LKP : Rancang Bangun Sistem Informasi Bimbingan Konseling Pada SMA IPIEMS Surabaya.

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIMBINGAN

KONSELING PADA SMA IPIEMS SURABAYA

KERJA PRAKTIK Program Studi

DIII Manajemen Informatika

Oleh:

NABILLA SUTRIANING PUTRI 11390100036

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2014


(2)

xi

Halaman

ABSTRAK ... VII ABSTRACT ...VIII KATA PENGANTAR ... IX DAFTAR ISI ... XI DAFTAR GAMBAR ...XV DAFTAR LAMPIRAN ... XVII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 2

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 6

2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS ... 6

2.2 Struktur Organisasi SMA IPIEMS ... 7

2.3 Visi dan Misi SMA IPIEMS Surabaya ... 7

2.3.1 Visi SMA IPIEMS Surabaya ... 8


(3)

xii

2.5 Deskripsi Tugas ... 9

BAB III LANDASAN TEORI... 11

3.1 Bimbingan dan Penyuluhan ... 11

3.2 Konsep Dasar Sistem Informasi... 11

3.3 Analisis dan Perancangan Sistem ... 12

3.4 Siklus Hidup Siswa ... 13

3.5 Database ... 15

3.6 Interaksi Manusia dan Komputer ... 15

3.7 Program Penunjang ... 16

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK ... 20

4.1 Membuat Prosedur Kerja ... 20

4.2 Menganalisa Sistem ... 21

4.2.1 Document Flowchart Data Siswa Baru ... 22

4.2.2 Document Flowchart Absensi Siswa... 23

4.2.3 Document Flowchart Maintenance Kelas ... 24

4.2.4 Document Flowchart Pelanggaran ... 25

4.3 Desain Sistem... 26

4.3.1 System Flow Data Siswa ... 27

4.3.2 System Flow Absensi Siswa ... 28

4.3.3 System Flow Maintenance Kelas... 29

4.3.4 System Flow Pelanggaran... 30

4.3.5 Context Diagram ... 31


(4)

xiii

4.3.8 DBMS ... 34

4.3.9 Desain Input Output ... 38

4.3.10 Implementasi Sistem dan Pembahasan ... 43

4.3.11 Pengoperasian Program... 43

BAB V PENUTUP... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(5)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno,2001: 10- 11).

Pada bagian Bimbingan Penyuluhan (BP) atau Bimbingan Konseling (BK) SMA IPIEMS Surabaya menangani data siswa – siswi, dan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Karena pada bagian BP/BK SMA SMA IPIEMS Surabaya ini semuanya masih dikerjakan secara manual serta dengan banyaknya siswa yang ada, maka yang menjadi kendala dalam pekerjaan BP/BK antara lain susahnya mencari data siswa yang bersangkutan, dan memperbaharui data. Selain itu, bagi siswa yang melanggar diberikan poin pelanggaran yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Jika siswa terus menerus melakukan pelanggaran maka secara otomatis batas maksimal poin tersebut dianggap keluar dari sekolah. Dengan berkembangnya teknologi, maka dibuatlah sistem yang digunakan oleh guru BP/BK untuk mengolah data secara cepat dan tepat.

Maka dengan adanya sistem informasi ini dapat diterapkan pada sekolah tersebut, karena sistem informasi yang awalnya masih menggunakan buku catatan dan terkesan memakan waktu yang lama akan dapat berubah secara cepat, tepat


(6)

dan akurat. Sistem informasi yang dibuat merupakan suatu sistem yang terpadu, yang merangkaikan berbagai kegiatan BP/BK seperti sistem data – data siswa, sistem pelanggaran siswa, serta pembuatan laporan – laporan yang dapat berfungsi untuk mempermudah kepala sekolah dalam pengontrolan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada, yaitu: ” Bagaimana merancang bangun Aplikasi Bimbingan Konseling pada SMA IPIEMS Surabaya yang berbasis komputer”.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada Rancang Bangun Sistem Informasi Bimbingan Konseling pada SMA IPIEMS Surabaya adalah sebagai berikut :

a. Sistem hanya digunakan di SMA IPIEMS Surabaya b. Data siswa hanya untuk kelas X, XI, XII.

c. Tidak membahas keamanan jaringan.

d. Memiliki hak akses untuk setiap guru dan BP.

1.4 Tujuan

Tujuan proyek ini adalah merancang bangun Sistem Informasi Bimbingan Konseling pada SMA IPIEMS Surabaya yang terdiri dari :

a. Membuat sistem pengolahan data siswa yang terintegerasi agar agar dapat mempermudah dalam pencarian jika dibutuhkan secara cepat.


(7)

b. Membuat sistem untuk pelanggaran data siswa yang terintegrasi agar dapat mempermudah bagi guru BP/BK dalam mengetahui seberapa banyak siswa yang melakukan pelanggaran dan mengetahui juga apa yang sering dilanggar oleh siswa.

1.5 Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari rancang bangun Sistem Informasi Bimbingan Konseling adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk mempermudah proses pengerjaan pada bagian bimbingan konseling. Dengan pemanfaatan teknologi informasi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya di SMA IPIEMS Surabaya.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap masalah yang sedang dibahas, maka sistematika penulisan dapat dibagi dalam beberapa bab, sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah, sedangkan inti dari permasalahan digambarkan dalam perumusan masalah, pembatasan masalah menjelaskan batasan

– batasan dari sistem yang dibuat sehingga tidak keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan, tujuan penelitian berupa harapan dari hasil yang akan dicapai dari rancang bangun sistem tersebut.


(8)

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Hasil survey ini menjelaskan tentang gambaran umum mengenai SMA IPIEMS Surabaya, sejarah berdirinya, struktur berdirinya, dan struktur organisasi yang terdapat didalamnya. BAB III : LANDASAN TEORI

Landasan teori menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dalam penyelesaian laporan, yaitu penjelasan tentang sistem, sistem informasi, analisis dan perancangan sistem,Entity

Relationship Diagram (ERD), Data Flow Diagram

(DFD),Database, Sistem Basis Data, Database Management

System,Interaksi Manusia dan Komputer. Teori-teori tersebut

diperlukan untuk mempermudah dalam menyimpan data kedalam database.

BAB IV : DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

Deskripsi pekerjaan menjelaskan tentang pekerjaan yang dilakukan selama pembuatan aplikasi, yaitu menganalisis sistem, mendesain sistem, mengimplementasikan sistem, dan melakukan pembahasan terhadap implementasi sistem. Mendesain sistem dimulai dari Document Flow, System Flow,

Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan desain Input Output.


