ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
26
126.41
65.01 2.16 8.46
15.88 8.94
5.47 31.19
6.62 34.25
9.42 35.73
3.62 3.49
13.23 4.65
50.17
100 50
- 50
100 150
- 100
200 300
400 500
600 700
800 900
1,000
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2005
2006 2007
2008 2009
Persen
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi unit
Sedan, Jeep, Minibus Pertumbuhan
Grafik 1.44.
29.06 12.03
50.50 16.31
36.69 12.38
19.17 15.19
21.26 26.81
10.01 23.49
1.05 1.04
32.73 34.04
9.33
60 50
40 30
20 10
- 10
20 30
40 50
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2005
2006 2007
2008 2009
Persen
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi unit
SEPEDA MOTOR Pertumbuhan
Grafik 1.45.
2. Investasi
Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto PMTDB mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Pembentukan modal tetap domestik bruto PMTDB meningkat sebesar 1,32 q-t-q dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh minus 2,24 q-t-q
yang mencerminkan bahwa kondisi investasi mulai terealisasi dengan baik dalam mendukung percepatan perekonomian Jambi.
Grafik 1.46. Pertumbuhan Pendaftaran TruckPick Up Baru Grafik 1.47. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Grafik 1.48. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
60 40
20 -
20 40
60 80
- 200
400 600
800 1,000
1,200 1,400
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2005
2006 2007
2008 2009
Persen
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi unit
TRUCKPICK UP Pertumbuhan
Grafik 1.46
.
1.50 2.33 2.70
4.28 3.26
1.60 14.28
16.65 16.18
11.78 10.28
1.21 -0.11
2.27 200,000
400,000 600,000
800,000 1,000,000
1,200,000 1,400,000
1,600,000
-2 2
4 6
8 10
12 14
16 18
20
TW I TW II TW III TW IV TW I
TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I
TW II 2006
2007 2008
2009
Kredit Investasi juta Rp, aksis kanan Pertumbuhan Kredit Investasi ,aksis kiri
Grafik 1.47
.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
27
60.0 40.0
20.0 -
20.0 40.0
60.0 80.0
100.0
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 2005
2006 2007
2008 2009
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia ASI, diolah
Ton
Konsumsi Semen Pertumbuhan
Grafik 1.48.
Sementara itu, dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU terlihat situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin dari nilai saldo
bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 30,56. Masih relatif baiknya situasi bisnis dunia usaha juga berdampak pada masih tumbuhnya kredit investasi sebesar
2,27 atau sebesar Rp32,95 miliar pada triwulan laporan. Perubahan stok pada triwulan I tahun 2009 mengalami pertumbuhan
sebesar 0,82 q-t-q, lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,78 q-t-q. Sementara, pangsa stok pada
triwulan laporan sebesar 2,72.
3. Perdagangan Eksternal
Jumlah perdagangan eksternal ke luar Provinsi Jambi mengalami penurunan sebesar 0,25 q-t-q menurun dibandingkan triwulan sebelumnya
yang sebesar 1,83 q-t-q. Sementara pertumbuhan impor barang baik yang berasal dari luar provinsi maupun luar negeri masih mengalami penurunan yaitu
sebesar 0,58 q-t-q.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
28
Grafik 1.49. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
34,232 72,175
101,075 73,849
147,469 107,288
135,753 105,291
149,230 145,699
145,898 123,888
207,237 215,491
261,972 188,395
116,657 70,869
50,000 100,000
150,000 200,000
250,000 300,000
350,000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II 2005
2006 2007
2008 2009
Keterangan: S.d. Mei 2009 ribu USD
Impor Ekspor
Net
Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang PEB, ekspor Provinsi Jambi sebesar USD 90,61 juta sedangkan impor sebesar USD 19,74 juta
pada triwulan laporan.
12
Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar USD 70,87 juta, menurun sebesar 0,62 dibandingkan posisi
yang sama periode triwulan sebelumnya yang mencapai USD 71,31 juta.
13
Ekspor Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas karet dan CPO.
14
Sementara kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi nilai impor Provinsi
Jambi pada triwulan laporan.
Grafik 1.50. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
- 20,000
40,000 60,000
80,000 100,000
120,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2007
2008 2009
dalam Ribu USD EKSPOR
CRUDE MATERIALS, INEDIBLE ANIMAL VEGETABLE OILSFATS
12
Data s.d. bulan Mei 2009 Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia.
13
Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan April-Mei 2009 dibandingkan net ekspor bulan Januari-Februari 2009.
