STRATEGI PROMOSI EVENT JOGJA AIR SHOW 2015 DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN JUMLAH WISATAWAN PANTAI SELATAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

(1)

STRATEGI PROMOSI EVENT JOGJA AIR SHOW 2015 DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN JUMLAH WISATAWAN PANTAI

SELATAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Mahfud 20120530230

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i STRATEGI PROMOSI EVENT JOGJA AIR SHOW 2015 DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN JUMLAH WISATAWAN PANTAI

SELATAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Mahfud 20120530230

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang membuat pernyataan dibawah ini: Nama : Mahfud

NIM : 20120530230 Konsentrasi : Public Relations Program Studi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Judul Skripsi : Strategi Promosi Event Jogja Air Show 2015 Dalam Mendukung Peningkatan Jumlah Wisatawan Pantai Selatan Kabupaten Bantul

Tahun 2015

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti merupakan hasil plagiat atau menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016


(4)

iii KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Alllah atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul “Strategi Promosi Event Jogja Air Show 2015 Dalam Mendukung Peningkatan Jumlah Wisatawan Pantai Selatan Kabupaten Bantul Tahun 2015”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sholawat serta salam senantiasa tercurah pada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di dunia dan akhirat. Amin.

Penulisan Skripsi bukan semata hanya sebagai tugas akhir dan persyaratan kelulusan, melainkan sebagai titik awal dalam melakukan proses pendidikan. Proses tersebut dituangkan dalam bentuk karya tulis yang didalamnya terdapat karya penulis. Skripsi ini sebagai wadah untuk mengaktualisasi sebuah ide atau gagasan. Semoga dengan karya ini, penulis dapat melakukan hal yang lebih baik dan sebagai titik awal untuk melanjutkan proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Penulis menyadari betul tentu dalam menyusun Skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu di benahi. Penulis mengharap kritik dan saran dari semua pembaca khususnya Dosen Pembimbing agar Skripsi ini sempurna sesuai yang di harapkan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata dalam menyususun karya ini banyak kesalahan, dengan kerendahan hati Penulis memohon maaf yang setulus tulusnya.

Selama proses penulisan Skripsi ini, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terimaksih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam menyusun Skripsi ini, sehingga Skripsi ini telah selesai dengan baik. Ucapan terimakasih saya ucapakan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto MA selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(5)

iv 2. Bapak Haryadi Arief Nur Rasyid, S.IP. M.Sc, selaku ketua Jurusan

Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Taufiqurrahman, S.IP., MA., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberi semangat dan motivasi.

4. Bapak Erwan Sudiwijaya, S.Sos., MBA. Selaku Dosen Penguji yang selalu memberikan kritik dan saran yang membangun.

5. Bapak Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn. Selaku Dosen Penguji yang selalu memberikan kritik dan saran yang membangun.

6. Semua Dosen Ilmu Komunikasi atas segala ilmu yang telah diberikan selama dibangku kuliah.

7. Bapak Muhammad Halim selaku Kabid Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinpar DIY yang selalu memberikan informasi dan data untuk penulisan Skripsi ini.

8. Bapak Bambang Nugroho selaku Ketua Pelaksana yang selalu memberikan informasi dan data untuk penulisan skripsi ini.

9. Cahyo Galih Saputro teman seperjuangan yang telah memberikan masukan pertama dalam penyusunan skripsi ini.

10.Farihda Muthmainnah yang selalu membantu dalam mencari data dan memberi support dalam penyusunan skripsi ini.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016 Hormat Kami


(6)

v

MOTTO

“Hidup Harus

Bermanfaat Bagi Orang


(7)

vi HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua Orang tua saya yang selalu saya hormati dan saya cintai, yang

selalu senantiasa memberikan dukungan dan do’a kepada saya. Keluarga

saya serta kakak saya Nasrudin, Nurul Huda, Nur Hidayah, Siti Duriyah dan tidak lupa adik saya Miftakhrrohman yang semua selalu mendukung langkah saya. Terimakasih atas semua limpahan kasih sayang yang diberikan kepadaku.

2. Farihda Muthmainnah teman dan sabahabat dekat saya yang selalu memberikan motivasi setiap saat serta membantu dalam menyusun Skripsi ini.

3. Cahyo Galih Saputro teman seperjuangan yang telah memberikan masukan pertama dalam menyusun skripsi ini, serta teman-teman seperjuangan di Organisasi Nova Andriyanto, Firdaus Alhawani, Wirandi Wicaksono, Arif Afandi yang selalu bersama-sama dalam keadaan suka dan duka.

4. Teman-teman kelas E dan teman-teman Public Relations Siti Karikawati, Holi Latifa Algania, Kurniawan Andre, Erlangga Mahardika, Meisya Riski yang bersama-sama mengerjakan skripsi ini. Terimakasih atas waktunya selama ini.

5. Staff dari Dinas Pariwisata DIY khususnya Bapak Muhammad Halim yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan data untuk penyusunan Skripsi ini.

6. Mas Bambang Nugroho teman sekaligus bos saya yang selalu memberikan masukan, data dan informasi demi kelancaran penulisan Skripsi ini. 7. Semua civitas akademika UMY khusunya pak Taufik, Pak Jono, Pak Mur


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Penegsahan ... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ... iii

Kata Pengantar ... v

Motto ... vi

Halaman Persembahan ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Kajian Teori ... 7

1. Strategi Promosi ... 8

2. Promosi ... 15

3. Promosi Event ... 26

4. Kajian Riset Terdahulu ... 30

F. Metode Penelitian ... 31

1. Jenis Penelitian ... 31

2. Lokasi Penelitian ... 33

3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

4. Teknik Analisis Data ... 36

5. Validitas Data ... 37

BAB II GAMBARAN UMUM ... 39

A. Dinas Pariwisata DIY ... 39

1. Profil Dinas Pariwisata DIY ... 39

2. Struktur Organisasi ... 41

3. Program Kerja ... 41

B. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul ... 43

1. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ... 43

2. Struktur Organisasi ... 46


(9)

viii

C. Event Jogja Air Show ... 48

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Sajian Data ... 51

1. Perencanaan Promosi Event ... 51

2. Promosi Event ... 55

3. Evaluasi ... 73

B. Analisis Data ... 77

1. Perencanaan Promosi Event ... 78

2. Promosi Event Jogja Air Show 2015 ... 85

3. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Promosi ... 103

BAB IV PENUTUP ... 110

A. Kesimpulan... 110

B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN


(10)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Jogja Air Show ... 3

Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung Festival Layang-layang ... 4

Tabel 1.3 Daftar Kegiatan ... 42


(11)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Promosi Pemberitaauan Media Online ... 57

Gambar 1.2 Pemberitaauan Media Massa Kedaulatan Rakyat ... 58

Gambar 1.3 Pembertahuan Media Massa Tribun Jogja ... 59

Gambar 2.1 Iklan Media Massa Tribun Jogja ... 60

Gambar 3.1 Promosi melalui Facebook ... 62

Gambar 3.2 Promosi melalui Twitter ... 62

Gambar 3.3 Promosi melalui Youtube ... 63

Gambar 4.1 Promosi melalui Pameran Dirgantara ... 64

Gambar 4.2 Lay Out Pameran Dirgantara ... 65

Gambar 5.1 Promosi melalui Leaflet ... 66

Gambar 6.1 Promosi melalui Poster ... 67

Gambar 7.1 Promosi melalui Billboard ... 69

Gambar 8.1 Promosi melalui Spanduk ... 70

Gambar 8.2 Promosi melalui Spanduk ... 70


(12)

(13)

(14)

ABSTRAK Jurusan Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Public Relations

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Mahfud (20120530230)

Strategi Promosi Event Jogja Air Show 2015 dalam Mendukung

Peningkatan Jumlah Wisatawan Pantai Selatan Kabupaten Bantul Tahun 2015

Tahun Skripsi : 2016.xiii + 115 Halaman

Daftar Pustaka : 17 Buku + 1 dokumen + 2 jurnal + 5 internet + 4 wawancara

Penelitian ini berusaha menganalisis strategi promosi dalam gelaran event Jogja Air Show 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi promosi event Jogja Air Show 2015 dalam mendukung peningkatan jumlah wisatawan pantai selatan Kabupaten Bantul tahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini Kabid Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinpar DIY, Ketua Pelaksana Kegiatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di ketahui bahwa promosi yang dilakukan oleh Dinpar DIY pada Event Jogja Air Show 2015 sudah berjalan sesuai yang telah direncanakan. Program promosi berjalan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan promosi event dan evaluasi. Tahap perencanaan menentukan manajemen promosi, tujuan promosi, sasaran promosi, strategi promosi, anggaran promosi. Tahap pelaksanaan promosi melakukan berbagai macam promosi event seperti promosi media massa, promosi media online, promosi media luar ruang, promosi pameran dirgantara dll. Sedangkan pada tahap evaluasi dengan melakukan kegiatan evaluasi secara menyeluruh. Dilakukan pada saat rapat pembubaran panitia event JAS 2015, pada saat rapat tersebut dievaluasi kekurangan dan kelebihan program promosi event tersebut.