(9)

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran sebagai bahan perbaikan dalam melakukab kegiatan perancangan sistem.


(10)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS

SMA IPIEMS Surabaya merupakan salah satu sekolah swasta unggulan di kota Surabaya merupakan sekolah yang terintegrasi A sejak tahun ajaran 2005 dengan visi “Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun budaya belajar yang kondusif bagi pengembangan kepribadian siswa yang berwawasan Imtaq dan Iptek sehingga mampu menjawab tantangan zaman “. Dengan misi ini SMA IPIEMS Surabaya selalu meningkatkan kualitas pelayanan pembelajaran yang terprogram guna meningkatkan prestasi belajar serta mngembangkan dan menumbuhkan kegiatan yang berwawasan IPTEK sebagai bekal siswa kelak di dunia kerja.

SMA IPIEMS Surabaya beralamat di Jl. Raya Menur No.125 Surabaya saat ini SMA IPIEMS Surabaya terdapat kurang lebih sekitar 950 siswa pada tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi menjadi beberapa kelas yaitu untuk kelas X terbagi menjadi delapan kelas, kelas XI terbagi menjadi empat kelas IPA, empat kelas IPS, dan kelas XII terbagi menjadi empat kelas IPA dan lima kelas IPS. SMA IPIEMS Surabaya memiliki fasilitas ruang guru yang cukup besar, laboratorium IPA, laboratorium komputer, ruang kesenian, lapangan olahraga, kantin, koperasi siswa, dan mushola.


(11)

2.2 Struktur Organisasi SMA IPIEMS

SMA IPIEMS Surabaya didirikan pada tahun 1983, yang terletak di Jl. Raya Menur No. 125 Surabaya .

Dengan berdirinya SMA IPIEMS maka dibentuk organisasi masa bakti 2014/2015 dengan susunan sebagai berikut :

A. Kepala Sekolah

B. Tim Pengembangan Sekolah C. Guru

D. Wali Kelas E. Tim Tata Tertib

F. Guru Bimbingan Konseling G. Koordinator Lingkungan Sekolah

2.3 Visi dan Misi SMA IPIEMS Surabaya


(12)

2.3.1 Visi SMA IPIEMS Surabaya

“ Prima dalam layanan, unggul dalam prestasi dengan membangun budaya belajar yang kondusif bagi pemngembangan kepribadian siswa yang berwawasan Imtaq dan Iptek sehingga mampu menjawab tantangan zaman. ”

2.3.2 Misi SMA IPIEMS Surabaya

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pembelajaran yang terprogram guna meningkatkan prestasi belajar.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kegiatan kesiswaan agar siswa lebih berpacu dalam pengembangan diri.

3. Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan melalui kegiatan pengembangan karier.

4. Meningkatkan kualitas layanan kegiatan pendalaman iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa melalui kegiatan – kegiatan keagamaan yang dianut setiap siswa agar terbentuk siswa yang berakhlaq tinggi dan berkepribadian mulia.

5. Mengembangkan dan menumbuhkan kegiatan yang berwawasan IPTEK sebagai bekal siswa kelak di dunia kerja.

6. Memperkaya sumber belajar melalui internet dan media lainnya untuk menu njang proses pembelajaran.

7. Meningkatkan fungsi komputer sebagai sarana penunjang pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIM).

8. Melaksanakan manajemen Partisipatif Stake Holders / Komite Sekolah dengan sekolah.


(13)

2.4 Struktur Organisasi Komite Sekolah

Komite Sekolah Kepala Sekolah

Kepala Tata Usaha

Wakasek Kesiswaan Wakasek Kurikulum Wakasek Sarana

Prasarana Wakasek Humas

Koordinator BK / BP Guru

Siswa

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi SMA IPIEMS Surabaya

2.5 Deskripsi Tugas

Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 2.2 dapat dideskripsikan tugas yang dimiliki oleh tiap bagian yang bersangkutan sebagai berikut:

Komite Sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan

Kepala Sekolah Memimpin seluruh staff dan pegawai

SMA dan mengawasi jalannya proses belajar mengajar. Dan juga, orang yang paling bertanggung jawab terhadap sukses atau tidaknya sistem belajar mengajar yang diterapkan di SMA


(14)

Tata Usaha Bertanggung jawab atas proses administrasi dan surat menyurat yang dilakukan SMA.

BK Tanggungjawab, wewenang dalam

pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Bagian Kesiswaan Memvalidasi siswa yang akan masuk ke SMA IPIEMS Surabaya. Data siswa diterima dari sistem diknas. Bagian Sarana dan Prasarana Memfasilitasi sarana dan prasarana

sekolah bagi para siswa.

Bagian Kurikulum Membantu kepala sekolah dalam menyusun semua mata pelajaran, kelas, sistem penilaian dan menyiapkan semua yang berkaitan tentang kegiatan belajar mengajar siswa di SMA IPIEMS Surabaya. Bagian Humas Membantu kinerja kepala sekolah

dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar atau luar sekolah.

Guru Berkewajiban untuk menyampaikan

materi pelajaran kepada siswa dan memberikan hasil penilaian.

Siswa Berkewajiban menerima bimbingan


(15)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Bimbingan dan Penyuluhan

Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan penyuluhan memberikan pengertian yang berbeda–beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sofyan S. Willis (2009:13) Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu yang membutuhkannya. Bantuan tersebut diberikan secara bertujuan, berencana dan sistematis, tanpa paksaan melainkan atas kesadaran individu tersebut, sehubungan dengan masalahnya.

3.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan, saling bergantung, dan saling berkaitan atau suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu denga yang lainnya, dalam usaha untuk


(16)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Bimbingan dan Penyuluhan

Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan penyuluhan memberikan pengertian yang berbeda–beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sofyan S. Willis (2009:13) Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu yang membutuhkannya. Bantuan tersebut diberikan secara bertujuan, berencana dan sistematis, tanpa paksaan melainkan atas kesadaran individu tersebut, sehubungan dengan masalahnya.

3.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan, saling bergantung, dan saling berkaitan atau suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu denga yang lainnya, dalam usaha untuk


(17)

mencapai satu tujuan dalam lingkungan yang kompleks (Soenaryo, 2000: 5). Suatu sistem bisa dikatakan berhasil jika sistem tersebut mencapai sasaran dan tujuan dari pembuatan sistem itu. Hal senada juga dikemukakan oleh Robert dalam Hartono (1999: 11) menyatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dar i suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan sistem informasi adalah suatu pengumpulan data yang terorganisasi beserta tata cara penggunaannya yang mencakup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Istilah tersebut mengandung suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tata cara penggunaannya.

