49
B
AB
III P
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
Kinerja perbankan pada triwulan II tahun 2009 menunjukkan peningkatan baik dari segi penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Fungsi
intermediasi yang tercermin dari nilai Loan to deposits ratio LDR perbankan juga menunjukkan peningkatan dari triwulan sebelumnya. Namun demikian kualitas
kredit yang diberikan memburuk yang tercermin dari meningkatnya rasio Non- Performing Loan NPL gross.
A. Perkembangan Kelembagaan
Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan II tahun 2009 tercatat sebanyak
23 dua puluh tiga bank umum dan 8 delapan BPR yang terdiri dari 177 kantor bank umum termasuk BRI unit dan 14 kantor BPR. Pada periode triwulan
laporan tidak terdapat penambahan bank umum maupun BPR baru, namun terdapat penambahan 6 enam kantor cabang pembantu KCP. Enam kantor
cabang pembantu yang bertambah yaitu KCP BNI Kayu Aro, KCP CIMB Niaga Sipin, KCP BTPN Merangin, KCP Danamon Bangko, KCP BTPN Ma. Bungo dan
KCP BTPN Sipin. Dari 23 dua puluh tiga bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi,
terdiri dari 5 lima bank pemerintah diantaranya 1 satu Bank Pembangunan Daerah, dan 18 delapan belas bank swasta nasional. Dilihat dari sebarannya,
jumlah kantor bank terbesar masih di Kota Jambi sebanyak 68 enam puluh delapan buah 35,60, sedangkan untuk kabupaten yang paling sedikit kantor
banknya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 4 empat kantor 2,09.
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
50
B. Bank Umum
21
1. Perkembangan Aset Bank
Aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar Rp604,61 miliar 4,90 lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan aset triwulan lalu yang sebesar 0,87. Peningkatan aset ini dipicu oleh meningkatnya aset kelompok bank pemerintah sebesar Rp543,99 miliar
6.60 diikuti oleh peningkatan aset bank syariah sebesar Rp19,66 miliar 5,56. Dengan demikian secara total, aset bank umum pada triwulan laporan
menjadi sebesar Rp12.938,62 miliar.
Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi
-4.00 0.00
4.00 8.00
12.00 16.00
20.00
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
Q1- 04
Q2- 04
Q3- 04
Q4- 04
Q1- 05
Q2- 05
Q3- 05
Q4- 05
Q1- 06
Q2- 06
Q3- 06
Q4- 06
Q1- 07
Q2- 07
Q3- 07
Q4- 07
Q1- 08
Q2- 08
Q3- 08
Q4- 08
Q1- 09
Q2- 09
Persen Rp miliar
Jumlah Aset aksis kiri Pertumbuhan
Dari total pangsa pasar aset bank umum, aset bank pemerintah merupakan yang terbesar hingga mencapai 67,92, diikuti oleh aset bank
swasta yang memiliki pangsa sebesar 29,20 dan aset bank syariah yang memiliki pangsa sebesar 2,88 pada triwulan laporan.
2. Perkembangan Dana Masyarakat
Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan pada triwulan laporan meningkat sebesar 1,04, yaitu dari Rp10.281,16 miliar menjadi
Rp10.388,30 miliar pada triwulan laporan.
Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK dirasakan oleh ketiga
kelompok bank yaitu bank pemerintah, bank swasta dan bank syariah
22
. Secara
21
Data s.d. bulan Mei 2009
22
Bank Syariah termasuk bank syariah milik pemerintah dan swasta nasional
P
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
51
nominal, peningkatan DPK terbesar dialami oleh kelompok bank pemerintah dengan peningkatan sebesar Rp96,68 miliar atau setara dengan 1,47 diikuti
oleh bank syariah dengan peningkatan sebesar Rp10,37 miliar 5,16. Dengan demikian pada triwulan laporan, peningkatan DPK perbankan adalah sebesar
Rp107,14 miliar atau setara dengan 1,04 dibandingkan dengan triwulan lalu.