Kesimpulan dari penelitian yaitu pelaksanaan program promosi event Jogja Air Show 2015 berjalan dengan baik. Akan tetapi ada catatan yang harus dibenahi pada pelaksanaan promosi event JAS tahun berikutnya seperti, belum adanya iklan melalui media massa nasional baik cetak maupun elektronik, pemasangan promosi melalui billboard masih dalam lingkup wilayah Yogyakarta belum sampai ke luar daerah Yogyakarta dan tim manajemen promosi yang terlibat hanya dari internal Dinpar DIY dan FASI DIY, tidak ada dari kalangan professional.

Kata Kunci : Strategi Promosi Event, Perencanaan, Pelaksanaan Promosi, Evaluasi, Jogja Air Show 2015.


(15)

ABSTRACT Department of Communication

Concentration Public Relations

University of Muhammadiyah Yogyakarta Mahfud (20120530230)

Event Promotion Strategy Jogja Air Show 2015 in Support of Increasing the number of tourists South Coast Bantul 2015

Year Thesis: 2016.xiii + 115 page

Bibliography: 17 Books + 1 document + 2 journal + 5 internet + 4 interview This research seeks to analyze the promotion strategy in carpet event Jogja Air Show 2015. The purpose of this study was to find out the event promotion strategy Jogja Air Show 2015 in favor of increasing the number of travelers Bantul district south coast in 2015.

This research is a qualitative descriptive qualitative method. Data collected by interview and documentation. Head informants in this study places and attractions Dinpar DIY, Chief Executive Events.

Based on the results of research conducted by researchers in the know that the promotion is done by Dinpar DIY Event Jogja Air Show 2015 has been progressing as planned. Program promotion runs through the stages of planning, implementation and evaluation of promotional events. The planning stage determines promotion management, promotional objectives, targets promotion, promotion strategy, promotion budget. The implementation phase of the promotion do various promotional events such as mass media promotion, the promotion of online media, outdoor media promotion, sale airshow etc. While the phase of evaluation by conducting a thorough evaluation. Performed at the time of the dissolution committee meeting JAS event in 2015, at the time of the meeting evaluated the advantages and disadvantages of the event promotion program.

The conclusion that the implementation of promotional programs Jogja Air Show 2015 event goes well. However, there are records that must be addressed in the implementation of promotional events JAS next year as, the lack of advertising through national mass media both print and electronic, installation of sale through the billboard is still within the scope of the Yogyakarta region not to other regions of Yogyakarta and the management team promotion involved only of internal Dinpar FASI DIY and DIY, none of the professionals.

Keywords: Event Promotion Strategy, Planning, Promotion Execution, Evaluation, Jogja Air Show 2015.


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia terdiri dari berbagai pulau, suku, dan ras yang sangat beragam bentuknya yang berjajar dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan alam pun sangat melimpah di negeri ini yang perlu dijaga dan dikembangkan untuk keberlangsungan hidup di negeri ini. Kekayaan alam Indonesia yang perlu dikembangkan adalah kekayaan alam pariwisata. Indonesia terkenal dengan kekayaan pariwisata alam, namun belum digarap secara maksimal promosinya. Menurut Undang Undang No. 10/2009 yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta mestimulasi sektor-sektor produktifitas lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri (Pendit, 1999:35).

Pengembangan potensi pariwisata di Indonesia mempunyai potensi yang sangat cerah, mengingat banyak potensi obyek wisata yang dapat dipasarkan seperti potensi wisata alam, seni dan budaya. Pantai Parangtritis merupakan obyek wisata pantai andalan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul penyangga PAD


(17)

2 Kabupaten Bantul. Di sebelah barat Parangtritis terdapat Pantai Depok yang potensinya cukup menarik dan layak untuk dikembangkan. Keindahan dan keunikan gumuk pasir, kuliner hasil laut serta adanya komunitas dirgantara yang selalu mengadakan aktifitas di Runway Pantai Depok semakin menambah daya tarik Pantai Depok sebagai kawasan wisata pantai yang layak dikunjungi.

Untuk mendongkrak kunjungan wisatawan pantai selatan Kabupaten Bantul khususnya Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, Dinas Pariwisata DIY, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul bekerjasama dengan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) menyelenggarakan event Jogja Air Show 2015. Jogja Air Show 2015 merupakan event tahunan yang memperlombakan berbagai olahraga kedirgantaraan. Jogja Air Show 2015 akan memadukan unsur olahraga dirgantara dengan olahraga umum, sosial, seni, dan budaya. Kegiatan JAS 2015 mempunyai tujuan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi atlit kedirgantaraan dan sebagai sarana mempromosikan pariwisata Kabupaten Bantul khususnya Pantai

Parangtritis dan Depok. “Dengan adanya event Jogja Air Show 2015 diharapkan dikunjungi sebanyak 30.000 orang dengan pendapatan yang diperoleh bisa mencapai Rp 150.000.000 per hari yang diperoleh dari penarikan tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang” ujar Yulianto Hadi, Kasi Pembinaan Potensi Dirgantara Lanud Adisucipto.(http://www.jia-xiang.biz/jogja, diakses 22 Februari 2016)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, jumlah wisatawan yang hadir pada gelaran event Jogja Air Show 2015 adalah mencapai angka 26.125 wisatawan baik wisatawan domestik ataupun wisatawan


(18)

3 mancanegara. Jumlah wisatawan yang hadir pada gelaran event JAS 2015 mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu event JAS 2013 dan 2014. Dengan demikian, bisa diartikan bahwa gelaran event Jogja Air Show 2015 membawa pengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke pantai selatan Kabupaten Bantul. Jika gelaran event Jogja Air Show ini dikelola dan dipromosikan dengan baik, bukan tidak mungkin akan mendatangkangkan banyak wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Selain itu akan berdampak pada peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui retribusi, dan berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar pantai selatan Kabupaten Bantul melalui penjualan makanan, parkir, penginapan dll.

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Jogja Air Show

Tahun Jumlah Wisatawan

2013 11.640

2014 20.630

2015 26.125

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul

Berdasarkan data yang disajikan diatas, bahwa wisatawan yang berkunjung pada gelaran event Jogja Air Show mengalami peningkatan 60% lebih dari tahun ke tahun. Sukses mendatangkan 26.125 wisatawan pada event JAS 2015 tentunya menunjukkan bahwa pengelola event dalam hal ini Dinas Pariwisata DIY telah melakukan promosi event dengan sangat baik. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Wardoyo selaku Kabid Destinasi Dinas Pariwisata DIY, bahwa dinas Pariwisata pada event JAS 2015 melakukan pengemasan mindset


(19)

4 desain event, membuat konsep yang terpadu, dan membangun perfomance yang mempunyai potensi unggulan. Dengan upaya yang sudah dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY telah terbukti dan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung.

Tabel 1.2

Jumlah Pengunjung Festival Layang-Layang

Tahun Jumlah Wisatawan

2013 9.515

2014 16.200

2015 12.200

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul

Selain event JAS yang di selenggarakan di Pantai Parangtritis dan Depok, terdapat event lain yang diselenggarakan di tempat yang sama yaitu event Festival Layang-Layang. Berdasarkan data yang disajikan diatas jumlah pengunjung yang hadir pada event tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan event Jogja Air Show. Itu membuktikan bahwa gelaran event JAS berhasil dalam promosi event, itu dibuktikan dengan jumlah pengunjung yang banyak dibandingkan dengan event lainnya yang diadakan di tempat yang sama. Peresmian kawasan Pantai Depok menjadi Depok Aero sport Centre pada tahun 2014 oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia makin mengukuhkan posisi Jogja Air Show sebagai event berskala nasional, bahkan internasional jika dilihat dari peserta yang hadir pada setiap kali penyelenggaraan.

Dalam menyiapkan sebuah event dibutuhkan serangkaian tahapan mulai dari, persiapan, pendanaan dan promosi. Promosi dalam sebuah event sangat


(20)

5 berperan penting terhadap berhasil atau tidaknya suatu kegiatan. Pada hakekatnya promosi merupakan bentuk komunikasi pemasaran. Adapun dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk perusahaan yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Promosi sebagai alat untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang – orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 2003:285).