3.3 Analisis dan Perancangan Sistem

Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah


(18)

tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

3.4 Siklus Hidup Siswa

Siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Sikulus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem (Tata Sutabri, 2003).

System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu : 1. Fase Perencanaan

Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.

2. Fase Analisis.

Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol. Analisis mengumpulkan persyaratan untuk sistem. Tahap ini meliputi rinci kajian terhadap kebutuhan bisnis organisasi.

3. Fase Desain

Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data


(19)

yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput aplikasi (interface) dan menentukan form-form dari setiap modul yang ada. Merancang arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools yang akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat implementasi (deployment).

4. Fase Pelaksanaan / Implementasi

Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem. Dalam tahap ini, desain yang sudah diterjemahkan ke dalam kode.Program komputer yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau aplikasi generator. Alat pemrograman seperti kompiler, Juru, Debuggers digunakan untuk menghasilkan kode. Berbagai bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti C, C ++, Pascal, Java digunakan untuk coding. Sehubungan dengan jenis aplikasi, hak bahasa pemrograman yang dipilih.


(20)

5. Fase Pemakaian / Penggunaan

Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan. Pada fase 1-3 adalah siklus hidup pengembangan system. Tahap 4 adalah tahap penggunaan (implementasi) yang berlangsung hingga tiba waktunya untuk merancang system itu kembali jika diperlukan. Proses merancang kembali akan mengakibatkan berulangnya siklus hidup sistem secara keseluruhan.

3.5 Database

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi

optimal yang diperlukan pemakainya. Penyusunan satu database digunakan untuk

mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi,

multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi

(kesatuan), dan masalah data independence (kebebasan data).

3.6 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Wicaksono (2006:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang


(21)

faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya. Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem. Pada implementasinya, IMK dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna, kenyamanan, antar muka, kendala dan produktifitas.


(22)

BAB IV

DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

4.1 Membuat Prosedur Kerja

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktik di SMA IPIEMS, secara garis besar permasalahan yang ada dalam perusahaan ini adalah proses transaksi yang dilakukan menggunakan sejumlah kertas dan tingkat keamanan yang rendah dengan hanya pengarsipan yang disimpan.

Dalam kerja praktik ini, berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta mengatasi masalah tersebut. Permasalahan pada transaksi SMA IPIEMS Surabaya yaitu mengenai proses transaksi yang masih menggunakan pencatatan manual, lalu penyimpanan data dengan cara manual. Untuk mengatasi masalah yang ada di atas maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menganalisis Sistem b. Mendesain Sistem

c. Mengimplementasikan Sistem

d. Melakukan Pembahasan terhadap Implementasi Sistem

Pada langkah-langkah tersebut di atas ditunjukkan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada pada SMA IPIEMS Surabaya untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

Penganalisa mendapatkan beberapa permasalahan yang dapat diambil melalui document flow lama. Permasalahan tersebut antara lain, proses yang dilakukan masih tergolong manual. Pendataan siswa, koleksi siswa perkelas,


(23)

DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

4.1 Membuat Prosedur Kerja

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktik di SMA IPIEMS, secara garis besar permasalahan yang ada dalam perusahaan ini adalah proses transaksi yang dilakukan menggunakan sejumlah kertas dan tingkat keamanan yang rendah dengan hanya pengarsipan yang disimpan.

Dalam kerja praktik ini, berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta mengatasi masalah tersebut. Permasalahan pada transaksi SMA IPIEMS Surabaya yaitu mengenai proses transaksi yang masih menggunakan pencatatan manual, lalu penyimpanan data dengan cara manual. Untuk mengatasi masalah yang ada di atas maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menganalisis Sistem b. Mendesain Sistem

c. Mengimplementasikan Sistem

d. Melakukan Pembahasan terhadap Implementasi Sistem

Pada langkah-langkah tersebut di atas ditunjukkan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada pada SMA IPIEMS Surabaya untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

Penganalisa mendapatkan beberapa permasalahan yang dapat diambil melalui document flow lama. Permasalahan tersebut antara lain, proses yang dilakukan masih tergolong manual. Pendataan siswa, koleksi siswa perkelas,


(24)

pencatatan pelanggaran siswa. Prosedur yang dilakukan cukup banyak, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya.

4.2 Menganalisa Sistem

Menganalisis sistem adalah langkah awal untuk membuat suatu sistem baru. Dalam langkah ini harus dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada dalam transaksi SMA IPIEMS Surabaya khususnya mengenai pencatatan bimbingan

konseling yang masih menggunakan manual. Untuk dapat membuat sistem yang baru, terlebih dahulu harus mengetahui alur transaksi yang masih digunakan sampai saat ini. Maka dibuatlah document flow yang berfungsi untuk mengetahui secara detail alur transaksi tersebut.

Dokumen flow memuat hasil analisis yang dibuat berdasarkan hasil survey pada SMA IPIEMS Surabaya. Dokumen flow menggambarkan proses yang berhubungan dalam kegiatan transaksi sebelum menggunakan sistem informasi terintegrasi.


(25)

4.2.1 Document Flowchart Data Siswa Baru

Document Flow Data Siswa Baru

Calon Siswa Baru Panitia Penerimaan Siswa

Baru BP/BK

Start

Membeli Formulir

Mengisi Formulir

Melengkapi Syarat- syarat dan Mengisi Data Pribadi Siswa

Formulir dan syarat- syarat yang sudah

dilengkapi

Menyerahkan Formulir yang sudah terisi, syarat-syarat dan data pribadi siswa ke panitia

Mencatat data

pribadi siswa Data Pribadi Siswa

Data pribadi siswa

Mencatat data pribadi siswa

dan Menyimpan data

pribadi siswa

Menyerahkan Data pribadi

siswa ke BP

Data pribadi siswa yang sudah

disimpan

Finish


(26)

Pada gambar 4.1 calon siswa baru mengisikan formulir yang telah diterima. Kemudian calon siswa baru menyerahkan formulir yang telah disii kebagian pantia. Kemudian oleh bagian panitian penerimaan siswa baru mencatat data pribadi siswa tersebut. Setelah bagian penerimaan siswa baru menyerahkan data siswa baru ke bimbingan konseling. Kemudian di serahkan, bagian BP akan mencatat data pribadi siswa dan menyimpan data pribadi siswa.

