkan leaflet bagi para mahasiswa.


(49)

c. Melakukan suatu training untuk bimbingan penyuluhan agar informasi yang diberikan tentang penyakit HIV/AIDS dan pencegahannya kepada guru-guru.

d. Pihak universitas juga harus mengawasi mahasiswa/mahasiswi agar tidak melakukan perilaku-perilaku yang beresiko terhadap penularan HIV/AIDS.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Murtiastutik, D. , 2008. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Edisi ke-2. Surabaya : Airlangga University Press.

Basic Information about HIV and AIDS. Available from:

http://www.cdc.gov/hiv/topics/basic/index.htm [Accessed 11 April 2011] Cotran, R.S., Kumar, V., Collins, T., 1999. Disease of Immunity. In: Cotran, R. S.,

Kumar, V., Collins T., Robbins Pathologic Basis of Disease, 6th edition. Philadelphia: Saunders, 237-250.

Fauci, et al.,2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine Volume I, 17th edition,

Human Immunodeficiency Virus Disease and Related Disorders (Chapter 182) : 1137-1204

UNAIDS Report On The Global AIDS Epidemic 2010. Available from :

http://www.unaids.org/globalreport/Global_report.htm [Accessed 11 April 2011] Harahap, J., Lita S.A., 2001. Pengaruh PEER Education Terhadap Pengetahuan dan

Sikap Mahasiswa dalam Menanggungulangi HIV/AIDS di Universitas Sumatera Utara, Medan. Available from : Universitas Sumatera

Utarahttp://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-juliandi. [Accessed 11 April 2011]

Strategi Nasional Penanggungulangan HIV/AIDS 2007-2010. Available from :

http://www.scribd.com/doc/15440493/Strategi-Penanggulangan-HIV-AIDS-Indonesia-2007-2010 [Accessed 18 April 2011]

Heru dan Yasril. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Graha Imu


(51)

Notoadmodjo, S, 2003. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 43-59.

Notoadmodjo, S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Dalam : Notoadmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Cipta, 143-149

Notoadmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Available from :

http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf [Acessed on 17 April 2011]

Worldwide HIV & AIDS Statistics. Available from : www.avert.org/worldstats.htm

[Accessed on 11 April 2011]

Alter heroes HIV/AIDS Questionnaires. Available from :

http://www.alterheros.com/experts/en/2003/11/english-hivaids-questionnaires/ [Accessed on 18 Mei 2011]

“Play For Life” Campaign Monitoring. Available from :

www.jhuccp.org/research/researchDB/.../FFB_CUP_CUPquestpretest.doc [Accessed on 18 Mei 2011]

Machfoedz, I,. 2008.Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran.Yogjakarta : Fitramaya


(52)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wan Radhiah Wan Ramli Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 19 Feb 1988 Agama : Islam

Alamat : Lot 2488, Hadapan Sek. Keb. Islah, Jalan Long Yunus, 15200 Kota Bharu, Kelantan.

Riwayat Pendidikan : 1. Sek. Ren. Keb. Islah

2. Sek. Men. Keb. Dato’ Ahmad Maher 3. Allianze College of Medical Sciences 4. Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI)


(53)

LEMBAR PENJELASAN PENGISIAN KUESIONER

Saya selaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Nama : Wan Radhiah Stambuk : 2008

Lembar penjelasan ini bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai Perilaku Mahasiswa USU Tentang HIV/AIDS. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan Saudara/I untuk berperan sebagai reponden. Responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan jujur sesuai petunjuk yang diberikan. Identitas pribadi saudara/i sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Pengisian kuesioner ini akan mengambil masa kira-kira 10 menit.

Medan, Juni 2011 Peneliti LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER

Saya bertandatangan di bawah ini:

Nama : Umur :

Fakultas : Jenis Kelamin : L / P

Setelah membaca penjelasan di atas, maka dengan ini menyatakan saya bersedia ikut berpatisipasi sebagai salah satu responden dalam penelitian ini dengan kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

Medan. Juni 2011 Responden


(54)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Perilaku Mahasiswa USU Terhadap HIV/AIDS Tahun 2011. PENGETAHUAN

1. Di bawah ini, yang manakah merupakan kepanjangan dari HIV?

A. Human Immune Virus C. Human Immune Vaccines B. Human Immunodeficiency Virus D. Human Imunitas Virus 2. Di bawah ini, yang manakah merupakan kepanjangan dari AIDS?

