Dewan pengawas Komite TINJAUAN KHUSUS RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Direktorat umum dan operasional terdiri dari: a. bagian data dan informasi b. bagian hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat c. bagian umum d. instalasi e. kelompok jabatan fungsional Instalasi sebagai pelayanan non struktural dibentuk di lingkungan direktorat umum dan operasional yang terdiri dari Instalasi Farmasi, instalasi gizi, instalasi rekam medik, instalasi laundry, instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit IPSRS, instalasi sterilisasi pusat, instalasi kesehatan lingkungan, instalasi bank darah, instalasi gas medik, instalasi sistem informasi rumah sakit SIRS, dan instalasi kedokteran forensik dan pemulasaraan jenazah.

3.1.7.6 Unit-unit Non Struktural

Unit-unit non struktural RSUP H. Adam Malik terdiri dari dewan pengawas, komite, satuan pemeriksaan intern, dan instalasi.

a. Dewan pengawas

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109PMK.052007 tentang Dewan Pengawas Badan Layanan Umum, Dewan Pengawas adalah organ BLU yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLU. Pembentukan Dewan Pengawas berlaku hanya pada BLU yang memiliki : a. realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran tahun terakhir, minimum sebesar Rp15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah, danatau b. nilai aset menurut neraca, minimum sebesar Rp75.000.000.000,00 tujuh puluh lima miliar rupiah. Universitas Sumatera Utara Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3 orang atau 5 orang disesuaikan dengan nilai omzet danatau nilai aset, serta seorang di antara anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas. Di RSUP. H. Adam Malik memiliki 5 orang anggota Dewan Pengawas.

b. Komite

Komite merupakan wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf Medis Fungsional SMF dalam melaksanakan pengawasan dan review terhadap pelayanan pasien, mutu pelayanan medis, rekomendasi penetapan staf medis, audit medis dan pengawasan etika dan disiplin profesi medis dan juga merupakan wadah non struktural kelompok profesi medis yang keanggotaannya teridiri dari ketua- ketua SMF atau yang mewakili SMF secara tetap, dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Salah satu yang termasuk dalam komite medik adalah komite farmasi dan terapi. Komite farmasi dan terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 dokter, apoteker dan perawat. Peran apoteker sebagai sekretaris di KFT sangatlah penting karena semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini, sehingga dengan keberadaan apoteker di KFT dapat turut ambil bagian menetapkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta evaluasinya dalam bentuk formularium. Komite etik dan hukum mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada direktur utama dalam hal menyusun dan merumuskan medicoetikolegal dan etik pelayanan rumah sakit, penyelesaian masalah etik kedokteran, etik rumah sakit Universitas Sumatera Utara serta penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit, pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws serta medical staff bylaws, gugus tugas bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di rumah sakit.

c. Satuan Pemeriksaan Intern SPI