4.2.2 Document Flowchart Absensi Siswa

Document Flow Absensi Siswa

Sekertaris Kelas BP/BK

Start

Mengambil form

absen di BP Absensi

Absen

di kelas absensi siswa Pencatatan

Absensi Absen yang

telat dicatat

Menyerahkan absensi

ke BP

Finish

Gambar 4. 2 Document Flowchart Absensi Siswa

Pada gambar 4.2 sekertaris kelas mengambil form absen di bp. Kemudian sekertaris tersebut mengabsen kehadiran dikelas. Setelah absen, sekertaris kelas tersebut menyerahkan absensi ke BP. Kemudian bagian BP akan mencatat siapa saja yang masuk.


(27)

4.2.3 Document Flowchart Maintenance Kelas

Document Flow Maintenance Kelas

BP / BK Kepala Sekolah

Start

Pengajuan Kelas Baru

Pengajuan Kelas Baru

TIDAK

Finish

ACC

YA

Pengajuan Kelas

Baru yang di acc Pengajuan Kelas Baru yang di acc

Membuat kelas baru

Kelas Baru

Finish

Gambar 4. 3 Document Flowchart Maintenance Kelas

Pada gambar 4.3 bagian BP langsung membuat surat pengajuan kelas baru. kemudian surat pengajuan diberikan kepada kepala sekolah. jika surat pengajuan kelas di acc, maka kepala sekolah akan memberikan ke bagian BP. Kemudian bagian BP akan membuat kelas baru.


(28)

4.2.4 Document Flowchart Pelanggaran

Document Flow Pelanggaran

Tim Tata Tertib Guru Kesiswaan Siswa

Start Pengajuan Form

sidak

Form Pengajuan

Sidak ACC ? TIDAK

YA Finish

Memberikan ke Guru Kesiswaan

Membuat Form sidak

Form sidak

Melakukan Penyidakan

Ada pelanggaran?

YA

Mencatat siswa yang

terkena penyidakan

Form

panggilan Form

panggilan

TIDAK

Pengarahan bimbingan

Form bimbingan

Finish


(29)

Pada gambar 4.4 setelah form pengajuan sidak terisi maka form akan diberikan guru kesiswaan. Jika form di acc maka guru kesiswaan akan membuat form sidak. Kemudian guru kesiswaan akan melakukan penyidakan. Apabila ada pelanggaran, maka bagian guru kesiswaan akan mencatat siswa yang terkena pelanggaran. Kemudian guru kesiswaan akan memanggil siswa tersebut. Setelah itu siswa akan diberikan pengarahan bimbingan.

4.3 Desain Sistem

Desain sistem merupakan tahap pengembangan setelah menganalisa sistem dilakukan, maka selanjutnya dilakukan desain sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam desain sistem ini adalah:

1. System Flow 2. Context Diagram 3. HIPO

4. Data Flow Diagram (DFD)

5. Entity Relationship Diagram (ERD) 6. DBMS

7. Desain Input Output

Keenam langkah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. System Flow

Dengan melihat dan menganalisa sistem yang sedang berjalan saat ini, maka dilakukan suatu prosedur pengembangan yaitu dengan membuat system flow baru. System Flow yang ada digambarkan sebagai berikut :


(30)

4.3.1 System Flow Data Siswa

System Flow Data Siswa Baru

Calon Siswa Baru Petugas Penerimaan Siswa Baru

Start

Input data siswa baru Formulir

Pendaftaran Menyimpan data siswa baru

Data siswa baru Menampilkan data

siswa baru

kwitansi pembayaran

Data siswa baru

Input jumlah pembayaran

DB simpan data

pembayaran

cetak kwitansi pembayaran

Finish

Gambar 4. 5 System Flow Data Siswa

Pada gambar 4.5 dimulai dari petugas penerimaan siswa baru, petugas menginputkan data siswa baru setelah formulir pendaftaran diberikan kepada petugas. Kemudian petugas akan menyimoan data tersebut ke database data siswa baru. Setelah itu petugas menginputkan jumlah pembayaran dan mencetak kwitansi pembayaran, kemudian kwitansi pembayaran diberikan kepada calon siswa baru.


(31)

4.3.2 System Flow Absensi Siswa

System Flow Absensi Siswa

Guru

Start

Menampilkan data absensi

NIP & Password

Menvalidasi NIP Data absensi

dan Password siswa TIDAK

Guru

Finish

NIP dan Pass valid

YA

Mencatat jam masuk siswa

Absen Siswa

Menyimpan data absen

Gambar 4. 6 System Flow Absensi Siswa

Pada gambar 4.6 dimulai dengan memasukkan NIP dan Password guru. Jika valid, sistem ini akan mencatat jam masuk siswa dan menyimpan kedalam database absensi siswa. Kemudian guru bisa melihat siapa saja yang masuk hari ini.


(32)

K

4.3.3 System Flow Maintenance Kelas

System Flow Maintenance Kelas

BP / BK Kepala Sekolah

Start

NIP

TIDA

Validasi NIP dan Password BK NIP Benar? Form Pengajuan Kelas Baru YA Pengajuan Kelas Baru ACC ? TIDAK YA Menampilkan data

siswa Data Psikotes

Finish

Data siswa

Input Jurusan tiap siswa

menyimpan data

alokasi kelas Alokasi kelas

Menghitung jumlah siswa

Data Alokasi Kelas

Update data kelas siswa

Finish

Gambar 4. 7 System Flow Maintenance Kelas

Pada gambar 4.7 bagian BK akan memasukkan NIP dan Password. Jika valid, bagian BK akan membuat form pengajuan kelas baru yang akan diberikan kepada kepala sekolah. jika di acc kepala sekolah akan membrikan ke bagian BK. Kemudian BK akan menampilkan data siswa yang melihat table data psikotes. Setelah itu BK mnginputkan jurusan tiap siswa, kemudian akan menyimpan data alokasi ke database alokasi kelas. BK juga akan menghitung jumlah siswa


(33)

kemudian menginputkan data alokasi kelas serta mengupdate data kelas siswa yang akan disimpan ke database kelas.

4.3.4 System Flow Pelanggaran

System Flow Pelanggaran

Guru / BP Kepala Sekolah

start

NIP & Password

TIDAK Validasi NIP dan

Password Guru

NIP Benar?

YA

Menampilkan data pelanggaran

Pelanggaran siswa

Data siswa

Data pelanggaran

Menyimpan data pelanggaran siswa

Pelanggaran siswa

Laporan data pelanggaran

Cetak data pelanggaran siswa

Finish

Gambar 4. 8 System Flow Pelanggaran

Pada gambar 4.8 bagian Guru atau BP memasukkan NIP dan Password. Jika valid, akan muncul data pelanggaran yang dilihat dari pelanggaran siswa. Kemudian Guru atau BP akan menginputkan data pelanggaran dan disimpan ke


(34)

database pelanggaran siswa. Setelah disimpan lalu bagian guru atau BP mencetak

laporan data pelanggaran yang akan diberikan ke kepala sekolah.