Tabel 3.1 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi
dalam jutaan rupiah
Trw III Trw IV
Trw I Trw II
Nominal Persen
6,792,549 6,475,385
6,582,172 6,678,855
96,683 1.47
1 2,038,788
1,795,255 1,843,254
1,757,489 85,765
4.65 2
3,117,628 3,405,548
3,071,431 3,116,963
45,532 1.48
3 Simpanan Berjangka 1,636,133
1,274,582 1,667,487
1,804,403 136,916
8.21
3,370,587 3,396,774
3,497,944 3,498,032
88 0.00
1 529,799
521,672 482,261
521,927 39,666
8.23 2
1,470,180 1,478,499
1,538,759 1,534,071
4,688 0.30
3 Simpanan Berjangka 1,370,608
1,396,603 1,476,924
1,442,034 34,890
2.36
179,179 197,210
201,046 211,416
10,370 5.16
1 46,918
49,508 50,230
47,930 2,300
4.58 2
99,495 101,896
103,455 107,137
3,682 3.56
3 32,766
45,806 47,361
56,349 8,988
18.98
10,342,315 10,069,369
10,281,162 10,388,303
107,141 1.04
1 2,615,505
2,366,435 2,375,745
2,327,346 48,399
2.04 2
4,687,303 4,985,943
4,713,645 4,758,171
44,526 0.94
3 3,039,507
2,716,991 3,191,772
3,302,786 111,014
3.48 Giro
Pertumbuhan 2008
Bank Pemerintah URAIAN
Bank Konvensional 2009
Giro Tabungan
Giro
Giro Tabungan
Simpanan Berjangka
Simpanan Berjangka Tabungan
Jumlah Bank Syariah
Bank Swasta Nasional
Tabungan
Berdasarkan jenis penghimpunan dana, peningkatan DPK pada
triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya simpanan berjangka sebesar Rp111,01 miliar 3,48 diikuti oleh tabungan dengan peningkatan sebesar
Rp44,53 miliar 0,94. Meningkatnya jumlah simpanan berjangka tersebut disumbangkan oleh meningkatnya simpanan berjangka oleh kelompok bank
pemerintah. Di sisi lain, jumlah simpanan dalam bentuk giro mengalami penurunan sebesar Rp48,40 miliar 2,04. Penurunan tersebut dipicu oleh
menurunnya jumlah giro bank pemerintah sebesar Rp85,77 miliar 4,65. Berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh
tabungan yaitu sebesar 45,80, diikuti oleh deposito 31,79 dan giro 22,40.
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
52
Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000
500 1,000
1,500 2,000
2,500 3,000
3,500 4,000
4,500 5,000
5,500
Q1- 03
Q2- 03
Q3- 03
Q4- 03
Q1- 04
Q2- 04
Q3- 04
Q4- 04
Q1- 05
Q2- 05
Q3- 05
Q4- 05
Q1- 06
Q2- 06
Q3- 06
Q4- 06
Q1- 07
Q2- 07
Q3- 07
Q4- 07
Q1- 08
Q2- 08
Q3- 08
Q4- 08
Q1- 09
Q2- 09
Rp miliar Rp miliar
Giro aksis kiri Simpanan Berjangka aksis kiri
Tabungan aksis kiri DPK aksis kanan
Berdasarkan golongan pemilik, secara nominal, kenaikan DPK berasal
dari meningkatnya penghimpunan dana dari koperasi Rp39,61 miliar, perorangan Rp36,16 miliar, Pemerintah Daerah Rp30,85 miliar dan lembaga
pemerintah Rp28,77 miliar.