14
Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification SITC.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
29
Grafik 1.51. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000 70,000
80,000 90,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 2006
2007 2008
2009
Ribu USD
23 - CRUDE RUBBER 25 - PULP AND WASTE PAPER
42 - FIXED VEGETABLE OILS FATS 63 - WOOD AND CORK MANUFACTURES
32 - COAL, COKE AND BRIQUETTES LAINNYA
Pada triwulan laporan April-Mei 2009, ekspor ke luar negeri Provinsi Jambi meningkat sebesar 3,78 dibandingkan periode yang sama triwulan
sebelumnya Januari-Februari 2009, yaitu dari USD 87,31 juta menjadi USD 90,61 juta. Berdasarkan komoditasnya peningkatan ekspor pada triwulan laporan
dipicu oleh meningkatnya ekspor karet mentah crude rubber sebesar USD 14,20 juta 43,72 setelah mengalami penurunan pada triwulan lalu. Hal tersebut
dipicu dari mulai membaiknya permintaan karet mentah oleh Singapura di triwulan. Selain itu, meningkatnya ekspor Jambi juga dipicu oleh meningkatnya
ekspor CPO ke Belanda sebesar USD 10,33 juta. Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi April-Mei 2009
dicapai oleh komoditas karet mentah crude rubber sebesar USD 46,67 juta atau 51,51 dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati dan
minyak fixed, vegetable oil and fats, serta pulp dan kertas pulp and waste paper masing-masing mencapai USD 18,37 juta 20,27 dari total ekspor non
migas, dan USD 3,61 juta 19,55 dari total ekspor non migas.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
30
Grafik 1.52. Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5
Ribu USD
C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE
MALAYSIA C. JAPAN
C. R.R.C C. SOUTH KOREA
LAINNYA
Grafik 1.53. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2006
2007 2008
2009
C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE
MALAYSIA C. JAPAN
C. R.R.C C. SOUTH KOREA
LAINNYA
Ekspor non migas lain yang cukup besar kontribusinya adalah komoditas batubara, kokas dan briket coal, coke and briquettes, serta barang-barang kayu
dan gabus wood and cork manufactures yang masing-masing mencapai USD 5,43 juta 5,99 serta USD 5,51 juta 6,08. Berdasarkan struktur ekspor non
migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi terutama komoditas karet mentah, lemak nabati dan minyak, serta batubara disusul produk
hasil industri pengolahan barang-barang kayu serta kertas dan olahannya. Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi sebagian besar ke
negara-negara dikawasan Asia yang hampir setara dengan 69,87 total ekspor Provinsi Jambi. Penyumbang utama ekspor dari negara Asia adalah Singapore
yang mencapai USD 14,48 juta 15,98, diikuti dengan Republik Rakyat China RRC sebesar USD 14,02 juta 15,48, Jepang sebesar USD 12,08 juta
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
31
13,34 serta Malaysia sebesar USD 8,75 juta 9,65. Sementara ekspor ke negara Amerika Serikat sebesar USD 11,21 juta 12,37 pada triwulan laporan.
Dari sisi impor April-Mei 2009, impor non migas mengalami peningkatan sebesar 23,41 USD 3,76 juta jika dibandingkan periode yang sama triwulan
sebelumnya Januari-Februari 2009 sehingga menjadi sebesar USD 19,74 juta. Pada triwulan laporan, impor terbesar terjadi pada sub kelompok peralatan dan
mesin daya generator Power Generating Mach Eqp sebesar USD 12,25 juta 62,04. Peningkatan impor pada triwulan laporan disebabkan oleh
meningkatnya sub kelompok tersebut sebesar USD 11,69 juta. Meningkatnya pertumbuhan impor Jambi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya
yang sebesar 0,86 menunjukkan bahwa perekonomian Jambi kembali menggeliat.
Grafik 1.54. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000 30,000
35,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2007
2008 2009
dalam Ribu USD
IMPOR MACHINERY TRANSPORT EQP
CHEMICAL
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
32
Grafik 1.55. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 2006
2007 2008
2009
Ribu USD
71 - POWER GENERATING MACH. EQP 72 - MACH.SPECIAL FOR PARTIC.INDS
74 - GENERAL INDUSTRIAL MACH.EQP 59 - CHEM.MATERIALS PRODUCTS,NES
56 - FERTILIZERS MANUFACTURED LAINNYA
Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport machinerytransport
equipment yang menguasai 87,75 dari nilai impor. Selain itu, kelompok bahan kimia chemical juga memberikan kontribusi impor sebesar 4,57 dari total
impor Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah bahan kimia organik dan non organik masing-masing sebesar USD 390,45 ribu dan USD 262,39 ribu.