4.3.5 Context Diagram

Context diagram adalah gambaran menyeluruh dari DFD. Didalam context diagram terdapat 4 (tiga) external entity, yaitu : BK, Siswa, Kepala Sekolah, dan Petugas Penerimaan Siswa Baru. Untuk detailnya pada gambar 4.10

dibawah ini.

Siswa Kwitansi Pembayaran

Data Siswa Baru

Jumlah Pembayaran

Petug as

Formulir Pendaftaran

Data Siswa

0 Sistem Informasi Bimbingan Konseling

+

Kwitansi Pembayaran Data Siswa Baru

Laporan Data Pelang garan

Kepala

Data Pelang g aran Data Alokasi Kelas BK Jurusan Tiap Siswa

NIP Dan Password NIP Dan Password


(35)

Petug as Petug as Petug as Sis wa Gur u BK BK BK

[Juml ah Pembayar an] [D ata Si swa Bar u]

Petug as

12 Pel ang g ar an1

4.3.6 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan perangkat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. DFD dapat menggambarkan seluruh kegiatan yang terdapat pada Sistem Informasi Bimbingan Konseling secara jelas.Pada pemesanan ini yaitu mengelola data master, melakukan transaksi,

dan membuat laporan. Tabel yang terlihat antara lain bk, kepala sekolah, dan absensi. Seperti terlihat pada gambar 4.10 Data Flow Diagram Level 0.

1

[For mul ir Pendaftar an]

Pener imaan Sis wa Bar u M enyi mpan D ata Si swa Bar u 7 Sis wa1 [Kwi tansi Pembayar an]

M enyi mpan D ata Pembayar an

8 Pembayar an1

[D ata Si swa Bar u]

M elakukan

2 Gur u [N IP D an Pass wor d]

[D ata Absensi Si swa]

Absensi Si swa 9 Absen Si swa1 M enyi mpan D ata Abs en Sis wa

[N IP D an Pass wor d] BK [Jur usan T i ap Sis wa] [D ata Si swa] [D ata Al okasi Kel as ]

3

Pembuatan Kel as

M enyi mpan D ata Al okas i Kel as 10 Alokasi Kelas1 M enyi mpan D ata Kel as

M embac a

[For m Pengajuan Kel as Bar u] 11 Kel as1

Kepala

Sekol ah M embac a D ata si swa 13 D ata Psi kotes

BK

Kepala Sekol ah

[D ata Pelang gar an]

[Lapor an D ata Pel angg ar an] 4

Pel ang g ar an

M eli hat M elakukan

M enyi mpan D ata Pel angg ar an


(36)

4.3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram digunakan untuk menggambarklan tabel – tabel yang ada dalam sebuah sistem berikut relasi antar tabelnya.

a. Conceptual Data Model (CDM)

CDM dari Bimbingan Konseling terdapat 4 (empat) tabel yaitu tabel data_siswa, kelas, Absensi, Pelanggaran. CDM dari Sistem Informasi Bimbingan Konseling dapat terlihat pada gambar 4.11 di bawah ini.

N o_Induk

Data Sis wa

Kelas ID_Kelas Kelas Nama_Leng kap Jenis_Kelamin T empat_Lahir T ang g al_Lahir Anak_Ke Dari Agama Asal_Sekolah Alamat_Leng kap Kota_asal Jarak_Dari_Rumah_KeSekolah Berangkat Sekolah Deng an No_Telp No_HP Nama_Ayah Pekerjaan_Ayah Peng hasilan_Ayah No_Telp1 No_HP1 Nama_Ibu Pekerjaan_Ibu Peng hasilan_Ibu No_Telp2 No_HP2 Memiliki Melakukan Mempunyai Jurusan Ruang Wali_Kela s Kapasitas T ahun_Ajaran Absensi ID_Absensi T ang g al absensi Keterangan

Pelang g aran Id_pelang g aran Jenis_pelang g aran Keterangan


(37)

I D_PELANG G ARAN = ID_PELANG G

DETIL_PELANGGARAN NO_PELANGGARAN varc har(10) N O_IN D U K var c har ( 10) NAMA varc har(50) T ANGGAL DATE JENIS_PELANGGARAN varc har(10) KET ERANGAN varc har(50) ID_PELANGGARAN VAR C H AR ( 20)

b. Physical Data Model (PDM)

PDM dari Bimbingan Konseling merupakan hasil generate dari CDM yang sudah digambarkan diatas. Pada PDM terdapat 4 (empat) tabel dengan tipe data dan panjangnya yang masing – masing tabel memiliki satu primary key dan banyak foreign key untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini.

DATA_SISWA

N O_IN D U K var c har ( 10) NAMA_LENGKAP varc har(50) JENIS_KELAMIN varc har(1) T EM PAT _LAHIR varc har(25) T ANGGAL_LAHIR DATE ANAK_KE varc har(10) DARI varc har(10) AGAM A varc har(10) ASAL_SEKOLAH varc har(20) ALAMAT_LENGKAP varc har(50) JARAK_DARI_RUM AH_KESEKOLAH varc har(20) BERANGKAT _SEKOLAH_DENGAN varc har(25) NO_T ELP varc har(20) NO_HP varc har(20) NAMA_AYAH varc har(30) PEKERJAAN_AYAH varc har(30) PENGHASILAN_AYAH varc har(30) NO_T ELP1 varc har(20) NO_HP1 varc har(20) NAMA_IBU varc har(30) PEKERJAAN_IBU varc har(30) PENGHASILAN_IBU varc har(30) NO_T ELP2 varc har(20) NO_HP2 varc har(20) KOTA_ASAL varc har(20)

I D_KELAS = I D_KELAS

NO _I NDUK = NO _INDUK

NO _I NDUK = NO _INDUK

KELAS JURUSAN varc har(20) WALI_KELAS varc har(30) T AHUN_AJ ARAN varc har(50) KELAS varc har(20) RUANG varc har(10) ID_KELAS VAR C H AR ( 10) KAPASIT AS VARCHAR(20) ABSENSI

NO_INDUK VARCHAR(10) T ANGGAL_ABSENSI DATE ID_ABSENSI VAR C H AR ( 10) KET ERANGAN VARCHAR(50)

PELANGGARAN JENIS_PELANGGARAN1 varc har(20) ID_PELANGGARAN VAR C H AR ( 20) ID_KELAS VARCHAR(10) ARAN KET ERANGAN VARCHAR(50)

Gambar 4. 12 PDM

4.3.8 DBMS

Dalam hal merancang struktur tabel yang diperlukan, meliputi nama tabel. Nama atribut, tipe data, serta data pelengkap seperti primary key, foreign key, dan sebagainya. Rancangan basis data aplikasi ini terdiri dari tabel – tabel sebagai berikut :


(38)

Struktur tabel digunakan untuk menggambarkan secara detil tentang tabel – tabel yang terdapat dalam sebuah sistem.

