Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2013
20
A. Tim Pembina Pusat
Tim Pembina Pusat dikoordinasikan oleh Direktorat
Tanaman Semusim, bertugas: 1.
Melakukan koordinasi
perencanaan dan
pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Pusat dalam rangka
meningkatkan efisiensi
dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan. 2.
Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Tim
Pelaksana Provinsi
dalam rangka
pemantauan, evaluasi dan pengendalian serta membantu mengatasi berbagai permasalahan
yang terjadi di tingkat lapangan.
3. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program
melalui kerjasama
antar instansi
non pemerintah seperti Perusahaan Pengelola
Mitra, Asosiasi Pertekstilan Indonesia API, Asosiasi Petani Kapas Indonesia APEKINDO,
Perguruan Tinggi dan unsur masyarakat lainnya.
4. Menyusun
Pedoman Teknis
Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun
2013.
5. Menyusun dan
menyampaikan laporan
perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perkebunan.
B. Tim Pelaksana Provinsi
Tim Pelaksana Provinsi dikoordinasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan provinsi,
bertugas :
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2013
21
1. Melakukan
koordinasi pelaksanaan
yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di
tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.
2. Melakukan sosialisasi dengan Tim Teknis
kabupatenkota dalam rangka pelaksanaan penanaman kapas tahun 2013 di kabupaten
kota setempat.
3. Melakukan
pengawalan, pemantauan,
monitoring, evaluasi
serta membantu
mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan.
4. Membuat
Petunjuk Pelaksanaan
Juklak Pelaksanaan Penanaman Kapas Tahun 2013
yang ada di daerahnya dengan mengacu Pedoman Teknis Penanaman kapas Tahun 2013
yang dibuat Ditjen. Perkebunan. Juklak tersebut
disampaikan ke
Dinas yang
membidangi perkebunan di kabupatenkota dan tembusan kepada Direktorat Jenderal
Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta.
5. Bersama Tim Teknis di kabupatenkota
membangun kemitraan yang produktif antara petani
dan perusahaan
pengelolamitra koperasi.
6. Menyusun
dan menyampaikan
laporan perkembangan kinerja per kabupaten kepada
Tim Pembina Pusat melalui Direktur Jenderal Perkebunan cq. Direktur Tanaman Semusim,
yang
mencakup: i
lokasi penanaman
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2013
22
kecamatan; ii luas areal terdaftarterukur; iii jumlah petani pesertakelompok tani; iv
penyaluran benih dan sarana produksi; v luas tertanam; vi luas panen; vii produksi
produktivitas; viii perkembangan jumlah tabungan pada rekening kelompok; dan ix
laporan keuangan Satker pengelola dana TP yang dibuat sesuai sistemperaturan yang
berlaku.
C. Tim Teknis KabupatenKota
Tim Teknis KabupatenKota dikoordasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten
kota, bertugas :
1. Melakukan koordinasi teknis yang bersifat
lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat kabupatenkota dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan teknis lapangan.
2. Melakukan sosialisasi kepada petani kelompok
tani sasaran. 3.
Melakukan pendaftaran, seleksi dan verifikasi CPCL, diharapkan CPCL.
4. Menyusun Petunjuk Teknis Juknis Pelaksa-
naan Penanaman Kapas Tahun 2013 yang ada di daerahnya dengan mengacu Juklak yang
dibuat oleh
Dinas yang
membidangi perkebunan provinsi dan Pedoman Teknis yang
dibuat Direktorat Jenderal Perkebunan. Juknis
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2013
23
tersebut disampaikan
ke Dinas
yang membidangi perkebunan di provinsi dan
tembusan kepada Ditjen. Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta.
5. Bersama Tim Pelaksana Provinsi membangun
kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola mitra koperasi.
6. Melakukan bimbingan teknis, monitoring
pengawalanpemantauan, dan pengendalian ke lokasi kegiatan.
7. Membantu kelompok tani peserta penanamn
kapas dalam menyusun RUKRDKK. 8.
Menyusun dan
menyampaikan laporan
perkembangan kinerja per Kecamatan kepada Tim Pelaksana Provinsi tembusan kepada
Dirjen Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim, yang mencakup: i lokasi desa; ii
jumlah petani peserta kelompoktani; iii luas areal terdaftar terukur; iv penyaluran benih
dan sarana produksi pupuk dan obat-obatan; v luas tertanam; vi luas panen; vii produksi
produktivitas; viii perkembangan jumlah modal usaha petani pada rekening kelompok,
dll; dan ix permasalahan serta rencana tindak lanjut.
D. TKP dan PLP-TKP