Grafik 1.56. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual
5,000 -
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000 30,000
35,000 40,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 2006
2007 2008
2009
Ribu USD
C. CANADA SINGAPORE
MALAYSIA C. HONGKONG
C. TAIWAN C. R.R.C
LAINNYA
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
33
Grafik 1.57. Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2006
2007 2008
2009
C. CANADA SINGAPORE
MALAYSIA C. HONGKONG
C. TAIWAN C. R.R.C
LAINNYA
Berdasarkan negara penjual, impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama berasal dari Republik Rakyat Cina RRC sebesar USD 14,64 juta
74,16, diikuti dengan Singapura sebesar USD 3,44 juta 17,40 dari total impor pada triwulan laporan s.d. bulan Mei sebesar USD 19,74 juta.
Halaman ini sengaja dikosongkan
I
Boks 1. PERKEMBANGAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENDUKUNGNYA
DI PROVINSI JAMBI
Sektor pertambangan merupakan sektor dengan pangsa kedua terbesar di Jambi 17,55. Krisis ekonomi yang melanda dunia yang akhirnya berimbas pada
perekonomian Jambi juga tak luput dirasakan oleh sektor ini. Dampak yang paling terasa bagi sektor ini adalah menurunnya harga jual produk lihat grafik 1.
Grafik 1. Perkembangan Harga Komoditas
20 40
60 80
100 120
140 160
Ja n-
04 Ap
r-0 4
Ju l-0
4 Oc
t- 04
Ja n-
05 Ap
r-0 5
Ju l-0
5 Oc
t- 05
Ja n-
06 Ap
r-0 6
Ju l-0
6 Oc
t- 06
Ja n-
07 Ap
r-0 7
Ju l-0
7 Oc
t- 07
Ja n-
08 Ap
r-0 8
Ju l-0
8 Oc
t- 08
Ja n-
09 Ap
r-0 9
Minyak bumi USDbarrel Batubara USDmt
Sumber: Bloomberg
Berdasarkan hasil
liaison dengan pelaku usaha di bidang pertambangan seperti migas dan batu bara, penjualan komoditas ini relatif masih cukup baik walaupun
mengalami penurunan harga. Untuk perusahaan migas, jumlah penjualan bergantung kepada besar produksi perusahaan yang berarti bergantung kepada kemampuan sumur
dalam menghasilkan minyak. Sementara itu, penurunan pesanan dirasakan oleh perusahaan batubara akibat menurunnya permintaan dari perusahaan pembeli. Batubara
merupakan salah satu bahan bakar dalam industri sehingga ketika terjadi penurunan produksi usaha pembeli akan berimbas pula dalam penggunaan batubara sebagai bahan
bakarnya. Namun demikian ke depannya prospek batubara akan membaik terkait dengan masih besarnya peluang pasar usaha ini serta mulai membaiknya kondisi ekonomi.
Hasil liaison yang dilakukan terhadap distributor alat berat menunjukkan bahwa terjadi penurunan penjualan sebagai dampak dari krisis global. Sebagai perusahaan
dengan pembeli utama industri maka jumlah penjualannya sangat bergantung dengan
II
kondisi usaha pembeli. Pembeli utama alat berat merupakan perusahaan kehutanan, perkebunan dan pertambangan. Perusahaan kehutanan dan perkebunan yang terkena
imbas krisis akibat menurunnya harga jual dan permintaan dunia mengambil langkah antisipasi dengan mengurangi investasi ekspansi mereka. Hal tersebut berdampak pada
menurunnya permintaan akan alat-alat berat di Jambi. Namun tidak demikian yang terjadi untuk pembeli dari sektor pertambangan. Potensi pertambangan yang masih cukup besar
membuat permintaan dari sektor ini tidak sejatuh dibandingkan dengan sektor kehutanan. Ke depannya contact dalam usaha distributor ini memandang positif akan
perkembangan penjualan seiring dengan mulai membaiknya usaha pembeli. Terkait dengan biaya operasional semua contact menyatakan terdapat penurunan
dalam biaya yang diakibatkan oleh berkurangnya produksi ataupun penjualan namun demikian biaya tenaga kerja tetap mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya
Upah Minimum Provinsi UMP 2009. Dampak dari krisis ekonomi global ini terutama dirasakan pada turunnya harga
jual produk sektor pertambangan. Harga jual minyak bumi bahkan turun mencapai 74 dari harga tertingginya. Namun menurut contact harga jual di titik terendah pun masih di
atas harga pokok produksi minyak bumi. Di sisi lain harga jual batubara saat ini sudah mengalami peningkatan sebesar 27 dibandingkan akhir tahun 2008.