1. Tabel Data Siswa

Nama Tabel : Data Siswa Primary Key : No_induk Foreign Key : ID_Kelas

Fungsi : Memasukkan data siswa

Tabel 4. 1 Tabel Data Siswa

Nama Field Type_data Constraint

No_Induk Varchar(10) Primary Key

ID_Kelas Varchar(20) Foreign Key

Nama_lengkap Varchar(50) NULL

Jenis_kelamin Varchar(50) NULL

Tempat_lahir Varchar(20) NULL

Tanggal_lahir Date NULL

Anak_ke Varchar(50) NULL

Dari Varchar(50) NULL

Agama Varchar(10) NULL

Asal_sekolah Varchar(20) NULL

Alamat_lengkap Varchar(50) NULL

Kota_asal Varchar(50) NULL

Jarak_dari_rumah_kesekolah Varchar(50) NULL Berangkat_sekolah_dengan Varchar(20) NULL

No_telp Varchar(20) NULL

No_hp Varchar(20) NULL

Nama_ayah Varchar(30) NULL

Pekerjaan_ayah Varchar(30) NULL

Penghasilan_ayah Varchar(30) NULL

No_telp1 Varchar(20) NULL

No_hp1 Varchar(20) NULL

Nama_ibu Varchar(30) NULL

Pekerjaan_ibu Varchar(30) NULL

penghasilan_ibu Varchar(30) NULL

No_telp2 Varchar(20) NULL


(39)

2. Tabel Kelas

Nama Tabel : Kelas Primary Key : Kelas Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data kelas

Tabel 4. 2 Tabel Kelas

Nama Field Type_data Constraint

ID_Kelas varchar(15) Primary Key

Jurusan varchar(50) NULL

Ruang varchar(50) NULL

Wali Kelas varchar(50) NULL

Kapasitas varchar(50) NULL

Tahun_ajaran varchar(50) NULL

Kelas varchar(20) NULL

3. Tabel Pelanggaran

Nama Tabel : Pelanggaran Primary Key : ID_Pelanggaran Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan Pelanggaran

Tabel 4. 3 Tabel Pelanggaran

Nama Field Type_data Constraint

ID_Pelanggaran varchar(20) Primary Key

Jenis_pelanggaran varchar(20) NULL


(40)

4. Tabel Absensi

Nama Tabel : Pelanggaran Primary Key : ID_Absensi Foreign Key : No_Induk

Fungsi : Menyimpan Absensi

Tabel 4. 4 Tabel Absensi

Nama Field Type_data Constraint

ID_Absensi varchar(20) Primary Key

No_Induk Varchar(10) Foreign Key

Tanggal_Absensi Date NULL

Keterangan varchar(50) NULL

5. Tabel Detil Pelanggaran

Nama Tabel : Pelanggaran

Primary Key : ID_P elanggaran, No_Induk Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan Detil Permasalahan

Tabel 4. 5 Tabel Detil Pelanggaran

Nama Field Type_data Constraint

ID_Pelanggaran varchar(20) Primary Key

No_Induk Varchar(10) Primary Key

No_Pelanggaran varchar(20) NULL

Nama varchar(50) NULL

Tanggal Date NULL

Jenis_Pelanggaran varchar(10) NULL


(41)

4.3.9 Desain Input Output

Desain input output digunakan untuk memberikan gambaran terhadap desain halaman aplikasi berbasis web yang akan dibangun. Berikut ini desain

input output dari aplikasi Bimbingan Konseling pada SMA IPIEMS.

a. Menu Utama

File Data Transaksi Laporan

LOGO SEKOLAH

Gambar 4. 13 Desain Halaman Utama

Gambar 4.13 Merupakan menu utama pada saat program dijalankan, pada form menu utama terdapat beberapa menu pilihan yaitu File, data, transaksi, laporan.

b. Login

Login

GAMBAR

User Name

Password

Masuk

Gambar 4. 14 Desain Login

Gambar 4.14 merupakan form login yang digunakan sebagai hak akses bagi pengguna, agar dapat menjalankan aplikasi ini maka pengguna harus memasukkan


(42)

c. Master Data Siswa

Gambar 4. 15 Desain Form Master Data Siswa

Gambar 4.15 merupakan Form Master Data Siswa yang terdapat pada menu data yang terletak pada form menu utama, form ini digunakan untuk menyimpan data siswa. Form master bisa menyimpan data siswa baru dan berfungsi untuk memperbaharui data yang sudah tersimpan.

d. Master Kelas


(43)

Gambar 4.16 merupakan Form Master Kelas yang terdapat pada menu data yang terletak pada form menu utama, form ini digunakan untuk menyimpan data kelas. Form master bisa menyimpan setiap kelas dan berfungsi untuk memperbaharui data yang sudah tersimpan.

e. Master Pelanggaran

Gambar 4. 17 Master Pelanggaran

Gambar 4.17 merupakan Form Master Pelanggaran yang terdapat pada menu data yang terletak pada form menu utama, form ini digunakan untuk menyimpan data pelanggaran. Form master ini berfungsi untuk memperbaharui data yang sudah tersimpan.


(44)

f. Transaksi Absensi

Gambar 4. 18 Desain Form Transaksi Absensi

Gambar 4.18 merupakan Form Transaksi Absensi yang terdapat pada menu transaksi yang terletak pada form menu utama, form ini digunakan untuk menyimpan data Absensi. Form transaksi ini berfungsi untuk memperbaharui data yang sudah tersimpan.

g. Transaksi Detil Pelanggaran

Gambar 4. 19 Detil Pelanggaran

Gambar 4.19 merupakan Form Transaksi Detil Pelanggaran yang terdapat pada menu transaksi yang terletak pada form menu utama, form ini digunakan untuk menyimpan data detil pelanggaran. Form transkasi juga berfungsi untuk memperbaharui data yang sudah tersimpan.