Tabel 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik
dalam jutaan rupiah
Nominal Share
Nominal Share
Nominal Share
Nominal Share
1 Pemerintah
103,771 1.00
46,278 0.46
57,054 0.55
56,070 0.54
2 Pemerintah Daerah
2,159,113 20.88
1,149,512 11.42
1,925,290 18.73
1,956,135 18.83
3 Badanlembaga pemerintah
81,264 0.79
82,116 0.82
85,805 0.83
114,578 1.10
4 Badan Usaha Milik Negara
117,853 1.14
161,482 1.60
128,686 1.25
136,879 1.32
5 Perusahaan asuransi
33,633 0.33
28,532 0.28
34,878 0.34
45,368 0.44
6 Perusahaan swasta
510,312 4.93
944,732 9.38
599,417 5.83
568,834 5.48
7 Yayasan dan Badan Sosial
69,040 0.67
70,675 0.70
65,650 0.64
72,481 0.70
8 Koperasi
35,327 0.34
31,832 0.32
30,218 0.29
69,826 0.67
9 Perorangan
7,182,635 69.45
7,484,153 74.33
7,287,671 70.88
7,323,827 70.50
10 Lainnya
49,367 0.48
70,057 0.70
66,493 0.65
44,305 0.43
Jumlah 10,342,315
100.00 10,069,369
100.00 10,281,162
100.00 10,388,303
100.00 Bukan PendudukNon-Residents
- -
- -
10,342,315 10,069,369
10,281,162 10,388,303
Trw.II-2009 Trw.I-2009
Penduduk dan bukan penduduk
No. Golongan Pemilik
PendudukResidents
Trw.IV-2008 Trw.III-2008
Berdasarkan pangsanya, DPK terbesar adalah untuk golongan pemilik perorangan yang mencapai 70,50; diikuti oleh milik Pemerintah Daerah sebesar
18,83 dan perusahaan swasta sebesar 5,48.
Berdasarkan lokasi bank, jumlah dana masyarakat di perbankan
mengalami peningkatan di Kota jambi, Kabupaten Kerinci, Bungo, Tebo, Muara Jambi, dan Tanjabtim. Peningkatan tertinggi secara nominal terjadi di Kota
Jambi sebesar Rp98,50 miliar 1,51 diikuti oleh Kabupaten Bungo sebesar
P
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
53
Rp23,21 miliar 4,66. Sementara itu penurunan DPK tertinggi dialami oleh Kabupaten Batanghari yaitu sebesar Rp32,60 miliar 7,43 serta Sarolangun
sebesar Rp26,87 miliar 6,47.
Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank
dalam jutaan rupiah
Nominal Share
Nominal Share
Nominal Share
Nominal Persen
1 Kota Jambi 6,565,145
65.20 6,532,783
63.54 6,631,281
63.83 98,498
1.51 2 Batanghari
378,105 3.76
438,569 4.27
405,968 3.91
32,601 7.43
3 Tanjung Jabung Barat 808,880
8.03 893,786
8.69 885,001
8.52 8,785
0.98 4 Merangin
362,023 3.60
396,441 3.86
388,644 3.74
7,797 1.97
5 Kerinci 456,561
4.53 488,497
4.75 509,039
4.90 20,542
4.21 6 Sarolangun
395,553 3.93
415,582 4.04
388,714 3.74
26,868 6.47
7 Bungo 573,476
5.70 498,076
4.84 521,288
5.02 23,212
4.66 8 Tebo
89,476 0.89
130,557 1.27
147,587 1.42
17,030 13.04
9 Muara Jambi 170,825
1.70 210,389
2.05 221,049
2.13 10,660
5.07 10 Tanjung Jabung Timur
251,184 2.49
261,321 2.54
274,590 2.64
13,269 5.08
11 Lainnya Others 18,141
0.18 15,161
0.15 15,142
0.15 19
0.13
10,069,369 100.00
10,281,162 100.00
10,388,303 100.00
107,141 1.04
Trw.II-09 KotaKabupaten
No. Pertumbuhan
Trw.IV-08 Trw.I-09
JUMLAH
3. Perkembangan KreditPenyaluran Dana
Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi mengalami percepatan pertumbuhan yaitu meningkat sebesar 4,32 dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 2,04. Dengan demikian total penyaluran kredit pada triwulan laporan adalah sebesar Rp8.082,55 miliar
meningkat dari triwulan lalu yang sebesar Rp7.748,15 miliar.
Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
dalam jutaan rupiah
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
Nominal Persen
Kelompok Bank 4,481,416
6,921,211 7,513,877
7,593,187 7,748,152
8,082,554 334,402
4.32
1 Bank Pemerintah 3,181,450
4,648,746 5,076,829
5,236,482 5,434,083
5,734,161 300,078
5.52 2 Bank Swasta
1,192,608 2,069,247
2,188,753 2,081,416
1,997,182 2,014,300
17,118 0.86
3 Bank Syariah 107,358
203,218 248,295
275,289 316,887
334,093 17,206
5.43
Jenis Penggunaan 4,481,416
6,921,211 7,513,877
7,593,187 7,748,152
8,082,554 334,402
4.32
1 Modal Kerja 2,014,669
2,861,846 2,997,699
2,984,839 2,968,650
3,110,915 142,265
4.79 2 Investasi
741,092 1,303,493
1,437,519 1,454,979
1,453,410 1,486,355
32,945 2.27
3 Konsumsi 1,725,655
2,755,872 3,078,659
3,153,369 3,326,092
3,485,284 159,192
4.79
Sektor Ekonomi 4,481,416
6,921,211 7,513,877
7,593,187 7,748,152
8,082,554 334,402
4.32
1 Pertanian 756,418
817,879 963,654
1,006,549 1,009,514
1,018,776 9,262
0.92 2 Pertambangan
7,654 25,816
15,914 34,866
28,382 28,687
305 1.07
3 Perindustrian 391,749
404,713 396,307
379,269 377,768
415,789 38,021
10.06 4 Listrik, Gas dan Air
37,843 32,963
31,341 29,330
28,020 26,792
1,228 4.38
5 Konstruksi 140,952
298,263 333,238
276,370 248,025
248,139 114
0.05 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel
1,124,236 2,019,320
2,088,594 2,145,985
2,156,927 2,299,997
143,070 6.63
7 Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi
75,717 165,956
158,151 115,177
113,757 109,650
4,107 3.61
8 Jasa-jasa Dunia Usaha 139,402
252,956 282,890
303,999 302,607
297,302 5,305
1.75 9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat
63,818 119,731
129,248 129,212
128,091 133,262
5,171 4.04
10 Lain-lain 1,743,627
2,783,614 3,114,540
3,172,430 3,355,061
3,504,160 149,099
4.44
Pertumbuhan URAIAN
2007 2008
2009
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
54
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dipicu oleh
meningkatnya penyaluran kredit bank pemerintah yaitu sebesar Rp300,08 miliar 5,52, diikuti oleh penyaluran kredit bank syariah sebesar Rp17,21 miliar
5,43 dan bank swasta Rp17,12 miliar 0,86. Dilihat dari pangsa share penyaluran kredit, kelompok bank pemerintah masih mendominasi dengan
pangsa sebesar 70,94 dari total penyaluran kredit perbankan, diikuti dengan kelompok bank swasta 24,92 serta kelompok bank syariah 4,13.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, peningkatan jumlah kredit dialami oleh
semua jenis kredit. Kredit modal kerja dan kredit investasi mengalami percepatan pertumbuhan pada triwulan laporan yaitu dengan pertumbuhan masing-masing
sebesar Rp142,27 miliar 4,79 serta kredit investasi 2,27. Kondisi ini mengindikasikan mulai kembalinya kepercayaan perbankan untuk membiayai
usaha masyarakat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara itu, kredit konsumsi mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar
4,79 Rp159,19 miliar dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh sebesar 5,48. Kondisi tersebut menandakan bahwa daya beli masyarakat masih cukup
baik. Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar dialokasikan untuk kredit konsumsi yaitu 43,12, diikuti oleh kredit modal kerja 38,49 dan kredit investasi
18,39 dari total kredit pada triwulan laporan.