Menurunnya penjualan dan produksi dari beberapa perusahaan tersebut tidak serta merta membuat perusahaan melakukan kebijakan dalam tenaga kerja. Sampai
dengan saat ini tidak ada pegawai dari perusahaan migas, pertambangan, maupun distributor alat berat yang dirumahkan.
Investasi bagi perusahaan migas sangat tergantung dengan perizinan. Contact menyatakan untuk dapat memperoleh izin pengetesan sebuah sumur minyak,
perusahaan harus melalui 30 tiga puluh aparat pemerintah daerah. Sementara bagi perusahaan batubara, hambatan dalam berinvestasi berasal dari kesulitan pembebasan
tanah dari penduduk setempat serta kondisi dan kapasitas jalan yang belum memadai untuk dilalui truk pengangkut yang membuat kondisi jalan relatif cepat rusak.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Permasalahan yang ditemui dalam usaha pertambangan ini adalah mengenai perizinan. Sulitnya perusahaan mendapatkan izin untuk mengembangkan usaha dan
panjangnya birokrasi yang harus ditempuh membuat banyaknya waktu dan biaya yang terserap. Oleh sebab itu diperlukan peninjauan kembali mengenai jalur proses perizinan
sehingga proses ini dapat berlangsung secara lebih efisien.
III
Permasalahan kondisi jalan yang cepat rusak perlu ditindaklanjuti baik oleh pemerintah daerah maupun perusahaan pertambangan sendiri. Saat ini belum semua
perusahaan pertambangan di Jambi telah memiliki izin operasi dan baru beberapa perusahaan saja yang sudah menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah PAD bagi
penerimaan PEMDA. Oleh sebab itu penggalakan izin operasi dan penyetoran PAD harus terus ditingkatkan yang nantinya dari dana tersebut diharapkan dapat dibelanjakan
kembali dalam bentuk perbaikan jalan dsb.
Halaman ini sengaja dikosongkan
35
B
AB
II P
ERKEMBANGAN
H
ARGA
-H
ARGA
A. Kajian Umum
Inflasi Kota Jambi pada triwulan II tahun 2009 sebesar -0,72 q-t-q, menurun dibandingkan triwulan I tahun 2009 yang mengalami inflasi sebesar
0,26 q-t-q. Deflasi yang terjadi di Kota Jambi pada triwulan laporan berasal dari menurunnya laju inflasi kelompok bahan makanan serta kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
5.00 -
5.00 10.00
15.00 20.00
25.00
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Sumber: BPS Provinsi Jambi. Sejak Januari 2008 menggunakan IHK tahun dasar 2007=100 Persen
Bulanan m-t-m Triwulanan q-t-q
Year to date y-t-d Year on year y-o-y
Perkembangan inflasi Kota Jambi secara tahunan terus mengalami tren penurunan yang signifikan. Inflasi Kota Jambi pada akhir periode triwulan II-2009
sebesar 1,10 y-o-y dari sebelumnya 9,16 y-o-y pada Maret 2009. Sementara, pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan April, Mei dan Juni
2009 masing-masing sebesar minus 1,27m-t-m, 0,97m-t-m dan minus 0,41m-t-m.
NFLASI
- 36
-
36
Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d. Juni 2009
y-t-d
-5 5
10 15
20
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
Dari perkembangan diatas, inflasi Kota Jambi s.d. bulan Juni 2009 secara kumulatif berada pada level minus 0,46 y-t-d, terendah dalam 6 tahun
terakhir. Sementara, deflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal dari sumbangan angka deflasi kelompok bahan makanan serta kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lihat tabel 2.1..