(45)

h. Laporan Transaksi Absensi

Gambar 4. 20 Desain Laporan Transaksi Abesensi

Gambar 4.20 merupakan desain laporan Transaksi Abesensi yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak Transaksi Abesensi.

i. Laporan Transaksi Detil Pelanggaran

Gambar 4. 21 Desain Laporan Transaksi Detil Pelanggaran

Gambar 4.21 merupakan desain laporan Transaksi Detil Pelanggaran yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak Transaksi Detil Pelanggaran.


(46)

4.3.10 Implementasi Sistem dan Pembahasan

Tahap implementasi program merupakan suatu tahap penerapan dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan sistem ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak minimal harus dipenuhi sehingga aplikasi ini dapat berjalan dengan baik.

4.3.11 Program Penunjang

Untuk membuat Aplikasi Bimbingan Konseling pada SMA IPIEMS Surabaya, dibutuhkan beberapa perangkat lunak untuk memudahkan perancangan desain maupun sistem. Beberapa perangkat lunak tersebut antara lain:

a. Microsoft Visual Studio 2008 Professional Edition

Microsoft Visual Studio merupakan bahasa pemrograman yang bersifat event driven dan menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program aplikasi berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman Common Object Model (COM). Visual Basic merupakan turunan bahasa BASIC dan menawarkan pengembangan aplikasi komputer berbasis grafik dengan cepatm akses ke basis data menggunakan Data Access Objects (DAO). Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Application (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda. Visual Basic .Net (VB.Net) merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman Visual Basic 6. Beberapa keunggulan Visual Basic.Net dengan Visual Basic sebelumnya, yaitu:


(47)

1. Menyerderhanakan Deployment

Visual Basic.net mengatasi masalah seputar deployment dari aplikasi berbasis windows, yaitu “DLL HELL” dan registrasi COM (Component Object Model), sehingga dapat mempermudah deployment aplikasi yang berbasis windows.

2. Menyederhanakan Pengembangan Perangkat Lunak

Visual Basic.Net memiliki fitur compiler yang berkerja secara real-time dan daftar task untuk penanganan kesalahan atau bug program sehingga pengembang dapat menangani secara langsung kesalahan program yang terjadi.

3. Mendukung Object Oriented Programming (OOP)

Dalam Visual Basic.Net, dapat dibuat kode dalam class yang menggunakan secara penuh konstruksi berbasis objek. Class tersebut memiliki sifat re-usable atau dapat digunakan kembali. Visual Basic.Net memiliki fitur bahasa pemrograman berbasis objek termasuk implementasinya secara penuh, diantaranya sebagai contoh adalah konsep inheritance atau pewarisanm encapsulation atau pembungkusan, dan polymorphism atau banyak bentuk.

b. Crystal Report

Crystal Report adalah suatu form khusus berbentuk seperti lembaran

format naskah yang ingin dicetak. Didalam crytal report, kita dapat merancang laporan-laporan yang ingin kita tampilkan dari data yang terdapat didalam

database. Crystal Report dapat berdiri sendiri, namun dapat juga menjadi satu

dengan project visual basic yang dibuat atau dikembangkan . Apabila berdiri sendiri, maka report tersebut pun dapat dipanggil dari project visual basic dengan


(48)

control Crystal report control sehingga report yang telah dibuat dapat digunakan oleh beberapa project sekaligus.

c. SQL Server 2005 Express Edition

Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact - SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengna menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar (Subari;2007:12).

Microsoft SQL Server dan Sybase/ASE dapat berkomunikasi lewat jaringan dengan menggunakan protokol TDS (Tabular Data Stream). Selain dari itu, Microsoft SQL Server juga mendukung ODBC (Open Database Connectivity), dan mempunyai driver JDBC untuk bahasa pemrograman Java. Fitur yang lain dari SQL Server ini adalah kemampuannya untuk membuat basis data mirroring dan clustering.

4.3.12 Pengoperasian Program

Dalam sub ini dijelaskan tahapan pengoperasian program aplikasi rancang bangun sistem informasi Bimbingn Konseling pada SMA IPIEMS. Penjelasan aplikasi yang dibangun meliputi tampilan aplikasi serta cara penggunaannya. Di bawah ini akan diuraikan cara setup program, dari aplikasi yang telah dihasilkan pada laporan ini.


(49)

a. Setelah memasukkan compact disc, user harus menjalankan installer program yang sudah tersedia di dalam compact disc.

b. Pada saat proses setup berjalan, maka selanjutnya hanya mengikuti perintah yang ada, karena pada program setup hanya berisi perintah-perintah, dan tidak begitu menyulitkan bagi pengguna.

c. Pastikan Microsoft Visual Basic .NET 2008, dan Microsoft SQL Express 2005 sudah terinstall dalam komputer

a. Form Utama

Aplikasi rancang bangun sistem informasi bimbingan konseling terdiri dari lima menu sistem seperti pada Gambar 4.23, dimana menu tersebut terbagi sebagai berikut:

1. File terdiri dari: log in, log of, dan keluar aplikasi. 2. Master terdiri dari: data siswa, kelas, dan pelanggaran.

3. Transaksi terdiri dari: peminjaman, pengembalian, perpanjangan, pendaftaran dan usulan buku baru.

4. Laporan terdiri dari: koleksi buku, anggota, peminjaman, pengembalian, denda dan usulan buku.


(50)

Gambar 4. 22 Form Tampilan Utama Bimbingan Konseling

Gambar 4.22 merupakan desain form tampilan utama yang menampilkan menu-menu pada program.

b. Form Login

Gambar 4. 23 Tampilan Form Login

Gambar 4.23 Form login merupakan form identifikasi pengguna dari program. Form ini berguna dalam memberikan otorisasi pemakaian program. User “BK dan guru” mendapat wewenang lebih dari pada user biasa seperti karyawaan.


(51)

c. Form Data Siswa

Gambar 4. 24 Form Master Data Siswa

Gambar 4.24 Form Master Data Siswa merupakan Form master yang berfungsi untuk insert data siswa baru dan berfungsi untuk update data yang sudah tersimpan.

d. Form Master Detil Pelanggaran

Gambar 4. 25 Form Master Detil Pelanggaran

Gambar 4.25 Form Master Detil Pelanggaran merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update detil pelanggaran.


(52)

e. Form Master Kelas

Gambar 4. 26 Form Master Kelas

Gambar 4.26 Form Master Kelas ini merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update untuk data kelas.

f. Form Mater Pelanggaran

Gambar 4. 27 Form Master Pelanggaran

Gambar 4.27 Form Master Pelanggaran ini merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update siswa yang melakukan pelanggaran sekolah.