Pelaksanaan event Jogja Air Show 2015 berjalan secara sukses dan tergolong lebih baik dari pelaksanaan tahun sebelumnya. Ini dibuktikan dengan antusiasnya peserta yang berpartisipasi dalam ajang event tersebut, baik dari dalam negeri ataupun peserta mancanegara. Selain peserta yang terlibat, antusiasme penonton yang berkunjung semakin meningkat. Dalam event tersebut disajikan pemecahan rekor muri yaitu aeromodeling dengan menerbangkan pesawat remote control terbanyak yang terbang bersama serta ground handling paralayang terbanyak. Sebanyak 50 pesawat aeromodeling akan diterbangkan secara bersama-sama dengan penerbangan terjun payung oleh 100 atlit. Dalam event tersebut dapat menyedot pengunjung hingga mencapai lebih dari lima ribu orang, sedangkan pada hari biasa pengunjung hanya mencapai kurang dari seribu orang. Seperti yang diungkapkan salah seorang penonton Antok, “Acara yang sekarang ini luar biasa, lebih baik dari tahun kemarin, pengunjung juga makin


(21)

6 ramai, teknikal acara juga lebih baik dari sebelumnya". (http://news.liputan6.com, diakses pada tanggal 22 Februari 2016)

”Pelaksanaan event Jogja Air Show 2015 paling sukses dan menarik dibanding tahun-tahun sebelumnya (2013 dan 2014), karena pada event Jogja Air Show 2015 selain perlombaan Paralayang dan Aeromodeling di Pantai Parangtritis dan Depok juga di adakan Pameran Kedirgantaraan di Jogja City Mall, serta

peserta dari mancanegara banyak yang berpartisipasi”, (Bambang Nugroho, hasil wawancara dengan pelaksana kegiatan, 23 Februari 2016).

Keberadaan event Jogja Air Show 2015 saling erat kaitannya dengan wisatawan pantai selatan Kabupaten Bantul (Pantai Parangtritis dan Depok). Karena venue event yang digunakan berada di kawasan Pantai Parangtritis dan Depok, sehingga event Jogja Air Show 2015 sangat berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis dan Depok.

Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pokok permasalahan yang akan diteliti oleh penulis adalah strategi promosi event Jogja Air Show 2015 dalam mendukung peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis dan Depok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana Strategi Promosi Event Jogja Air Show 2015 dalam mendukung peningkatan jumlah wisatawan Pantai Selatan Kabupaten Bantul Tahun 2015”


(22)

7 C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi promosi event Jogja Air Show 2015 dalam mendukung peningkatan jumlah wisatawan pantai selatan Kabupaten Bantul tahun 2015

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi pada Kajian Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan strategi promosi event.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sarana memberikan kritik dan saran bagi pelaksana event Jogja Air Show, Dinas Pariwisata DIY, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, dan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia), sehingga dalam mengelola event tersebut semakin baik.

b. Sebagai tolak ukur (barometer) pelaksana event dan Dinas Pariwisata DIY, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, serta FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) Yogyakarta dalam meningkatkan kualitas event Jogja Air Show.

E. Kajian Teori

Kajian Teori merupakan dukungan dasar teoritis sebagai dasar pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti. Kajian teoritis adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, subvarial atau pokok masalah yang ada


(23)

8 dalam penelitiannya. Kajian teori di butuhkan sebagai pegangan-pegangan pokok secara umum, oleh karena itu jelas bahwa dalam menentukan atau membuat Kajian teori dalam proposal penelitian kita harus mencari teori-teori atau prinsip-prinsip yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

1. Strategi Promosi a. Definisi

Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda. Jadi strategi ini dibuat berdasarkan suatu tujuan (Swastha dan Irawan, 2002:67). Swastha dan Irawan (2008:349) Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Dapat dilihat bahwa strategi promosi merupakan kegiatan yang direncanakan dengan maksud membujuk, merangsang konsumen agar mau membeli produk perusahaan sehingga tujuan untuk meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai.

Sebagai bagian dari komunikasi pemasaran, tentunya promosi perlu disusun dan disesuaikan dengan kondisi khalayaknya. Walaupun suatu produk dianggap sangat berguna, namun tidak akan menghasilkan apapun jika tidak dikenal oleh konsumen. Selain itu, perencanaan tujuan, anggaran, dan evaluasi juga perlu dipertimbangkan dalam penetapan strategi. Dalam pelaksanaannya pun


(24)

9 perlu mempertimbangkan bagaimana strategi tersebut akan diterapkan dan melalui media apa strategi tersebut dapat dilaksanakan (Kristina, 2013:125).

b. Elemen Strategi Promosi

Strategi promosi berkaitan erat dengan perencanana, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Menurut Tjiptono, (2000:233-251) Ada enam elemen strategi pokok dalam promosi, yaitu

1. Strategi Pengeluaran Promosi

Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus dialokasikan. Para praktisi membuat rule-of thumb yang terbukti dapat digunakan, antara lain:

a. Marginal Approach

Pendekatan ini memberi jalan keluar bahwa pengeluaran optimal untuk masing-masing metode promosi ditentukan dengan kondisi MR=MC (Marginal Revenue = Marginal Cost).

b. Breakdown Method


(25)

10

1. Percentage-of-Sales Approach

Dalam pendekatan ini besarnya anggaran promosi ditentukan berdasarkan prosentase tertentu dari penjualan (tahun lalu atau prediksi penjualan tahun depan) atau dari harga jual. Pendekatan ini sederhana, gampang dipahami, dan memberikan fleksibilitas terhadap pengeluaran total perusahaan. Metode ini memiliki keterbatasan, yaitu tidak dapat diterapkan pada perusahaan yang baru berdiri, karena belum memiliki data penjualan. Metode ini lebih menekankan bahwa promosi ditentukan oleh dana yang ada, bukan pada peluang pasar, sehingga menghambat pembiayaan promosi yang agresif.

2. Affrodable Method

Dalam metode ini, besarnya anggaran promosi ditetapkan berdasarkan perkiraan manajemen mengenai kemampuan keuangan perusahaan. Metode ini juga mempertimbangkan bahwa pengeluaran promosi mempunyai nilai jangka panjang. Namun pendekatan ini tidak memperhitungkan pengaruh promosi terhadap penjualan.

3. Return On Invesment Approach

Dalam pendekatan ini pengeluaran promosi dianggap sebagai investasi. Oleh karena itu besarnya anggaran promosi yang yang sesuai ditentukan dengan


(26)

11 membandingkan tingkat return yang diharapkan (expected return) dan tingkat return yang diinginkan (desired return). Kelemahan metode ini, yaitu pertama, penentuan hasil metode promosi dari waktu ke waktu sulit dilakukan. Kedua, seberapa besar porsi expected return yang layak dari investasi promosi.

4. Competitive-Parity Approach

Dalam metode ini, anggaran promosi suatu perusahaan harus sesuai atau sama dengan pengeluaran promosi pesaingnya. Asumsi dalam pendekatan ini adalah:

a. Anggaran promosi berhubunagan langsung dengan pangsa pasar.

b. Pengeluaran pesaing merupakan kebijakan yang kolektif dari suatu industri.

c. Dengan mempertahankan kesamaan, maka perang promosi dapat dihindari.

c. Build-Up Method (Objective-and-Task Method)

Penentuan anggaran promosi dilakukan dengan cara menentukan tujuan tujuan iklan, personal selling, dan sales promotion dari setiap lini produk, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.


(27)

12 2. Strategi Bauran Promosi

Strategi ini berupaya memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode promosi. Adapun faktor yang menentukan bauran promosi adalah:

a. Faktor Produk

Yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara produk itu dibeli, dikonsumsi, dan dipersepsikan.

b. Faktor Pasar

Ada beberapa tahap yaitu tahap perkenalan pada tahap ini penekanan utama untuk produk konsumen adalah pada iklan guna memperkenalkan produk yang didukung personal selling dan promosi penjualan. Tahap pertumbuhan yaitu untuk produk konsumsi metode promosi hanya pada iklan saja. Tahap pendewasaan, yaitu membutuhkan iklan dan promosi penjualan. Yang terakhir tahap penurunan, yaitu membutuhkan promosi penjualan untuk memperlambat penurunan penjualan produk.

c. Faktor Pelanggan

Untuk pelanggan rumah tangga menggunakan iklan, sedangkan untuk industtri menggunakan personal selling agar dapat memberi penjelasan dan jasa-jasa tertentu yang berkaitan dengan produk.


(28)

13

d. Faktor Anggaran

Jika dana promosi perusahaan besar, maka berpeluang untuk menggunakan iklan nasional. Sebaliknya bila dana promosi kecil, maka perusahaan dapat memilih personal selling, promosi penjualan atau iklan bersama didalam wilayah lokal atau regional.

e. Faktor Bauran Pemasaran

Iklan sangat cocok untuk mengkomunikasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal. Jika pendistribusian langsung maka menggunakan personal selling, jika tidak langsung maka menggunakan iklan.

3. Strategi Pemilihan Media

Tujuan dari strategi ini adalah memilih media yang tepat untuk kampanye iklan dalam rangka membuat pelanggan menjadi tahu, paham, menentukan sikap, dan membeli produk yang dihasilkan perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran.