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
qtq yoy
qtq yoy
qtq yoy
qtq yoy
I Bahan Makanan
2.95 26.07
-1.19 18.56
-2.11 9.93
-2.73 -3.14
II Makanan Jadi, Minuman, Rokok Tembakau
1.07 11.65
2.63 14.77
3.63 15.41
0.16 7.66
III Perumahan, Air, Listrik Bahan Bakar 2.23
7.99 0.88
7.93 3.74
11.55 -0.32
6.65 IV Sandang
0.21 6.14
1.16 5.51
3.45 6.46
0.10 4.98
V Kesehatan 0.67
6.33 0.84
8.61 0.52
8.91 1.21
3.28 VI Pendidikan, Rekreasi Olahraga
1.28 4.95
0.82 5.38
0.15 5.54
-0.10 2.17
VII Transpor, Komunikasi Jasa Keuangan 0.81
11.04 -3.40
6.81 -4.44
1.19 0.39
-6.57
INFLASI 1.76
13.68 -0.19
11.57 0.26
9.16 -0.72
1.10
Sumber : BPS diolah
Triwulan I-2009 Triwulan II-2009
KELOMPOK Triwulan IV-2008
Triwulan III-2008
Menurunnya harga bahan kebutuhan pokok seperti beras, cabe merah, bayam, ikan patin selama periode triwulan laporan memberikan sumbangan
penurunan harga deflasi pada kelompok bahan makanan. Sementara itu, penurunan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar disebabkan
oleh menurunnya angka inflasi sub kelompok yang terutama disumbangkan oleh menurunnya haraga komoditas pasir dan semen.
I
NFLASI
37
Perkembangan inflasi Kota Jambi dan nasional pada triwulan laporan terus mengalami tren penurunan semenjak triwulan IV-2008. Inflasi Kota Jambi secara
tahunan y-o-y menurun signifikan sebesar 806 bps menjadi 1,10 jika dibandingkan periode triwulan I-2009. Sementara, angka inflasi nasional
menurun sebesar 427 bps menjadi sebesar 3,65y-o-y lihat grafik 2.3. Penurunan ini terjadi karena basis perhitungan inflasi kuartal kedua Juni tahun
lalu sudah tinggi.
15
Disamping itu, kondisi stok bahan makanan yang relatif mencukupi, distribusi yang relatif lancar serta tidak terjadinya gangguan pada sisi
supply membuat angka inflasi tidak bergejolak dan relatif rendah pada triwulan laporan.
Grafik 2.3. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi y-o-y Kota Jambi dan Kota sekitarnya
8.43 7.66
8.46 8.96
7.25 9.65
16.35
10.66 12.62
10.96 9.16
6.83 6.276.40
8.81 6.52
11.06 7.92
1.10 4.49
6.67 7.52
5.69 5.12
4.67 16.50
15.12 16.10
9.92 7.42
13.9913.68 11.57
3.65 6.20
5.11 7.40
9.06 8.17
7.126.83 5.06
17.11 15.74
15.53 14.55
6.6 5.77
6.95 6.59
11.03 12.14
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 Persen
Kota Jambi Nasional
Grafik 2.3
15
Base line inflasi pada Juni 2008 sangat tinggi yaitu 2,46 untuk Nasional serta 4,19 untuk Kota Jambi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada 15 Mei 2008.
NFLASI
- 38
-
38
catatan: mulai bulan Juni 2008, angka inflasi menggunakan tahun dasar 2007
5 10
15 20
25 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Y-O-Y
Bengkulu Jambi
Padang Palembang
Pekanbaru
Grafik 2.4
Perkembangan secara regional, tingkat inflasi di Jambi paling rendah dibandingkan daerah sekitarnya. Inflasi di Jambi lebih rendah dibandingkan
Pekanbaru 3,68y-o-y, Bengkulu 3,29y-o-y, Palembang 2,92y-o-y
serta Padang 2,80y-o-y pada triwulan laporan.
16
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Dilihat per sub kelompok, deflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok ikan segar. Sementara itu,
sub kelompok yang mengalami inflasi terbesar adalah sub kelompok daging dan hasil-hasilnya serta sub kelompok buah-buahan.
Berdasarkan komoditinya Tabel 2.3., penyumbang pembentukan deflasi terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; udang basah April 2009,
tempe; jeruk; pisang Mei 2009 serta cabe merah; minyak goreng; bayam Maret 2009. Kelompok bahan makanan merupakan penyumbang utama deflasi selama
periode triwulan laporan.
16
Sumber: DSM, Bank Indonesia.
