23
berpengaruh terhadap besar kecilnya arus yang mengalir pada jangkarnya. Dengan berubahnya besar nilai arus pada jangkar akan sangat mempengaruhi terhadap
cepat lambatnya waktu pengereman.
2.6.2 Kutub Bantu Interpole
Jika nilai tegangan pada kawat-kawat yang sedang melakukan proses penyearahan dibuat nol, maka tidak akan terdapat percikan bunga api pada sikat-
sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-kutub kecil yang disebut kutub komutasi ditempatkan ditengah-tengah diantara kutub-kutub utama. Interpole ini
dihubungkan seri terhadap kumparan rotor. Sehingga dengan adanya fluks dari interpole ini akan dapat mencegah atau mengurangi adanya tegangan yang
muncul pada kawat-kawat yang sedang melakukan proses komutasi. Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotor pun meningkat,
besarnya perubahan pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang sedang
melakukan komutasi. Pada saat itu fluks interpole juga meningkat, menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan dengan tegangan
yang timbul akibat pergeseran bidang netral.
Gambar 2.16. Kumparan Mesin DC yang Dilengkapi dengan Kutub Bantu.
Universitas Sumatera Utara
24
2.6.3
Belitan Kompensasi Compensating Windings
Untuk kerja motor yang berat masalah pelemahan fluksi menjadi sangat penting. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menambah
belitan kompensasi. Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan jangkar. Belitan kompensasi ini bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang
timbul akibat reaksi jangkar. 2.7 Jenis - Jenis Motor Arus Searah
1,2,3,4
Jenis-jenis motor arus searah dapat dibedakan berdasarkan jenis penguatannya, yaitu hubungan rangkaian kumparan medan dengan kumparan jangkar. Sehingga
motor arus searah dibedakan menjadi:
2.7.1 Motor Arus Searah Penguatan Bebas
Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus searah yang sumber tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Di mana kumparan medan
disuplai dari sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas dapat dilihat pada Gambar 2.17 di bawah ini:
Gambar 2.17 Motor Arus Searah Penguatan Bebas
Universitas Sumatera Utara
25
Persamaan umum motor arus searah penguatan bebas : V
t
= E
a
+ Ia Ra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2.8 V
f
= I
f
. R
f
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2.9 Dimana : V
t
= tegangan terminal jangkar motor arus searah Volt I
a
= arus jangkar A R
a
= tahanan jangkar Ohm I
f
= arus medan penguatan bebas A R
f
= tahanan medan penguatan bebas Ohm V
f
= tegangan terminal medan penguatan bebas Volt E
a
= gaya gerak listrik motor arus searah Volt
2.7.2 Motor Arus Searah Penguatan Sendiri