(53)

g. Form Transaksi Absensi

Gambar 4. 28 Form Transaksi Absensi

Gambar 4.28 Form Transaksi Absensi ini merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update siswa yang melakukan Absensi.

h. Form Transaksi Detail Pelanggaran

Gambar 4. 29 Form Transaksi Detail Pelanggaran

Gambar 4.29 Form Transaksi Detail Pelanggaran ini merupakan form yang berfungsi untuk update siswa yang melakukan Pelanggaran.


(54)

i. Laporan Transaksi Absensi

Gambar 4. 30 Laporan Transaksi Abesensi

Gambar 4.30 merupakan laporan Transaksi Abesensi yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak Transaksi Abesensi.

j. Laporan Transaksi Detil Pelanggaran

Gambar 4. 31 Laporan Transaksi Detil Pelanggaran

Gambar 4.31 merupakan laporan Transaksi Detil Pelanggaran yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak Transaksi Detil Pelanggaran.


(55)

PENUTUP

Dalam bab ini dibahas kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan penyusunan laporan ini, serta saran-saran untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Hasil perancangan dan pembuatan aplikasi untuk Sistem Informasi Bimbingan Konseling yang telah dilakukan adalah :

1. Dengan sistem informasi ini data – data yang berhubungan langsung dengan siswa dan yang bersifat pribadi dapat tersimpan dengan baik karena dengan sistem ini semua penyimpanannya melalui database. 2. Dapat membantu bagian bimbingan konseling yang meliputi proses

pelanggaran, absensi siswa untuk melakukan proses pencatatan sampai proses cetak seluruh data yang mendukung proses belajar mengajar. Karena semua proses tersebut menggunakan komputer sehingga kesalahan yang kemungkinan bisa terjadi dapat diminimalkan.

5.2 Saran

Saran untuk laporan proyek ini ialah bisa dikembangkan untuk pembuatan aplikasi absensi berupa web dan menambahkan transaksi yang belum ada pada aplikasi desktop tersebut.


(56)

Wicaksono, Soetam Rizky. 2006. Interaksi Manusia dan Komputer. Surabaya: STIKOM Surabaya.

Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Jogiyanto, H. 1999, Analisis dan Desain. Andi:Yogyakarta.

Marlinda, Linda, 2004, Sistem Basis Data, Andi, Yogyakarta.

McLeod, Raymond. 2001, Sistem Informasi Manajemen Versi Bahasa Indonesia

Jilid2, PT. Prenhallindo.

Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling : Rineka Cipta. Jakarta.

Sutanto, Hermawan, 2006. Mengenal SQL Server 2005 Express Edition, Jakarta: Graha Ilmu.

Winkel, W.S, 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah: PT. Grasindo. Jakarta.

Yuswanto. 2003. Pemrograman Dasar Microsoft Visual Basic 6.0. Prestasi Pustaka. Surabaya.


(1)

c. Form Data Siswa

Gambar 4. 24 Form Master Data Siswa

Gambar 4.24 Form Master Data Siswa merupakan Form master yang berfungsi untuk insert data siswa baru dan berfungsi untuk update data yang sudah tersimpan.

d. Form Master Detil Pelanggaran

Gambar 4. 25 Form Master Detil Pelanggaran

Gambar 4.25 Form Master Detil Pelanggaran merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update detil pelanggaran.


(2)

46

e. Form Master Kelas

Gambar 4. 26 Form Master Kelas

Gambar 4.26 Form Master Kelas ini merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update untuk data kelas.

f. Form Mater Pelanggaran

Gambar 4. 27 Form Master Pelanggaran

Gambar 4.27 Form Master Pelanggaran ini merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update siswa yang melakukan pelanggaran sekolah.


(3)

g. Form Transaksi Absensi

Gambar 4. 28 Form Transaksi Absensi

Gambar 4.28 Form Transaksi Absensi ini merupakan form yang berfungsi untuk insert dan update siswa yang melakukan Absensi.

h. Form Transaksi Detail Pelanggaran

Gambar 4. 29 Form Transaksi Detail Pelanggaran

Gambar 4.29 Form Transaksi Detail Pelanggaran ini merupakan form yang berfungsi untuk update siswa yang melakukan Pelanggaran.


(4)

48

i. Laporan Transaksi Absensi

Gambar 4. 30 Laporan Transaksi Abesensi

Gambar 4.30 merupakan laporan Transaksi Abesensi yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak Transaksi Abesensi.

j. Laporan Transaksi Detil Pelanggaran

Gambar 4. 31 Laporan Transaksi Detil Pelanggaran

Gambar 4.31 merupakan laporan Transaksi Detil Pelanggaran yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak Transaksi Detil Pelanggaran.


(5)

PENUTUP

Dalam bab ini dibahas kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan penyusunan laporan ini, serta saran-saran untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Hasil perancangan dan pembuatan aplikasi untuk Sistem Informasi Bimbingan Konseling yang telah dilakukan adalah :

1. Dengan sistem informasi ini data – data yang berhubungan langsung dengan siswa dan yang bersifat pribadi dapat tersimpan dengan baik karena dengan sistem ini semua penyimpanannya melalui database. 2. Dapat membantu bagian bimbingan konseling yang meliputi proses

pelanggaran, absensi siswa untuk melakukan proses pencatatan sampai proses cetak seluruh data yang mendukung proses belajar mengajar. Karena semua proses tersebut menggunakan komputer sehingga kesalahan yang kemungkinan bisa terjadi dapat diminimalkan.

5.2 Saran

Saran untuk laporan proyek ini ialah bisa dikembangkan untuk pembuatan aplikasi absensi berupa web dan menambahkan transaksi yang belum ada pada aplikasi desktop tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Wicaksono, Soetam Rizky. 2006. Interaksi Manusia dan Komputer. Surabaya: STIKOM Surabaya.

Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Jogiyanto, H. 1999, Analisis dan Desain. Andi:Yogyakarta.

Marlinda, Linda, 2004, Sistem Basis Data, Andi, Yogyakarta.

McLeod, Raymond. 2001, Sistem Informasi Manajemen Versi Bahasa Indonesia Jilid2, PT. Prenhallindo.

Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling : Rineka Cipta. Jakarta.

Sutanto, Hermawan, 2006. Mengenal SQL Server 2005 Express Edition, Jakarta: Graha Ilmu.

Winkel, W.S, 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah: PT. Grasindo. Jakarta.

Yuswanto. 2003. Pemrograman Dasar Microsoft Visual Basic 6.0. Prestasi Pustaka. Surabaya.