4. Strategi Copy Iklan

Copy adalah isi dari iklan, copy berfungsi untuk menjelaskan manfaat produk dan memberi alasan kepada pembacanya mengapa harus membeli produk tersebut. Copy yang efektif haruslah menarik, spesifik, mudah mengerti, singkat, bisa dipercaya, sesuai dengan keinginan pembaca, dan persuasif. Oleh karena itu copy


(29)

14 adalah sesuatu yang mewakili pesan yang ingin disampaikan pengiklan.

5. Strategi Penjualan

Strategi Penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan tatap muka.

6. Strategi Motivasi dan Penyeliaan Tenaga Penjual a. Motivasi

Wiraniaga dapat dimotivasi dengan menggunakan penghargaan berbentuk finansial maupun non finansial. Motivasi finansial berwujud kompensasi uang, sedangkan motivasi nonfinansial biasanya dalam bentuk program evaluasi kerja.

b. Kompensasi

Kompensasi perusahaan yang baik cenderung bisa menjaga

turnover wiraniaga tetap rendah dan meningkatkan

produktifitas wiraniaga c. Penyeliaan

Penyeliaan diperlukan untuk memastikan bahwa sales people bekerja dengan baik, pada lokasi kerja yang tepat, memberi pelatihan, dan sebagai saluran komunikasi antara atasan dan bawahan. Guna memastikan apakah sales people bekerja dengan baik, penyeliaan harus mengawasi aktivitas mereka.


(30)

15 2. Promosi

a. Definisi

Michal Ray (Morissan, 2010:16) mendefinisikan promosi sebagai, “the cordination off all seller iniated efforts to setup channels of information ad persuasion to sell goods and service or promote an idea” (kordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan). Walaupun komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit berlangsung secara pada setiap unsur atau bagian dari marketing mix, namun sebagian besar komunikasi perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program promosi yang diawasi dan direncanakan dengan hati-hati. Instrumen dasar untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix.

Menurut Kotler dan Armstrong, (1992:127) Promosi adalah salah satu dari empat unsur utama marketing mix perusahaan. Sarana promosi yang utama adalah periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan perorangan. Keempat-empatnya memliki kemampuan tersendiri dan tumpang tindih. Agar semua sarana tersebut terkordinasi secara efektif, penetapan sarana komunikasi dengan cermat sangat diperlukan.


(31)

16 b. Bauran Promosi

The promotion mix of the future is likely to be more eclectic with many more options, including event sponsoring, sport marketing, direct marketing (sending Coupons to purchasers of a competitor’s brand) and public relations. These promotion types are being developed partly because of the high cost fo advertising and partly because of yhe need to target customer more precisely. (J.Paul Peter and Jerry C. Olson, 2008 : 418).

Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen elemen yaitu: Iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi atau humas, dan personal selling. Namun menurut George dan Micheal Belch (Morissan, 2010:17) menambahkan dua elemen dalam promotional mix, yaitu direct marketing dan interactive media. Dua elemen elemen yang terakhir ini telah digunakan secara luas oleh pengelola pemasaran dewasa ini untuk berkomunikasi dengan khalayak sasarannya sebagaimana empat elemen sebelumnya. Masing-masing elemen dari promotional mix tersebut dipandang sebagai suatu instrumen komunikasi pemasaran terpadu yang memainkan peran penting dalam program IMC. Adapun penjabaran tentang bagian-bagian dari promotional mix adalah sebagai berikut:


(32)

17 1. Iklan

Iklan atau advertising dapat di definisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product,

service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, service, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak di bahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.

2. Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan transaksi penjualan. Perlu ditegaskan bahwa pemasaran langsung bukanlah sekedar kegiatan mengirim surat (direct mail) dan mengirim catalog perusahaan (mail order catalogs) kepada pelanggan atau calon pelanggan. Pemasaran langsung mencakup berbagai aktifitas termasuk pengelolaan database (database management), penjualan langsung (direct selling), telemarketing dan ilkan tanggapan


(33)

18 langsung dengan mengunakan berbagai saluran komunikasi seperti mengirim surat langsung kepada konsumen melalui internet, media cetak, dan media penyiaran.

3. Pemasaran Interaktif

Sejak memasuki abad ke-21 kita menyaksikan perubahan yang paling dinamis sekaligus revolusioner sepanjang sejarah pemasaran termasuk juga sejarah periklanan dan promosi. Perubahan ini didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, dalam hal ini yang utama adalah internet, khususnya melalui fasilitas yang dikenal dengan world wide web (www). Internet saat ini sudah menjadi media iklan yang menarik. Banyak praktisi pemasaran mengiklankan produk mereka baik di website sendiri maupun di website milik perusahaan lain.

4. Promosi Penjualan

Promosi penjualan atau sales promotion secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen (consumer oriented sales promotion) dan promosi penjualan yang berorintasi kepada perdagangan (trade oriented sales promotion). Perusahaan memilih menggunakan promosi penjualan di bandingkan dengan jenis promosi lainnya karena ada dua alasan utama yaitu: pertama, jika konsumen tidak mempunyai loyalitas pada suatu produk


(34)

19 tertentu dan konsumen lebih peka kepada insentif yang ditawarkan suatu merek. Kedua, terdapat kecenderungan pedagang memiliki posisi yang lebih kuat dibandingkan produsen sehingga mereka dapat lebih menuntut produsen untuk memberikan lebih banyak promosi penjualan dan insentif kepada pedagang.

5. Hubungan Masyarakat

Dalam perkembangannya, humas memiliki berbagai macam definisi dan interprestasi. Menurut The Britist Institute of Public Relations (Morissan, 2010:26) mendefinisikan humas sebagai an effort to establish and maintain mutual understanding between organization and its public (suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya). Menurut Dominick (Morissan, 2010:28) humas mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik

Humas berupaya untuk mempengaruhi publik agar memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan, namun disisi lain humas harus berupaya mengumpulkan informasi dari khalayak dan melaporkan kepada manajemen jika informasi itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen.


(35)

20

b. Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi

Praktisi humas bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan.

c. Humas merupakan fungsi manajemen

Humas berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah.

6. Penjualan Personal

Penjualan personal atau personal selling merupakan bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya (person to person communication). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu dan membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Komunikasi yang bersifat individual dan personal dalam penjualan personal ini memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan yang berdasarkan kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli. c. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran membahas beberapa masalah yang memiliki kaitan erat, dan akan mempengaruhi strategi serta aplikasi komunikasi dalam pemasaran. Menurur Soemanagara, (2012:4-8) komunikasi pemasaran terdiri dari tujuh elemen yaitu:


(36)

21 Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai mempertahankan loyalitas pelanggan (loyalty). Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action). Sedang dalam kajian disiplin Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) dikenal istilah Three Component of Attitude Model CAC yaitu: Cognitive (pengetahuan), Affection (perasaan), Conative (kecenderungan untuk berperilaku).

2. Segmentasi Potensial

Dalam kajian marketing, segmentasi merupakan hal penting dan tidak dapat diabaikan. Segmentasi mempunyai ciri khusus yang dibatasi oleh usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan batasan geografis. Bila segmentasi potensial dikaitkan dengan marketing communicaton, maka penetapan segmentasi potensial ini dapat berpengaruh terhadap penetapan waktu yang dibutuhkan untuk penentuan tahapan komunikasi, penggunaan media apa saja yang berhubungan atau dekat dengan segmentasi dituju, berapa kali sebuah pesan harus diekspos, dan pesan (verbal dan visual)


(37)

22 apa yang lebih mudah dipahami serta mampu menarik perhatian konsumen.

3. Kreatif Pesan dan Visual

Deferensiasi pesan dan visual dalam kaitannya dengan kegiatan marketing communication dikaji secara konprehensif, sehingga pesan yang disampaikan mampu menarik perhatian dan menumbuhkan efek yang kuat. Iklan yang dirancang dan memiliki kemiripan dengan iklan-iklan lainnya akan cenderung dianggap sama, dan akan dianggap sebagai iklan yang biasa, terasa hambar. 4. Biaya Komunikasi dan Belanja Iklan

Pada setiap penggelaran sebuah produk baru (product launching), sebuah perusahaan dapat mengeluarkan belanja iklan yang cukup besar dalam waktu tertentu, khususnya pada tahapan untuk pencapaian product awareness. Sebuah produk baru yang diproduksi untuk memenuhi sebuah jenis kebutuhan baru, dan kemudian berhasil memiliki pasar, dapat mengundang kehadiran pesaing-pesaing baru. Pada umumnya penetepan anggaran yang dibutuhkan dapat tetap pada kisaran di atas rata-rata belanja iklan sebelumnya. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan posisi merk (brand position) dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk yang dimiliki.