A. Acquired Immuno Deficiency System B. Acquired Immune Defends System C. Acquired Immune Deficiency Syndrome D. Acquired Immune Deactivated Syndrome 3. Penyebab dari penyakit AIDS adalah ?

A. Bakteri B. Virus C. Parasit D. Jamur

4. Penyakit HIV/AIDS bisa disembuhkan secara total dengan menggunakan obat antivirus.

A. Benar B. Salah 5. HIV/AIDS bisa ditularkan melalui serangga

A. Benar B. Salah

6. AIDS tidak bisa ditularkan melalui? (jawaban bisa lebih dari 1) A. Perkongsian bantal dengan penderita AIDS

B. Menerima transfusi darah dari penderita AIDS

C. ‘Social Kissing’(berciuman tanpa membuka mulut) dengan penderita AIDS


(55)

7. Yang paling berkesan untuk mencegah HIV/AIDS adalah? ( bisa lebih dari 1) A. Mendapatkan vaksinasi HIV/AIDS

B. Tidak melakukan hubungan seks bebas

C. Mengelakkan diri dari digigit nyamuk AEDES D. Tidak menggunakan narkotika suntik

8. Jika anda mempunyai keraguan mengenai HIV/ AIDS, dimanakah tempat anda mendapatkan informasi? __________________ (TV, Radio, Internet, Dokter)

SIKAP

NO Pernyataan SETUJU TIDAK

SETUJU

1. Penderita AIDS seharusnya dijauhi oleh masyarakat. 2. Konsultasi HIV/AIDS seharusnya diberikan di

majalah/koran.

3. Pendidikan seks harus diberi sejak kecil.

4. Pemerintah harus mengadakan ‘screening’ HIV/AIDS secara gratis.

8. Pemerintah seharusnya mengadakan program pemberian kondom gratis untuk mencegah HIV/AIDS.

10. Anda seharusnya mendukung usaha pemerintah untuk mencegah HIV/AIDS.


(56)

TINDAKAN

NO Pertanyaan YA TIDAK

1. Pernahkah anda mencari informasi tentang HIV/AIDS?

2. Sekiranya ada mempunyai teman/keluarga yang menderita HIV/AIDS, apakah anda akan menjauhi mereka?

3. Apakah anda pernah untuk memakai narkoba? 4. Sekiranya anda mempunyai teman/keluarga yang

menderita HIV/AIDS, apakah anda akan berkongsi peralatan/makanan dengan mereka?

5. Apakah anda mengelak dari menggunakan kamar mandi umum karena dikhuatiri telah digunakan oleh pasien HIV/AIDS?

6. Sekiranya anda disahkan positif HIV/AIDS, apakah anda akan memberitahu orang lain?


(1)

Notoadmodjo, S, 2003. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 43-59.

Notoadmodjo, S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Dalam : Notoadmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Cipta, 143-149

Notoadmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Available from :

http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf [Acessed on 17 April 2011]

Worldwide HIV & AIDS Statistics. Available from : www.avert.org/worldstats.htm [Accessed on 11 April 2011]

Alter heroes HIV/AIDS Questionnaires. Available from :

http://www.alterheros.com/experts/en/2003/11/english-hivaids-questionnaires/ [Accessed on 18 Mei 2011]

“Play For Life” Campaign Monitoring. Available from :

www.jhuccp.org/research/researchDB/.../FFB_CUP_CUPquestpretest.doc [Accessed on 18 Mei 2011]

Machfoedz, I,. 2008.Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran.Yogjakarta : Fitramaya


(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wan Radhiah Wan Ramli

Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 19 Feb 1988

Agama : Islam

Alamat : Lot 2488, Hadapan Sek. Keb. Islah, Jalan Long Yunus, 15200 Kota Bharu, Kelantan.