Berdasarkan Sektor Ekonomi, hampir semua sektor ekonomi
mengalami peningkatan jumlah penyaluran kredit kecuali untuk sektor listrik, gas, air; pengangkutan dan komunikasi; serta jasa dunia usaha. Secara nominal,
peningkatan kredit terbesar dialami oleh sektor lain-lain yaitu sebesar Rp149,10 miliar4,44 diikuti dengan PHR yaitu sebesar Rp143,07 miliar 6,63.
Pangsa penyaluran kredit tetap didominasi oleh kredit sektor lain-lain sebesar 43,35 terhadap outstanding kredit, diikuti sektor perdagangan,
restoran dan hotel sebesar 28,46, serta sektor pertanian sebesar 12,60. Penyaluran kredit ketiga sektor tersebut mendominasi penyaluran kredit yang
mencapai 84,42 dari total outstanding kredit.
P
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
55
Berdasarkan lokasi Proyek
23
, jumlah kredit yang disalurkan oleh
perbankan di Provinsi Jambi juga mengalami peningkatan yaitu tumbuh sebesar 5,18 dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp10,40 miliar menjadi
Rp10,94 miliar.
24
Meningkatnya jumlah kredit ini hampir dialami oleh semua sektor ekonomi kecuali untuk sub sektor industri, pengangkutan dan jasa usaha.
Berdasarkan nominal kredit, peningkatan kredit lokasi proyek pada triwulan laporan terutama dipicu oleh meningkatnya kredit sub sektor listrik, gas dan air
sebesar Rp301,68 miliar 159,43, diikuti dengan sektor perdagangan sebesar Rp143,03 miliar 6,40, serta sektor lain-lain sebesar Rp72,18 miliar 1,77.
Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi
dalam jutaan rupiah
III IV
I II
III IV
I II
Pertanian 1,871,828
1,917,934 1,367,665
1,828,219 1,962,425
1,993,259 1,959,270
1,982,076 Pertambangan
237,500 276,405
116,753 111,867
68,288 103,673
97,700 99,726
Perindustrian 732,566
896,895 887,248
898,945 956,173
885,244 824,440
820,122 Perdagangan
1,563,112 1,663,031
1,807,987 2,108,819
2,185,613 2,247,894
2,234,779 2,377,811
Jasa-jasa 694,526
788,990 852,274
1,170,425 1,250,435
1,232,322 1,203,112
1,506,202 - listrik, gas dan air
41,814 82,728
86,777 95,242
111,225 174,412
189,230 490,910
- konstruksi 240,282
193,339 245,164
395,155 400,845
334,814 295,102
301,094 - pengangkutan
105,097 132,967
132,352 131,514
129,041 123,644
120,743 115,893
- jasa dunia usaha 224,588
260,437 264,041
422,392 474,273
464,894 465,298
456,021 - jasa sosial masyarakat
82,745 119,519
123,940 126,122
135,051 134,558
132,739 142,284
Lain-lain 2,637,307
2,813,917 3,113,757
3,436,538 3,865,525
3,971,675 4,085,517
4,157,702 TOTAL
7,736,839 8,357,173
8,145,685 9,554,812
10,288,458 10,434,067
10,404,818 10,943,639
Sumber: SEKDA Provinsi Jambi 2007
Sektor Ekonomi 2008
2009
4. Undisbursed Loan dan Persetujuan Kredit Baru
Jumlah undisbursed loan kredit yang belum ditarik pada triwulan laporan menunjukkan penurunan sebesar 8,11. Pada triwulan laporan, total
undisbursed loan sebesar Rp685,84 miliar atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp746,39 miliar. Hal ini menunjukkan
bahwa pemanfaatan plafon kredit oleh perbankan sudah lebih optimal. Berdasarkan jenis penggunaan, proporsi undisbursed loan terbesar
terdapat pada kredit modal kerja, yaitu mencapai 87,20 dari total undisbursed loan. Jika berdasarkan sektor ekonomi, undisbursed loan terbesar adalah sektor
23
Data s.d. bulan Mei 2009. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah SEKDA Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek yang dimaksud masih memasukkan kredit dari BPR serta bank asing dan
bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi.