(38)

23

5. Riset Komunikasi Pemasaran

Keberhasilan sebuah strategi komunikasi pemasaran dapat diukur dengan seberapa besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dari pemanfaatan jasa oleh konsumen. Dalam riset komunikasi pemasaran, tingkat keberhasilan diukur berdasarkan sejauh mana iklan atau kegiatan mampu mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk atau penggunaan sebuah jasa

Riset komunikasi pemasaran dapat dirangkumkan ke dalam empat penelitian penting yang merupakan satu kesatuan, yaitu

1. Riset tentang Ad.likebility

2. Riset tentang Media Effectiveness

3. Riset tentang sikap dan perilaku konsumen

4. Riset tentang kompetitor atau yang disebut dengan Marketing Communication Intelligence.

6. Konsep Bisnis Masa Depan

Penemuan dibidang keilmuan sejalan dengan perubahan dan pencapaian kebutuhan masyarakat dunia, penetapan standarisasi mutu, perubahan tingkat kompetisi dan harga, merupakan bagian yang paling menonjol dalam perubahan lingkungan bisnis. Komunikasi pemasaran merupakan pendekatan interdisiplin antara disiplin manajemen dan disiplin komunikasi. Komunikasi pemasaran dapat dikatakan sebagai sebuah kajian tentang


(39)

24 komunikasi dalam lingkup manajemen pemasaran, dan kajian pemasaran dalam lingkup komunikasi.

d. Proses dalam Mengembangkan Komunikasi yang Efektif

Menurut Kotler dan Armstrong, (1992:127) dalam menyusun komunikasi pemasaran yang spesifik, komunikator harus memahami sembilan unsur dari setiap proses komunikasi, yaitu: pengirim, penerima, penyandian, dan penguraian isi sandi, pesan, media, tanggapan, umpan-balik, dan gaduh. Tugas komunikator yang pertama adalah mengidentifikasi audiens sasaran dan karakteristiknya. Selanjutnya, menetapkan tanggapan yang dikehendaki, apakah tanggapan itu berupa kesadaran, pengetahuan, kegemaran, referensi, keyakinan, atau pembelian. Kemudian pesan disusun sedemikian baiknya sehingga mempunyai isi, struktur, dan format yang berhasil guna. Setelah itu, media harus dipilih, baik komunikasi pribadi ataupun komunikasi bukan pribadi. Pesan harus disampaikan oleh seseorang yang memiliki kredibilitas sumber yang baik, orang yang ahli, layak dipercaya, dan mempesona. Akhirnya komunikator harus memantau berapa banyak audiens sasaran yang menjadi sadar dan mencoba produk bersangkutan dan memuaskan. Sembilan unsur dalam proses komunikasi adalah

1. Pengirim


(40)

25

2. Penyandian

Proses penempatan pikiran ke dalam bentuk lambang

3. Pesan

Seperangkat lambang yang dikirimkan pengirim.

4. Media

Saluran komunikasi yang digunakan sebagai alat untuk memindahkan pesan dari pengirim ke penerima.

5. Penguraian Isi Sandi

Proses dimana penerima menguraikan arti lambang yang disandikan.

6. Penerima

Pihak yang menerima pesan yang dikirim oleh pihak lainnya.

7. Tanggapan

Reaksi penerima setelah pesan disampaikan kepada mereka.

8. Umpan Balik

Bagian tanggapan dari penerima yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim.

9. Gaduh

Penyimpangan yang tidak direncanakan atau gangguan selama berlangsungnya proses komunikasi yang mengakibatkan penerima mendapatkan pesan yang berbeda dari yang dimaksudkan pengirim.


(41)

26 3. Promosi Event

Dalam penyelenggaraan event, faktor promosi salah satu unsur yang sangat penting dan tidak dapat dilupakan. Faktor promosi sangat mempengaruhi kualitas dan kesuksesan sebuah event. Promosi yang bagus dan tepat sesuai target market akan berdampak bagus pada pengunjung, begitu pula sebaliknya promosi yang lemah akan berdampak buruk pada pengunjung. Menurut Indro Kimpling (2009:205) memulai publikasi atau promosi sebuah gelaran event, perlu diatur dengan strategi sedemikian rupa agar tepat sasaran pasar. Promosi yang terlau dini maupun yang terlalu singkat justru menjadikan event sepi dari peminat. Jangka waktu promosi yang ideal adalah minimal 12 hari, maksimal 18 hari. Pengaturan strategi pemunculan materi promosi perlu disusun dengan strategi yang tepat sasaran, antara lain:

a. Pemberitaan Media Cetak

Melalui konperensi pers dapat dilakukan pada hari ke 19 sebelum hari H. Sebelum mengadakan konperensi pers harus sudah menyiapkan materi tulisan secara umum tetapi cukup informatif.

1. Materi tulisan pers I

Berisi hal-hal umum tentang visi misi, penampil, info tiket, dan sponsor event.

2. Materi tulisan pers II

Beredar pada hari ke 12 sebelum hari - H, berisi tentang hal-hal yang lebih spesifik tentang penampil


(42)

27 3. Materi tulisan pers III

Beredar pada hari ke 8 sebelum hari – H, berisi tentang profil masing-masing penampil

4. Materi tulisan pers IV

Beredar pada hari ke 5 sebelum hari – H, berisi tentang detail-detail program acara

5. Materi tulisan pers V

Beredar pada hari ke 3 sebelum hari – H, berisi tentang animo masyarakat, keistimewaan event, penampil dan lain-lain

6. Materi tulisan pers VI

Beredar pada hari ke 2 sebelum hari – H, merupakan hasil konperensi pers dengan kehadiran para penampil, ini dilakukan pada 2 atau 1 hari sebelum hari – H dimana para penampil telah hadir di lokasi event. Walaupun para wartawan telah memperoleh materi tulisan dari hasil wawancara langsung dengan para penampil, sebaiknya panitia tetap menyiapkan materi tulisan pers yang berbeda sabagai bahan tambahan. b. Iklan Media Cetak

Memasang iklan di media cetak memerlukan suatu strategi yang tepat terutama pemilihan waktunya. Disamping itu, perlu melakukan dialog dengan pengelola media cetak tersebut tentang penempatan halaman iklan event kita. Walaupun iklan tersebut merupakan hasil kerja sama, tidak berarti dapat dimuat pada halaman seadanya. Penempatan


(43)

28 halaman iklan event yang kurang tepat dapat berakibat pada kurang efektifnya daya promosi iklan tersebut. Untuk mendaptkan space iklan yang tepat sebaiknya penempatan iklan diarahkan pada halaman rubrik hiburan, dan kalau bisa di halaman ganjil (sudut pandang kanan dari mata pembaca).

c. Iklan Radio

Penayangan spot iklan radio ini, bisa dilakukan penuh selama 12 hari sampai hari – H, dengan frekuensi minimal 5 kali spot per hari. Jangan lupa membuat draf tulisan materi spot iklannya, dengan perkiraan durasi baca kurang dari 60 detik, dan memuat info-info penting ringkas tetapi jelas.

d. Penyebaran Leaflet

Penyebaran leaflet bisa dilakukan diberbagai tempat strategis dan dilakukan beberapa kali. Adapun teknis penyebaran leaflet yang tepat adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Tempat

- Pusat perbelanjaan, pada mobil pengunjung atau dibagikan langsung kepada pengunjung

- Toko kaset, restoran, stasiun radio, kafe, hotel - Pada pengunjung suatu gelaran event

- Disisipkan pada majalah atau surat kabar, dengan menghubungi agen sirkulasi koran atau majalah


(44)

29

2. Pemilihan Waktu

- Bisa terus menerus atau secara periodik per 3 hari mulai hari ke 12 sebelum hari – H, tergantung anggaran yang dimiliki

- Untuk tempat-tempat radio, kafe. restoran, hotel, hanya perlu meletakkan leaflet pada tempat yang sudah tersedia e. Penyebaran Poster

Penyebaran atau penempelan poster untuk saat sekarang menjadi suatu hal yang tidak begitu mudah karena tempat-tempat penempelan poster sudah diatur oleh pemerintah daerah setempat. Ada cara kreatif yang bisa dilakukan yaitu dengan cara melakukan pendekatan dengan pihak-pihak tertentu untuk bisa menempel poster dengan alat yang baik dan benar. Pendekatan bisa dilakukan dengan pihak-pihak pengelola media radio, kafe, restoran, hotel, tempat hiburan umum, pusat perbelanjaan, papan pengumuman di sekolah atau perguruan tinggi, kantor instansi dan lain lain.

f. Pemasangan Spanduk Jalan, Baliho, Cover Billboard

Waktu pemasangan yang ideal adalah 12 hari sebelum hari – H, tetapi yang penting adalah mengurus izin dan membayar pajak pemasangannya. Karena tanpa diurus dengan baik, maka resiko spanduk hilang atas diturunkan aparat sangat besar, artinya terjadi pemborosan pada sektor ini. Untuk spanduk rentang jalan, pemerintah setempat biasanya telah menyediakan tempat-tempat khusus, yang


(45)

30 perlu dicermati adalah pengawasan setiap hari jangan sampai spanduk yang sudah dipasang tertutup oleh spanduk promosi event lain. Untuk pemasangan cover billboard biasanya di miliki oleh advertising agency yang bisa disewa untuk jangka waktu tertentu.

