Analisis Risiko Bencana Upaya

93 antara lain bagian barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, Nusa Tenggara, bagian utara Papua, Sulawesi dan Maluku, serta bagian timur Pulau Kalimantan BMKG dalam tsunami early warning sistem , 2012. Berikut merupakan poin-poin untuk mengidentifikasi daerah rawan tsunami menurut dirjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dalam dokumen pedoman miitigasi bencana alam di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil 2004, yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Bahaya Hazard Analisa bahaya tsunami ditujukan untuk mengidentifikasi daerah yang akan terkena bahaya tsunami . Daerah bahaya tsunami tersebut dapat diidentifikasi dengan 2 dua metode :  Mensimulasikan hubungan antara pembangkit tsunami gempa bumi, letusan gunung api, longsoran dasar laut dengan tinggi gelombang tsunami . Dari hasil simulasi tinggi gelombang tsunami tersebut kemudian disimulasikandi overlay lebih lanjut dengan kondisi tataguna, topografi, morfologi dasar laut serta bentuk dan struktur geologi lahan pesisir.  Memetakan hubungan antara aktivitas gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran dasar laut dengan terjadinya gelombang tsunami berdasarkan sejarah terjadinya tsunami . Dari hasil analisa tersebut kemudian diidentifikasi dan dipetakan lokasi yang terkena dampak gelombang tsunami .

2. Analisis

Tingkat Kerentanan Vulnerability Analisa kerentanan ditujukan untuk mengidentifikasi dampak terjadinya tsunami yang berupa jumlah korban jiwa dan kerugian ekonomi, baik dalam jangka pendek yang berupa hancurnya pemukiman infrastruktur, sarana dan prasarana serta bangunan lainnya, maupun jangka panjang yang berupa terganggunya roda perekonomian akibat trauma maupun kerusakan sumber daya alam lainnya Dirjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dalam dokumen pedoman miitigasi bencana alam di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, 2004. Menurut Perka BPBD No 2 Tahun 2012, analisa kerentanan tersebut didasarkan beberapa aspek, antara lain tingkat kepadatan pemukiman di daerah rawan tsunami , tingkat ketergantungan perekonomian masyarakat pada sektor kelautan, keterbatasan akses transportasi untuk evakuasi maupun penyelamatan serta keterbatasan akses komunikasi. Komposisi usia masyarakat yang banyak anak-anak dan usia lanjut serta rendahnya tingkat pendidikan dalam kaitannya dengan rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana tsunami juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap bencana tsunami .

3. Analisis Risiko Bencana

Risk Risiko bencana adalah fungsi gabungan dari bahaya alami dan sejumlah masyarakat dengan variasi karakteristik derajat kerentanannya masing-masin terhadap suatu bahaya tertentu, yang menempati ruang dan waktu saat bahaya terjadi. Wisner et al, 2004. Terdapat tiga unsur yang saling mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain terkait dengan Pressure and Rellase Modeling yang dikemukakan oleh Wisner et al 2004 yaitu: Risiko bencana Risk , kerentanan Vulnerability dan bahaya Hazard , yang secara skematis dituliskan sebagai berikut: R = H x V Mitigasi Bencana Tsunami Adapun menurut pedoman miitigasi bencana alam di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil 2004, upaya mitigasi bencana Tsunami terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Upaya

Mitigasi Bencana Tsunami Struktural Upaya struktural dalam menangani masalah bencana tsunami adalah upaya teknis yang bertujuan untuk meredammengurangi energi gelombang tsunami yang menjalar ke kawasan pantai.Mengingat tsunami menjalar secara frontal dengan arah tegak lurus terhadap bidang subduksi, sedangkan secara garis besar teluk- teluk dan pelabuhan-pelabuhan yang potensial terhadap bahaya tsunami yaitu yang mengandung langsung ke zona subduksi dapat ditetapkan, dan trayek penjalaran tsunami ke teluk-teluk atau pelabuhan-pelabuhan tersebut dapat diperkirakan. Berdasarkan pemahaman atas mekanisme terjadinya tsunami , karakteristik gelombang tsunami , inventarisasi dan identifikasi kerusakan struktur bangunan, maka upaya struktural tersebut dapat dibedakan menjadi 2 dua kelompok, yaitu:  Alami, seperti penanaman green belt hutan pantai atau mangrove, di sepanjang kawasan pantai dan perlindungan terumbu 94 karang. Terkait dengan jenis vegetasi dan sebagainya, lebih rinci akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya mengenai kawasan pesisir pantai di bagian mengenai ekosistem mangrove.  Buatan, a pembangunan breakwater , seawall , pemecah gelombang sejajar pantai untuk menahan tsunami , b memperkuat desain bangunan serta infrastruktur lainnya dengan kaidah teknik bangunan tahan bencana tsunami dan tata ruang akrab bencana, dengan mengembangkan beberapa insentif, antara lain: o Retrofitting : agar kondisi bangunan permukiman memenuhi kaidah teknik bangunan tahan tsunami , o Relokasi: salah satu aspek yang menyebabkan daerah rentan bencana adalah kepadatan permukiman yang cukup tinggi sehingga tidak ada ruang publik yang dapat dipergunakan untuk evakuasi serta terbatasnya mobilitas masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memindahkan sebagian pemukiman ke lokasi lain, dan menata kembali pemukiman yang ada yang mengacu kepada konsep kawasan pemukiman yang akrab bencana.

2. Upaya Mitigasi Bencana