24
Data s.d. Bulan Mei 2009. Mulai Mei 2007, Data danakredit telah menggunakan konsep net, yaitu tidak memasukkan danakredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah
disesuaikan dengan publikasi SEKI Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia.
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
56
perdagangan, restoran dan hotel 43,21, diikuti oleh sektor perindustrian 23,76, serta sektor pertanian 12,15.
Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
dalam jutaan rupiah
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
1 investasi 79,604
98,903
79,836 86,730
64,087
85,921 2 konsumsi
4,594 6,794
5,241 6,038
3,744
1,878 3 modal kerja
502,731 431,847
558,872 577,656
678,555
598,036 586,929
537,544 643,949
670,424 746,386
685,835
1 Pertanian 78,361
76,635 84,701
77,478 76,241
83,324 2 Pertambangan
2,465 68
282 138
109 18
3 Perindustrian 24,677
28,764 31,328
41,418 220,993
162,988 4 Listrik, Gas dan Air
108 376
527 556
228 15
5 Konstruksi 38,669
43,796 53,939
54,226 64,010
74,454 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel
354,788 306,068
399,954 428,239
315,323 296,337
7 Pengangkutan, Pergudangan dan
komunikasi 25,614
21,423 28,031
23,456 25,900
24,999 8 Jasa-jasa Dunia Usaha
39,140 38,085
33,718 36,317
36,897 39,437
9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat 18,513
15,499 6,038
2,488 2,364
2,385 10 Lain-lain
4,594 6,830
5,431 6,108
4,321 1,878
586,929 537,544
643,949 670,424
746,386 685,835
2009 Jenis Penggunaan
Sektor Ekonomi Kategori
2008
Total
Total
Jumlah persetujuan kredit pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, persetujuan kredit
meningkat sebesar 16,10. Meningkatnya jumlah persetujuan kredit pada periode triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya persetujuan kredit baru untuk kredit
konsumsi yaitu sebesar Rp58,81 miliar 58,81. Kondisi ini mencerminkan sudah kembali membaiknya kondisi perekonomian dengan meningkatnya daya beli
konsumsi masyarakat.
Tabel 3.7 Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi
dalam jutaan rupiah Rp. Juta
Rp. Juta Rp. Juta
Rp. Juta
1. Modal Kerja 158,460
36.27 577,496
37.44 106,494
31.02 102,019
25.60 2. Investasi
60,673 13.89
813,882 52.76
48,559 14.15
49,498 12.42
3. Konsumsi 217,735
49.84 151,167
9.80 188,236
54.83 247,046
61.98
Jumlah 436,868
100.00 1,542,545
100.00 343,289
100.00 398,563
100.00 Jenis Kredit
Tw II 09 Tw I 09
Tw IV 08 Tw III 08
P
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
57
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans NPL
gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Loan to Deposits Ratio LDR perbankan
25
di Provinsi Jambi mengalami peningkatan baik dilihat dari kredit berdasarkan lokasi proyek maupun wilayah
pelapor. LDR berdasarkan lokasi proyek
26
meningkat dari 99,55 menjadi 103,69 sedangkan LDR berdasarkan wilayah pelapor meningkat dari 75,36
menjadi 77,80. Peningkatan rasio LDR mencerminkan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan di daerah dan mulai meningkatnya kepercayaan
perbankan untuk menyalurkan .
Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio LDR Bank Umum Provinsi Jambi
83.95 87.15
86.94 88.05
83.26 90.63
97.77 101.97 99.55 103.69
58.18 59.23
59.84 60.40
62.78 66.80
72.65 75.41
75.36 77.80
-10 10
30 50
70 90
110
- 2,000,000
4,000,000 6,000,000
8,000,000 10,000,000
12,000,000
Q1-07 Q2-07
Q3-07 Q4-07
Q1-08 Q2-08
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Rp juta
Kredit Lokasi Proyek Rp juta Kredit Perbankan Jambi Rp juta
DPK Perbankan Rp juta LDR Lokasi Proyek persen
LDR Perbankan Jambi persen
25
LDR perbankan disini maksudnya rasio antara kredit yang disalurkan oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga DPK yang dilakukan bank umum pada
triwulan laporan.
26
Yang dimaksud LDR berdasarkan lokasi proyek adalah rasio antara kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan DPK bank
umum pada triwulan laporan.
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
58
Grafik 3.4 Loan to deposit Ratio LDR Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupatenkota di Provinsi Jambi
289 246
205 223
154 110
118 79
63 47
274 247
221 210
162 121
119 84
63 50
50 100
150 200
250 300
350 400
Tebo Ma. Jambi
dan lainnya Batanghari
Bungo Merangin Saro langun
Kerinci Kota Jambi Tanjabbar Tanjabtim
Triwulan I-09 Triwulan II-09
Berdasarkan KabupatenKota, Kabupaten Tebo memiliki LDR tertinggi
yaitu 274 di antara sepuluh kotakabupaten di Provinsi Jambi, diikuti oleh Kabupaten Muara Jambi dan lainnya. Sementara itu, terdapat 3 tiga
kabupatenkota dengan tingkat LDR kurang dari 100 dengan LDR terendah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat masing-
masing sebesar 50 dan 63.
Kualitas kredit mengalami penurunan pada triwulan laporan. Kondisi ini
tercermin dari rasio Non Performing Loan NPL gross bank umum yang mengalami peningkatan dari 3,35 pada triwulan sebelumnya menjadi 3,82
pada triwulan laporan. Peningkatan rasio NPL terjadi pada semua sektor ekonomi dengan peningkatan terbesar adalah untuk sektor perindustrian.
Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi adalah pada sektor pertanian sebesar 11,71 diikuti dengan sektor perindustrian sebesar 8,91 yang berarti
sudah jauh di atas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 5. Pada triwulan laporan, kenaikan NPL sektor perindustrian terutama disumbangkan oleh sub
sektor industri kayu dan hasil-hasil kayu yang meningkat sebesar Rp36,08 miliar 177,33. Sementara itu, NPL sektor-sektor ekonomi lainnya masih berada
dalam kategori baik dibawah 5.
LDR 100
P
ERKEMBANGAN
P
ERBANKAN
D
AERAH
59
Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan NPL Gross Bank Umum Provinsi Jambi
Kredit Nominal
NPL NPL
Kredit Nominal
NPL NPL
Kredit Nominal
NPL NPL
1. Pertanian 1,006,549
103,377 10.27
1,009,514 113,883
11.28 1,018,776
119,297 11.71
2. Pertambangan 34,866
- -
28,382 -
28,687 -
3. Perindustrian 379,269
13,091 3.45
377,768 13,607
3.60 415,789
37,058 8.91
4. Listrik, Gas dan Air 29,330
- -
28,020 -
26,792 -
5. Konstruksi 276,370
2,659 0.96
248,025 3,343
1.35 248,139
3,586 1.45
6. Perdagangan, Restoran dan
Hotel 2,145,985
49,912 2.33
2,156,927 74,583
3.46 2,299,997
83,549 3.63
7 Pengangkutan, Pergudangan
dan Komunikasi 115,177
289 0.25
113,757 112
0.10 109,650
192 0.18
8. Jasa-jasa Dunia Usaha 303,999
5,261 1.73
302,607 6,152
2.03 297,302
10,704 3.60
9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat 129,212
724 0.56
128,091 373
0.29 133,262
555 0.42
10. Lain-lain 3,172,430
38,841 1.22
3,355,061 47,592
1.42 3,504,160
53,878 1.54
7,593,187 214,154
2.82 7,748,152