4. Kajian Riset Terdahulu

Untuk menghindari kesamaan dalam penelitian ini, peneliti menyajikan penelitian lain yang berkaitan dengan event Jogja Air Show ataupun penelitian tentang strategi promosi event lainnya. Ini bertujuan untuk membedakan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakuakan oleh orang lain. Adapun penelitian sebagai perbandinagan sebagai berikut:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Fiqih Agnes Putri Mahasiswa D3 Jurusan Pariwisata UGM dengan Judul “Peran Dinas Pariwisata DIY dalam mengembangkan kawasan Pantai Selatan Yogyakarta melalui Event Olahraga Kedirgantaraan Jogja Air Show”. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan tentang paran apa yang dilakukan Dinas Pariwisata DIY dalam mengembangkan pariwisata pantai selatan Yogyakarta melalui event Jogja Air Show dan dampak event Jogja Air Show terhadap masyarakat sekitar pantai selatan Yogyakarta. b. Penelitian yang dilakukan oleh Gestanda Hertama, Mahasiswa Ilmu

Komunikasi UMY dengan judul “Management Event Dieng Culture Festival 2014 dalam mendukung peningkatan jumlah wisatawan


(46)

31 peneliti memfokuskan pada pengelolaan event Dieng Culture Festival yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara dalam mendukung peningkatan jumlah wisatawan di Kabupaten Banjarnegara tahun 2014.

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitan yang sudah diuraiakan diatas adalah dalam penelitian ini peneliti memfokuskan strategi promosi event Jogja Air Show 2015 yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY dalam mendukung peningkatan jumalah wisatawan pantai selatan Kabupaten Bantul tahun 2015.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Creswell (Djunaidi dan Fauzan, 2014:26) mengemukakan penelitian kualitatif sebagai “qualitative research is an inquiry of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzed words, reports detealed views of informants, and conducts the study in natural

setting” (penelitian kualitatif merupakan suatu proses penyelidikan pemahaman berdasar pada tradisi metodologis terpisah yang mengekplorasi suatu masalah sosial atau manusia. Peneliti membangun sesuatu yang kompleks, gambaran yang holistik,


(47)

32 meneliti kata-kata, laporan yang merinci suatu pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan alam).

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya. Dalam penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat, 2000:24-24).

Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and explore), kedua, menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskripttif dan penjelasan. Beberapa penelitian memberikan deskripsi situasi yang kompleks dan arah penelitian selanjutnya. Penelitian lain memberikan penjelasan mengenai hubungan antara peristiwa dengan makna, terutama persepsi partisipan.


(48)

33 Dalam penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak mengkaji hipotesa atau membuat prediksi, karena memfokuskan pada analisis strategi promosi event Jogja Air Show 2015 yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY. Melalui penelitian dengan deskriptif kualitatif ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang utuh, jelas, dan mendalam mengenai

“Strategi Promosi event Jogja Air Show 2015 dalam mendukung peningkatan jumlah wisatwan pantai selatan Kabupaten Bantul

tahun 2015”.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pariwisata DIY di Jl. Malioboro No 56, Suryatmajan, Danurejan, Yogyakarta, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul di Jl, Lingkar Manding, kompleks perkantoran Pemkab Bantul, dan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) di kompleks Lanud TNI AU Adisucipto Yogyakarta. 3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi dalam memperoleh informasinya. a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar


(49)

34 dibagi menjadi dua, yaitu wawancara tak struktur dan wawancara struktur. Wawancara tak struktur disebut juga wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (open-ended interview), wawancara etnografis, sedangkin wawancara struktur sering juga disebut wawancara baku (standardized interviw), yang susunan pertanyaan sudah ditetapkan sebelumnya dengan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan (Mulyana, 2014:180). Menurut Patton (Jonathan, 2006:224) Teknik wawancara dalam penelitian pendekatan kualitatif dibagi menjadi tiga kategori, yaitu wawancara dengan melakukan pembicaraan informal (informal conversational interview), wawancara umum yang terarah (general interview guide approach), wawancara terbuka yang standar (standardized open-ended interview). Dalam penelitian ini narasumber yang akan diwawancara adalah pihak-pihak yang yang mempunyai pengaruh dan kepentingan dalam event Jogja Air Show 2015, serta memiliki kaitan erat dengan masalah yang diteliti.

1. Bambang Nugroho, selaku pelaksana event Jogja Air Show Tahun 2015.

2. Wardoyo, Kabid Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata DIY 2016


(50)

35 3. Muhammad Halim, Kabid Obyek dan Daya Tarik Wisata

Dinas Pariwisata DIY 2015

4. Sudiyantoro, Kabid Kesekretariatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul

b. Dokumentasi

Kegiatan mengumpulkan data, baik dari dokumen Dinas Pariwisata DIY, Dinas Pariwisata Bantul, FASI (Federasi Aero Sport Indonesia). Serta memenfaatkan berbagai macam data dan teori yang dikumpulkan melalui buku-buku, majalah, poster, dan informasi non manusia sebagai penunjang seperti dokumnen, agenda, kliping, koran, dan hasil penelitian yang berkaitan dengan strategi promosi event Jogja Air Show 2015. Selain itu peneliti juga memanfaatkan data-data dari internet yang bersumber dari media online yang informasinya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana penelitian. Peneliti dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang


(51)

36 diteliti. Penggunaan dokumen ini berkaitan dengan apa yang disebut analisis isi. Cara menganalisis isi dokumen adalah dengan memeriksa dokumen secara sistemik bentuk-bentuk komunikasi yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk dokumen secara obyektif (Jonathan, 2006:226). Jenis dokumntasi yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi proposal event Jogja Air Show 2015, laporan kegiatan, catalog, dan foto-foto event Jogja Air Show 2015.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan and Biklen (Djunaidi dan Fauzan, 2014:247) analisis adalah by data analysis we mean the process of systematically searching and arranging the interviw transcripts, fieldnotes, and other materiils that you accumulate to enable you to come up with findings. Data interpretation rifers to developing ideas about your finding and relating yhem to the literature and to broader concerns and concepts. Analysis involves working with the data, organizing them, breaking them into manageable units, coding them, synthesizing them, and searching for patterns. Menurut uraian tersebut analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan unit yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa-apa yang penting dan apa-apa yang dipelajari, dan


(52)

37 memutuskan apa-apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Efendi dan Chris, (1989:263) analisi data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih kecil, mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Adapun proses dari analisis data kualitatif menurut Seiddel (Djunaidi dan Fauzan, 2014:248) sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu di beri kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpukan, memilih dan memilah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya. c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu

mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. 5. Validitas Data

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuisioner didalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya (Singarimbun dan Effendi, 1989:124).

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan


(53)

38 pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Adapun teknik tersebut dapat dicapai dengan cara: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Patton dalam Moleong, 1993:178).


(54)

39 BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA DIY, DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANTUL DAN EVENT JOGJA AIR

SHOW A. Dinas Pariwisata DIY

1. Profil Dinas Pariwisata DIY

Terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan adalah cita-cita yang tertuang sebagai visi Dinas Pariwisata DIY dalam dokumen Renstra Dinas Pariwisata DIY tahun 2015. Sedangkan misi yang dicanangkan oleh Dinas Pariwisata DIY adalah mewujudkan destinasi pariwisata DIY yang berbasis budaya, lingkungan, kreatif dan inovatif, maju berkembang dan mampu menggerakkan peningkatan perekonomian masyarakat yang berkelanjutan serta mewujudkan sadar wisata dan sapta pesona bagi seluruh masyarakat DIY untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat melalui sektor kepariwisataan.

Perwujudan visi tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dengan melibatkan multistakeholders, mulai dari masyarakat lingkungan obyek wisata sampai dengan pelaku usaha dan jasa pariwisata. Tahapan tersebut kemudian direalisasikan program dan kegiatan yang


(55)

40 dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata DIY sesuai dengan yang telah ditetapakan dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan cara meningkatkan pengelolaan terhadap aset budaya daerah dan meningkatkan potensi dan daya tarik wisata di DIY.

Berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pariwisata memiliki tugas untuk melaksanakan urusan bidang pariwisata, kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah. Untuk melaksanakan tugasnya, maka Dinas Pariwisata mempunyai fungsi yaitu (1) penyusunan program kerja, (2) perumusan kebijakan teknis bidang pariwisata, (3) pengelolaan pengembangan kapasitas pariwisata, (4) penyelenggaraan pemasaran pariwisata, (5) pemberian fasilitasi bidang pariwisata Kabupaten atau Kota, (6) pelaksanaan pelayanan umum bidang pariwisata, (7) pemanfaatan budaya untuk promosi pariwisata, (8) pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja bidang pariwisata, (9) pelaksanaan kegiatan ketatausahaan, (10) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Struktur organisasi Dinas Pariwisata DIY dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, pembantu pimpinan dibantu oleh sekretariat yang terdiri dari sub bagian. Sedangkan pelaksana teknis terdiri dari bidang-bidang yang terdiri dari seksi-seksi, UPT dan kelompok jabatan fungsional.


(56)

41 2. Struktur Organisasi

3. Program Kerja

Dalam rangka melaksanakan misi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata maka guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan, melalui kebijakan peningkatan peran budaya sebagai basis kepariwisataan daerah berbasis masyarakat dengan inovasi produk, kekuatan pemasaran, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas, pengembangan SDM pariwisata serta sinergitas antar pelaku wisata. Untuk mewujudkan hal tersebut terangkum kegiatan dalam program sebagai berikut:

a. Program Pengembangnan Pemasaran Pariwisata; b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;


(57)

42 c. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata.

d. Program Pengembangan Desa Wisata

Kegiatan-kegiatan yang mendukung keempat program kurun waktu 5 tahun (2012-2017) adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3 Daftar Kegiatan

No Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan a Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

1 Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata

2 Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata 3 Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata

4 Pelaksanaan promosi pariwisata dalam dan luar negeri 5 Pengembangan statistik kepariwisataan

6 Pelatihan pemandu wisata terpadu

7 Pembuatan bahan-bahan promosi kepariwisataan 8 Penyusunan dan penerbitan tabloid pariwisata 9 Pengelolaan pelayanan informasi pariwisata 10 Penyelenggaraan Fam Tour

b Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 1 Pengembangan objek pariwisata unggulan

2 Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata

3 Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi 4 Pemberdayaan masyarakat sadar wisata dan kampanye sapta pesona 5 Pengembangan obyek pariwisata strategis prioritas


(58)

43 B. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul

1. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Sesuai Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul. Kedudukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan. Dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah melaksanakan urusan rumah tangga pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pariwisata dan kebudayaan.

c Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata 1 Pengembangan dan penguatan informasi dan database 2 Pengembangan dan penguatan litbang pariwisata

3 Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata

4 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata 5 Pengembangan SDM dan profesionalisme bidang pariwisata

6 Fasilitasi penyelenggaraan forum komunikasi pelaku pariwisata 7 Fasilitasi penyelenggaraan event pepariwisataan

8 Penyelenggaraan event keperiwisataan d Program Pengembangan Desa Wisata

1 Fasilitasi penyelenggaraan event di Desa wisata 2 Peningkatan sarana dan prasarana Desa Wisata


(59)

44 Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi yaitu perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan pariwisata, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kebudayaan dan pariwisata, pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan dan pariwisata, pelaksanaan kesekretariatan Dinas dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tujuan Menggali, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan daerah untuk memperkuat jati diri dan kepribadian masyarakat dalam menghadapi derasnya arus globalisasi budaya serta melestarikan dan mewujudkan destinasi pariwisata Kabupaten Bantul yang berwawasan lingkungan dan mengacu standar lainnya. Mewujudkan profesionalisme pelayanan kantor, mengoptimalkan peran pelaku pariwisata, mewujudkan produk pariwisata daerah yang dikenal secara luas, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan daerah sebagai jati diri dan kepribadian masyarakat di tengah-tengah pergaulan antar bangsa. Melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan kualitas destinasi pariwisata Kabupaten Bantul, meningkatkan profesionalisme fungsi kantor, meningkatkan peran pelaku pariwisata, menyebarluaskan informasi pariwisata dan melaksanakan promosi pariwisata di dalam dan di luar DIY. Kebijakan Melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan daerah, mendorong upaya-upaya cross-cultural understanding, mendukung upaya pengembangan budaya yang khas dan sesuai nilai-nilai setempat. Memperhatikan pendekatan yang berwawasan budaya dan lingkungan, pemanfaatan dan kelestarian potensi, kerjasama lintas sektoral dan


(60)

45 lintas wilayah, perencanaan yang sistematis dan berkesinambungan dan pelibatan semua stakeholder pariwisata.

Mengutamakan profesionalisme dan pelayanan prima kantor pariwisata, memperhatikan aspek pemasyarakatan Sapta Pesona serta berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan kepada wisatawan. Mengutamakan materi informasi dan promosi yang informatif, menarik, efisien, efektif dan sesuai sasaran program pengembangan nilai budaya, pengelolaan kekayaan budaya, pengelolaan keragaman budaya, pengembangan kerjasama, pengelolaan kekayaan budaya, pengembangan destinasi pariwisata, pelayanan administrasi perkantoran, peningkatan sarana dan prasarana aparatur, peningkatan disiplin aparatur, fasilitas pindah atau purna tugas PNS, peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, pengembangan kemitraan, pengembangan pemasaran pariwisata.

Visi dan Misi dalam rangka mendukung terwujudnya visi Kabupaten Bantul Projotamansari (produktif, profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat, dan asri) sejahtera, demokratis, dan agamis, dengan memperhatikan perkembangan pasca bencana gempa bumi dan tsunami, mempertimbangkan potensi kebudayaan dan kepariwisataan beserta aspek-aspek pendukungnya, dan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul sesuai Perda No. 16 Tahun 2007, maka Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul dalam pembangunan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bantul adalah lestari dan berkembangnya kebudayaan dan pariwisata yang memberdayakan dan mensejahterakan rakyat. Misi menggali, melestarikan,


(61)

46 dan mengembangkan kebudayaan daerah untuk memperkuat jati diri dan kepribadian masyarakat. Melestarikan dan mengembangkan pariwisata yang berbasis pada budaya, alam, dan minat khusus melalui berbagai bentuk pelestarian dan pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan pengayaan pengetahuan. Meningkatkan profesionalisme pengelolaan pariwisata dan kebudayaan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, manajemen, dan sumber daya manusia. Memasarkan produk pariwisata daerah secara luas baik di tingkat nasional maupun internasional.

2. Struktur Organisasi KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET

BIDANG PEMASARAN DAN

KEMITRAAN

SEKSI PROMOSI DAN BIMBINGAN WISATA SEKSI KEMITRAAN USAHA BIDANG KEBUDAYAAN SEKSI BUDAYA DAN KESENIAN SEKSI SEJARAH DAN KEPURBAKALAAN BIDANG SARANA DAN OBYEK

SEKSI SARANA DAN PRASANA WISATA

SEKSI PENGEMBANGAN

DAYA TARIK


(62)

47 3. Program Kerja

Bidang Sekretariat, terdiri atas : a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya Air dan listrik c. Penyediaan jasa administrasi keuangan

d. Penyediaan jasa kebersihan kantor

e. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

f. Penyediaan komponen instalasi listrik atau penerangan bangunan kantor

g. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

h. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan Perundang-Undangan i. Penyediaan Makanan Minuman

j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah k. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah l. Penyediaan jasa keamanan

Bidang Kebudayaan, terdiri atas :

a. Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah

b. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya

c. Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah

Bidang Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata, terdiri atas : a. Pengembangan obyek pariwisata unggulan


(63)

48 b. Pemantauan dan evaluasi pelaksana program pengembangan

destinasi pariwisata

c. Pengembangan paerah tujuan wisata

d. Pemeliharaan rutin berkala sarana dan prasarana obyek wisata e. Peningkatan pelayanan kepariwisataan

Bidang Pemasaran dan Kemitraan, terdiri atas :

a. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri

b. Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata c. Pengembangan SDM dan profesionalisme bidang pariwisata C. Event Jogja Air Show

Jogja Air Show merupakan event tahunan Dinas Pariwisata DIY yang diselenggarakan sejak tahun 2005 bekerjasama dengan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Pengda DIY, Lanud Adisucipto Yogyakarta, Disbudpar Kabupaten Bantul dan stakeholders pariwisata DIY. Kegiatan ini menyuguhkan atraksi dari berbagai macam cabang olahraga dirgantara yang ada dibawah naungan FASI seperti paralayang, gantolle, paramotor, pesawat swayasa, aeromodelling, dll.

Mengambil ditempat di kawasan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok di Kabupaten Bantul sebagai lokasi penyelenggaraan, Jogja Air Show mampu menjadi salah satu event kepariwisataan berskala besar di DIY. Peresmian kawasan Pantai Depok menjadi Depok Aerosport Centre pada tahun 2014 oleh Mentri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia makin mengukuhkan posisi


(1)

Jawab: seluruh atlit olahraga dirgantara di Indonesia dan Luar Negeri dan wisatawan nusanatara dan mancanegara.

