Ciri khas ARDS adalah hipoksemia yang tidak dapat diatasi selama bernapas spontan. Frekuensi pernapasan sering kali meningkat secara bermakna dengan ventilasi menit tinggi.
Sianosis dapat atau tidak terjadi. Hal ini harus diingat bahwa sianosis adalah tanda dini dari hipoksemia.
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah: a. Distres pernafasan akut: takipnea, dispnea , pernafasan menggunakan otot aksesoris
pernafasan dan sianosis sentral. b. Batuk kering dan demam yang terjadi lebih dari beberapa jam sampai seharian.
c. Auskultasi paru: ronkhi basah, krekels halus di seluruh bidang paru, stridor, wheezing. d. Perubahan sensorium yang berkisar dari kelam pikir dan agitasi sampai koma.
e. Auskultasi jantung: bunyi jantung normal tanpa murmur atau gallop YasminAsih Hal 128 .
Sindroma gawat pernafasan akut terjadi dalam waktu 24-48 jam setelah kelainan dasarnya. Mula-mula penderita akan merasakan sesak nafas, bisanya berupa pernafasan yang
cepat dan dangkal. Karena rendahnya kadar oksigen dalam darah, kulit terlihat pucat atau biru, dan organ lain seperti jantung dan otak akan mengalami kelainan fungsi. Hilangnya oksigen
karena sindroma ini dapat menyebabkan komplikasi dari organ lain segera setelah sindroma terjadi atau beberapa hariminggu kemudian bila keadaan penderita tidak membaik.
Kehilangan oksigen yang berlangsung lama bisa menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal. Tanpa pengobatan yang tepat, 90 kasus berakhir dengan kematian. Bila
pengobatan yang diberikan sesuai, 50 penderita akan selamat. Karena penderita kurang mampu melawan infeksi, mereka biasanya menderita pneumonia bakterial dalam perjalanan penyakitnya.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: a. Cemas, merasa ajalnya hampir tiba
b. Tekanan darah rendah atau syok tekanan darah rendah disertai oleh kegagalan organ lain
c. Penderita seringkali tidak mampu mengeluhkan gejalanya karena tampak sangat sakit. http:medicastore.compenyakit106Sindroma_Gawat_Pernafasan_Akut.html 09.42, 140909
2.6. Diagnosa
7
Diagnosa dini sukar untuk ditegakkan baik dari pemeriksaan faal paru maupun dari pemeriksaan radiologi. Setiap pasien dengan predileksi terdapatnya ARDS dapat dicurigai ARDS
bila didapatkan pemeriksaan radiologi infiltrat yang luas dimana tidak terdapat pneumonia. Kadar FiO
2
yang tinggi diperlukan untuk mempertahankan PO
2
. Kecurigaan tergadap ARDS bils didapatkan sesak napas yang berat disertai dengan infiltrat yang luas pada paru yang terjadi
secara akut sementara tidak terdapat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dekompensasi kiri yang dapat menyebabkan edema jantung cardiac edema.
• Pada pemeriksaan fisis pada edema jantung terdapat trias dekompensasi, yakni, bunyi
gallop, takikardi, dan ronkhi basal. Takikardi dan ronchi basal susah untuk dibedakan antara ARDS dengan edema jantung, akan tetapi bunyi gallop tidak terdapat pada ARDS.
Demikian pula tanda bendungan berupa peninggian tekanan jugular tidak didapatkan pada ARDS. Gambaran radiologi pada ARDS infiltrat di perifer sementara pada edema
jantung perihilar. Pada pemeriksaab laboratorium cairan edema kristaloid pada ARDS koloid. Salah satu perbedaan antara edema jantung dan ARDS yang membawa dampak
pada pemberian oksigen dimana pada edema jantung terdapat korelasi antara FiO
2
dan PaO
2
oleh karena shunt sedikit bertambah tapi pada ARDS tidak terdapat korelasi pada FiO
2
dan PaO
2
oleh karena shunt yang jauh lebih banyak dari pada edema paru. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan ARDS bila terdapat difus infiltrat bilateral, refrakter
hipoksemia, berkurang statik komplain paru lung compliance dan bertambahnya shunt QSQT. PaO2FiO2 200 sedangkan PCWP 18mmHg in Swan-Ganz Catheter
•
2.7 Penatalakasanaan
Tujuan terapi a. Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan, umumnya bersifat suportif
b. Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan yang adekuat c. Mencegah komplikasi nosokomial kaitannya dengan infeksi
Farmakologi a. Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b. Kortikosteroid masih kontroversial: no benefit, kecuali bagi yang inflamasi eosinofilik
8
c. Ketoconazole: inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan menghambat biosintesis leukotrienesmungkin bisa digunakan untuk mencegah ARDS
Non-farmakologi a. Ventilasi mekanisdgn berbagai teknik pemberian, menggunakan ventilator, mengatur
PEEP positive-end expiratory pressure b. Pembatasan cairan
c. Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin
9
2.9 WOC terlampir