I
NFLASI
39
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan qtq serta Tahunan y-o-y Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
qtq yoy
qtq yoy
qtq yoy
qtq yoy
I. BAHAN MAKANAN 2.95
26.07 -1.19
18.56 -2.11
9.93 -2.73
-3.14 a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA
1.83 21.05
-2.86 9.58
-2.07 10.45
-1.53 -4.61
b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 3.18
28.20 -12.90
13.49 5.51
15.62 7.68
2.10 c. IKAN SEGAR
15.45 45.30
6.31 47.19
-4.45 31.33
-12.43 2.69
d. IKAN DIAWETKAN 12.07
26.16 1.31
28.29 1.37
29.76 -2.85
11.82 e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA
5.94 12.68
-2.77 10.25
-1.48 5.63
0.33 1.82
f. SAYUR-SAYURAN -6.74
9.01 2.54
-3.13 -4.75
-2.83 3.36
-5.86 g. KACANG-KACANGAN
-0.02 60.82
7.71 72.26
-6.51 5.05
-9.10 -8.49
h. BUAH-BUAHAN 9.95
24.38 0.43
13.04 -10.46
7.04 6.18
4.98 i. BUMBU-BUMBUAN
-19.99 -1.64
11.24 0.43
-5.19 -18.79
-15.27 -28.49
j. LEMAK DAN MINYAK 10.83
55.42 -9.10
37.38 2.10
17.13 -1.03
1.80 k. BAHAN MAKANAN LAINNYA
-3.35 19.36
1.03 18.98
-1.42 18.15
-0.90 -4.61
II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK TEMBAKAU 1.07
11.65 2.63
14.77 3.63
15.41 0.16
7.66 a. MAKANAN JADI
1.73 15.90
2.26 18.61
2.44 16.80
0.04 6.61
b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 0.04
2.49 2.12
5.09 13.88
19.08 0.08
16.43 c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL
0.12 7.78
3.70 12.02
1.07 10.53
0.47 5.43
III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS BHN BAKAR 2.23
7.99 0.88
7.93 3.74
11.55 -0.32
6.65 a. BIAYA TEMPAT TINGGAL
2.39 9.90
0.31 7.90
7.55 15.97
-0.59 9.80
b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 2.72
7.33 0.00
7.33 0.01
7.29 0.31
3.04 c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA
0.00 2.18
7.62 9.96
-2.19 6.74
-1.77 3.40
d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 1.81
5.26 0.94
8.00 0.38
5.54 0.64
3.82 IV. SANDANG
0.21 6.14
1.16 5.51
3.45 6.46
0.10 4.98
a. SANDANG LAKI-LAKI 0.01
1.89 0.61
2.02 0.09
2.40 0.00
0.71 b. SANDANG WANITA
0.19 1.74
0.49 2.22
0.12 1.44
-0.46 0.32
c. SANDANG ANAK-ANAK -2.48
-0.67 -0.01
0.26 0.26
0.80 1.15
-1.10 d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA
2.91 24.52
3.43 18.63
12.91 21.21
-0.09 20.09
V. KESEHATAN 0.67
6.33 0.84
8.61 0.52
8.91 1.21
3.28 a. JASA KESEHATAN
0.00 13.19
0.00 15.88
0.00 15.88
0.00 0.00
b. OBAT-OBATAN 1.18
1.88 3.49
5.50 1.60
6.86 5.05
11.77 c. JASA PERAWATAN JASMANI
0.00 5.63
0.00 5.64
0.00 2.43
0.00 0.00
d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 1.28
1.74 0.69
3.49 0.63
4.14 0.88
3.52 VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA
1.28 4.95
0.82 5.38
0.15 5.54
-0.10 2.17
a. JASA PENDIDIKAN 1.76
6.28 0.00
6.00 0.00
6.00 0.00
1.76 b. KURSUS-KURSUS PELATIHAN
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
c. PERLENGKAPAN PERALATAN PENDIDIKAN 1.73
3.15 4.91
8.27 0.83
9.17 0.62
8.28 d. REKREASI
0.00 4.83
0.29 3.41
0.07 3.46
-1.15 -0.79
e. OLAHRAGA 0.00
-1.92 -0.37
-0.37 -0.01
-0.38 0.00
-0.38 VII TRANSPOR, KOMUNIKASI JASA KEUANGAN
0.81 11.04
-3.40 6.81
-4.44 1.19
0.39 -6.57
a. TRANSPOR 0.86
22.32 -5.03
15.31 -6.73
6.17 0.34
-10.35 b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN
0.00 -13.33
0.68 -12.74
0.39 -12.40
0.00 1.07
c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 2.20
1.56 -0.09
2.11 1.42
3.56 1.77
5.40 d. JASA KEUANGAN
1.78 3.57
0.00 3.57
0.00 1.78
0.00 1.78
INFLASI UMUM 1.76
13.68 -0.19
11.57 0.26
9.16 -0.72