7. Bagaimana Dinas Pariwisata DIY dalam mengkomunikasikan penyelenggaraan event tersebut terhadap target audience?

Jawab: kami berusaha dengan meningkatkan promosi baik promosi secara langsung, maupun promosi melalui internet dan media masa.

8. Siapa saja yang terlibat dalam penyelenggarakan event Jogja Air Show 2015?

Jawab: Kemenpora, Kemenpar, Dinpar DIY, Dinpar Kabupaten Bantul, FASI DIY.

9. Bagaimana strategi promosi untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke dalam penyelenggarakan event Jogja Air Show 2015? Jawab: pengemasan mindset desain event, menata konsep dengan terpadu, membangun desain perfomence yang mempunyai potensi kelebihan, serta mengevaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya.

10.Apa dampak event Jogja Air Show 2015 terhadap pariwisata pantai selatan Kabupaten Bantul?

Jawab: bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar, meningkatkan jumlah wisatawan, meningkatkan PAD.

11.Apa ada pengaruh terhadap jumlah pengunjung pantai selatan kabupaten bantul dibandingkan dengan hari-hari biasa?

Jawab: ada, dalam sepekan pantai selatan hanya dikunjungi sebanyak 20.000 wisatawan, sedangkan dalam pelaksanaan JAS 2015 selama tiga hari dapat dikunjungi sebanyak 26.000 wisatawan.

12.Bagaimana Perencanaan promosi event Jogja Air Show dilakukan?

Jawab: Perencanaan promosi event Jogja Air Show 2015 sudah kami rencanakan setahun sebelum penyelenggaraan. Setelah evaluasi event JAS 2015 termasuk didalamnya promosi dan komunikasi dengan stakeholder yang terlibat.

13.Apa saja yang dilakukan dalam perencanaan promosi event Jogja Air Show 2015?


(2)

Jawab: Dalam perencanaan promosi kami menentukan penanggung jawab promosi, tujuan promosi, sasaran promosi, strategi promosi dan anggaran promosi.

Pelaksanaan Promosi

1. Bagaimana strategi promosi event Jogja Air Show 2015 dilakukan?

Jawab: Dalam promosi event Jogja Air Show kami menggunakan berbagai macam cara, baik promosi media massa, promosi media online, pameran, dll. Dan promosi yang paling gencar kami lakuakan adalah dengan sosial media seperti facebook, twitter, youtube.

2. Promosi apa saja yang digunakan dalam event Jogja Air Show 2015? Jawab: Promosi yang kami lakukan menggunakan berbagai macam media diantaranya media massa, media sosial, iklan media luar ruang, talkshow, pameran dirgantara, pembentangan spanduk di udara dan bekerjasama dengan pengelola pantai parangtritis.

3. Promosi dengan media apa yang berhasil dalam event tersebut?

Jawab: Promosi yang paling gencar dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi adalah promosi melalui media sosial.

4. Apa yang menjadi hambatan dalam promosi event Jogja Air Show?

Jawab: keterbatasan anggaran menjadi kendala kami dalam melakukan promosi event Jogja Air Show 2015, sehingga ada beberapa program promosi yang belum bisa terlaksana.

Evaluasi

1. Kapan dilakukan kegiatan evaluasi event Jogja Air Show 2015?

Jawab: Evaluasi kami lakukan pada saat pembubaran panitia kegiatan Jogja Air Show dimana disitu juga dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh baik pelaksaan acara, promosi dll. Evaluasi tersebut diikuti semua stakeholder yang terlibat yaitu Dinpar DIY, FASI DIY, Dinpar Kabupaten Bantul.


(3)

2. Apa yang menjadi evaluasi dalam event tersebut?

Jawab: Catatan pertama promosi dalam pelaksanaan event Jogja Air Show 2015 adalah belum adanya tim promosi yang berasal dari kalangan professional dan minimnya anggaran promosi yang dikeluarkan yang bersumber dari APBD Pemda DIY dan minimnya promosi melalui iklan di media massa nasional baik cetak atau elektronik. Kedepan untuk penyelenggaran event Jogja Air Show tahun berikutnya harapannya anggaran promosi dari APBD Pemda DIY bisa lebih besar, sehingga bisa melakukan promosi melalui iklan di media massa nasional. Karena event Jogja Air Show yang levelnya nasional memerlukan promosi yang lebih besar

3. Apa tindakan yang dilakukan setelah evaluasi?

Jawab: Setelah ada kegiatan evaluasi kami berusaha untuk melaksanakan yang menjadi catatan pada evaluasi tersebut dan akan membenahi catatan tersebut pada event tahun berikutnya.

4. Apa harapan setelah dilakukan evaluasi?

Jawab: Setelah adanya evaluasi harapan kami program promosi pada event Jogja Air Show lebih baik dan ada peningkatan dari tahun ke tahun.


(4)

PELAKSANA KEGIATAN

Bambang Nugroho, Wawancara dengan pelaksana kegiatan

1. Sejak kapan terlibat dalam panitia penyelenggarakan event Jogja Air Show?

Jawab: kami terlibat dalam panitia Jogja Air Show sejak tahun 2010. 2. Peran apa saja yang dilakukan dalam event Jogja Air Show 2015?

Jawab: kami mengurusi properti dan konsep acara mulai dari welcome dinner sampai penutupan.

3. Bagaimana penyelenggarakan event Jogja Air Show 2015 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?

Jawab: lebih rame, item kegiatan lebih banyak seperti pemecahan rekor muri, lomba sepatu roda, lomba fotografi, lomba mewarnai dll.

4. Apa yang menjadi keistimewaan event Jogja Air Show 2015 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?

Jawab: dalam penyelenggaraan JAS 2015 panitia mendatangkan peserta dari Luar Negeri yaitu Malaysia, Singapura.

5. Apa yang menjadi perbedaan event Jogja Air Show 2015 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?

Jawab: pada event JAS 2015 diadakan pra kegiatan yaitu pameran kedirgantaraan di Jogja City Mall.

6. Bagaimana konsep acara event Jogja Air Show 2015?

Jawab: mengumpulkan atlit dirgantara di seluruh Indonesia yang kemudian diadakan kompetisi-kompetisi kedirgantaraan.

7. Kegiatan apa saja yang ada di dalam event Jogja Air Show 2015?

Jawab: Lomba Paralayang, Lomba Terjun Payung, Lomba Aeromodeling, Lomba Paramotor, Lomba Sepatu Roda, Lomba Fotografi, Lomba Mewarnai, dan Pameran Foto.

8. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan event Jogja Air Show 2015?

Jawab: masalah cuaca, jadi harus bener-bener bisa melihat situasi udara, angin, tanpa mengetahui hal itu tidak bisa melakukan penerbangan.


(5)

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANTUL Sudiyantoro, Kabid Kesekretariatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul

1. Apa peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul dalam event Jogja Air Show 2015?

Jawab? Pengadaan logistik, seksi tempat,dan sebagai penyambut semua tamu yang terlibat dalam JAS 2015.

2. Apa manfaat JAS 2015 bagi pariwisata pantai selatan Kabupaten Bantul? Jawab: PAD Kabupaten Bantul meningkat, berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat sekitar pantai selatan, meningkatkan brand image pariwisata Bantul khususnya pantai selatan.

3. Apa ada dampak pengunjung pantai selatan?

Jawab: Jelas ada, karena dengan adanya event JAS 2015 masyarakat berbondon-bondong untuk menyaksikan perlombaan olahraga kedirgantaraan.

4. Apa hambatan yang dialami Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul dalam gelaran event JAS 2015?

Jawab: Relatif tidak ada hambatan, karena hanya sebagai penyedia logistik dan menyambut tamu bukan sebagai pelaksana kegiatan.

5. Sebagai tuan rumah persiapan infrastruktur apa saja untuk membuat nyaman semua peserta dan pengunjung?

Jawab: Dari sisi keamanan lalu lintas berkordinasi dan melibatkan Dinas Perhubugan dan Satlantas Polres Bantul, dari segi keamanan peserta lomba menyiagakan personil SAR di sepanjang pantai parantritis dan depok. 6. Apa tujuan event JAS 2015 secara umum bagi pariwisata Kabupaten

Bantu?

Jawab: sebagai media dan sarana untuk mempromosikan pariwisata Bantul khususnya Pantai Parantritis dan Depok.

7. Apa harapan event Jogja Air Show kedepan?

Jawab: harapan kami event JAS lebih besar dan baik dalam pelaksanaannya serta bermanfaat bagi semua pihak, dari sisi keamanan harus ditingkatkan untuk meminimalisir kecelekaan laut, persiapan peserta dan panitia harus matang dan terkordinasi.


(6)