Riwayat Pendidikan : 1. Sek. Ren. Keb. Islah

2. Sek. Men. Keb. Dato’ Ahmad Maher

3. Allianze College of Medical Sciences

4. Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia

di Indonesia (PKPMI)


(3)

LEMBAR PENJELASAN PENGISIAN KUESIONER

Saya selaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara :

Nama : Wan Radhiah Stambuk : 2008

Lembar penjelasan ini bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai Perilaku Mahasiswa USU Tentang HIV/AIDS. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan Saudara/I untuk berperan sebagai reponden. Responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan jujur sesuai petunjuk yang diberikan. Identitas pribadi saudara/i sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Pengisian kuesioner ini akan mengambil masa kira-kira 10 menit.

Medan, Juni 2011

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER

Saya bertandatangan di bawah ini:

Nama : Umur :

Fakultas : Jenis Kelamin : L / P

Setelah membaca penjelasan di atas, maka dengan ini menyatakan saya bersedia ikut berpatisipasi sebagai salah satu responden dalam penelitian ini dengan kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

Medan. Juni 2011

Responden


(4)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Perilaku Mahasiswa USU Terhadap HIV/AIDS Tahun 2011.

PENGETAHUAN

1. Di bawah ini, yang manakah merupakan kepanjangan dari HIV?

A. Human Immune Virus C. Human Immune Vaccines B. Human Immunodeficiency Virus D. Human Imunitas Virus 2. Di bawah ini, yang manakah merupakan kepanjangan dari AIDS?

A. Acquired Immuno Deficiency System B. Acquired Immune Defends System C. Acquired Immune Deficiency Syndrome D. Acquired Immune Deactivated Syndrome 3. Penyebab dari penyakit AIDS adalah ?

A. Bakteri B. Virus C. Parasit D. Jamur

4. Penyakit HIV/AIDS bisa disembuhkan secara total dengan menggunakan obat antivirus.

A. Benar B. Salah

5. HIV/AIDS bisa ditularkan melalui serangga

A. Benar B. Salah

6. AIDS tidak bisa ditularkan melalui? (jawaban bisa lebih dari 1) A. Perkongsian bantal dengan penderita AIDS

B. Menerima transfusi darah dari penderita AIDS

C. ‘Social Kissing’(berciuman tanpa membuka mulut) dengan penderita AIDS


(5)

7. Yang paling berkesan untuk mencegah HIV/AIDS adalah? ( bisa lebih dari 1) A. Mendapatkan vaksinasi HIV/AIDS

B. Tidak melakukan hubungan seks bebas

C. Mengelakkan diri dari digigit nyamuk AEDES D. Tidak menggunakan narkotika suntik

8. Jika anda mempunyai keraguan mengenai HIV/ AIDS, dimanakah tempat anda mendapatkan informasi? __________________ (TV, Radio, Internet, Dokter)

SIKAP

NO Pernyataan SETUJU TIDAK

SETUJU

1. Penderita AIDS seharusnya dijauhi oleh masyarakat. 2. Konsultasi HIV/AIDS seharusnya diberikan di

majalah/koran.

3. Pendidikan seks harus diberi sejak kecil.

4. Pemerintah harus mengadakan ‘screening’ HIV/AIDS secara gratis.

8. Pemerintah seharusnya mengadakan program pemberian kondom gratis untuk mencegah HIV/AIDS.

10. Anda seharusnya mendukung usaha pemerintah untuk mencegah HIV/AIDS.


(6)

TINDAKAN

NO Pertanyaan YA TIDAK

1. Pernahkah anda mencari informasi tentang HIV/AIDS?

2. Sekiranya ada mempunyai teman/keluarga yang menderita HIV/AIDS, apakah anda akan menjauhi mereka?

3. Apakah anda pernah untuk memakai narkoba? 4. Sekiranya anda mempunyai teman/keluarga yang

menderita HIV/AIDS, apakah anda akan berkongsi peralatan/makanan dengan mereka?

5. Apakah anda mengelak dari menggunakan kamar mandi umum karena dikhuatiri telah digunakan oleh pasien HIV/AIDS?

6. Sekiranya anda disahkan positif HIV/AIDS, apakah anda akan memberitahu orang lain?